Anda di halaman 1dari 12

TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

PENGENDALI PID PADA BOOST INVERTER SATU FASA DENGAN


TEKNIK PENYAKELARAN SPWM BIPOLAR DAN UNIPOLAR

Muh Alif Deby Kurniawan*), Rini Nur Hasanah and Ramadhani Kurniawan Subroto
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Jalan MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
*)
E-mail: alifdeby9@gmail.com

Abstrak
Artikel ini menguraikan pengendalian dengan metode PID pada boost inverter satu fasa yang menggunakan teknik
penyakelaran SPWM bipolar dan unipolar. Kinerja penggunaan kedua teknik penyakelaran dengan pengendali PID
dibandingkan dengan jika tidak menggunakan pengendali PID. Metode Integral of Time Absolute Error (ITAE)
diterapkan untuk mendapatkan nilai parameter pengendali PID. Penelitian dilakukan dengan metode simulasi
menggunakan alat bantu perangkat lunak PSIM. Kinerja didasarkan pada nilai tegangan dan arus keluaran serta nilai total
distorsi harmonisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pengendali PID dapat mengurangi nilai total distorsi
harmonisa pada boost inverter satu fasa. Penggunaan pengendali PID pada teknik penyakelaran SPWM bipolar
menghasilkan pengurangan nilai total distorsi harmonisa hingga sebesar 72,8%, sedangkan pada teknik penyakelaran
SPWM unipolar diperoleh pengurangan sebesar hingga 76,7%. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa besar tegangan
dan arus keluaran tetap dapat dipertahankan pada nilai yang diinginkan ketika terjadi gangguan.

Kata kunci: boost inverter, metode ITAE, pengendali PID, SPWM bipolar, SPWM unipolar

Abstract
This article explores the implementation of PID control method on a single-phase boost inverter with bipolar and unipolar
SPWM switching techniques. The performances of the PID control on the inverter with the two switching techniques are
compared to those without the PID control. The Integral of Time Absolute Error (ITAE) method is applied to get the PID
controller parameters. The study was conducted with a simulation method using the PSIM software. The performance
evaluation is based on the values of output voltage and current and the total harmonic distortion (THD). The results show
that the use of PID controller could reduce the total harmonic distortion in a single-phase inverter boost. The use of PID
controller with the bipolar SPWM switching technique resulted in a reduction of the total harmonic distortion of up to
72.8%, while with the unipolar SPWM switching technique a reduction of up to 76.7% was obtained. Simulation results
also show that the voltage and output current could be maintained at the desired value at the time a disturbance occurred.

Keywords: boost inverter, bipolar SPWM, ITAE method, PID controller, unipolar SPWM

1. Pendahuluan biaya yang mahal untuk memenuhi kebutuhan beban yang


besar [2]. Untuk mengatasi kekurangan tersebut dapat
Konverter elektronika daya memegang peranan yang digunakan inverter yang terintegrasi, yang mempunyai
sangat penting dalam era penggunaan energi baru dan tegangan keluaran lebih besar daripada masukannya, atau
terbarukan. Hal ini karena pada umumnya besar maupun biasa disebut boost inverter [3]. Boost inverter mempunyai
bentuk gelombang tegangan dan arus yang dibangkitkan topologi yang tersusun dari dua konverter bidirectional
belum sesuai dengan kebutuhan beban. Sebagai contoh, boost DC-DC yang dapat menghasilkan tegangan keluaran
pada sistem sel surya tegangan yang dibangkitkan tidak AC lebih besar daripada tegangan masukannya serta hanya
dapat langsung dihubungkan dengan beban karena nilainya memerlukan satu tingkat konversi [4].
relatif kecil serta dipengaruhi oleh intensitas pancaran
cahaya dan temperatur [1]. Susunan sel surya (photovoltaic Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti [5][6]
array) perlu dilengkapi dengan konverter, misalnya menunjukkan bahwa kerumitan rangkaian dapat dikurangi,
peningkat tegangan DC (DC-DC boost converter), atau implementasi dapat dipermudah, serta penyakelaran yang
juga pembalik tegangan (DC-AC converter) atau sering sederhana dapat diperoleh dengan menggunakan metode
disebut dengan inverter, sebelum dapat digunakan untuk Sinusoidal Pulse- Width Modulation (SPWM) bipolar pada
mencatu beban AC. Cara seperti ini membutuhkan banyak boost inverter. Metode SPWM merupakan salah satu
komponen, volume yang besar, efisiensi yang rendah, dan teknik penyakelaran dalam bidang PWM yang diperoleh

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 116


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

dengan membandingkan sinyal referensi (sinusoidal) sedangkan spesifikasi parameter awalnya ditampilkan pada
dengan sinyal pembawa (carrier) yang berbentuk sinyal Tabel 1.
segitiga. Metode SPWM secara umum dikategorikan
menjadi dua jenis teknik penyakelaran yaitu bipolar dan
unipolar [7][8].

Berbagai jenis pengendali sering dimanfaatkan untuk


memperoleh karakteristik keluaran sistem konverter yang
sesuai dengan kebutuhan, misalnya diinginkan agar
diperoleh tegangan keluaran yang stabil ketika ada
perubahan beban. Pengendali PID, yang merupakan salah
satu dari pengendali yang paling banyak digunakan,
menggabungkan keuntungan aksi pengendalian
proporsional (P), integratif (I), dan derivatif (D).
Pengendali proporsional secara umum dikenal Gambar 1. Rangkaian boost inverter satu fasa
menghasilkan efek mengurangi tapi tidak pernah dapat
Tabel 1 Spesifikasi Parameter Awal Boost Inverter
menghilangkan durasi waktu lonjakan aksi pengendalian.
Jika pengendali integratif ditambahkan, sinyal pengendali No. Parameter Nilai Satuan
akan sebanding dengan hasil integrasi besarnya kesalahan. 1. Vin 48 Volt DC
Pengendali PID juga dikenal dapat menghasilkan nilai 2. Vop 220 Volt AC
THD yang lebih baik. 3. R 100 Ohm
4. fs 10000 Hz
Nilai parameter pengendali PID dapat ditentukan dengan 5. ΔIL 0,2 ampere
berbagai cara, salah satunya dengan metode Integral of
Time Absolute Error (ITAE) [9][10]. Metode ini Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, rangkaian tersebut
didasarkan pada optimasi hasil integrasi kesalahan absolut terdiri dari beberapa komponen antara lain dua induktor,
yang diboboti terhadap waktu. Pencarian nilai parameter dua kapasitor, empat saklar elektronika daya, dalam hal ini
Kp, Ki dan Kd dapat dilakukan dengan bantuan tabel IGBT, dan satu beban resistor.
persamaan ITAE. Hasil penelitian mengenai pengendalian
PID suatu buck-boost inverter menggunakan metode ITAE Berdasarkan spesifikasi yang diberikan pada Tabel 1,
menunjukkan bahwa tegangan keluaran yang cenderung langkah selanjutnya adalah menentukan parameter nilai
stabil serta nilai THD yang lebih baik dapat diperoleh komponen induktor 1 (L1) dan 2 (L2) boost inverter. Yang
meskipun beban mengalami perubahan [9]. Tegangan pertama adalah mencari nilai parameter duty cycle
keluaran inverter yang cenderung stabil saat beban maksimal (Dmax),
mengalami perubahan juga diperoleh dari hasil penerapan
 2 
Vin V op  Vop 
  4
pada buck inverter atau inverter konvensional [11].
D m ax   2    (1)
2V op  Vin  Vin  
Tujuan artikel ini adalah pertama untuk menunjukkan  
bahwa boost inverter dengan pengendali PID dapat yang menghasilkan nilai Dmax sebesar 0,83.
memperbaiki THD jika dibandingkan dengan tanpa PID.
Kedua untuk menunjukkan bahwa boost inverter dengan Perhitungan nilai parameter arus induktor maksimal (ILmax)
pengendali PID jika diberi 3 macam gangguan yaitu dilakukan menggunakan (2),
merubah beban resistor (R), tegangan masukan (Vin) dan V ( 2Dmax  1 )
tegangan referensi (Vref) dapat memperoleh tegangan I L max= in (2)
R Dmax( 1-Dmax ) 2
keluaran (Vout) dengan kondisi stabil.
yang menghasilkan nilai ILmax sebesar 13,21 A.
Berbeda dengan pada [9], dalam paper ini metode ITAE
digunakan pada pengendalian PID untuk boost inverter Nilai parameter induktor 1 (L1) dan 2 (L2) dicari
satu fasa dengan teknik penyakelaran SPWM unipolar dan menggunakan (3),
bipolar. Penelitian dilakukan menggunakan metode Vin Dm ax
L1  L2  L  (3)
simulasi dengan memanfaatkan perangkat lunak PSIM. f s I L m ax ΔI L
yang menghasilkan nilai L sebesar 1510 H.
2. Metode
2.1. Perancangan Boost Inverter Satu Fasa Penentuan nilai kapasitor 1 (C1) dan 2 (C2) menggunakan
bantuan grafik pada Gambar 2. Pada penelitian ini
Rangkaian pengganti boost inverter satu fasa yang harmonisa yang diinginkan sekitar 5%, sehingga sesuai
digunakan dalam penelitian ditampilkan pada Gambar 1,

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 117


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

dengan Gambar 2 dibutuhkan nilai kapasitor 1 (C1) dan 2 presentase THD pada dua kondisi yaitu boost inverter
(C2) sebesar 2 μF . dengan menggunakan PID dan tanpa PID.

Penerapan metode ITAE dilakukan dengan pertama-tama


menentukan model matematika boost inverter tanpa
pengendali PID dengan cara mencari fungsi alihnya [10],
[12][13][14][15][16]. Persamaan (4) merupakan
persamaan fungsi alih dari boost invetrer.

vo X 1s 3  X 2 s 2  X 3 s  X 4
 Rload (4)

d Y1 s 4  Y2 s 3  Y3 s 2  Y4 s  Y5
dengan,
X 1  I a  I b CL2
Y5  Rload D 2 1  D 
2

X 2  DVb  1  D Va CL


2 D  1Vin

X 3  I a D 2  I b 1  D  L
2
 Ia  
D1  D  R
2

X 4  1  D Vb  DVa 1  D D


Gambar 2. Grafik harmonisa terhadap kapasitor 2 D  1Vin
Ib  2
Y1  Rload C 2 L2
D 1  D R
2.2. Perancangan SPWM Bipolar dan Unipolar
Y2  2CL2 V
untuk Boost Inverter V a  in
1 D
Y3  RCL1  2 D  2 D 2 
V
Y4  L1  2 D  2 D 2 
Parameter SPWM bipolar dan unipolar antara lain, rasio
modulasi frekuensi (mf) dan rasio modulasi amplitudo (ma), Vb  in
D
dengan didasarkan pada spesifikasi parameter awal yang
diberikan pada Tabel 2. Selanjut grafik respon step boost inverter dicari dengan
menggunakan alat bantu perangkat lunak Matlab sesuai
Tabel 2 Spesifikasi Parameter Awal SPWM Boost Inverter dengan nilai-nilai pada Tabel 3, yang menghasilkan grafik
No. Parameter Nilai Satuan
respon step seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
1. freference 50 Hz
2. fcarrier 10000 Hz
Tabel 3 Spesifikasi Awal Step Respon Boost Inverter
3. Vm,reference 0,71 Volt
No. Parameter Nilai Satuan
4. Vm,carrier 1 Volt
1. Vin 48 volt DC
2. R 100 ohm
Berdasarkan Tabel 2 dapat ditentukan rasio modulasi 3. C 2 μF
amplitudo (ma) dan frekuensi (mf) pada pensaklaran 4. L 1600 μH
SPWM bipolar dan unipolar. Perhitungan untuk mencari 5. D 0,65 -
nilai parameter rasio modulasi frekuensi (mf) adalah
sebagai berikut,
f f 10000 Hz
m f  carrier  tri   200
f reference f sin 50 Hz

Perhitungan untuk mencari nilai parameter rasio modulasi


amplitudo (ma) atau biasa disebut indeks modulasi pada
SPWM adalah sebagai berikut,
Vm,reference Vm, sin 0,71 volt
ma     0,71 Gambar 3. Grafik step response keluaran boost inverter tanpa
Vm,carrier Vm,tri 1 volt
pengendali PID

2.3. Perancangan Pengendali PID Metode ITAE Berdasarkan Gambar 3 didapatkan nilai parameter t p
untuk Boost Inverter sebesar 7,22  10 4 detik, Voss sebesar 506 V, dan Vp
Metode ITAE merupakan metode untuk mencari nilai sebesar 614 V. Kemudian mencari nilai parameter ζ (rasio
parameter pengendali PID yaitu Kp, Ki dan Kd. Parameter redaman sistem) yaitu sebagai berikut,
pengendali tersebut didapatkan dengan menurunkan
beberapa persamaan [9] sehingga diperoleh persamaan
(12) s/d (14). Presentase yang dimunculkan adalah

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 118


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

V p  Voss Selanjutnya dihasilkan persamaan (7)


Mp   100% Voss 2
Voss K  K * ωn2  ωn ; α  2ζω n ; β  ωn2 (7)
614  506 U
Mp   100% dengan,
506
U : duty cycle.
M p  21,34%
ωn : frekuensi alamiah (rad/s).
% M p  0,21
ζ : rasio peredaman sistem.
Kemudian, Voss : tegangan keluaran step respon pada kondisi
  
   
 steady (volt).
 1 
%M p  e
2
 

   Persamaan (8) merupakan persamaan fungsi alih


   

 1  pengendali PID,
0,21  e
2
 

Kd S 2  K p S  Ki
    
  Gc (s)  (8)
  1 
  S
ln( 0,21)  ln  e 
2


  dengan,
  Gc(s) : fungsi alih pengendali PID.
 Kd : penguatan diferensial.
 1,54  
1  2 Kp : penguatan proporsional.
Ki : penguatan integral.
  0,44
Persamaan (9) merupakan persamaan fungsi alih sistem
Kemudian mencari nilai parameter ω (frekuensi alamiah *
n
secara closed loop,
lama) yaitu sebagai berikut, G c (s)G p (s)
T(s)  (9)
 1  G c (s)G p (s)
tp 
n 1  2

Substitusi persamaan (5) dan (8) ke persamaan (9)



7,22  10  4  menghasilkan persamaan (10),
 n 1  0,44 2
T(s)  3
K d S 2  K p S  K i K
S  α  KK d S 2  β  KK p S  KKi
(10)
 n  4846,61 rad/s

Langkah selanjutnya adalah membuat diagram blok Persamaan (10) merupakan persamaan lengkap fungsi alih
pengendali PID saat kondisi closed loop pada boost sistem closed loop dengan pengendali PID, dengan
inverter yang ditunjukkan pada Gambar 4. Kd : penguatan diferensial.
Kp : penguatan proporsional.
Ki : penguatan integral.
K : penguatan sistem.

Gambar 4. Blok diagram sistem boost inverter kondisi closed Dari persamaan (10) dapat diperoleh persamaan
loop karakteristik ITAE. Persamaan karakteristik ITAE
merupakan persamaan yang diperoleh dengan
Gambar 4 merupakan diagram blok pengendali PID saat menggunakan metode ITAE yang diperoleh dari tabel
kondisi closed loop pada boost inverter. Dari Gambar 4 ITAE pada Tabel 4.
dapat diperoleh beberapa model matematika dari sistem
closed loop antara lain sebagai berikut, Tabel 4 Persamaan Karakteristik ITAE
K
G p (s)  2 (5) No. Persamaan ITAE
S  αS  β 1. S ω n
2. S 2  1,4 ω n S ω 2n
Persamaan (5) merupakan persamaan fungsi alih boost
3. S 3  1,75 ω n S 2  2,15 ω 2n S ω 3n
inverter yang akan dibandingkan dengan persamaan sistem
orde dua dari boost inverter berikut, 4. S 4  2,1 ω n S 3  3,4 ω 2n S 2  2,7 ω 3n S ω 4n
Voss 2
ωn
K * ωn2 U Dengan melihat penyebut dari persamaan (10), yang biasa
G p (s)  2  (6)
S  2ζωn S  ωn2 S 2  2ζωn S  ωn2 disebut persamaan karakteristik sistem, selanjutnya
dilakukan perbandingan dengan persamaan serupa yang

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 119


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

ada pada Tabel 4. Akan diperoleh persamaan karakteristik 2.4. Gambaran Umum Sistem Boost Inverter
ITAE berikut ini,
S 3  1,75 ω n S 2  2,15 ω 2n S ω 3n (11) Gambaran umum sistem boost inverter yang diberikan
pada Gambar 5 dimaksudkan untuk memudahkan
Membandingkan persamaan (10) dengan persamaan (11) mengetahui keseluruhan sistem boost inverter lengkap
akan memberikan persamaan Kp Ki dan Kd sebagaimana dengan pengendali PID.
diberikan pada persaman (12)-(14).
1.75ωn  2ζωn
Kd  (12)
ωn2Voss
U

Persamaan (12) merupakan persamaan untuk menghitung


nilai parameter Kd dengan,
ζ : rasio peredaman sistem.
Voss : Tegangan steady state (volt).
Gambar 5. Gambaran umum sistem boost inverter secara
U : Duty cycle (%).
keseluruhan
ωn : frekuensi alamiah (rad/s)
yang nilai-nilainya diberikan pada Tabel 5. Mengacu pada Gambar 5 terlihat bahwa boost inverter
menggunakan teknik pensakelaran SPWM yang
Nilai parameter Kp dihitung menggunakan persamaan (13), dihubungkan dengan empat saklar elektronik (IGBT).
2.15ω n2  ω n2 Pensakelaran SPWM dikendalikan dengan pengendali PID
Kp  (13) metode ITAE. Masukan pengendali PID berupa nilai error
ω n2Voss
(E) atau selisih dari tegangan referensi (Vref) dengan
U tegangan keluaran (Vout) boost inverter. Masukan SPWM
adalah rasio modulasi amplitudo (Ma) atau biasa disebut
Nilai parameter Ki dihitung menggunakan persamaan (14), indeks modulasi. Keluaran SPWM berupa gelombang
ω3 pulsa (D1, D2, D3 dan D4).
Ki  2 n (14)
ω n Voss
U
2.5. Simulasi Rangkaian Boost Inverter dengan
Pengendali PID
Paremeter untuk pengendali PID antara lain Kp, Ki, dan
Simulasi terlebih dahulu dilakukan pada boost inverter
Kd. Untuk mencari ketiga parameter tersebut diperlukan
menggunakan SPWM bipolar dan unipolar tanpa
nilai parameter ω n , Voss, U dan  . Untuk penentuan nilai pengendali PID. Rangkaian simulasi ditunjukkan pada
ω n dicari dengan memasukkan nilai ω n lama yaitu ω n Gambar 6 dan 7, dengan menggunakan spesifikasi yang
terlebih dahulu untuk menentukan Kp, Ki dan Kd. Jika Kp, diberikan pada Tabel 6.
Ki dan Kd tidak sesuai maka dilakukan penentuan ulang
nilai ω n kemudian dilakukan verifikasi lagi apakah sesuai
atau tidak sampai menemukan nilai ω n yang sesuai dengan
hasil keluaran yang diinginkan.

Tabel 5 Spesifikasi Parameter Awal Pengendali PID


Gambar 6. Rangkaian boost inverter tanpa pengendali PID
No. Parameter Nilai Satuan SPWM bipolar pada PSIM
1. ωn 8500 Rad/s
2. Voss 506 Volt
3. U 0,65 -
4.  0,4414 -

Berdasarkan Tabel 5 dapat ditentukan nilai parameter Kp,


Ki dan Kd pengendali PID metode ITAE, yang
menghasilkan nilai 𝐾𝑝 = 1,48 × 10−3 , 𝐾𝑖 = 10,92 , dan Gambar 7. Rangkaian boost inverter tanpa pengendali PID
SPWM unipolar pada PSIM
𝐾𝑑 = 1,31 × 10−7 .

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 120


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

Tabel 6. Spesifikasi Boost Inverter SPWM Bipolar dan


Unipolar Tanpa Pengendali PID

No. Parameter Nilai Satuan


1. Vin 48 V DC
2. L1 & L2 1600 μH
3. C1 & C2 2 μF
4. R 100 Ohm
5. freferensi 50 Hz
6. fcarrier 10000 Hz
7. Vm,referensu 0,71 volt
8. Vm,carrier 1 volt
Gambar 9. Boost inverter dengan pengendali PID SPWM
Simulasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi unipolar pada PSIM
komputer PSIM. Dilakukan pengamatan terhadap hasil
Tabel 7. Spesifikasi Boost Inverter SPWM Bipolar dan
keluaran Vout dan distorsi harmonik total (THD) yang
Unipolar dengan Pengendali PID
diperoleh. Identifikasi THD dilakukan menggunakan
bantuan analisis FFT yang ada pada aplikasi komputer No. Parameter Nilai Satuan
PSIM. 1. Vin 48 V DC
2. L1 & L2 1600 μH
Simulasi selanjutnya dilakukan pada boost inverter 3. C1 & C2 2 μF
menggunakan SPWM bipolar dan unipolar dengan
4. R 100 Ohm
pengendali PID kondisi closed loop. Rangkaian simulasi
5. freferensi 50 Hz
ditunjukkan pada Gambar 8 dan 9 serta Tabel 7 merupakan
6. fcarrier 10000 Hz
tabel spesifikasi yang digunakan pada boost inverter
7. Vm,carrier 1,5 Volt
dengan pengendali PID kondisi closed loop.
8. Kp 1,48  10 3 -

Pengamatan terhadap hasil simulasi dilakukan pada 9. Ki 10,92 -


10. Kd 1,31  10 7 -
keluaran hasil Vout dan THD. THD diidentifikasi dengan
memanfaatkan bantuan analisis FFT yang ada di aplikasi
komputer PSIM. Pengujian boost inverter dilakukan pada pengendali PID
kondisi closed loop dengan memberikan gangguan berupa
2.6. Analisis Perbandingan Kinerja Boost Inverter perubahan nilai beban resistor (R) dengan variasi 87,4 ohm
- 200 ohm, tegangan masukan (Vin) dengan variasi 46 volt
Analisis perbandingan kinerja boost inverter satu fasa - 96 volt dan tegangan referensi (Vref) dengan variasi 110-
dilakukan dengan melihat nilai THD tegangan dan arus 228 volt untuk melihat kinerja pengendali PID pada boost
keluaran antara tanpa pengendali PID dan dengan inverter. Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah
pengendali PID. Perhitungan THD dilakukan dengan nilai Vout cenderung stabil jika diberikan gangguan.
menggunakan bantuan aplikasi komputer Excel,
sedangkan analisis FFT menggunakan bantuan aplikasi Inverter memiliki beberapa parameter kinerja salah
komputer PSIM. satunya adalah THD. THD merupakan rasio nilai rms dari
komponen harmonisa terhadap nilai rms dari komponen
dasar yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Berikut
merupakan persamaan untuk mendapatkan nilai THD,

 V 
2

n2
n , rms 2
V rms  V1,2rms
THD   (15)
V1, rms V1, rms

Persamaan (15) merupakan persamaan untuk menghitung


nilai total distorsi harmonik dengan,
THD : total distorsi harmonik (%).
Gambar 8. Boost inverter dengan pengendali PID Vn,rms : tegangan rms harmonisa ke-n (volt).
SPWM bipolar pada PSIM V1,rms : tegangan rms fundamental (volt).
n : komponen harmonisa maksimum ke-n.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 121


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

I(R)

4
3. Analisis Hasil 2

Iout (A)
0
Hasil simulasi boost inverter dengan pengendali PID untuk -2
SPWM Bipolar dan Unipolar dibandingkan dengan -4
pengendali SPWM [5]. Pada penelitian tersebut didapatkan
0 0.01 0.02
nilai THD sebesar 19,1%. Time (s)

3.1. Hasil Simulasi Boost Inverter tanpa Pengendali Gambar 13. Grafik Iout boost inverter SPWM unipolar tanpa
PID SPWM Bipolar dan Unipolar pengendali PID

Hasil simulasi boost inverter tanpa pengendali PID SPWM 3.2. Perbandingan Kinerja Boost Inverter tanpa
bipolar dan unipolar ditunjukkan pada Gambar 10 - 13. Pengendali PID SPWM Bipolar dan Unipolar
Simulasi dilakukan dengan durasi waktu simulasi 0,2 detik,
dengan waktu stepnya 5 10-6 detik serta menggunakan Berdasarkan Gambar 10-13 maka diperoleh perbandingan
spesifikasi pada tabel 2. Grafik keluaran tegangan dan arus hasil simulasi boost inverter tanpa pengendali PID SPWM
untukSPWM bipolar ditunjkkan pada gambar 10 dan 11, bipolar dan unipolar yang ditunjukkan pada Tabel 8,
sedangkan untuk yang unipolar diberikan pada Gambar 12 Gambar 14 dan 15.
dan 13.
VOut Tabel 8. Perbandingan Boost Inverter tanpa Pengendali PID
Antara SPWM Bipolar dengan Unipolar
400

200 No. Parameter Nilai SPWM Satuan


Bipolar Unipolar
Vout (V)

0
1. Vout 221,88 220,73 V
-200
2. Iout 2,22 2,21 A
-400 3. THDVout 19,69 19,78 %
0 0.01 0.02 4. THDIout 19,69 19,78 %
Time (s)

Gambar 10. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar tanpa


pengendali PID
I(R)

2
Iout (A)

-2

-4

0 0.01 0.02
Gambar 14. Grafik perbandingan boost inverter Vout
Time (s)
terhadap orde harmonisa tanpa pengendali PID
SPWM bipolar dan unipolar
Gambar 11. Grafik Iout boost inverter SPWM bipolar tanpa
pengendali PID
VOut

400
200
Vout (V)

-200
-400
0 0.01 0.02
Time (s)

Gambar 12. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar tanpa Gambar 15. Grafik perbandingan boost inverter Iout terhadap
pengendali PID orde harmonisa tanpa pengendali PID antara
SPWM bipolar dengan unipolar

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 122


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

3.3. Hasil Simulasi Boost Inverter dengan Pengendali dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja pengendali
PID SPWM Bipolar dan Unipolar PID pada boost inverter pensakelaran SPWM bipolar.
Hasil simulasi pemberian gangguan tersebut ditunjukkan
Simulasi boost inverter dengan pengendali PID SPWM pada Gambar 20-31.
bipolar dan unipolar dilakukan dengan durasi waktu VOut
300
simulasi 0,2 detik, waktu stepnya 5 10-6 detik serta
200
menggunakan spesifikasi pada Tabel 3. Hasil simulasi 100

Vout (V)
yang diamati adalah tegangan keluaran dan arus keluaran 0
boost inverter, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16- -100
19. -200
VOut -300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s)
200
Gambar 20. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
pengendali PID Vref 220 volt menjadi 110 volt
Vout (V)

0
VOut
-200 300
200
100

Vout (V)
0 0.01 0.02
Time (s) 0
-100

Gambar 16. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan -200

pengendali PID -300


0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
I(R)
Time (s)

2 Gambar 21. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan


Iout (A)

0 pengendali PID Vref 220 volt menjadi 165 volt


VOut
-2 300
200
100
Vout (V)

0 0.01 0.02
Time (s) 0
-100

Gambar 17. Grafik Iout boost inverter SPWM bipolar dengan -200
-300
pengendali PID 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
VOut Time (s)
Gambar 22. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
200 pengendali PID Vref 220 volt menjadi 222 volt
Vout (V)

VOut
0
300
200
-200
100
Vout (V)

0
0 0.01 0.02
Time (s) -100
-200
-300
Gambar 18. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
dengan pengendali PID Time (s)
I(R)
Gambar 23. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
4
pengendali PID Vref 220 volt menjadi 228 volt
2 VOut
Iout (A)

300
0
200
Vout (V)

-2 100
0
-100
0 0.01 0.02
Time (s) -200
-300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Gambar 19. Grafik Iout boost inverter SPWM unipolar Time (s)
dengan pengendali PID
Gambar 24. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
Boost inverter SPWM bipolar pengendali PID diberi pengendali PID Vin 48 volt menjadi 46 volt
gangguan berupa perubahan nilai Vref, Vin, dan Rload pada
waktu ke-0,1 detik. Pemberian gangguan tersebut

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 123


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

VOut VOut
300 300
200 200

Vout (V)
100 100
Vout (V)

0 0
-100 -100
-200 -200
-300 -300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s) Time (s)

Gambar 25. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan Gambar 30. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
pengendali PID Vin 48 volt menjadi 47,4 volt pengendali PID Rload 100 ohm menjadi 125 ohm
VOut VOut
300 300
200 200

Vout (V)
100 100
Vout (V)

0 0
-100 -100
-200 -200
-300 -300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s) Time (s)

Gambar 26. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan Gambar 31. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
pengendali PID Vin 48 volt menjadi 60 volt pengendali PID Rload 100 ohm menjadi 200 ohm
VOut
300
Boost inverter SPWM unipolar dengan pengendali PID
200
100
diberi gangguan berupa perubahan nilai Vref, Vin, dan Rload
Vout (V)

0
pada waktu ke-0,1 detik. Gangguan diberikan dengan
-100 tujunan untuk mengetahui kinerja pengendali PID pada
-200 boost inverter pensakelaran SPWM unipolar. Hasil
-300 simulasi pemberian gangguan tersebut ditunjukkan pada
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s) Gambar 32-40.
VOut
300
Gambar 27. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
200
pengendali PID Vin 48 volt menjadi 96 volt 100
Vout (V)

VOut
0
300
-100
200
-200
Vout (V)

100
-300
0 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
-100 Time (s)
-200
-300 Gambar 32. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s) pengendali
VOut PID Vref 220 volt menjadi 110 volt
300
Gambar 28. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
200
pengendali
VOut PID Rload 100 ohm menjadi 87,4 ohm
Vout (V)

300 100
0
200
-100
Vout (V)

100
0 -200
-300
-100
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
-200 Time (s)
-300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s) Gambar 33. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar
pengendali PID Vref 220 volt menjadi 165 volt
Gambar 29. Grafik Vout boost inverter SPWM bipolar dengan
pengendali PID Rload 100 ohm menjadi 95 ohm

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 124


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

VOut VOut
300 300
200 200
Vout (V)

Vout (V)
100 100
0 0
-100 -100
-200 -200
-300 -300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s) Time (s)

Gambar 34. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar Gambar 39. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar
pengendali PID Vref 220 volt menjadi 222 volt pengendali PID Rload 100 ohm menjadi 125 ohm
VOut VOut
300 300

200 200

Vout (V)
Vout (V)

100 100
0 0
-100 -100
-200 -200
-300 -300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s) Time (s)

Gambar 35. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar Gambar 40. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar
pengendali PID Vin 48 volt menjadi 47,4 volt pengendali PID Rload 100 ohm menjadi 200 ohm
VOut
300
3.4 Perbandingan Kinerja Boost Inverter dengan
200
Pengendali PID SPWM Bipolar dan Unipolar
Vout (V)

100
0
-100
Berdasarkan Gambar 16-19 maka diperoleh perbandingan
-200 hasil simulasi boost inverter dengan pengendali PID
-300 SPWM bipolar dan unipolar, yang ditunjukkan pada Tabel
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s)
9, Gambar 41 dan 42.

Tabel 9. Perbandingan Boost Inverter dengan Pengendali


Gambar 36. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar
PID Antara SPWM Bipolar dengan Unipolar
pengendali PID Vin 48 volt menjadi 60 volt
VOut
Nilai SPWM
300 No. Parameter Satuan
200
Bipolar Unipolar
1. Vout 220,11 220,39 V
Vout (V)

100
2. Iout 2,2 2,2 A
0
3. THDVout 5,36 4,6 %
-100 4. THDIout 5,36 4,6 %
-200
-300
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12
Time (s)

Gambar 37. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar


pengendali
VOut PID Vin 48 volt menjadi 96 volt
300
200
Vout (V)

100
0
-100
-200
Gambar 41. Grafik perbandingan Vout terhadap orde
-300
harmonisa boost inverter pengendali PID SPWM
0.08 0.09 0.1 0.11 0.12 bipolar dan unipolar
Time (s)

Gambar 38. Grafik Vout boost inverter SPWM unipolar


pengendali PID Rload 100 ohm menjadi 95 ohm

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 125


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

lebih banyak dibandingkan dengan SPWM unipolar. Dapat


diamati bahwa nilai THD tegangan dan arus keluaran pada
boost inverter satu fasa pengendali PID lebih baik, yaitu
sebesar 5,36% untuk SPWM bipolar dan 4,6% untuk
SPWM unipolar, dibandingkan dengan tanpa pengendali
PID yaitu sebesar 19,69% untuk SPWM bipolar dan
19,78% untuk SPWM unipolar. Hasil perolehan THD
dengan pengendali PID pada penelitian lebih baik
Gambar 42. Grafik perbandingan Iout terhadap orde dibandingkan dengan hasil yang diperoleh menggunakan
harmonisa boost inverter pengendali PID SPWM metode pada penelitian sebelumnya [5].
bipolar dan unipolar
Tegangan keluaran pada boost inverter satu fasa tanpa
Berdasarkan Gambar 20-23 untuk SPWM bipolar dan pengendali PID sebesar 221,88 volt untuk SPWM bipolar
Gambar 32-34 untuk SPWM unipolar diperoleh dan 220,73 volt untuk SPWM unipolar, sedangkan
perbandingan kinerja boost inverter dengan pengendali tegangan keluaran pada boost inverter satu fasa dengan
PID seperti yang ditunjukkan pada Tabel 10. pengendali PID sebesar 220,11 volt untuk SPWM bipolar
dan 220,39 volt untuk SPWM unipolar. Kinerja pengendali
Tabel 10. Perbandingan Boost Inverter Pengendali PID PID pada boost inverter untuk SPWM bipolar dan
SPWM Bipolar dan Unipolar Vref Berubah unipolar ketika diberikan gangguan berupa perubahan nilai
Vref, Vin dan Rload cukup baik, yang ditunjukkan dengan
Vref Vin Rload Vout (volt) Error (%)
No nilai Vout yang cenderung stabil pada 220 volt.
(V) (V) (ohm) Bipolar Unipolar Bipolar Unipolar
1. 110 48 100 108,50 109,14 1,36 0,78
2. 165 163,88 164,44 0,68 0,34 4. Kesimpulan
3. 220 220,11 220,39 0,05 0,18
4. 222 222,16 222,38 0,07 0,17
5. 228 228,53 - 0,23 - Berdasarkan pembahasan hasil simulasi yang sudah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa Hasil
Berdasarkan Gambar 24-27 untuk SPWM bipolar dan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pengendali
Gambar 35-37 untuk SPWM unipolar diperoleh PID dapat mengurangi nilai total distorsi harmonisa pada
perbandingan kinerja boost inverter dengan pengendali boost inverter satu fasa. Penggunaan pengendali PID pada
PID seperti yang ditunjukkan pada Tabel 11. teknik penyakelaran SPWM bipolar menghasilkan
pengurangan nilai total distorsi harmonisa hingga sebesar
Tabel 11. Perbandingan Boost Inverter Pengendali PID 72,8%, sedangkan pada teknik penyakelaran SPWM
SPWM Bipolar dan Unipolar Vin Berubah unipolar diperoleh pengurangan sebesar hingga 76,7%.
Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa besar tegangan
Vref Vin Rload Vout (volt) Error (%) dan arus keluaran tetap dapat dipertahankan pada nilai
No
(V) (V) (Ohm) bipolar unipolar bipolar unipolar yang diinginkan ketika terjadi gangguan.
1. 220 46 100 220,52 - 0,24 -
2. 47,4 220,15 220,36 0,07 0,17
3. 48 220,11 220,39 0,05 0,18 Referensi
4. 60 219,67 220,33 0,15 0,15
5. 96 219,82 221,09 0,08 0,49
[1]. Subroto RK, Ardhenta L, Maulana E. A Novel of Adaptive
Sliding Mode Controller with Observer for DC/DC Boost
Berdasarkan Gambar 28-31 untuk SPWM bipolar dan Converters in Photovoltaic System. 5th International
Gambar 38-40 untuk SPWM unipolar diperoleh Conf on Electrical, Electronics and Information
perbandingan kinerja boost inverter dengan pengendali Engineering (ICEEIE). Malang. 2017: 9-14.
PID seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12. [2]. Das HS, Tan CW, Yatim AHM, Muhammad NDB.
Analysis and Control of Boost Inverter for Fuel Cell
Tabel 12. Perbandingan Boost Inverter Pengendali PID Applications. IEEE International Conference on Power
SPWM Bipolar dan Unipolar Rload Berubah and Energy (PECon). Melaka. 2016: 455-460.
[3]. Xiong Y, Qian S, Xu J. Single-Phase Grid-Connected
Vref Vin Rload Vout(volt) Error (%) Photovoltaic System Based on Boost Inverter. Asia-
No Pacific Power and Energy Engineering Conference
(V) (V) (Ohm) bipolar unipolar bipolar unipolar
1. 220 48 87,4 221,06 - 0,48 - (APPEEC). Shanghai. 2012: 1-3.
2. 95 220,41 220,69 0,19 0,32 [4]. Caceres R, Barbi I. A boost DC-AC converter: analysis
3. 100 220,11 220,39 0,05 0,18 design and experimentation. IEEE Transactions on
4. 125 219,04 219,31 0,44 0,31 Power Electronics. 1999, 14(1): 134-141.
5. 200 217,79 217,97 1 0,92 [5]. Menaka S, Muralidharan S. Design and Performance
Analysis of Novel Boost DC-AC Converter. 3rd
Berdasarkan Tabel 10, 11 dan 12 dapat dikatakan bahwa International Conference on Electronics Computer
boost inverter dengan pengendali PID pada SPWM bipolar Technology (ICECT). Kanyakumari. 2011, 2: 168-172.
dapat bekerja dengan rentang nilai Vref, Vin dan Rload yang

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 126


TRANSMISI, 21, (4), OKTOBER 2019, p-ISSN 1411-0814 e-ISSN 2407-6422

[6]. Rachmildha TD, Haroen Y, Muqorobin A, Rijanto E. [12]. Cherati SM, Azli NA, Ayob SM, Mortezaei A. Design of
Single Phase Boost Inverter Using Hybrid Modelling A Current Mode PI Controller for A Single-Phase PWM
Approach. IEEE Conf on Power Engineering and Inverter. IEEE Applied Power Electronics Colloquium
Renewable Energy. Bali. 2012: 1-6. (IAPEC). Johor Bahru. 2011: 180-184.
[7]. Haroen Y. Elektronika Daya. Bandung: ITB Press. 2018: [13]. Caceres R, Barbi I. A boost dc-ac converter: Operation
197-199. analysis control and experimentation. Proc of IECON '95
[8]. Namboodiri A, Wani HS. Unipolar dan Bipolar PWM - 21st Annual Conference on IEEE Industrial Electronics.
Inverter. International Journal for Innovative Research in Orlando. 1995: 546-551.
Science & Technology (IJIRST). 2014, 1(7): 237-243. [14]. Wahyunggoro O, Wibawa H, Cahyadi AI. Speed control
[9]. Caceres R, Rojas R, Camacho O. Robust PID Control of simulation of DC servomotor using hybrid PID-fuzzy with
A Buck-Boost DC-AC Converter. Proc. IEEE Int. Conf. ITAE polynomials initialization. 2017 International
Telecommunications Energy. Phoenix. 2000: 180-185. Conference on Computer, Control, Informatics and its
[10]. Martins FG. Tuning PID Controllers using the ITAE Applications (IC3INA). Jakarta, Indonesia. 2017: 95-99.
Criterion*. International Journal of Engineering [15]. Xing N, Lin Y, Zhang J. Some improvements on event-
Education. 2005, 21(5): 867-873. based PID controllers. Proceedings of the 32nd Chinese
[11]. Awouda AEA, Mamat RB. Refine PID tuning rule using Control Conference. Xi’an, China. 2013: 6622-6627.
ITAE criteria. 2010 The 2nd International Conference on [16]. Maurya AK, Bongulwar MR, Patre BM. Tuning of
Computer and Automation Engineering (ICCAE). fractional order PID controller for higher order process
Singapore, Singapore. 2010, 5: 171-176. based on ITAE minimization. 2015 Annual IEEE India
Conference (INDICON). New Delhi, India. 2015: 1-5.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi DOI : 10.14710/transmisi.21.4.116-127 | Hal. 127

Anda mungkin juga menyukai