Laporan PID Hanna 2
Laporan PID Hanna 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Mata Kuliah Elektronika Terintegrasi, kita sudah mengenal berbagai rangkaian
- rangkaian Op-Amp, agar rangkaian tersebut dapat bekerja sesuai apa yang diinginkan maka
harus membuat suatu alat kesehatan yang memfungsikan rangkaian - rangkaian tersebut. Pada
akhir semester dua ini Mata Kuliah Elektronika Terintegrasi memberikan tugas project yaitu
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID.
Centrifuge adalah alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel
yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Pemakaian centrifuge yang paling
sering adalah untuk pemisahan komponen sel darah dari cairannya sehingga cairannya bisa
dipakai untuk pemeriksaan. Centrifuge ini dilengkapi dengan control PID terdiri dari control
Proporsional, control Integral, dan control Derivative. Masing-masing control tersebut diatur
sedemikian rupa agar diperoleh kecepatan putaran yang stabil.
Dengan adanya project ini diharapkan mahasiswa Teknik Elektromedik Surabaya dapat
lebih mahir dalam bidang elektronika dengan adanya pengalaman dan eksperimen.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat rangkaian kontrol PID (Proportional, Integral, dan
Derivative).
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rangkaian kontrol PID ke centrifuge.
3. Mahasiswa mampu membuat rangkaian driver motor yang dilengkapi dengan PWM untuk
mengatur kecepatan atau RPM motor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hal tersebut tergantung pada ukuran dan bobot jenis dari suspensi. Teknik ini dapat
digunakan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi molekul biologi dan komponen selular.
Hasil sentrifugasi terbagi menjadi dua, yaitu supernatan dan pelet. Supernatan adalah substansi
hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih rendah. Posisi dari substansi ini berada
pada lapisan atas dan warnanya lebih jernih. Sementara pelet adalah substansi hasil sentrifugasi
yang memiliki bobot jenis yang lebih tinggi.
Pada rangkaian proportional, set poin yang dihasilkan tinggi atau bahkan melampaui
karena rangkaian ini berfungsi sebagai penguatan dan belum mengalami penekanan menuju
set poin. Rangkaian ini juga berfungsi untuk mempercepat gelombang menuju set poin.
Berikut sinyal atau gambar yang dipengaruhi oleh kontrol proportional :
Pada rangkaian integrator, hasil dari rangkaian proportional ditekan untuk mencapai
atau mendekati set poin yang diberikan
a. Apabila R1 ≠ R3 dan R2 ≠ R4
𝑹𝟏+𝑹𝟐 𝑹𝟒 𝑹𝟐
𝑽𝒐𝒖𝒕 = (𝑹𝟑+𝑹𝟒) 𝑹𝟏 . 𝑽𝒃 − 𝑹𝟏 . 𝑽𝒂
𝑹𝟐
𝑽𝒐𝒖𝒕 = 𝑹𝟏 (𝑽𝒃 − 𝑽𝒂)
balik. Dalam inverting amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan balik
(feedback) dan resistor input adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting
amplifier (penguat membalik) tersebut. Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan
resistor input (Rin) maka faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1
sampai 100.000 kali. Untuk mengetahui atau menguji dari penguat membalik (inverting
amplifier) dapat menggunakan rangkaian dasar penguat membalik menggunakan
penguat operasional(Op-Amp) [6]. Berikut ini adalah rumus rangkaian inverting :
𝑹𝒇
𝑽𝒐𝒖𝒕 = − . 𝑽𝒊𝒏
𝑹𝒊𝒏
𝑹𝒇 𝑹𝒇 𝑹𝒇
𝑽𝒐𝒖𝒕 = − (( . 𝑽𝟏) + ( . 𝑽𝟐) + ⋯ + ( . 𝑽𝒏))
𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝒏
+!2
-12 J2
3
R1 2
10K 1
R2 R3 1K
CON3
1K
-12 -12 -12
U3
LM741 U4
4
5
R5
LM741
4
5
2 - J1
6 2 -
1K 3 + 6 1
3 + 2
7
1
CON2
7
1
+!2 +12
J3
2
C1 1
-12
4
5
LM741
4
5
2 - R4
6 2 -
3 + 6
75K 3 +
R6
7
1
12K
7
1
+12 +12
R7
2K
𝑹𝟏
𝑽𝒐𝒖𝒕 = 𝑽𝒔.
𝑹𝟐
+5V +12V
1
ISO1 J1
PC817
1
2
2
R1 R2 MOTOR
220 1K
J2 Q1
2 R3 NPN BCE
1 Q2
NPN BCE
OUTPUT PWM 1K
J10 J9
2 1
1 2
J6
1
2
J1
2 GND
1
+5V
D1 D2
LED PHOTODIODE
J3
2
1
R3
1K +12V
J10
R2
100K 1
2
U1 J5
7
1
PHOTO 1
3 2
+
6
2
J2 -
VOUT
2
2
1
1 LM741
4
5
R1
VREF 10K J7
REF
J4
2
1
-12V
Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah frekuensi yang dihasilkan oleh motor
menjadi tegangan. IC LM2917 merupakan chip IC yang di desain khusus
sebagai Frequency to Voltage Converter atau pengubah Frekuensi menjadi Tegangan.
Dalam penggunaanya untuk aplikasi Frequency to Voltage Converter IC LM2917 ini
memerlukan sedikit komponen eksternal. Ada beberapa contoh aplikasi Frequency to
Voltage Converter dari IC LM2917 ini yang disertakan dalam datasheet. Rangkaian ini
merupakan rangkaian dari datasheet LM2917. Kelebihan dari single chip Frequency to
Voltage Converter LM2917 ini adalah mampu memberikan output 0 volt seketika pada
waktu frekuensi berubah 0 Hz.
J3
1
2
GND
J4
J6
1
1 2
2
OUTPUT
VCC
U1
R2 5 4
5 4
470 R3
6 3
6 3 10k
7 2 R1 C1
7 2
C2 100k 1uF
8 1
8 1 0,02uF
LM2917/DIP8 J5
1
2
INPUT
R4
R2
10K 1K
-12V -12V
U1
U2
4
5
J2 R3
LM741
4
5
2 2 R1 J3
- LM741
1 6 2 -
3 + 6 1
1K 3 + 2
INPUT FTV 1K
7
1
OUTPUT
7
1
+12V
+12V
+12V
J1
1
2
3
-12V CON3
void loop() {
RPM=0;
for (i=0;i<100;i++) // Listing counter up
{
RPM = RPM+analogRead(0); // Membaca data analog dari PSA
delay(5);
}
RPMasli= RPM/100; // Mengkonversi kenilai RPM sesungguhnya
Serial.print('a');
Serial.print(RPMasli); // Syarat pengiriman data ke delphi
Serial.print('b');
delay(500);
}
2.5.2 Delphi
unit Unit1; // Nama dari unit dari satu object form yang kita pakai, nama ini bisa
diganti saat proses penyimpanan Project secara otomatis oleh Aplikasi Delphi.
Interface // deklarasi Function, Procedure tanpa implementasi fungsi atau
prosedur tersebut, atau bisa di sebut sebagai abstraksi dari program.)
type // deklarasi class utama dari aplikasi kita berisi nama procedure, function dan
komponen-komponen
TForm1 = class(TForm)
Chart1: TChart;
Series1: TLineSeries;
Edit1: TEdit;
ComPort1: TComPort;
ComDataPacket1: TComDataPacket;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Button2: TButton;
SaveDialog1: TSaveDialog;
Button1: TButton;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
Label6: TLabel;
procedure ComDataPacket1Packet(Sender: TObject; const Str: String);
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure FormCreate(Sender: TObject);
implementation
{$R *.dfm}
e:Integer;
label1.caption := formatfloat('0.##',tegangan);
chart1.Series[0].AddXY(chart1.Series[0].count,tegangan);
if Chart1.Series[0].MaxXValue> 1500 then
begin
SaveDialog1.FileName:=edit1.Text; // untuk mengisi nama
SaveDialog1.Execute;
form1.chart1.SaveToBitmapFile(SaveDialog1.FileName+'.bmp');
ShowMessage('Semoga hasilnya baik.. Semangaat!!!'); // kode ketika sudah
melakukan pengambilan data maka akan muncul kata seperti diatas dan data akan
disimpan
Chart1.Series[0].Clear;
datake := round(Chart1.Series[0].MaxXValue);
datareal := datake div 2 ;
menitke:= datareal div 60;
detikke := datareal mod 60;
label3.Caption:=inttostr(menitke);
label4.Caption:=inttostr(detikke);
end;
begin
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Desain Project
Berikut ini adalah desain project simulasi centrifuge dengan control PID :
Desain project diatas merupakan desain project simulasi centrifuge kontrol PID. Power
Supply, rangkaian control PID, beberapa rangkaian amplifier, dan motor DC diletakan diatas
papan. Rangkaian-rangkaian tersebut digunakan untuk memutarkan motor DC dengan linear
dan berputar dengan 3 level menurut rpm nya, yaitu high, medium, dan low.
U1
2
LM7805C/TO3
1 3 1 Q1 LED R
2
D1 IN OUT TIP3055
+5V & -5V
GND
3
4 - + 1 + C1 + C2 J1
2200 220 C3
D2 104 1
2
1 2 2
1N4007 3
3
CON3
D8 R2
U2 J2
2
LM7905C/TO220
2 3 1 Q2 LED R 1
IN OUT TIP2955 2
3
GND
JP1
3
C4 C5
5 + +
C6 CON3
4 2200 D3 220 104
1
3 2 1
2
1
1N4007
HEADER 5 J3
1
U3 2
2
LM7812C/TO3 3
1 3 1 Q3
IN OUT TIP3055
2
D4 CON3
GND
+12V & -12V J4
3
+ C7
4 - + 1 + C8 220 C9 1
2200 D5 104 2
21 2 3
1N4007
LED INDIKATOR3 R3
CON3
3
U4 LED R
2
LM7912C/TO220
2 3 1 Q4
IN OUT TIP2955
J5
GND
3
1
C10 C11 C12 2
+ D6 +
104 3
1
2200 2 1 220
CON3
1N4007 R4 LED INDIKATOR4
R LED
R5
R6 1K R4
1K 1K
R1 R2 R3
J3 J4 J5
1 1 1
2 2 2
Penjelasan Rangkaian:
Rangkaian pembagi tegangan disini difungsikan sebagai V setting yang berguna
untuk menyetting kecepatan motor yang kita inginkan. Cara kerja Vsetting ini adalah
memberi besaran nilai yang dimasukkan pada rangkaian difference yang akan
dibandingkan dengan PSA yang terhubung dengan LPF.
Perhitungan
𝑅𝑔𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑
Vout low = 𝑉𝑖𝑛
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
68,2
= 12
1𝐾+68,2
68,2
= 12 = 0,76 V
1068,2
𝑅𝑔𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑
Vout medium = 𝑉𝑖𝑛
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
358
= 12
1𝐾+358
358
= 12 = 3,16 V
1358
𝑅𝑔𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑
Vout high = 𝑉𝑖𝑛
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
668
= 12
1𝐾+668
668
= 12 = 4,8 V
1668
R1
1k
-12
J1
R2 U1
2 J2
4
5
1 LM741
2 - 1
6 2
VREF 1k 3 + 3
R3
J3
2 OUTPUT
7
1
1
1k
SENSOR R4
1k
+12
Penjelasan Rangkaian:
Rangkaian difference diatas berfungsi untuk mencari nilai selisih dari kedua
tegangan input (non inverting dengan inverting). Kedua tegangan input tersebut
merupakan nilai dari FTV yang telah dikuatkan sebanyak 10x menggunakan PSA yang
terhubung dengan rangkaian LPF dan nilai dari tegangan setting yang telah diatur
melalui pembagian tegangan yang telah diatur. Hasil atau output dari difference
amplifier ini berupa nilai error.
Perhitungan Difference :
𝑅𝑓
Vout low = (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 )
𝑅𝑖𝑛
1𝑘
= (0,76𝑉 − 0,48𝑉)
1𝑘
= 0,28 V
𝑅𝑓
Vout medium = (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 )
𝑅𝑖𝑛
1𝑘
= (3,16𝑉 − 1,64𝑉 )
1𝑘
= 1,52 V
𝑅𝑓
Vout high = (𝑉𝑏 − 𝑉𝑎 )
𝑅𝑖𝑛
1𝑘
= (4,8𝑉 − 2,52𝑉 )
1𝑘
= 2,28 V
R1
50k
J1
-12 OUTPUT P
U1
4
5
J9 R2
LM741
2 2
1
2
-
1 6
1K 3 +
INPUT R3
1k
7
1
+12
Perhitungan Proporsional :
Vout low
𝑅𝑓
= − 𝑅𝑖𝑛 (𝑉𝑖𝑛 )
4,5𝐾
=− (0,28𝑉)
1𝐾
= -1,26V
Vout medium
𝑅𝑓
= − 𝑅𝑖𝑛 (𝑉𝑖𝑛 )
4,5𝐾
=− (1,52𝑉)
1𝐾
= -6,84V
𝑅𝑓
Vout high =− (𝑉𝑖𝑛 )
𝑅𝑖𝑛
4,5𝐾
=− (2,28𝑉)
1𝐾
= -10,28V
R1
1k
C1 1 uf
-12
U2
J2 R2
4
5
LM741 J1
1 2 -
6 1
3 +
input DIF
OUT
7
1
R7
1k
+12
Perhitungan Integrator:
1
T =𝑓
1
= 200
= 5.10-3= 25.10-4
1
T1 =2 𝑇
1
= . 5. 10−3 = 25. 10−4
2
1
Vout = − 𝑅𝑖𝑛 . 𝐶 ∫ 𝑉𝑖 𝑑𝑡
1
= − 1𝐾 . 10−6 . ∫ 0 (25. 10−4 − 0 )
=0V
R3
-12
U3
J2
4
5
C2 R6 J1
LM741
1 2 -
6 1
3 +
input DIF 1 uf 1K
OUT
R14
7
1
1k
+12
Perhitungan Derivatif :
T = 1/f
= 1/200
= 5.10-3
T1 = 1/4 .T
= 1/4 . 5.10-3
= 125.10-5
Vout = -Rf.C. dVi/dt
= -106. 0.1.10-6 (V1-V0) / (t1-t0)
= -106. 0.1.10-6 (0 – 0) / (125.10-5 – 0)
= -0,1 (0)
= 0V
R3
RF
-12
J1 U1
4
5
2 R1 J10
LM741
1 2 - 1
6 2
1k 3 +
INPUT
J2 R2 Vout
2
7
1
1
1k
INPUT +12
J3 R4
2
1
1k
INPUT
Perhitungan Summing :
𝑅𝑓 𝑉1 𝑉2 𝑉3
Vout = − 𝑅𝑖𝑛 . (𝑅1 + 𝑅2 + )
𝑅3
1𝑘 0𝑉 0𝑉 0𝑉
= − 1𝑘 . (1𝑘 + 1𝐾 + )
1𝐾
= 0V
Perhitungan osilator :
Frekuensi Osilasi
1 𝑅6
Fo = × 𝑅7
4𝑥𝑅4𝑥𝐶
1 12𝐾
= ×
4×75.103 ×10−7 2𝐾
= 199.8Hz
Vout Segitiga
𝑅7
Vout = Vs. (𝑅6)
2𝐾
= 24 . (12𝐾)
= 4 Vp-p
Pengatur refrensi
1
J2 2
2
1 R1
10K -12
R2 R3 10K
10K
-12 J7 -12
JUMPER
R6 U3
J4
LM741 U4
4
5
2 R5
LM741
4
5
1 2 J1
1
2
-
6 2 -
input osila 10k 1K 3 + 6 1
J9 3 + 2
7
1
2 CON2
7
1
+!2 +12
GND
J3
2
1
J6
OUTPUT PID 1
2
+12
3
ISO2
OPTO ISOLATOR-A
J5
4
2
J4 1
2 R2
1 Q1
NPN BCE motor
pwm 1k J6
1
2
J2
2
gnd 1
12
12
1
2
D2 D1
LED PHOTODIODE
J3
1
2
R1 R2 OUTPUT
220
100K
catu 12
1
2
J3 U1
J5
7
1
2 LM741
1 3 1
+
6 2
2
-
INPUT dr SENSOR
out
4
5
J4 J2
2
1 1
2
12 R1
POT catu -12
OUTPUT
VCC
U1
R2 5 4
5 4
470 R3
6 3
6 3 10k
7 2 R1 C1
7 2
C2 100k 1uF
8 1
8 1 0,02uF
LM2917/DIP8 J5
1
2
INPUT
Penjelasan Rangkaian:
Fungsi dari FTV adalah untuk mengubah frekuensi menjadi tegangan (voltage).
LM2917 merupakan chip IC yang di desain khusus sebagai Frequency to Voltage
Converter atau mengubah frekuensi menjadi tegangan. Dalam penggunaanya untuk
aplikasi Frequency to Voltage Converter IC LM2917 memerlukan sedikit komponen
eksternal. Seperti kapasitor dan resistor yang sudah harus diperhitungkan. Kelebihan
dari Frequency to Voltage Converter LM2917 ini adalah mampu memberikan output 0
volt seketika pada waktu frekuensi berubah 0 Hz.
R4 1k
POT
-12
-12
U1
U2
4
5
J3 R2
LM741
4
5
2 2 R3
- LM741 J4
1 6 2 -
3 + 6 1
1k 3 + 2
INPUT 1k
7
1
OUTPUT
7
1
+12
+12
Penjelasan Rangkaian:
Rangkaian PSA berfungsi sebagai penguat 10x output FTV (Frequency to Voltage).
Cara kerja rangkaian ini menguatkan output FTV dengan menggunakan inverting 2x,
sehingga output tidak berbalik fasa, dan multiturn pada RF1 berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya penguatan yang diperlukan.
𝑅𝑓
Vout low = − 𝑅𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛
10𝑘
=− 0,155𝑉
1𝑘
𝑅𝑓2
= -1,55 V x−
𝑅𝑖𝑛2
1𝑘
= -1,55 V x− 1𝑘 = 1,55 V
𝑅𝑓
Vout medium = − 𝑅𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛
10𝑘
=− 0,506V
1𝑘
𝑅𝑓2
= -5,06 V x− 𝑅𝑖𝑛2
1𝑘
= -5,06 V x− = 5,06 V
1𝑘
𝑅𝑓
Vout high = − 𝑅𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛
10𝑘
=− 0,507𝑉
1𝑘
𝑅𝑓2
= -5,07 V x− 𝑅𝑖𝑛2
1𝑘
= -5,07 V x− 1𝑘 = 5,07 V
J1
J6 R6 R7
1 1
3300 1500
input output
C1 C2
0,1 uf 0,1uf
Penjelasan Rangkaian:
Rangkaian LPF berfungsi sebagai filter yang hanya melewatkan sinyal dengan
frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal
dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Pada rangkaian diatas jika
ukuran kapasitas kapasitor diperbesar maka frekuensi tinggi akan semakin sulit untuk
masuk karena akan dibuang oleh kapasitor. Rangkaian diatas akan melewatkan atau
meloloskan frekuensi rendah saja.
Perhitungan:
1 1
Fc1 = = = 48,25 Hz
2𝜋RC 2 𝑥 3,14 𝑥 3300 x 10−6
1 1
Fc2 = = = 106,15 Hz
2𝜋RC 2 𝑥 3,14 𝑥 1500 x 10−6
Gambar 3.18 Display Output Pengambilan Data Low (90 RPM) Pertama
Gambar diatas merupakan gambar ploting pertama kondisi low. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 89,61 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 90 RPM. Kondisi low di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.19 Display Output Pengambilan Data Low (90 RPM) Kedua
Gambar diatas merupakan gambar ploting kedua kondisi low. Kecepatan motor yang
terukur dalam display menunjukkan 89,36 RPM dari kecepatan yang sebenarnya, yaitu
90 RPM. Kondisi low di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.20 Display Output Pengambilan Data Low (90 RPM) Ketiga
Gambar diatas merupakan gambar ploting ketiga kondisi low. Kecepatan motor yang
terukur dalam display menunjukkan 89,32 RPM dari kecepatan yang sebenarnya, yaitu
90 RPM. Kondisi low di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.21 Display Output Pengambilan Data Low (90 RPM) Keempat
Gambar diatas merupakan gambar ploting keempat kondisi low. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 88,84 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 90 RPM. Kondisi low di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.22 Display Output Pengambilan Data Low (90 RPM) Kelima
Gambar diatas merupakan gambar ploting kelima kondisi low. Kecepatan motor yang
terukur dalam display menunjukkan 89,17 RPM dari kecepatan yang sebenarnya, yaitu
90 RPM. Kondisi low di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.23 Display Output Pengambilan Data Medium (327 RPM) Pertama
Gambar diatas merupakan gambar ploting pertama kondisi medium. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 327,2 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 327 RPM. Kondisi medium di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.24 Display Output Pengambilan Data Medium (327 RPM) Kedua
Gambar diatas merupakan gambar ploting kedua kondisi medium. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 327,3 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 327 RPM. Kondisi medium di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.25 Display Output Pengambilan Data Medium (327 RPM) Ketiga
Gambar diatas merupakan gambar ploting ketiga kondisi medium. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 327,3 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 327 RPM. Kondisi medium di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.26 Display Output Pengambilan Data Medium (327 RPM) Keempat
Gambar 3.27 Display Output Pengambilan Data Medium (327 RPM) Keempat
Gambar diatas merupakan gambar ploting kelima kondisi medium. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 327,4 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 327 RPM. Kondisi medium di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.28 Display Output Pengambilan Data High (533 RPM) Pertama
Gambar diatas merupakan gambar ploting pertama kondisi high. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 533,0 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 533 RPM. Kondisi high di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.29 Display Output Pengambilan Data High (533 RPM) Kedua
Gambar diatas merupakan gambar ploting kedua kondisi high. Kecepatan motor yang
terukur dalam display menunjukkan 533,7 RPM dari kecepatan yang sebenarnya, yaitu
533 RPM. Kondisi high di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.30 Display Output Pengambilan Data High (533 RPM) Ketiga
Gambar diatas merupakan gambar ploting ketiga kondisi high. Kecepatan motor yang
terukur dalam display menunjukkan 533,7 RPM dari kecepatan yang sebenarnya, yaitu
533 RPM. Kondisi high di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.31 Display Output Pengambilan Data High (533 RPM) Keempat
Gambar diatas merupakan gambar ploting keempat kondisi high. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 533,5 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 533 RPM. Kondisi high di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
Gambar 3.32 Display Output Pengambilan Data High (533 RPM) Kelima
Gambar diatas merupakan gambar ploting kelima kondisi high. Kecepatan motor
yang terukur dalam display menunjukkan 533 RPM dari kecepatan yang sebenarnya,
yaitu 533 RPM. Kondisi high di setting pada rangkaian pembagi tegangan.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Diagram Proses
Berikut ini adalah diagram proses simulasi centrifuge dengan control PID :
Rangkaian Proportional
LOW
V Setting
Rangkaian
MEDIUM Difference Rangkaian Integrator Rangkaian
HIGH Amplifier
Summing
Rangkaian Derrivative PID
Output dari LPF
Rangkaian Hasil output rangkaian
PSA dan LPF
Output dari FTV summing PID
Rangkaian Rangkaian
Sensor FTV
Rangkaian
Rangkaian Komparator
Driver PWM
Rangkaian Rangkaian
Summing Osilator
PWM
Rangkaian driver Hasil output Hasil output dari Hasil output dari
Menggerakan motor DC dari rangkaian PWM rangkaian summing rangkaian osilator
PWM
Pada diagram proses diatas, dapat dilihat bahwa output dari pembagian rangkaian
pembagian tegangan menjadi Vsetting, kemudian menjadi input rangkaian difference untuk
diselisihkan dengan ouput dari LPF agar dapat menghasilkan nilai error. Nilai error tersebut
yang kemudian akan menjadi input dari rangkaian P (Proposional), I (Integral), D
(Derrivative). Kemudian output dari setiap rangkaian P, I, dan D ini diinputkan pada
rangkaian summing, kemudian output dari rangkaian summing ini diinputkan pada rangkaian
komparator dan dibandingkan dengan rangkaian osilator yang telah dinaikan refrensinya
dengan rangkaian summing PWM. Output dari rangkaian komparator PWM ini akan
diinputkan pada rangkaian driver, yang digunakan untuk menggerakan motor dc. Putaran
motor dc tersebut ditangkap oleh sensor, berupa frekuensi, kemudian frekuensi yang telah
dihasilkan oleh rangkaian sensor tersebut diubahmenjadi tegangan dengan rangkaain FTV.
Kemudian, output dari rangkaian FTV tersebut dikuatkan oleh PSA, kemudia difilter oleh
rangkaian LPF untuk mengurangi noise.
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 400uS
Keterangan:
Volt/Div = 2V
Time/Div= 400uS
Keterangan:
Volt/Div = 2V
Time/Div= 400uS
Dari ketiga gambar diatas, dapat diketahui bahwa tiap masing-masing keadaan
memiliki tegangan yang berbeda-beda, tegangan inilah yang disebut Vsetting. Pada
keadaan low tegangannya adalah 0.56V, keadaan medium 2,88V, dan keadaan high
5,28V.
Keterangan:
Volt/Div = 500mV
Time/Div= 400mS
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 400mS
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 400mS
Ketiga gambar diatas merupakan output dari rangkaian difference amplifier yang
digunakan untuk mencari Verror, yang didapatkan dari selisih Vsetting dan output dari
PSA. Dari ketiga gambar diatas dapat diketahui bahwa, semakin tinggi keadaan (low,
medium, atau high), maka akan semakin tinggi tegangannya.
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 4mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 4mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 4mS
(pembalik) sehingga, output yang dihasilkan berbalik fasa seperti ketiga gambar diatas.
Rangkaian ini mendapatkan input dari rangkaian difference amplifier.
Keterangan:
Volt/Div = 2V
Time/Div= 400uS
Keterangan:
Volt/Div = 2V
Time/Div= 400uS
Keterangan:
Volt/Div = 2V
Time/Div= 400uS
Keterangan:
Volt/Div = 200mV
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 200mV
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 200mV
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 2mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 2mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 20mS
Berikut ini adalah gambar output dari rangkaian PWM (Pulse With Modulation) saat
keadaan high:
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 500mV
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 500mV
Time/Div= 20mS
Berikut ini adalah gambar output dari rangkaian sensor motor saat keadaan high:
Keterangan:
Volt/Div = 500mV
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 5V
Time/Div= 20mS
Berikut ini adalah gambar output dari rangkaian komparator sensor motor saat keadaan
high:
Keterangan:
Volt/Div = 500mV
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 100mV
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 100mV
Time/Div= 20mS
Berikut ini adalah gambar output dari rangkaian FTV saat keadaan high:
Keterangan:
Volt/Div = 100mV
Time/Div= 20mS
Berikut merupakan grafik uji rangkaian FTV dengan input dari function berupa
frekuensi dengan range 20-500Hz.
Output FTV
7
6
Tegangan Output (V)
5
4
3
2
1
0
80
300
20
40
60
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
Frekuensi Input (Hz)
Tegangan Output
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 20mS
Berikut ini adalah gambar output dari rangkaian PSA saat keadaan high:
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 20mS
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 4mS
Berikut ini adalah gambar output dari rangkaian LPF Pasif saat keadaan medium:
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 4mS
Berikut ini adalah gambar output dari rangkaian LPF pasif saat keadaan high:
Keterangan:
Volt/Div = 1V
Time/Div= 4mS
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa itu adalah hasil pembacaan RPM yang
diukur oleh Arduino. Untuk toleransinya sendiri ada 2 macam yaitu, toleransi untuk
overshoot dan toleransi dari batas RPM yang sudah ditentukan. Untuk toleransi
overshoot adalah ±5 batas atas batas bawah, untuk toleransi batas saat RPMnya berjalan
adalah ±3. Sedangkan kecepatan RPM yang diatur adalah 533 RPM. Pada tahap PID
ini sensor RPM diletakkan pada Arduino dan rangkaian LPF. Penilaian berlangsung
selama 25 menit.
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Resistansi dan Tegangan Kondisi High 533RPM
High 1 533,0 0 0%
High 5 533,0 0 0%
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Project elektronika terintegrasi yaitu Simulasi Centrifuge dengan Kontrol PID ini terdiri
dari berbagai rangkaian dengan fungsinya masing-masing, diantaranya adalah rangkaian
power supply, rangkaian pembagian tegangan, rangkaian difference, rangkaian kontrol
proporsional, rangkaian kontrol integrator, rangkaian kontrol derivatif, rangkaian summing
PID, rangkaian osilator, rangkaian PWM, rangkaian PSA, sensor dan komparator untuk motor,
rangkaian FTV (Frequency to Voltage), double inverting (PSA), LPF pasif (Low Pass Filter)
dan driver motor. Selain rangkaian-rangkaian tersebut terdapat beberapa pendukung yaitu
arduino nano yang bertujuan untuk mempermudah pengambilan data pada RPM yang
diinginkan. Kendala yang kami alami pada project ini adalah tidak stabilnya kecepatan motor
pada masing masing setting, sehingga menyebabkan pengaturan ulang setting plot PID, juga
diperlukannya banyak percobaan dan perhitungan komponen yang sesuai dalam project.
5.2 Saran
Pada project Simulasi Centrifuge dengan control PID ini pemilihan komponen tidak bisa
sembarangan dan harus bagus, diperlukan kegigihan dalam mengatur plot setting PID, dalam
proses pengerjaanya dibutuhkan ketelitian dan kecermatan, disarankan memakai rangkaian
Low Pass Filter pasif yang akan membuat hasil RPM lebih stabil.
DAFTAR PUSTAKA
9. Jurnal “Desain Kontrol PID Dengan Metode Tuning Direct Synthesis Untuk Pengaturan
Kecepatan Motor DC”.
Oleh : R.B.Moch. Gozali.
http://journal.uii.ac.id/jurnal-teknoin
11. Jurnal ”Kontrol PID Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Dengan Metode Tuning
Direct Synthesis”
Oleh : Handy Wicaksono, Josaphat Pramudijanto.
https://media.neliti.com/media/publications/133498-ID-kontrol-pid-untuk-pengaturan-
kecepatan
13. Jurnal “Analisis Pemisahan Air Dari Biodiesel dengan Memakai Disc Stack Centrifuge
dengan Kajian Eksperimental Dan Analitik”
Oleh : Tia Setawan
http://repository.unpas.ac.id/14810/1/Jurnal_Perpus%20_Tia%20Ok.doc
LAMPIRAN
LOW 1
LOW 2
LOW 3
LOW 4
LOW 5
MEDIUM 1
MEDIUM 2
MEDIUM 3
MEDIUM 4
MEDIUM 5
HIGH 1
HIGH 2
HIGH 3
HIGH 4
HIGH 5
LAMPIRAN
LAMPIRAN