Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Islam mengatur seluruh
bagian hidup manusia dengan tujuan agar hidup manusia dapat menjadi hidup
yang memiliki makna dan berarti. Tentu saja menjalani hidup yang seperti itu,
manusia harus dapat memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fitrah.
Salah satu aspek yang menunjang hidup manusia adalah ekonomi.
Ekonomi adalah sektor yang penting dan memiliki tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, dan papan. Tidak jarang, aspek
ekonomi menjadi dominan dalam kehidupan manusia dan bukan hanya sekedar
memenuhi kebutuhan melainkan menjadi alat kesombongan dan harga diri.
Larangan berlebih-lebihan dan menganjurkan hidup sederhana adalah
perintah Allah agar manusia menjadikan ekonomi sebagai bagian dari hidupnya
bukan untuk tujuan utama atau sebagai visi kehidupan. Ekonomi adalah alat atau
instrumen dalam manusia menjalankan hidupnya. Untuk bisa menerapkan
perekonomian dalam islam, maka umat islam juga harus mengetahui bagaimana
islam mengatur masalah tersebut.
“…..padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.…..” (QS
Al Baqarah : 275)
Dari ayat yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa yang dilarang Allah
adalah melakukan riba sedangkan melakukan proses jual beli adalah suatu yan
halal. Riba diharamkan oleh Allah dan ancaman sebagai ahli neraka sudah dekat
sejak manusia masih di dunia.
Jual beli tentunya termasuk dalam masalah perekonomian dalam islam. Jual beli
berarti bisa berupa barter, djualnya barang lalu dibayar, dan lain sebagainya. Di
zaman yang serba online dan cepat ini, jual beli juga dapat terjadi. Hal ini tentu
saja belum terjadi saat Nabi Muhammad masih berkuasa di mekkah.
Walaupun begitu, proses jual beli ini selagi akad, produk, harga, kepemilikan,
pada dasarnya adalah hal-hal yang harus ada dalam transaksi ekonomi. Dalam
keseharian jual beli ini tentu sering sekali dilakukan oleh manusia, baik sebagai
konsumen, produsen, ataupun distributor.
2. Diharamkannya Mengundi Nasib dan Judi