Anda di halaman 1dari 27

Kegiatan Pembelajaran 3: Implementasi Lanskap dan Taman

Capaian Kegiatan Belajar


Mahasiswa dapat melakukan implementasi lanskap dan taman

Sub Capaian Kegiatan Belajar

1. Mahasiswa dapat menjelaskan aneka gaya taman dalam arsitektur


2. Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam taman
3. Mahasiswa dapat menjelaskan gaya-gaya taman
4. Mahasiswa dapat mendesain lanskap taman
5. Mahasiswa dapat mengimplementasi taman terbuka hijau
6. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen lanskap pada pengelolaan ruang

Pokok-Pokok Materi

1. Aneka Gaya Taman Dalam Arsitektur


2. Macam-Macam Taman
3. Gaya-gaya Taman
4. Mendesain Lanskap Taman
5. Implementasi Taman Terbuka Hijau
6. Komponen Lanskap pada Pengelolaan Ruang

Uraian Materi

A. Uraian Materi
1. Aneka Gaya Taman Dalam Arsitektur
Dalam meracang sebuah hunian rumah (tempat tinggal) biasanya terdapat beberapa
material pelengkap baik itu di bagian eksterior maupun interiornya. Bagian pelengkap ini
tentunya memiliki fungsi untuk memperindah bangunan yang telah ada maupun memberikan
nilai estetik yang lebih pada bangunan tersebut. Terdapat beberapa jenis gaya taman yang
dapat kita terapkan pada hunian modern yang ada, diantaranya adalah :
a. Gaya Mediteranian
Gaya ini termasuk yang paling cocok dipadukan dengan bangunan rumah minimalis.
Terlebih jika pemilik rumah ingin mendapatkan kesan kalem dan monokromatik. Taman gaya ini
memiliki karakter desain yang dapat menampilkan berbagai jenis tekstur dan bentuk tanaman
dalam warna hijau. Penggunaan tanaman seperti agave (Agave attenuate), yucca (Yucca sp),
nolina (Nolina longifolia), dan sikas (Cycas rumpii) yang bergaris tegas dapat mudah
berdampingan dengan tarikan garis arsitektur yang sama tegasnya. Jenis ini juga sangat sesuai
bila diberi pencahayaan khusus, sehingga taman tetap elok dipandang pada malam hari.

Gambar 1. Contoh taman bergaya mediterania (Sumber:


http://www.jasataman.co.id/2016/02/taman-mediterania.html)

Kehadiran elemen air seperti kolam ikan berbentuk segi empat, pancuran, juga pasu
(pot) tanaman air sangat pas melengkapi taman mediteranean. Elemen keras lain, seperti
lampu taman, patung hewan, pot dengan penyangga warna terang (krem, kuning muda) atau
gelap (hitam, abu-abu), dapat dikombinasikan dengan batu koral serak berwarna putih. Pilih pot
yang berbentuk simple dengan ornament geometris. Taman seperti ini merupakan pilihan
terbaik apabila Anda sering mengadakan pesta kebun atau acara malam hari. Jangan lupa
menggunakan tanaman pembatas dan penutup tanah yang bertekstur halus. Ini berfungsi
sebagai penyeimbang terhadap garis tegas. Contoh tanaman bertema mediterania dapat dilihat
pada Video 1 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=kbWQybmo3Qg).
b. Gaya Tropis
Untuk tampilan hunian yang lebih lembut, jenis tanaman ini dapat menjadi pilihan. Garis-
garis organik yang ditimbulkan dari taman tropis dapat menetralkan garis tegas pada arsitektur
minimalis. Jika ingin menerapkan gaya ini pada taman rumah minimalis, perhatikanlah warna
tanaman. Kekuatan tampilan hunian minimalis biasanya pada warna abu-abu atau lebih gelap.
Oleh karena itu, warna tanaman yang digunakan sebaiknya senada. Sebagai aksen dapat
menggunakan bunga merah atau pink yang kontras dengan warna bangunan. Video mengenai
contoh taman tropis dapat dilihat pada Video 2 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=xIeFk8fF_dM).
Apabila ada kolam atau elemen keras (lampu) sebaiknya yang bergaya minimalis juga.
Sentuhan tanaman air yang bertekstur halus, seperti papyrus (Cyperus papyrus), bamboo
putoy, dan teratai (Nelumbo Nucifera) dapat menjadi jembatan penghubung antara gaya
minimalis dan tropis. Video menganai tanaman yang digunakan untuk kebun bertema tropis
dapat dilihat pada Video 3 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=FS84RMwQPt0).
c. Taman Jepang
Walaupun sekarang kurang populer, taman jepang tetap dapat menjadi pilihan untuk
mempercantik hunian minimalis. Warna monokrom, seperti halnya taman mediteranean, akan
memperkuat gaya minimalis. Penggunaan elemen keras, seperti batu, pasir sisir, lonceng angin,
dan ancuran bambu, sangat serasi dengan garis minimalis. Contoh taman jepang dapat dilhat
pada Video 4 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gYzh6N1RoNM).

Gambar 2. Taman bergaya Jepang (Sumber: http://j-cul.com/konsep-taman-di-jepang-yang-


populer/)

Ketika mengadaptasi desain taman jepang disarankan untuk mengurangi kekentalan


nuansa jepang. Ini karena penggunaan beberapa elemen bernuansa Jepang dapat bertabrakan
dengan gaya bangunan. Misalnya, penggunaan lentera batu (toro) akan bertabrakan dengan
arsitektur rumah. Bonsai tidak disarankan karena bentuknya kaku. Ia cenderung akan
berkompetisi dengan arsitektur rumah. Cara pembuatan dan contoh taman Jepang dapat dilihat
pada Video 5 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?hl=id&v=6ljNRqu_Hxk&gl=ID).
d. Taman Amerika
Gaya ini memang tidak terlalu populer di Indonesia. Biasanya identik dengan penggunaan
berbagai semak warna-warni bertekstur lembut dan pohon yang rindang. Cocok untuk pemilik rumah
yang senang berkegiatan di luar rumah, berjiwa petualang, dan ingin tampil beda. Elemen
keras yang bisa digunakan adalah pergola, patio, meja piknik, barbeque pit, dan pagar-pagar
pendek yang mengelilingi semak.
Taman gaya Amerika ini mungkin kurang disukai masyarakat di Indonesia karena
menimbulkan kesan “tanaman liar di padang rumput”. Masyarakat Indonesia umumnya
menghendaki tampilan taman yang sejuk atau “bersih”. Namun ini bukan berarti taman Amerika
tidak bisa diaplikasikan. Taman Amerika cocok apabila tersedia lahan cukup besar, sehingga
taman pun tidak berkesan kumuh. Contoh taman amerika dapat dilihat pada Video 6 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=y6P3uPsFsCA).
Sebagai elemen keras, pada taman ini bisa dilengkapi pergola. Bahan pergola dapat
berupa besi, sehingga tahan lama dan menjadi komplemen arsitektur rumah. Sebagai
pelengkap pergola pilihlah tanaman Bunga yang lembut, seperti morning glory (lpomoea
lobata), air mata pengantin (antigonon leptotus), dan melati rambat (jasminum officinale).
Disarankan, pilih tanaman yang beraroma harum.
e. Taman Inggris
Taman gaya ini cocok untuk bangunan yang ingin membentuk kesan megah
(monumental). Identik dengan penggunaan cemara lilin (Cupressus sempervirens), rumput
manila yang terpelihara rapi, serta semak bunga yang disusun dengan pola simetris dan kaku.
misalnya, berpola kotak-kotak atau lingkaran. Dalam menyusun pola simetris, kita harus
memperhatikan letak kolom ruamh, pagar, dan bentuk drive way. Elemen keras yang dapat
digunakan antara lain pancuran atau bird bath, lampu taman yang tinggi, dan kursi taman
berbahan besi. Contoh taman Inggris dapat dilihat pada Video 7 (SUmber:
https://www.youtube.com/watch?v=RBBqAUSKbto).

Gambar 3. Taman bergaya Inggris (Sumber:


http://eropa.panduanwisata.id/inggris/sejarah/menikmati-keasrian-taman-bunga-di-arley-hall-
gardens-northwich-inggris/)
f. Taman Cina
Taman gaya China dirancang sangat detil sehingga suasana alam dapat dirasakan di dalam
taman. Untuk masuk ke dalam taman, pengunjung harus melalui pintu berbentuk lingkaran, disebut
pintu bulan. Dari semua gaya taman (gaya taman Jepang, Perancis, Itali, Inggris) hanya China yang
mempunyai pintu khusus untuk masuk ke dalam taman, berbentuk bulat.
Berdasarkan pintu berbentuk bulat, muncul rasa ingin tahu apa yang ada dibalik pintu.
Dari pintu, bentuk taman tidak langsung terlihat, tapi harus melewati jalur sirkulasi, berupa jalan
setapak yang berliku-liku. Pengunjung diajak berpindah dari satu suasana ke suasana yang
lain, sehingga akan ditemui pemandangan yang berbeda-beda. Pada saat tertentu, terlihat
pemandangan berupa tanaman, kolam, dan jembatan. Pada langkah berikut, pandangan
tertutup, dihadapkan pada rimbunan bamboo, jendela, atau pintu dengan ornamen China yang
unik, yang menutup sebagian pandangan. Ciri khas lain dari taman China berupa jembatan
yang melengkung dengan pagar. Rancangan pagar menggunakan material kayu dicat warna
merah, dengan desain yang detil dan unik. Di bawah jembatan terdapat kolam atau sungai kecil
yang ditumbuhi bunga lotus (simbol religi). Suasana semakin kuat, karena bonsai dan batu
yang terdapat di sekitar taman. Contoh tentang taman Cina dapat dilihat pada Video 8 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=Ttb2UtMUbIU).
2. Macam-Macam Taman
a. Taman Air
Air disamping menjadi kebutuhan pokok dari mahluk hidup juga merupakan sumber
inspirasi bagi manusia. Percikan serta pantulan dari benda yang berada di dekatnya sungguh
memberikan hal yang sangat mempesona. Oleh karena itu di berbagai negara pesona air ini
dijadikan suatu komponen pokok atau penunjang bagi terbentuknya suatu tatanan taman yang
indah seperti Taman Gaya Jepang, Taman Gaya Perancis, Taman Gaya Itali dan Taman Gaya
Bali. Uniknya tanaman tanaman air biasanya memiliki bentuk dan warna yang sangat memikat.
Tanaman-tanaman di sini beradaptasi terhadap lingkungannya yang berair dengan dua
cara. Secara vertikal seperti bunga berwarna ungu Ini adalah Kana Air atau Thalia Dealbata
(talia delbata) yang merupakan tanaman asli dari Amerika Serikat bagian tenggara. Atau secara
horizontal seperti Lotus atau Nelumbo Nucifera di tengah kolam. Bunga yang cantik ini berasal
dari Asia Timur dan Australia bagian Timur laut. Kami juga menanam Cyperus Papyrus terletak
di bagian depan dan belakang kolam dengan batangnya yang berwarna hijau tua serta daun
yang menyerupai rambut menjurai. Tanaman yang berasal dari Mesir ini digunakan oleh bangsa
tersebut sebagai sumber pembuat kertas pertama di dunia sejak tahun 2750 SM.
Gambar 4. Taman Air Sumber Inspirasi Bagi Manusia

(Sumber: https://www.tamanbunga-nusantara.com/en/en/taman)
b. Taman Mawar
Bunga Mawar yang indah berasal dari belahan bumi bagian utara atau tepatnya berasal dari
negara China. Pada abad pertengahan bunga mawar biasa disebut dengan Flos Florum yang berarti
bunga dari segala bunga. Bunga Mawar juga ditunjuk oleh Maria ibunda Isa sebagai lambang dari
kesempurnaan duniawi dan surgawi, dan bahkan sampai sekarang bunga mawar masih dianggap
sebagai bunga yang paling terkenal di seluruh penjuru dunia. Di negara-asalnya China, mawar telah
terkondisikan untuk beradaptasi dengan 4 iklim termasuk musim dingin atau musim salju. Pada saat
musim salju secara alamiah mawar ini meluruhkan seluruh dedaunannya dan menuju periode
penghentian pertumbungan atau beristirahat (dormant period), dan kembali berkembang pada saat
musim panas. Tentunya pada masa istirahat ini tanaman tersebut mempunyai kekuatan untuk
memberikan keindahan bunga yang lebih baik.
Taman Bunga Nusantara sering mendapatkan perlakukan khusus dimana tatacara
penyiraman, pemberian pupuk, dan penyiangan kami lakukan dengan seksama dan
perhitungan yang matang. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga kekuatan serta keindahan dari
mawar tersebut yang mana di daerah-daerah tropis bunga Mawar tidak memiliki masa dormant
atau masa istirahat. Contoh taman mawar dapat dilihat pada Video 9 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=cF1eh1sfXmo).
Gambar 5. Taman Mawar (Sumber: https://www.tamanbunga-nusantara.com/en/en/taman)

3. Gaya-gaya Taman
a. Gaya Eropa
 Taman biasanya teduh
 Terdapat bagian taman yang terpisah dengan bangunan induk dan dihubungi oleh
deretan tiang bulat tinggi besar disebut Colonnade.
 Kadangkala dilengkapi dengan kolam.
 Dikenal sebagai taman gaya kebun rajaatau taman khalifahatau gaya aristokratik(istilah
Itali) atau gaya feudal (istilah Indonesia).

Gambar 6. Taman gaya Eropah (Sumber:


http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-lansekap-adalah-ilmu-yang.html)

b. Gaya Pastoral Itali


 Taman merupakan bagian yang menyatu dari rumah gaya pedesaan.
 Taman nampak alamiah.
 Memberikan kesan damai dan sederhana.
 Masih ada unsur Colonnade dan kombinasi kelompok tanaman dari ukuran tinggi hingga
rendah.
Contoh taman bergaya italia dapat dilihat pada Video 10 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=CawST6agIXY).

Gambar 7. Taman Gaya Pastoral Itali (Sumber:


http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-lansekap-adalah-ilmu-yang.html)

c. Gaya Prancis
 Taman terkesan formal dengan memanfaatkan empat unsur taman seperti bunga-
bungaan yang ditanam dalam petakan-petakan (parterre), pohon pangkas, kolam
dengan kombinasi air mancur dan pohon-pohon meneduh.
 Taman merupakan bagian terpisah dari bangunan.
 Setiap bagian taman dihubungkan dengan jalan setapak dan diberikan beberapa tempat
atau bangunan kecil untuk beristirahat sejenak (gazebo).

Gambar 8. Taman gaya Perancis (Sumber:


http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-lansekap-adalah-ilmu-yang.html)
Taman-taman ala Perancis menarik perhatian masyarakat secara luas, apalagi di
Perancis sendiri terdapat lebih dari sejuta hektar taman, dan gaya taman tersebut merebak
hingga melewati perbatasan Perancis. Taman-taman karya Le Nôtre telah dijadikan sumber
acuan dan seluruh Eropa terinspirasi olehnya. Taman istana kerajaan Caserte di Italia, La
Granja di Spanyol, taman-taman di istana Schönbrunn di Austria atau Beloeil di Belgia,
merupakan contoh-contoh yang menakjubkan. Taman musim panas Saint-Petersbourg di Rusia
pun merupakan hasil luar biasa yang diilhami oleh karya dan gaya Le Nôtre. Pengaruh sang
ahli lanskap tersebut masih terasa hingga sekarang. Video mengenai taman rancis dapat dilhat
pada Video 11 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=BK6IGFCjwE4).
Kemajuan teknik yang dikuasai Le Nôtre menggerakkan para insinyur dan seniman, tak
ketinggalan pula berbagai bidang profesi yang terkait dengan penataan ruang hijau. Keahlian
lintas bidang ini masih diberlakukan hingga sekarang dalam pendidikan para calon ahli lanskap.
Nafas modern dalam karya-karya Le Nôtre terletak pada peleburan dengan alam sekitarnya
cakrawala, hutan, jalan-jalan, dan kota. Selain itu, ciri khas suatu tempat betul-betul dianalisis
dan dimanfaatkan : relief dan bukit, sudut pandang, garis orientasi medan, aliran air. Caranya
menciptakan hubungan dan kesinambungan, membangun transisi, dan menghubungkan
berbagai wilayah yang berbeda tetap menjadi sumber inspirasi yang benar-benar kontemporer.
Hal ini tertuang pada taman Riem di Munich, yang menampilkan pemandangan perpaduan
gunung, danau dan bukit. Di Normandia, Perancis, dekorator Jacques Garcia menggunakan
semua konsep tersebut untuk mereka kembali taman-taman istana Champ de Bataille.
Pengunjung tidak selalu menangkap konsep avant-garde di tempat-tempat itu namun
dengan mudah dapat merasakan keselarasan yang keluar dari taman bergaya Perancis.
Pengunjung terpukau oleh estetika yang teratur dan sering kali linier, di mana kolam air yang
berpadu di antara petak-petak tanaman hijau dan petak-petak simetris berbunga, memainkan
peranan penting. Taman gaya Perancis juga membutuhkan pekerjaan dan penataan besar-besaran
rekayasa hidrolik, kebun jeruk (orangeraie), rumah taman atau paviliun. Le Nôtre pandai
memanfaatkan kemajuan di bidang optik, hidrolik, topografi di jamannya, salah satunya penggunaan
alat-alat pengukur yang memungkinkannya menciptakan komposisi taman yang geometris dan
kompleks. Teras yang dinaikan, pemangkasan tanaman yang bertingkat-tingkat, bentuk dinding
yang memperbaiki garis perspektif, menempatkan pengunjung taman di tengah ruang yang
diciptakan, menjadi subyek ilusi dan efek-efek optis. Rumpun tanaman, dengan sudut yang
tersembunyi, menyimpan banyak kejutan, berbagai tempat rahasia dan perspektif baru. Di bawah
gaya klasik dan kesan sederhana terkuak suatu skenografi yang rumit dan bergaya spektakuler,
yang menampilkan keagungannya, seperti misalnya Les Grandes Eaux di istana
Versailles, suatu pertunjukan elok, berlatar musikal, yang memainkan sejumlah air mancur yang
tersebar di bebragai sudut taman istana.
Para pecinta taman jangan sampai melewatkan rangkaian seminar yang
diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Lanslap Perancis (Ecole Nationale Supérieure du
Paysage) tentang Le Nôtre yang visinya masih terasa dalam karya-karya ahli lanskap masa
kini. https://id.ambafrance.org/Taman-ala-Perancis-taman-bergaya atau www.ecole-paysage.fr
http://www.chateauversailles.fr
Desain taman Perancis merupakan desain masa Renaissance dengan bentuk-bentuk
geometrisnya. Perdu Taiwan Beauty yang dipangkas rapi membingkai bunga warna-warni ini
disebut parterre yang berasal dari frase bahasa Perancis, yaitu broderie de par terre atau
"sulaman di atas tanah".
Gaya taman seperti ini mencapai puncak ketenarannya pada masa kekuasaan Kaisar
Louis XIV di abad ke-17. Jenis tanaman hanyalah merupakan unsur kedua setelah penentuan
bentuk/desain taman. Taman ini diciptakan untuk melambangkan penguasaan manusia
terhadap alam. Keindahan Taman Perancis dapat Anda nikmati dari dekat maupun dari
kejauhan. Untuk melihat bentuk-bentuk geometrisnya secara keseluruhan kami undang Anda
untuk melihatnya di atas Menara Pandang.
d. Taman Rahasia
Konsep Taman Maze atau lebih dikenal dengan nama Taman Labyrinth, Hoiuse of
Daedalus, Troy of Town atau The Wall of Troy telah ada berabad-abad yang lalu. Konsep inipun
merupakan suatu gagasan arsitektural yang memperlihatkan bentuk jalan berliku tak berujung
yang menuju ke istana atau tempat tempat istimewa. Konsep lainnya yang sederhana dikaitkan
dengan legenda Minotaur dirancang oleh Daedalus (pada masa kekuasaan Raja Minos di
Mesir) yang mengambil pola atau symbol dari Coin Cretan. Koin tersebut memperlihatkan
legenda Theseus sedang mencari Putri Adreane yang diculik oleh Monster Minotaur disuatu
tempat dengan jalan tak berujung. Konsep inipula yang membentuk suatu citra yang sangat
tinggi akan pengaruh Taman Maze di benua Eropa. Pada abad ke 16, tanaman yang
membingkai Maze Garden cenderung pendek, namun setelah kaum rohaniawan dari Gereja
Roma mengambil alih fungsi dari Maze Garden tersebut sebagai alat simulasi ketaatan manusia
terhadap Tuhan maka tanamannya berubah menjadi tinggi. Contoh taman rahasia dapat dilihat
pada Video 12 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=DIMc0xnt3xk).
Gambar 9. Taman Rahasia (Sumber: https://www.tamanbunga-nusantara.com/en/en/taman)

e. Gaya Inggris (Gaya campuran yang lega)


Elemen taman disusun secara formal namun dikombinasikan dengan gaya alamiah.
Bagian masing-masing gaya tersebut dibuat terpisah dengan tidak mencampur baurkan
keduanya. Taman dibuat sedemikian rupa alamiah dan mewakili keadaan pemandangan alam
yang bergunung-gunung dan dikombinasikan dengan danau-danauan (kolam) serta bagian
hamparan tanah kosong yang ditumbuhi rerumputan.

Gambar 10. Taman gaya Inggeris (Sumber:


http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-lansekap-adalah-ilmu-yang.html)

f. Gaya Amerika

Terdapat hubungan yang erat antara bangunan rumah tinggal dengan taman sehingga
berkesan akrab.

Elemen taman disusun tidak resmi dan berisikan tanaman hias yang ditanam teratur di
pinggiran halaman berumput dekat tembok rumah serta sederetan tanaman hias berbunga
yang rendah di bagian tepi (border) dekat jalan.

Taman pada halaman belakang biasanya dilengkapi dengan serambi dekat rumah yang
berpagar keliling (patio).

Gambar 11. Taman Gaya Amerika (Sumber:


http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-lansekap-adalah-ilmu-yang.html)

g. Gaya Cina

Berkesan meriah dengan memadukan tanaman hias dan bebatuan yang disusun seperti tebing
gunung, danau yang ada sungainya serta jembatan penyeberangan melintasi sungai.

Terdapat pavilliun (sebagai tempat untuk menikmati pemandangan taman).

Kesan meriah semakin kental dengan kehadiran tanaman yang berwarna-warni dengan
elemen taman keras.

Taman sering dilengkapi dengan patung binatang.

Gambar 12. Taman Gaya Cina (Sumber: http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-


lansekap-adalah-ilmu-yang.html)
h. Gaya Jepang

Meniru keadaan alam seperti pegunungan dengan kuil yang sepi, atau lereng pegunungan
yang ada danaunya.

Batu-batuan dibiarkan menggeletak (menggunung) di sana-sini atau di tepi danau sehingga
memberikan kesan lenggang dan tenang.

Tanah-tanah disusun seolah-olah membentuk bukit-bukit (bertopografi pegunungan).

Sebagian taman dibuatkan hamparan berpasir.

Gambar 13. Taman gaya Jepang (Sumber:


http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-lansekap-adalah-ilmu-yang.html)

i. Gaya Tradisional Indonesia



Unsur taman sebagian besar terdiri dari tanaman sumber makanan (terutama rumah-rumah
di bagian pedalaman), sumber kesejahteraan keluarga.

Sebenarnya belum dapat dikatakan taman yang memiliki gaya, karena penataannya hanya
berdasarkan prinsip pemanfaatan kesejahteraan (sumber penghidupan), sehingga
penamaan berdasarkan gaya, maka gaya taman Indonesia (tradisional) adalah gaya serba
guna.
Gambar 14. Gaya Taman Tradisional Indonesia (Sumber:
http://theidiotsbunny.blogspot.co.id/2012/05/arsitektur-lansekap-adalah-ilmu-yang.html)

4. Mendesain Lanskap Taman


Sebelum memulai untuk membuat taman lanskap ada baiknya kita menentukan desain
serta gaya (style) apa yang cocok untuk halaman rumah kita. Memilih gaya desain taman
landscape untuk menyesuaikan dengan tampilan dan nuansa dari rumah kita, serta juga
mencerminkan kepribadian kita. Berikut ini beberapa gaya dalam taman Landscape. Video yang
ada Video 13 memperlihatkan beberapa contoh desain taman (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=JZgHc2MxEu4).
a. Gaya Formal
Desain landscape formal sangat tergantung pada garis lurus dan bentuk yang sempurna.
Penanaman diatur dan dipangkas rapi untuk menjaga efek formal mereka.

Gambar 15. Taman Gaya Formal (Sumber:


http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/pilihan_desain_taman_landscape_untuk_style_
rumah_anda)
b. Gaya Informal
Desain landscape informal adalah kebalikan dari gaya formal. Desain ini menonjolkan
sisi lebih “santai” dengan perpaduan garis lengkung dan bentuk yang tidak beraturan.
Penanaman ditempatkan dalam cara yang lebih teratur menciptakan penampilan natural.

Gambar 16. Taman Gaya Informal (Sumber: google.com)

c. Gaya Kontemporer
Desain ini merupakan desain landscape modern, dan sangat populer. Perpaduan garis
yang jelas, dengan pola tebal, dan penggunaan bahan baru yang mempunyai peran dalam
membuat desain yang lebih segar. Penanaman dilakukan dengan membentuk kelompok-
kelompok besar dan biasanya menggunakan spesimen yang abstrak.

Gambar 17. Taman Gaya Kontemporer (Sumber:


http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/pilihan_desain_taman_landscape_untuk_style_
rumah_anda)
d. Gaya Taman Inggris
Desain Taman Inggris sering merupakan perpaduan dari gaya formal dan informal.
Dalam desain ini, menggunakan layering terbatas dalam batas-batas pagar rendah sangat
umum, sehingga desain taman yang dihasilkan sedikit bernuansa kolosal.

Gambar 18. Taman Gaya Inggeris (Sumber:


http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/pilihan_desain_taman_landscape_untuk_style_
rumah_anda)

e. Gaya Tuscan
Gaya ini berakar dari Tuscany yang terletak di Italia selatan. Gaya ini menciptakan
nuansa “Dunia Lama” dimana kita akan merasa seakan-akan berada di pedesaan Italia.
Penggunaan batu, bata tua, besi tempa, balok kayu yang berat, dan tanaman otentik dapat
ditemukan dalam gaya ini.

Gambar 19. Taman Gaya Tuscan (Sumber:


http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/pilihan_desain_taman_landscape_untuk_style_
rumah_anda)
f. Gaya Mediterania
Gaya desain landscape Mediterania ini termasuk gaya Tuscan, Andalusia, Santa
Barbara Revival, Maroko dan Gaya Perancis. Untuk desain taman ini, cocok untuk kita yang
memiliki halaman luas, sehingga manuver dari desain bergaya Mediteran ini bisa dengan
sangat indah untuk diterapkan. Kombinasi antara aneka ragam tanaman rimbun yang
mendekati alam liar sesungguhnya sangat indah untuk dilihat dan dinikmati.

Gambar 20. Taman Gaya Mediterania (Sumber:


http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/pilihan_desain_taman_landscape_untuk_style_
rumah_anda)

g. Gaya Asia
Gaya ini lebih memainkan gaya informal. Alam memainkan peran yang dominan dalam
landscape gaya Asia ini. Kebun oriental trbentuk dengan tanaman dan arsitektur untuk
menanamkan rasa damai dan keseimbangan hidup seseorang.

Gambar 21. Taman Gaya Asia (Sumber:


http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/pilihan_desain_taman_landscape_untuk_style_
rumah_anda)
h. Gaya Xeriscape
Gaya taman xeriscape ini berhubungan dengan praktek konservasi air. Hutan alam
adalah contoh yang baik dari gaya taman ini. Xeriscape umumnya juga digunakan di banyak
kebun pesisir dan proyek lanskap perkotaan.

Gambar 22. Taman Gaya Xeriscape


(Sumber:http://www.greenartindonesia.co.id/content/blog/pilihan_desain_taman_
landscape_unt uk_style_rumah_anda)

Contoh penerapan/aplikasi faktor internal arsitektur lanskap seperti penandaan


lingkungan yang dilakukan arsitek lanskap melalui karyanya dapat diinterpretasikan berbeda
dengan penggunanya.

Bentuk-bentuk armatur lampu yang diduga pengguna sebagai tempat sampah yang
mengakibatkan sampah berserakan di dalam armatur maupun di sekitar lampu.

Tempat sampah didesain berbentuk cerobong kapal diduga pengguna sebagai arsitek atau
pengguna.
Dalam perancangan, ada tiga kategori yang menyangkut tentang faktor-faktor internal
atau manusia tentang arsitektur lanskap antara lain: Faktor fisik, faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
5. Implementasi Taman Terbuka Hijau
a. Konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Secara umum Secara ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka nonhijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian
dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan,
tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-
budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi
masyarakatnya. Sementara itu ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang
diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau,
maupun areal-areal yang diperuntukkan khusus sebagai area genangan (retensi/retention
basin). Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami yang berupa habitat liar alami,
kawasan lindung dan taman-taman nasional, maupun RTH non-alami atau binaan yang seperti
taman, lapangan olah raga, dan kebun bunga. Multi fungsi penting RTH ini sangat lebar
spektrumnya, yaitu dari aspek fungsi ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan ekonomi.
Penjelasan tambahan mengenai ruang terbuka hijau dapat dilihat pada Video 14 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=3xnpLHufCn0).
b. Peran dan Fungsi RTH
Dalam masalah perkotaan, RTH merupakan bagian atau salah satu sub-sistem dari
sistem kota secara keseluruhan. RTH sengaja dibangun secara merata di seluruh wilayah kota
untuk memenuhi berbagai fungsi dasar yang secara umum dibedakan menjadi:
1) Fungsi bio-ekologis (fisik), yang memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari
sistem sirkulasi udara (‟paru-paru kota‟), pengatur iklim mikro, agar sistem sirkulasi udara
dan air secara alami dapat berlangsung lancar, sebagai peneduh, produsen oksigen,
penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap (pengolah) polutan media udara, air
dan tanah, serta penahan angin
2) Fungsi sosial, ekonomi (produktif) dan budaya yang mampu menggambarkan ekspresi
budaya lokal, RTH merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat
pendidikan, dan penelitian.
c. Manfaat RTH
Manfaat RTH kota secara langsung dan tidak langsung, sebagian besar dihasilkan dari
adanya fungsi ekologis, atau kondisi ‟alami‟ ini dapat dipertimbangkan sebagai pembentuk
berbagai faktor. Berlangsungnya fungsi ekologis alami dalam lingkungan perkotaan secara
seimbang dan lestari akan membentuk kota yang sehat dan manusiawi. Taman tempat
peletakan tanaman sebagai penghasil oksigen (O2) terbesar dan penyerap karbon dioksida
(CO2) dan zat pencemar udara lain, khusus di siang hari, merupakan pembersih udara yang
sangat efektif melalui mekanisme penyerapan (absorbsi) dan penyerapan (adsorbsi) dalam
proses fisiologis, yang terjadi terutama pada daun, dan permukaan tumbuhan (batang, bunga,
dan buah). Infografis tentang ruang terbuka hijau dapat dilihat pada Video 15 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=jK7Z8_U4Vso).
d. Implementasi RTH
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2013) yang melakukan penelitian
implementasi kebijakan pemeliharaan taman ruang rerbuka hijau di Kabupaten Nunukan
menunjukkan bidang pertamanan melaksanakan tugas pokok seksi pertamanan adalah sebagai
berikut:

Menyusun rencana kegiatan sesuai bidang tugasnya.

Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya

Menyelenggarakan pembangunan pengamanan tanaman pada jalur hijau dan tepi jalan

Melaksanakan perencanaan tanaman hias pada taman-taman, pemangkasan rumput pada
taman, jalur hijau, tengah dan tepi jalan

Melaksanakan pemangkasan/penebangan pohon pelindung yang dianggap perlu

Melaksanakan penataan dan dekorasi untuk keindahan lokasi tertentu sesuai keperluan.

Pelaksanaan pengapuran/pengecatan pohon, pagar yang ada pada jalur hijau, tengah dan
tepi jalan

Memelihara taman dan jalur hijau dalam hal memberantas hama penyakit, pemupukan
tanaman dan peremajaan tanaman

Melaksanakan perawatan tanaman, penyiangan tanaman, pembersihan taman dan jalur
hijau serta penyiraman taman secara teratur

Menyusun data mengenai spesifikasi pohon pelindung baik jumlah dan fungsinya

Melaksanakan pembibitan dan pengadaan tanaman hias, pohon pelindung, tanaman
produktif pada kebun bibit.

Menyiapkan tanaman hias dan pohon pelindung yang siap tanam

Menyiapkan bibit tanaman baik biji maupun stekan dari tanaman yang ada pada taman,
jalur hijau atau tempat lainnya.

Melaksanakan tanaman pohon pelindung pada jalur-jalur kota

Melaksanakan pemeliharaan dan pengawasan pada pohon pelindung

Penyiapan lahan, pemeliharaan dan izin pemakaian.

Video mengenai ruang terbuka hijau di Jakarta dapat dilihat pada Video 16
(https://www.youtube.com/watch?v=A1qPADbwnVQ).
6. Komponen Lanskap pada Pengelolaan Ruang
Komponen lanskap merupakan salah satu esensi penting dari suatu pengalaman ruang
dan bukanlah hanya sekedar berfungsi sebagai tambahan aksesori belaka pada ruang tersebut.
Terkait pada perencanaan desain bangunan yang berkelanjutan, peranan penting komponen
lanskap ini tercermin dari besarnya persentase penilaian terhadap komponen lanskap yang
mencapai 17% pada sistem penilaian Greenship yang digunakan oleh Konsil Bangunan Hijau
Indonesia (Green Building Council Indonesia/GBCI) untuk mengkaji dan menilai implementasi
praktek-praktek desain bangunan yang ramah terhadap lingkungan.

Gambar 23. Contoh mplementasi praktek desain bangunan yang ramah lingkungan (Sumber:
Google.com)

Salah satu hal penting yang sangat berpengaruh dalam sistem penilaian komponen
lanskap ini adalah implementasi sistem manajemen limpasan air hujan yang bertujuan untuk
menghilangkan, atau paling tidak mengurangi besarnya debit limpasan air hujan dari suatu area
pembangunan ke saluran kota dengan cara penerapan teknologi konstruksi lanskap tertentu.
Salah satu contoh penerapan teknologi konstruksi lanskap ini dapat kita temukan pada desain
objek lanskap di kompleks perkantoran taman yang terletak di Summarecon Serpong yang saat
ini dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi Greenship dari GBCI. Kompleks perkantoran
taman ini menempati lahan seluas kurang lebih 7 hektar yang terdiri dari enam buah bangunan
dengan total lantai bangunan seluas hampir 53.000 m2. Hanya 18% dari area lahan akan
terbangun sedangkan sisa 82% akan didesain menjadi ruang terbuka.
Empat buah danau buatan yang saling terintegrasi dan terletak di antara bangunan-
bangunan yang dikelompokkan di atas tiga buah pulau buatan menjadi fokus komponen lanskap di
ruang terbuka tersebut. Danau-danau ini berfungsi sebagai tempat penampungan akhir limpasan air
hujan. Pada tahap pertama akan dibangun kurang lebih setengah dari luas lahan yang terdiri dari
dua buah gedung dan dua buah danau. Prinsip tekonologi konstruksi lanskap yang diterapkan pada
desain tahap pertama ini terdiri dari kombinasi penggunaan ditch (saluran beton) yang menerima
limpasan air hujan dari sekeliling bangunan dan penggunaan bio-swale (sengkedan/parit) yang
menerima limpasan air hujan dari area jalan dan tempat parkir. Penggunaan bio-swale ini
memungkinkan limpasan air hujan untuk melewati proses filtrasi dan
sedimentasi awal. Limpasan air hujan ini kemudian dialirkan ke dalam rain garden untuk
melewati proses filtrasi lanjutan dan purifikasi. Setelah itu, limpasan air hujan tersebut akan
dialirkan menuju wetland untuk melewati proses sedimentasi dan filtrasi akhir. Limpasan air
hujan yang telah melewati beberapa proses itu diharapkan dapat terbebas dari sampah dan
kotoran sebelum pada akhirnya dapat dialirkan ke dalam danau buatan yang menjadi tempat
penampungan akhir dan dapat digunakan kembali untuk aktifitas penyiraman.

Gambar 24. Kompleks perkantoran taman yang terletak di Summarecon Serpong (Sumber:
Google.com)

Proses filtrasi, purifikasi dan sedimentasi pada sistem ini didukung secara alami oleh
penggunaan tanaman yang tahan hidup dalam kondisi kering maupun tergenang air pada saat-saat
tertentu seperti Bacopa caroliniana (Lemon Bacopa), Carex indica (Sedge), Cyperus papyrus
(Papirus), Eleocharis dulcis (Chinese Water Chestnut), Lepironia articulate (Blue Rush), Nymphaea
lotus (Teratai Kecil), Phragmites australis (Common Reed) dan Typha angustifolia (Cat Tail). Secara
garis besar, penerapan sistem manajemen limpasan air hujan pada tahap pertama ini diharapkan
dapat mengurangi kurang lebih 50% dari total limpasan air hujan ke saluran kota. Hal ini tentunya
berdampak sangat positif pada pengurangan beban sistem drainase kota yang pada akhirnya dapat
juga mengurangi resiko terjadinya bencana banjir. Contoh desain
ruang terbuka hijau dapat dilihat pada Video 17 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=JankKgtL0F0).
7. Konsep Kota Taman Berbasis Pendidikan
Hasil kajian yang dilakukan oleh Nuzir (2012) pada skala makro atau perkotaan,
konsep kota hijau bisa menjadi dasar perencanaan perkotaan Kota Metro. Mulyandari (2011)
menyimpulkan bahwa ada beberapa prinsip dasar konsep kota hijau, diantaranya adalah:

Kota hijau harus memiliki populasi minimal 30.000 penduduk.

Kota tersebut harus memiliki luas sekitar 400 hektar yang dikelilingi oleh 2.000 hektar
daerah pertanian.

Mata pencaharian utama penduduknya adalah bidang administrasi, perdagangan dan
industri.

Penggunaan lahan kota hijau harus dilengkapi dengan sirkulasi yang mudah, jalur kereta
api dan jalan harus didesain dengan baik terutama lokasi, lebar, baha, dan konstruksinya.

Harus terdapat taman atau area terbuka di setiap rumah atau bangunan.

Implementasi konsep lingkungan di perumahan dan pemukiman harus dilengkapi dengan
sekolah, taman bermain, dan fasilitas publik.
Sementara itu pada skala mikro, desain landscape adalah alat yang tepat untuk
melaksanakan konsep kota hijau ini dan juga cocok dengan prinsip pembangunan yang
berkelanjutan. Menurut Booth (1983), elemen dasar dari arsitektur landscape adalah:

Bentuk lahan

Material tanaman

Bangunan

Perkerasan

Struktur site

Air

Proses desain

Elemen pendidikan sebagai dasar penerapan konsep Kota Taman ini adalah faktor yang
unik dan berbeda yang bisa diterapkan di Kota Metro. Hal ini bisa menjadi metode yang tepat
untuk menafsirkan visi dan misi kota ke dalam pembangunan melalui perencanaan tata ruang
kota.
Ada 2 (dua) tema dalam implementasi elemen pendidikan ke dalam konsep kota hijau,
yaitu “Bagaimana menciptakan lingkungan untuk pembelajaran” dan “Bagaimana untuk belajar
dari lingkungan”. Tema ini akan tampil dalam setiap elemen arsitektur landscape yang akan
bertindak sebagai alat untuk menciptakan strategi implementasi desain. Bagaimana
menciptakan lingkungan untuk pembelajaran.
a. Bentuk lahan dan Pengembangan Site
 Lereng tidak lebih dari 10% untuk mencegah erosi dan tidak kurang dari 1% untuk
menghindari gengangan.
 Untuk daerah dengan sedikit lereng, pengembangan dan penggunaan pola harus merata
pada semua site agar lebih optimal, sementara untuk daerah dengan lereng yang curam,
pengembangan dan penggunaan pola harus mengikuti kontur yang ada agar lebih
ramah lingkungan.
 Pengolahan site harus direncanakan sebelum mendirikan bangunan, sehingga
bangunan akan menyatu dengan lingkungan alami.
 Lereng dan kontur yang ada dimanfaatkan sebagai fasilitas kegiatan pendidikan.
 Kontur site dengan sedikit lereng yang curam dimanfaatkan sebagai daerah berkumpul
dan sebagai area pejalan kaki.
 Jaringan listrik sebaiknya ditanam di bawah tanah dengan kedalaman minimal 60 cm.
 Instalasi air bersih harus ditanam di dalam tanah dengan kedalaman minimal 40 cm.
 Daerah terbuka hijau di sekitar bangunan dengan ukuran yang sama dengan bangunan
harus diciptakan dan harus dipelihara keberadaannya sampai batas umur bangunan.
 Daerah terbuka hijau meliputi lapangan, taman bermain, jalur pejalan kaki, taman, dan
taman di atas atap.
b. Bagaimana cara Belajar dari Lingkungan
1) Bentuk Lahan dan Pengembangan Site

Dalam rangka untuk belajar tentang alam dan iklim mikro, disarankan untuk tidak
mengembangkan bangunan, perkerasan, jalan atau area parkir pada site yang
memenuhi salah satu criteria ini: pertanian, dataran rendah yang belum dikembangkan,
habitat spesies yang tidak berbahaya, lahan basah, bank, resapan air, taman dan area
terbuka hijau lainnya.

Pengembangan site harus menyediakan minimal 30% atau 12 m per penghuni
bangunan untuk digunakan sebagai area terbuka hijau yang juga bisa difungsikan
sebagai area membaca, kebun raya, atau apotek hidup.
2) Material Tanaman

Tanaman yang digunakan harus tanaman asli sehingga selain dapat tumbuh dan
menyebar dengan baik, juga dapat digunakan sebagai perpustakaan alam dengan
member nama pada tiap tanaman.
Tanaman yang digunakan harus mempunyai manfaat lain seperti tanaman yang bisa
dimakan atau tanaman obat sehingga bisa langsung digunakan sebagai laboratorium alam. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada laman: http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=164409&val=5962&title=Kota%20Taman% 20Berbasis%20Pendidikan

Rangkuman
Aneka gaya taman dalam arsitektur terbagi dari 6 yakni taman gaya mediterania,
taman gaya tropis, taman gaya jepang, taman gaya inggris, taman gaya amerika dan taman
gaya cina

Taman gaya mediterania memiliki karakter desain yang dapat menampilkan berbagai jenis
tekstur dan bentuk tanaman dalam warna hijau. Penggunaan tanaman seperti agave (Agave
attenuate), yucca (Yucca sp), nolina (Nolina longifolia), dan sikas (Cycas rumpii) yang bergaris
tegas dapat mudah berdampingan dengan tarikan garis arsitektur yang sama tegasnya.

Taman gaya tropis dapat diberkan Sentuhan tanaman air yang bertekstur halus, seperti
papyrus (Cyperus papyrus), bamboo putoy, dan teratai (Nelumbo Nucifera) dapat menjadi
jembatan penghubung antara gaya minimalis dan tropis

Taman jepang tetap dapat menjadi pilihan untuk mempercantik hunian minimalis. Warna
monokrom, seperti halnya taman mediteranean, akan memperkuat gaya minimalis.
Penggunaan elemen keras, seperti batu, pasir sisir, lonceng angin, dan ancuran bambu, sangat
serasi dengan garis minimalis.

Taman Gaya amerika biasanya identik dengan penggunaan berbagai semak warna-warni
bertekstur lembut dan pohon yang rindang. Cocok untuk pemilik rumah yang senang
berkegiatan di luar rumah, berjiwa petualang, dan ingin tampil beda. Elemen keras yang bisa
digunakan adalah pergola, patio, meja piknik, barbeque pit, dan pagar-pagar pendek yang
mengelilingi semak.

Taman gaya inggris cocok untuk bangunan yang ingin membentuk kesan megah (monumental).
Identik dengan penggunaan cemara lilin (Cupressus sempervirens), rumput manila yang
terpelihara rapi, serta semak bunga yang disusun dengan pola simetris dan kaku. misalnya,
berpola kotak-kotak atau lingkaran. Elemen keras yang dapat digunakan antara lain pancuran
atau bird bath, lampu taman yang tinggi, dan kursi taman berbahan besi.
Taman gaya China dirancang sangat detil sehingga suasana alam dapat dirasakan di dalam
taman. Cirri taman ini ialah memiliki pintu bulan yang berbentuk bulat yang terbuat dari bunga-
bunga, kolam, jembatan dan pagar. Di bawah jembatan terdapat kolam atau sungai kecil yang
ditumbuhi bunga lotus (simbol religi). Suasana semakin kuat, karena bonsai dan batu yang
terdapat di sekitar taman,

Taman Gaya Eropa memiliki ciri Taman biasanya teduh, Terdapat bagian taman yang terpisah
dengan bangunan induk dan dihubungi oleh deretan tiang bulat tinggi besar disebut Colonnade.
Kadangkala dilengkapi dengan kolam. Dikenal sebagai taman gaya kebun rajaatau taman
khalifahatau gaya aristokratik(istilah Itali) atau gaya feudal (istilah Indonesia).

Taman Gaya Pastoral Itali terlihat bagian yang menyatu dari rumah gaya pedesaan.
Taman nampak alamiah. Memberikan kesan damai dan sederhana. Dan Masih ada unsur
Colonnade dan kombinasi kelompok tanaman dari ukuran tinggi hingga rendah.

Taman Gaya Prancis terlihat Taman terkesan formal dengan memanfaatkan empat
unsur taman seperti bunga-bungaan yang ditanam dalam petakan-petakan (parterre), pohon
pangkas, kolam dengan kombinasi air mancur dan pohon-pohon meneduh. Taman merupakan
bagian terpisah dari bangunan. Dan Setiap bagian taman dihubungkan dengan jalan setapak
dan diberikan beberapa tempat atau bangunan kecil untuk beristirahat sejenak (gazebo).

Konsep Taman Maze atau lebih dikenal dengan nama Taman Labyrinth, Hoiuse of
Daedalus, Troy of Town atau The Wall of Troy telah ada berabad-abad yang lalu. Konsep inipun
merupakan suatu gagasan arsitektural yang memperlihatkan bentuk jalan berliku tak berujung
yang menuju ke istana atau tempat tempat istimewa.

Taman gaya inggris dibuat sedemikian rupa alamiah dan mewakili keadaan
pemandangan alam yang bergunung-gunung dan dikombinasikan dengan danau-danauan
(kolam) serta bagian hamparan tanah kosong yang ditumbuhi rerumputan.Taman

Gaya Amerika terlihat Terdapat hubungan yang erat antara bangunan rumah tinggal
dengan taman sehingga berkesan akrab. Elemen taman disusun tidak resmi dan berisikan
tanaman hias yang ditanam teratur di pinggiran halaman berumput dekat tembok rumah serta
sederetan tanaman hias berbunga yang rendah di bagian tepi (border) dekat jalan. Taman pada
halaman belakang biasanya dilengkapi dengan serambi dekat rumah yang berpagar keliling
(patio).
Taman Gaya Cina terlihat Berkesan meriah dengan memadukan tanaman hias dan bebatuan
yang disusun seperti tebing gunung, danau yang ada sungainya serta jembatan penyeberangan
melintasi sungai. Terdapat pavilliun (sebagai tempat untuk menikmati pemandangan taman).
Kesan meriah semakin kental dengan kehadiran tanaman yang berwarna-warni dengan elemen
taman keras. Taman sering dilengkapi dengan patung binatang.

Taman Gaya Jepang terlihat Meniru keadaan alam seperti pegunungan dengan kuil yang sepi,
atau lereng pegunungan yang ada danaunya. Batu-batuan dibiarkan menggeletak
(menggunung) di sana-sini atau di tepi danau sehingga memberikan kesan lenggang dan
tenang. Tanah-tanah disusun seolah-olah membentuk bukit-bukit (bertopografi pegunungan).
Sebagian taman dibuatkan hamparan berpasir.

Taman Gaya Tradisional Indonesia trlihat Unsur taman sebagian besar terdiri dari tanaman sumber
makanan (terutama rumah-rumah di bagian pedalaman), sumber kesejahteraan keluarga.
Sebenarnya belum dapat dikatakan taman yang memiliki gaya, karena penataannya hanya
berdasarkan prinsip pemanfaatan kesejahteraan (sumber penghidupan), sehingga penamaan
berdasarkan gaya, maka gaya taman Indonesia (tradisional) adalah gaya serba guna.
Komponen lanskap merupakan salah satu esensi penting dari suatu pengalaman ruang
dan bukanlah hanya sekedar berfungsi sebagai tambahan aksesori belaka pada ruang tersebut.
Salah satu hal penting yang sangat berpengaruh dalam sistem penilaian komponen lanskap ini
adalah implementasi sistem manajemen limpasan air hujan yang bertujuan untuk
menghilangkan, atau paling tidak mengurangi besarnya debit limpasan air hujan dari suatu area
pembangunan ke saluran kota dengan cara penerapan teknologi konstruksi lanskap tertentu.

Anda mungkin juga menyukai