BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi elektronika saat ini sudah sedemikian pesatnya yang
kadang – kadang berawal dari rangkaian – rangkain sederhana yang biasa kita jumpai
dalam buku – buku tentang elektronika. Aplikasi dari Line Follower biasnya
digunakan sebagai motor mainan anak – anak dan juga sebagai sarana transportasi di
area pabrik. Jadi dalam laporan ini akan dijelaskan rangkaian elektronika dari Line
Follower beserta cara kerjanya. Robot ini salah satu dari jenis robot beroda yang
memiliki komponen utama diantaranya Resistor, Diode, Transistor, Led, Relay,
Tilting, Photodioda yang dirangkai untuk menghasilkan jenis robot yang berjalan
mengikuti garis hitam yang telah ditentukan. Di dalam rangkaian Line Followerr
terdapat 2 bagian utama, yaitu bagian sensor, dan driver. Untuk bagian sensor di
gunakan Photodioda dan LED, sementara LDR sebagai sensor cahaya. Untuk driver
menggunakan 2 buah Relay DPDT yang dihubungkan ke transistor yang berfungsi
untuk switching.
Dengan adanya project ini diharapkan mahasiswa Teknik Elektromedik dapat
lebih mahir dalam bidang elektronika dengan adanya pengalaman dan eksperimen.
Untuk rangkaian-rangkaianya yang ada di dalamnya kita akan jelaskan pada bab
selanjutnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu mengetahui fungsi-fungsi dari komponen dan mengaplikasikan
ke dalam suatu rangkaian.
1.2.2 Mahasiswa mampu membuat rangkaian driver motor dan rangkaian sensor.
1.2.3 Mahasiswa mampu memahami sistem dan cara kerja line follower analog dalam
segala kendala.
BAB II
DASAR TEORI
http://sharingmekatronika.blogspot.com/2015/11/membuat-robot-line-
follower-analog.html
berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan
amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty cycle merupakan representasi
dari kondisi logika high dalam suatu periode sinyal dan dinyatakan dalam bentuk
(%) dengan range 0% sampai 100%.
Rangkaian osilator gelombang segitiga adalah rangkaian yang tidak
mempunyai input. Rangkaian ini berfungsi untuk pembangkit sinyal segitiga dan
kotak. Output dari rangkaian osilator gelombang kotak segitiga adalah gelombang
segitiga dan gelombang kotak. Pembentukan gelombang kotak dipengaruhi oleh
IC pertama yang mirip dengan rangkaian komparator yaitu rangkaian smitch
trigger sedangkan gelombang segitiga karena dari IC ke dua merupakan rangkaian
integrator.
C1
-12
-12
U1
U2
4
5
LM741
4
2 R 5
- LM741
6 2 -
3 + 6
3 +
7
1
7
1
+12
+12
R2
R1
akan sama dengan nilai tegangan input. Dan semakin banyak jalur input,
maka nilai penguatan juga semakin besar. Maka dari itu summing amplifier
memiliki tegangan keluaran berkebalikan dengan tegangan masukan akibat
penggunaan dasar rangkaian inverting. Tegangan input seolah-olah dijumlahkan,
padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan paralel antar tahanan input.
a. Apabila R1 ≠ R3 dan R2 ≠ R4
𝑹𝟏+𝑹𝟐 𝑹𝟒 𝑹𝟐
𝑽𝒐𝒖𝒕 = (𝑹𝟑+𝑹𝟒) 𝑹𝟏 . 𝑽𝒃 − 𝑹𝟏 . 𝑽𝒂 (5)
Low pass filter adalah rangkaian yang dapat dirancang untuk memodifikasi,
semua frekuensi tinggi yang tidak diinginkan dari sinyal listrik dan menerima atau
hanya melewatkan sinyal yang diinginkan oleh perancang sirkuit. Dengan kata
lain rangkaian ini "mem-filter" sinyal yang tidak diinginkan dan filter ideal akan
memisahkan dan melewati sinyal input sinusoidal berdasarkan frekuensi yang ada.
Pada aplikasi frekuensi rendah (sampai 100 kHz), filter pasif dibangun
menggunakan jaringan RC (Resistor-Capacitor) sederhana.
Low pass filter hanya memungkinkan sinyal frekuensi rendah dari 0Hz ke
frekuensi cut-off, ƒc titik ke pass saat melemahkan yang lebih tinggi. Filter pasif
orde 1 (satu) yang sederhana dapat dilakukan dengan menghubungkan satu
resistor dan satu kapasitor secara seri melintasi sinyal input, (Vin) dengan output
filter, (Vout) yang diambil dari perimpangan kedua komponen.
𝟏
𝒇𝒄 = (8)
𝟐𝝅𝑹𝑪
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Desain Project
pemasangan piringan pada motor DC. Pada bagian pinggir triplek diberi lubang
dengan diameter terluar 1,7 cm agar infrared dan photodioda dapat saturasi.
U1 D1 R1
2 LED RESISTOR
- + 1 3 1 Q1
GND
IN OUT TIP3055 J3 0
+ C1 + C2 3 1
2200 LM7805 220 2
2
C3 +5V
DIODE BRIDGE 1 2 104
D3
0 1N4007 0 0 0
U2 2 D4 R2
1 Q2 LED RESISTOR 0
2 3
GND
IN OUT 3 TIP2955 J4
1
LM7905 2
C4 C5
1
J1 +
2200 2 1
+
220 C6 -5V J6
5 104
4 D5 1
3 1N4007 2
2 0 0 0 0 3
1 D7 4
5
U3
TRAFO 2 0
0 1 3 1 Q3 GND
GND
- + IN OUT TIP3055
+ C7 + C8 3
2200 LM7812 220
D6 R3
2
LED RESISTOR
1 2 J7 0
DIODE BRIDGE 1
D8 2
0 1N4007 0 0
C9 +12V
104
0 D9 R4
LED RESISTOR
0
U4 2 J8
1 Q4 1
2 3 2
GND
IN OUT 3 TIP2955
-12V
LM7912
C10 C11 C12
1
+ +
2200 2 1 220 104
0
D10
1N4007
0 0 0
Cara Kerja : Pada rangkaian power supply ini, tegangan AC 220 V akan
di step down menjadi tegangan AC 12 V dan AC 18 V, yang
nantinya akan di searahkan secara penuh oleh 2 dioda bridge.
Fungsi dari dioda bridge adalah mengubah arus AC menjadi
arus DC. Pada setiap dioda bridge terdapat 2 outputan, yaitu
positif dan negatif dimana outputan positif akan masuk
melalui IC 7805 dan IC 7812 sedangkan outputan negatifnya
akan akan masuk melalui IC 7905 dan 7912. Fungsi IC
regulator sebagai pembatas tegangan yang kita beri +5v, -5v,
+12v dan -12v. Pada ground dari setiap IC regulator di
pasang dioda yang berfungsi sebagai peningkat tegangan.
Setelah itu kaki outputan dari setiap IC regulator di
hubungkan ke basis dari setiap transistor (TIP 3055 dan
2955) yang berfungsi sebagai penguat arus akan
mempengaruhi outputan nantinya sesuai dengan spesifikasi
dari IC regulatornya. Dan fungsi dari setiap kapasitor yang di
gunakan adalah sebagai pemfilteran outputan agar
outputannya lebih halus nantinya atau tidak terjadinya noise.
1
2
R5
R6 1K R4
1K 1K CON2
R1 R2 R3
J3 J4 J5
1 1 1
2 2 2
1k
-12
J1
R2 U1
2 J2
4
5
1 LM741
2 - 1
SENSOR 6 2
1k 3 + 3
R3
J3
2 OUTPUT
7
1
1 J7
1k +12
VREF 1
R4 2
1k 3
+12 -12
CON3
0
0
Cara kerja : Kedua tegangan input tersebut merupakan nilai dari sensor
infrared-photodiode yang telah dikuatkan menggunakan double-
inverting amplifier (hasil berupa tegangan) dan nilai dari
tegangan setting yang telah diatur melalui pembagian tegangan
yang telah dibuat (hasil berupa tegangan). Hasil atau output dari
difference amplifier ini berupa nilai error(tegangan).
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(150𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (0,75 𝑉 − 0,75𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 0,3𝑉
1𝐾
= 0,3𝑉
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(400𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (2,48 𝑉 − 3,38 𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 0,9 𝑉
1𝐾
= 0,9 𝑉
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(595𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (5,19 𝑉 − 2,61 𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 2,58𝑉
1𝐾
= 2,58 𝑉
3.3.4 Rangkaian PID
3.3.4.1 Rangkaian Proporsional
R13
J11
1
POT 2
3
U7
J3 CON3
4
5
R19
LM741
1 2 - J10
2 6
3 + 1
RESISTOR 2
INPUT
R20
7
1
OUT
RESISTOR
Perhitungan Proporsional :
13.1𝐾
VP 150rpm =− (0,3𝑉 )
1𝐾
13.1𝐾
=− (0,3𝑉)
1𝐾
= −3,93𝑉
13.1𝐾
VP 400rpm =− (0,9𝑉 )
1𝐾
13.1𝐾
= − (0,9𝑉)
1𝐾
= −11.79
13.1𝐾
VP 595rpm =− (2,58𝑉 )
1𝐾
13.1𝐾
=− (2,58𝑉)
1𝐾
= −33.8𝑉
Data tersebut diperoleh karena diambil dari nilai eror dari hasil
pengukuran, maka didapatkan hasil Vp seperti di atas. Namun, pada
pengukuran, hasil Vp pun tidak mencapai perhitungan karena memang
tegangan supply yang digunakan adalah 12 volt.
3.3.4.2 Rangkaian Integral (Integrator)
R2
R1
1K 10k
C1
J6
0,1uF
1
2 -12V
VERR
U1 J5
J4
4
5
3 R3 1
LM741
2 2 - 2
1 6
3 +
1K OUPUT I
ENABLE R4
1K
7
1
+12V
= 5.10-3= 25.10-4
1
Vout = − 𝑅𝑖𝑛 . 𝐶 ∫ 𝑉𝑖 𝑑𝑡
1
= − 1𝐾 . 0.1. 10−6 . ∫ 0 (25. 10−4 − 0 )
=0V
1
F Cut Off = 2𝜋𝑅𝐶
1
= 2𝑥3,14𝑥19𝑥103 𝑥10−5
10−2
= 119,32 Hz
= 0,84 Hz
3.3.4.3 Rangkaian Derivatif(Diferensiator)
J19
1
2
3
- 12 V
R3
VCC
POT/SM
U3
4
5
J8 C2 R6
LM741 J9
2 2 -
1 6 1
3 + 2
1 uf 1K
INPUT
R14 OUTPUT
7
1
R
+ 12 V
= -1.10-3 (0)
= 0V
1
F Cut Off = 2𝜋𝑅𝐶
1
= 2𝑥3,14𝑥156𝑥102 𝑥10−5
100
= 97,968 Hz
= 1,02 Hz
3.3.5 Rangkaian Summing PID
R4 J5
1
2
10K 3
CON3
J1 U1
4
5
2 R1
UA741 J4
1 2 -
6 1
3 + 2
INPUT P 10K
J2 R2 OUTPUT
7
1
2
1
R5
10K 10K
INPUT I
R3
J3
2
1
10K
INPUT D
Perhitungan Summing :
𝑅𝑓 𝑉1 𝑉2 𝑉3
Vout = − 𝑅𝑖𝑛 . (𝑅1 + 𝑅2 + )
𝑅3
1𝑘 0𝑉 0𝑉 0𝑉
= − 1𝑘 . (1𝑘 + 1𝐾 + )
1𝐾
= 0V
-12 0.1uF
U1
LM741 U2
4
5
LM741 +12
4
5
2 - R5
6 2 - J1
3 + 6
3 + 1
75K 2
J6
R6 CON2
7
1
1
7
1
12K 2
+12 3
+12 CON3
R7 R8
-12
1K 1K
= 33,33 . (6)
= 199,8 Hz
Vout Segitiga :
𝑅7+𝑅8
Vout = Vs. ( )
𝑅6
2𝐾
= 24 . (12𝐾)
= 4 Vp-p
Rangkaian PWM
10K
U1
J3
4
5
J2 R1 J1
UA741
2 - 1
1 6 1 2
2 3 + 2 3
10K
R6
CON2 CON2 CON3
7
1
10K
R5
10K
U1 +
J4 CON3
4
5
2 UA741
1 2 - J2
6 1
3 + 2
SUMMING
OUT PWM
7
1
J1
2 +
1
PID
PWM +12V
R1
RESISTOR
U1
1 PS2501 4 J4
1
2 2
CON2
3
J2
2 Q1
1 BD135-16/PLP
GND
1
2
VREFF
1
2
R2 J11
100K R1 1
2 J7
1
2
1K GND
J6 U1 5V
R3
7
1
2 10K
1 3
+
6
2
-
REFF
2
1
LM741
4
5
J10
VOUT
2
1
J8
-12V
2
1
J9
PHOTO
1
2
GND
J4
J6
1
1 2
2
OUTPUT
VCC
U1
R2 5 4
5 4
470 R3
6 3
6 3 10k
7 2 R1 C1
7 2
C2 100k 1uF
8 1
8 1 0,02uF
LM2917/DIP8 J5
1
2
INPUT
10K 1K
-12V -12V
U1
U2
4
5
J2 R3
LM741
4
5
2 2 R1 J3
- LM741
1 6 2 -
3 + 6 1
1K 3 + 2
INPUT FTV 1K
7
1
OUTPUT
7
1
+12V
+12V
+12V
J1
1
2
3
-12V CON3
= −1𝑥(−2 𝑥 𝑉𝑓𝑡𝑣)
= 2 V ftv
R1
out psa CAP RESISTOR output
J2
gnd
= 15,92 Hz
float RPM=0;
float RPMasli;
int i;
void setup() {
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
suhu=0;
for (i=0;i<100;i++)
{
suhu = RPM+analogRead(0);
delay(5);
}
suhuasli= suhu/100;
Serial.print('a');
Serial.print(RPMasli);
Serial.print('b');
delay(500);
}
3.4.2 Delphi 7
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, StdCtrls, CPort, TeEngine, Series, ExtCtrls, TeeProcs, Chart,
jpeg;//TeeTools, jpeg;
type
TForm1 = class(TForm)
Chart1: TChart;
Series1: TLineSeries;
Edit1: TEdit;
ComPort1: TComPort;
Ardelia (007), Afrizal (014), Noan (020) 32
Line Follower Analog - Elektronika Diskrit 2019
ComDataPacket1: TComDataPacket;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Button2: TButton;
SaveDialog1: TSaveDialog;
Button1: TButton;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
Label6: TLabel;
procedure ComDataPacket1Packet(Sender: TObject; const Str: String);
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
procedure FormCreate(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
tegangan:real;
datareal:integer;
datake:integer;
menitke:integer;
detikke:integer;
begin
val(str,dataADC,e);
if e=0 then begin
tegangan:= ((dataADC/1023)*1000);
end;
label1.caption := formatfloat('0.##',tegangan);
chart1.Series[0].AddXY(chart1.Series[0].count,tegangan);
if Chart1.Series[0].MaxXValue> 1500 then
begin
SaveDialog1.FileName:=edit1.Text;
SaveDialog1.Execute;
form1.chart1.SaveToBitmapFile(SaveDialog1.FileName+'.bmp');
ShowMessage('Semoga hasilnya baik.. Semangaat!!!');
Chart1.Series[0].Clear;
end;
datake := round(Chart1.Series[0].MaxXValue);
datareal := datake div 2 ;
menitke:= datareal div 60;
detikke := datareal mod 60;
label3.Caption:=inttostr(menitke);
label4.Caption:=inttostr(detikke);
end;
begin
end;
end.
BAB IV
Kp Kd Ki
Volt 1,44 1,01 3,80 0,30 0,82 4,18
Kp Kd Ki
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa rpm yang telah ditentukan adalah 150
RPM. Dengan toleransi overshoot sebesar ±5 dan toleransi osilasi sebesar ±3. Pada
tahap ini sensor diletakkan di antara piringan yang telah dipasang di motor dc, sensor
yang digunakan adalah photodioda dan infrared yang akan saturasi apabila tidak
terhalang oleh piringan yang berputar. Kontrol yang digunakan pada tahap ini adalah
P, I, dan D. Dengan Kp = 0,131M Kd = 0,156M Ki = 0,019M. Gambar diatas
merupakan hasil monitoring rpm selama 10 menit yang dimulai saat detik ke-20.
Kp Kd Ki
Volt 0,25 2,48 4,04 0,78 6,12 10,2
Kp Kd Ki
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa rpm yang telah ditentukan adalah 400
RPM. Dengan toleransi overshoot sebesar ±5 dan toleransi osilasi sebesar ±3. Pada
tahap ini sensor diletakkan di antara piringan yang telah dipasang di motor dc, sensor
yang digunakan adalah photodioda dan infrared yang akan saturasi apabila tidak
terhalang oleh piringan yang berputar. Kontrol yang digunakan pada tahap ini adalah
P, I, dan D. Dengan Kp = 0,131M Kd = 0,156M Ki = 0,019M. Gambar diatas
merupakan hasil monitoring rpm selama 10 menit yang dimulai saat detik ke-20.
Kp Kd Ki
Volt 3,61 5,19 4,46 0,54 9,42 10,8
Kp Kd Ki
Dari gambar 4.4 merupakan gambar dari tegangan output dari low pass
filter (LPF) dengan nilai 711mV diperoleh dari rangkaian LPF yang terdiri dari
resistor dan kapasitor yang disusun secara seri dengan frekuensi cutoff sebesar
15,92 Hz.
Dari gambar 4.6 merupakan gambar dari tegangan output dari low pass
filter (LPF) dengan nilai 3,38V diperoleh dari rangkaian LPF yang terdiri dari
resistor dan kapasitor yang disusun secara seri dengan frekuensi cutoff sebesar
15,92Hz.
Dari gambar 4.8 merupakan gambar dari tegangan output dari low pass
filter (LPF) dengan nilai 2,61V diperoleh dari rangkaian LPF yang terdiri dari
resistor dan kapasitor yang disusun secara seri dengan frekuensi cutoff sebesar
15,92Hz.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Project elektronika terintegrasi yaitu Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
ini terdiri dari berbagai rangkaian dengan fungsinya masing-masing, didalam project
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID terdapat rangkaian Difference Amplifier,
Rangkaian Kontrol Proporsional, Rangkaian Kontrol Integratif, Rangkaian Kontrol
Derivatif, rangkaian Summing Amplifier, Rangkaian PWM, rangkaian Driver Motor,
rangkaian Sensor, rangkaian Komparator, rangkaian Frequency To Voltage, dan
rangkaian Pengondisi Sinyal Aktif (PSA). Selain rangkaian-rangkaian tersebut
terdapat beberapa pendukung yaitu : Motor DC 12 v, Arduino nanu/uno, dan
rangkaian Low Pass Filter. Penggunaan Arduino dalam project ini bertujuan untuk
mempermudah pengambilan data pada setiap RPM yang diinginkan. Project
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID ini menggunakan kontrol PID dengan
tujuan untuk menjaga kestabilan kecepatan motor pada RPM yang telah di atur.
Masalah yang kami alami pada project ini adalah terjadi overshoot pada saat
lonjakan pertama pengambilan data yang jauh dari setting pada selektor RPM dan
osilasi yang melebihi toleransi. Maka dari itu, masalah tersebut diselesaikan dengan
pengaturan pada control PID dengan memberikan nilai resistansi dan teganganyang
tepat untuk masing-masing kontrol tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Handy Wicaksono, & Josaphat Pramudijanto. (2004). Kontrol PID Untuk Pengaturan
Kecepatan Motor DC Dengan Metode Tuning Direct Synthesis. Jurnal Teknik Elektro,
4(1), 10–17. Retrieved from
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/elk/article/view/15881
(Diakses pada 17 Juli 2018)
[2] http://fungsialat.blogspot.com/2016/12/fungsi-alat-centrifuge-dan-cara.html
[3] http://labkontrol.blogspot.co.id/2012/09/controller-p-pengendali-proportional.html
[4] http://arifelektronikaindustri.blogspot.co.id/2011/08/kontrol-pid.html
[5] https://putraekapermana.wordpress.com/2013/11/21/pid/
[6] http://labkontrol.blogspot.co.id/2012/09/kontroller-d-pengendali-tipe.html
[7] https://electrosome.com/inverting-amplifier-using-opamp/
[8] http://belajarelektronika.net/pengertian-summing-amplifier/
[9] http://lang8088.blogspot.co.id/2011/12/differential-amplifier-op-amp.html
[10] http://basukidwiputranto.blogspot.co.id/2014/04/aplikasi-op-amp-ke-6-integrator.html
[11] http://elektronika-dasar.web.id/differensiator-aktif/
LAMPIRAN
1. Power Supply
2. Pembagian Tegangan
3. FTV
4. PSA
5. LPF
6. Sensor
7. Komparator Sensor
8. Difference Amplifier
9. Proporsional
10. Integrator
11. Differensiator
14. Osilator