2021
I. TUJUAN
Pada praktikum kali ini mahasiswa diharapkan :
1. Mengetahui komponen yang digunakan pada sistem pengendalian temperatur
air berbasis PID.
2. Mengetahui fungsi dari tiap komponen yang digunakan.
3. Mengetahui prinsip kerja sistem pengendalian temperatur air berbasis PID.
II. DASAR TEORI
2.1. Pengendali PID
Sistem kendali adalah sistem yang minimal ada 2 bagian: (1) Bagian (atau
SubSistem) Kendalian atau yang dikendalikan (Plant), yang bisa merupakan
peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan luaran (output, hasil, produk,
isyarat luaran, output signal) karena dikendalikan oleh bagian pengendali. (2)
Bagian (atau SubSistem) Pengendali (Controller), yang juga bisa merupakan
peralatan, perangkat, atau proses yang menghasilkan isyarat kendali (control
signal) untuk mengendalikan kendalian.
PID (dari singkatan bahasa Proportional–Integral–Derivative controller)
merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan
karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut. Komponen kontrol PID ini
terdiri dari tiga jenis yaitu Proportional, Integratif dan Derivatif. Ketiganya dapat
dipakai bersamaan maupun sendiri-sendiri tergantung dari respon yang kita
inginkan terhadap suatu plant.
a. Kontroler Proporsional (P)
Pengaruh pada system adalah menambah atau mengurangi kestabilan dapat
memperbaiki respon transien khususnya : rise time, settling time dan
mengurangi (bukan menghilangkan) error steady state. Untuk menghilangkan
error steady state, dibutuhkan KP besar, yang akan membuat sistem lebih tidak
stabil. Kontroler Proporsional memberi pengaruh langsung (sebanding) pada
error. Semakin besar error, semakin besar sinyal kendali yang dihasilkan
kontroler.
b. Kontroler Integral (I)
Pengaruh pada system adalah menghilangkan Error Steady State, respon lebih
lambat (dibandingkan dengan P), dan dapat Menambah Ketidakstabilan
(karena menambah orde pada sistem). Perubahan sinyal kontrol sebanding
dengan perubahan error. Semakin besar error, semakin cepat sinyal kontrol
bertambah/berubah. Lebih jelasnya maka lihat gambar berikut.
c. Kontroler Derivatif (D)
Pengaruh pada sistem adalah memberikan efek redaman pada sistem yang
berosilasi sehingga bisa memperbesar pemberian nilai Kp, memperbaiki
respon transien, karena memberikan aksi saat ada perubahan error, dan D
hanya berubah saat ada perubahan error, sehingga saat ada error statis D tidak
beraksi. Sehingga D tidak boleh digunakan sendiri. Besarnya sinyal kontrol
sebanding dengan perubahan error (e). Semakin cepat error berubah, semakin
besar aksi kontrol yang ditimbulkan.
Pengendali PID ini paling banyak dipergunakan karena sederhana dan
mudah dipelajari serta tuning parameternya. Lebih dari 95% proses di industri
menggunakan pengendali ini. Pengendali ini merupakan gabungan dari
pengedali proportional (P), integral (I), dan derivative (D). Berikut ini
merupakan blok diagram dari sistem pengendali dengan untai tertutup (closed
loop):
3. Optoisolator (MOC3021)
Simbol Optoisolator
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.Adapun fitur yang disajikan
dalam LCD ini adalah: - Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
Proses inisialisasi pin arduino yang terhubung ke pin LCD RS, Enable, D4, D5,
D6, dan D7, dilakukan dalam baris LiquidCrystal (2, 3, 4, 5, 6,7), dimana lcd
merupakan variable yang dipanggil setiap kali intruksi terkait LCD akan
digunakan.
Sensor Suhu DS18B20 adalah sebuah sensor suhu digital one wire atau
hanya membutuhkan 1 pin jalur data komunikasi. DS18B20 menyediakan 9
hingga 12-bit hasil pembacaan. Jumlah bit tersebut dapat di konfigurasi. Hasil
pembacaan dikirim ke atau dari DS18B20 melalui antarmuka one wire. Power
yang dibutuhkan untuk membaca, menulis, dan melakukan konversi suhu dapat
diturunkan dari jalur data itu sendiri tanpa memerlukan sumber daya eksternal.
Berdasarkan keterangan dari datasheet, sensor ini memiliki rentang pengukuran
suhu dari mulai -55 derajat Celcius sampai dengan +125 derajat Celcius dengan
akurasi kurang lebih 0,5 derajat celcius dari -10 derajat celcius sampai +85
derajat celcius. Urutan pin dari sensor DS18B20 ditunjukkan pada gambar di
bawah ini :
6. Optocopler 4N25
3.2. Prosedur
a. Buatlah rangkaian sistem pengendalian temperatur air dengan
menggunakan PID.
b. Buatlah program yang berbasis PID pada kontroller,
c. Masukkan program yang telah dibuat ke arduino.
d. Jalankan simulasi rangkaian.
e. Amati output dari hasil simulasi rangkaian.
OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);
DallasTemperature sensors(&oneWire);
LiquidCrystal lcd(12, 11, 10, 9, 8, 7);
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(3, OUTPUT);
pinMode(2, OUTPUT);
digitalWrite(2, HIGH);
digitalWrite(3, LOW);
lcd.begin(16,2);
lcd.display();
myPID.SetMode(AUTOMATIC);
myPID.SetTunings(Kp,Ki,Kd);
sensors.begin();
}
void loop()
{
sensors.requestTemperatures();
float temp=sensors.getTempCByIndex(0);
String sam= String(temp);
if(sam=="-127.00")
{
}
else
{
Input=sam.toInt();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Sensor =");
lcd.print(Input);
lcd.print("\xdf");
lcd.print("C");
}
myPID.Compute();
analogWrite(3,Output);
digitalWrite(2, HIGH);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("sensor=");
lcd.print(Input);
lcd.print("\xdf");
lcd.print("C");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Set = ");
lcd.print(Setpoint);
lcd.print("\xdf");
lcd.print("C");
Serial.println("PWM");
Serial.println(Output);
}
3.5. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengendalian temperatur air dengan
menggunakan PID melalui aplikasi Proteus sebagai media simulasi. Pertama kami
merangkai rangkaian seperti pada gambar diatas, rangkaian terdiri dari beberapa
komponen yaitu Arduino Uno, Sensor DS18B20, Bridge Rectifier DF04M, Triac
L6004L3, Optoisolator, AC Dimmer, dan elemen pemanas. Kemudian kami
membuat program yang berbasis PID. Selanjutnya kami mensetting temperatur
dan menjalankan simulasi dari rangkaian yang telah dibuat. Pertama-tama, sinyal
AC masuk ke bridge rectifier. Kemudian, bridge rectifier mengubah sinyal AC
menjadi DC sehingga output dari bridge rectifier yaitu sinyal DC (Fullwave).
Sinyal DC masuk sebagai input dari optocoupler sehingga LED pada optocoupler
akan menyala. Ketika LED pada optocoupler menyala, maka optocoupler akan
memberikan output. Output optocoupler akan dialirkan sebagai input arduino pada
PIN 2. Input arduino ini merupakan sinyal digital. Kemudian sinyal digital ini akan
dirubah oleh arduino sehingga output arduino pada PIN 3 merupakan sinyal PWM.
Sinyal PWM ini masuk ke optocoupler MOC3021. Optocoupler ini berfungsi
untuk mengendalikan triac, selain itu optocoupler juga tersusun secara terpisah
sehingga apabila terjadi kerusakan pada sistem, maka pengendali tidak ikut rusak.
Pada rangkaian ini digunakan optocoupler karena heater membutuhkan daya yang
tinggi, optocoupler yang merupakan tegangan rendah dapat memberikan daya
yang tinggi pada heater. Triac akan mengendalikan arus yang masuk ke heater.
Ketika heater mendapatkan arus listrik, maka heater mulai panas. Panas dari heater
akan memanaskan air sehingga temperatur air naik. Kenaikan temperatur air akan
terdeteksi oleh sensor yang besarnya akan ditampilkan oleh LCD. Ketika
temperatur air sudah mencapai nilai yang diinginkan, maka ac dimmer akan
mempertahankan nilai temperatur tersebut.
\
IV. KESIMPULAN
Pada simulasi ini digunakan beberapa komponen, yaitu Arduino Uno, Sensor
DS18B20, Bridge Rectifier DF04M, Triac L6004L3, Optoisolator, AC Dimmer,
dan elemen pemanas.
Berdasarkan data respon sistem didapatkan nilai parameter kontroler PID sebesar
Kp = 40, Ki = 0.1, dan Kd = 12
Set point yang praktikan atur adalah pada temperatur 50°C dengan sensor sebesar
51°C.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa pengendalian temperatur air metode
kontrol PID menghasilkan respon yang cukup baik.
V. DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Marwan. Bab 1 Sistem Pengendalian. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Gunterus, Frans. 1994. Falsafah Dasar: Sistem Penngendalian Proses. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Muhammad, Ega. 2020. Sistem Pengaturan Suhu Air Menggunakan PID
LAMPIRAN