Anda di halaman 1dari 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/295859130

Perencanaan dan Pemetaan Jaringan Distribusi Air di Desa Sidomulyo

Conference Paper · July 2012

CITATIONS READS

0 3,340

1 author:

Indarto Indarto
Universitas Jember
75 PUBLICATIONS   22 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hibah Komptensi 2016 View project

All content following this page was uploaded by Indarto Indarto on 25 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Makalah Seminar Nasional

PEMETAAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI


AIR: STUDI KASUS DI DUSUN KRAJAN DESA
SIDOMULYO

Oleh :
Suhardjo Widodo, Indarto, Irwan Prasetyo Hadi

Makalah disampaikan pada:


SEMINAR NASIONAL PERHIMPUNAN TEKNIK PERTANIAN (PERTETA) , DI UNIVERSITAS
UDAYANA - DENPASAR, 13-14 JULI 2012

LABORATORIUM TEKNIK PENGENDALIAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN (Lab. TPKL)


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
1
PEMETAAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI
AIR: STUDI KASUS DI DUSUN KRAJAN DESA
SIDOMULYO

Suhardjo Widodo, Indarto, Irwan Prasetyo Hadi


Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan (Lab. TPKL), PS Teknik Pertanian, FTP – UNEJ, Jl.
Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto, Jember 68121

ABSTRAK
Sumber daya air merupakan sarana penting dalam kehidupan manusia, sehingga perlu terus
dipertahankan kualitas dan kuantitasnya. Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa di Kabupaten
Jember yang memiliki potensi sangat besar, khususnya di sektor perkebunan kopi rakyat.
Pengolahan kopi dengan sistem olah semi-basah yang diterapkan, membutuhkan air dalam jumlah
yang cukup banyak selama proses pengolahan. Sementara ketersediaan air tidak mencukupi untuk
keperluan pabrik. Optimalisasi tata kelola air perlu dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan air.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalis dan mengukur potensi sumber air Desa Sidomulyo,
(2) melakukan pemetaan jaringan distribusi air di Dusun Krajan Desa Sidomulyo, dan (3)
merencanakan jaringan perpipaan sesuai persyaratan teknis. Dasar Hidrolika perpipaan untuk
merencanakan jaringan pipa yang sesuai dengan kontur dan kebutuhan air penduduk. Perencanaan
jaringan perpipaan dilakukan untuk lingkup Dusun. Parameter yang dihitung yaitu: debit air yang
tersedia, debit maksimal pipa, kecepatan air di dalam pipa, kehilangan energi akibat gesekan pipa,
kehilangan energi akibat belokan dan penyempitan pipa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air
yang tersedia di sumber air mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Air dari Sumber
ditampung di Reservoir, selanjutnya dialirkan ke bangunan Pengolahan dan akhirnya dialirkan
menuju pemukiman warga. Jarak yang jauh dari sumber air menuju pemukiman penduduk
menyebabkan banyak terjadinya kehilangan energi terutama di pipa transmisi. Hal ini dapat diatasi
dengan memperbesar diameter pipa yang akan digunakan untuk transmisi. Perbedaan tinggi yang
cukup besar menyebabkan tekanan yang terjadi di dalam pipa sangat besar sehingga diperlukan
bangunan pelepas tekanan pada beberapa titik.

Kata Kunci: desain, jaringan distribusi pipa, sidomulyo.

PENDAHULUAN

Sumber daya air merupakan sarana penting dalam kehidupan manusia untuk memenuhi
kebutuhan domestik dan usaha komoditas pertanian yang meliputi sub-sektor tanaman pangan,
hortikultura, peternakan, dan perkebunan. Memperhatikan hal tersebut maka sumber daya air perlu
terus dipertahankan kualitas dan kuantitasnya.
Pada kenyataannya, permasalahan di lapangan cukup kompleks yang mencakup aspek
kuaintatif dan kualitatif. Masalah paling utama yaitu sulitnya mencari sumber daya air yang dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat. Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa di Kabupaten
Jember yang memiliki potensi yang sangat besar, khususnya di sektor perkebunan kopi rakyat,

2
bahkan pemasaran kopi rakyat Desa Sidomulyo sudah menembus pasar internasional. Potensi
tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Desa Sidomulyo.
Pengolahan kopi dengan sistem olah semi-basah yang diterapkan di Desa Sidomulyo terbukti
dapat meningkatkan kualitas produk kopi. Sistem olah basah membutuhkan air dalam jumlah yang
cukup banyak selama proses pengolahan dibandingkan sistem olah kering. Sementara di Dusun
Krajan, ketersediaan air tidak mencukupi untuk keperluan pabrik. Optimalisasi tata kelola air di
Desa Sidomulyo perlu dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu diperlukan
program pengembangan pemanfaatan sumber air yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengukur potensi sumber air Desa Sidomulyo; (2)
memetakan jaringan distribusi air; (3) menganalisis dan merencanakan ulang sistem jaringan
perpipaan, sesuai persyaratan teknis dengan melihat kemiringan lahan, kontur lahan, air tersedia,
dan kebutuhan air. Hasil penelitian ini diharapkan dapat: (1) memberikan informasi dasar
perencanaan peta jaringan distribusi air dan memberikan gambaran kemungkinan kelayakan proyek
pengembangan sumber daya air di Desa Sidomulyo.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Dusun Krajan - Desa Sidomulyo, Kec Silo, Kabupaten Jember.
Wilayah yang di survey meliputi sumber air dan rencana pengembangan distribusi air dari sumber
air menuju ke pemukiman penduduk. Penelitian dilakukan selama bulan Oktober 2011 sd Maret
2012.
Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini mencakup: (1) Peralatan untuk Survey dan
pemetaan Wilayah (Komputer untuk mengolah data dan mendisain; GPS untuk menentukan titik-
titik; WaterPass untuk mengukur beda tinggi; target rod untuk tempat menembak batas-batas
benang dari waterpass; kamera digital untuk dokumentasi dalam pengukuran); (2) peralatan untuk
mengkur debit, terdiri dari: current meter untuk menghitung kecepatan aliran air dan debit air; gelas
ukur, untuk mengukur volume air; roll meter, untuk mengukur profil aliran air; dan (3) Software
untuk pengolahan data, mencakup: MS-EXCEL untuk tabulasi dan pengolahan data statistik;
perangkat lunak MapInfo/ArcView dan ArcGIS untuk pengolahan data kewilayahan dan pembuatan
peta tematik; Microsoft Visio untuk membuat desain perencanaan pipa saluran distribusi air. Dalam
penelitian ini digunakan peta dasar Desa Sidomulyo untuk mengetahui kondisi topografi Desa
Sidomulyo.

3
Tahap Penelitian
Inventarisasi data.
Inventarisasi data dilakukan melalui wawancara dan survey lapang. Wawancara dilakukan
terhadap responden untuk mendapatkan data-data: kebutuhan air, ketersediaan air, dan data
kependudukan. Survey dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan data: debit air dari sumber
mata air dan data kewilayahan (Topografi, peruntukan lahan, jaringan pipa yang sudah terpasang,
sebaran lokasi pemukiman penduduk).
Pengolahan data.
Pengolahan data bertujuan untuk menginterpretasikan data hasil survey lapang untuk keperluan
perencanaan, pengolahan data mencakup:
a. Analisis kebutuhan air
Analisis kebutuhan air dilakukan dengan mempertimbangkan: (1) kebutuhan air untuk
keperluan rumah tangga, (2) kebutuhan air untuk mendukung unit pengolahan kopi dan (3)
kebutuhan air untuk keperluan lain.
b. Analisis ketersediaan air bersih
Penyediaan air bersih dihitung berdasarkan hasil pengukuran debit air dari sumber mata air.
c. Perencanaan Jaringan Distribusi Air
Perencanaan Jaringan distribusi air dilakukan dengan mempertimbangkan: (1) jaringan yang
sudah terpasang, (2) lokasi pemukiman dan jumlah penduduk, (3) lokasi pabrik pengolahan
kopi, dan (4) topografi wilayah.
d. Pengukuran debit air
Debit air yang akan dihitung yaitu di Sumber air dan di Reservoir. Adapun persamaan untuk
menghitung debit air adalah, sbb:
Q=VxA ……………………………................. (1)
Dimana:
Q = debit air (m3/s), V = kecepatan air (m/s), A = luas penampang (m2).
e. Penghitungan jumlah kebutuhan air menggunakan rumus (Mangkoedihardjo, 1985):

= 60 (1+ ) ……………………………………... (2)

Dimana :
= Jumlah kebutuhan air (liter/hari), kn = Persentase kenaikan penduduk (%), n = jumlah
tahun kenaikan penduduk.
f. Diameter pipa diukur menggunakan formula Hazen William (1977), yaitu:
, ,
Q = 0,285 C …………………………………..... (3)

4
Dimana :
Q = debit air ( /detik), D = diameter pipa (m), C = koefisien Gesekan Hazen William
(Tabel 1), S = kemiringan gradient hidraulik.
Tabel (1). Harga C untuk Formula Hazen William.
Jenis Pipa C
Plastik 140-150
Gelas 140
Baja (steel)
1. Berlapis cola-tar enamel 145-150
2. Baru tak berlapis 140-150
3. Berpaku 110
Tin 130
Vitrified 100-140
Wood stave 120
Sumber: Sularso dan Harvo (1986).

g. Penentuan Kecepatan Aliran

V = ……………………………………………………........... (4)

Dimana :
V = kecepatan aliran (m/s), Q = debit air ( /detik), A = luas penampang ( ).
h. Penentuan kehilangan Energi
Kehilangan energi dihitung untuk mengetahui kehilangan energi sepanjang pipa setiap ruas
penyaluran air, adapun parameter-nya:
.
= ( .
) . L………………………………... (5)
. . .
Dimana:
= kehilangan Energi (m), d = diameter pipa (m), Q= debit air ( /detik), C= koefisien
Gesekan Hazen William, L = panjang pipa (m).
i. Penentuan kehilangan energi pada penyempitan pipa

D D
V V
1 2
1 2

Gambar 2. Penyempitan Pipa

= ………………………………………………….... (6)

Dimana :
= kehilangan energy pada penyempitan, = koefisien kehilangan energy gesekan pipa
(Tabel 2), v = kecepatan aliran (m/detik).
5
Tabel 2. Koefisien kehilangan energi akibat penyempitan ( )
( / ) 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
0,5 0,48 0,45 0,41 0,36 0,29 0,21 0,13 0,07 0,01 0,0

Sumber : Sularso dan Tahara (1987).


j. Penentuan kehilangan energi pada belokan pipa

V2

α
V1

Gambar 3. Belokan Pada Pipa


Kehilangan energi pada belokan pipa dalam pendistribusian air dihitung dengan menggunakan
rumus (Featherstone and Naluri, 1995):

= …………………………………………………............ (7)

Dimana :
v = kecepatan aliran (m/detik), g = gravitasi (m/ ), = koefisien kehilangan energy akibat
belokan (Tabel 3).
Tabel 3. Koefisien kehilangan energi akibat belokan ( )
Sudut (…˚) 5 10 15 22,5 30 45 60 90
Halus 0,016 0,034 0,042 0,066 0,130 0,236 0,471 1,129
kasar 0,024 0,044 0,062 0,154 0,165 0,320 0,684 1,265
Sumber: Featherstone dan Naluri (1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi Sumber Air Di Desa Sidomulyo


Lokasi ke tiga sumber air yang akan digunakan sebagai suplai air ada tiga yaitu: (1) sumber
Terjunan, (2) Sumber Mis, dan (3) Sumber Kalipitu (Gambar 1: Lampiran). Sumber air ke (1)
berada pada ketinggian 631m di atas permukaan laut dan jaraknya 4505m dari lokasi layanan
(Dusun Krajan). Air berasal dari air resapan yang mengalir di dalam tanah dan keluar melalui celah
bebatuan dan mengalir ke anak Sungai. Sumber air ke (2) berada pada ketinggian 637m dpl dan
jaraknya 4023m dari Lokasi Layanan. Pada Sumber, air juga berasal dari air resapan yang di
Bendung dan selanjutnya dimanfaatkan oleh penduduk. Debit air di Sumber ke (2) lebih baik jika
dibandingkan dengan sumber air Terjunan. Sumber ke (3) memiliki ketinggian 659m dpl dan
6
jaraknya 5309m dari Lokasi Layanan. Sumber Air Kalipitu berasal dari aliran air terjun yang
membentuk sungai. Sumber ini paling potensial untuk dialirkan ke penduduk karena kualitas dan
kuantitas airnya cukup besar. Mengalirkan air dari sumber air tersebut diperlukan bangunan
penangkap yang berfungsi untuk membendung air yang akan dialirkan menuju pemukiman
penduduk. Posisi sumber air, jarak dari Dusun, beda tinggi terhadap lokasi penampungan air
(reservoir), lokasi perumahan penduduk dan peta kontur diberikan dalam Gambar (1) dan (2) di
Lampiran.
Gambar (2) dapat dilihat bahwa lokasi sumber air berada di dataran tinggi sebelah timur Dusun
Krajan. Beda tinggi antara sumber air terhadap wilayah Dusun cukup besar, sehingga memiliki
energi potensial (head) yang cukup untuk mengalirkan air dari sumber air ke wilayah layanan di
Dusun Krajan berdasarkan gaya gravitasi tanpa memerlukan adanya tambahan tenaga pompa.
Hasil Pengukuran Debit Air
Pengukuran debit di sumber air dilakukan pada ketiga sumber air tersebut. Hasil pengukuran
ditampilkan dalam Tabel (4).
Tabel 4. Debit Sumber Air
Debit Debit
No Sumber Air (Liter/detik) (m3/hari) Debit (m3/bulan)
1 Terjunan 2,73 235,9 7076,16
2 Mis 0,59 50,97 1529,28
3 Kalipitu 13 1123,2 33696
Jumlah 16,32 1410.05 42301,44

Tabel (4) menunjukkan debit air yang tersedia di tiap sumber air dengan jumlah sebesar 16,3
liter/detik. Melihat hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa air yang tersedia
diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan air.
Wilayah Layanan
Pelayanan air bersih di Dusun Krajan dilakukan berdasarkan prioritas kebutuhan yang dapat
dibedakan menjadi: (1) Kebutuhan domestik, (2) Pengolahan kopi, dan (3) Pertanian. Cakupan
layanan meliputi hampir seluruh wilayah di Dusun Krajan - Desa Sidomulyo (Gambar 3).
Kriteria Perencanaan Jaringan Pipa
Di dalam perencanaan distribusi air diperlukan kriteria atau syarat yang akan digunakan,
sehingga tidak terjadi kerusakan pipa akibat tekanan terlalu besar dan debit air yang direncanakan
sesuai dengan kebutuhan penduduk. Kriteria yang digunakan dalam perencanaan sebagai berikut:
a. Fluktuasi Kebutuhan Air
Kebutuhan hari maksimum adalah kebutuhan air rata-rata sehari di kali faktor hari maksimum,
sedangkan kebutuhan Jam maksimum adalah kebutuhan air di Jam Sibuk. Besarnya pemakaian air
rata-rata per hari tidak sama, antara Jam 07.00 - 08.00 dan Jam 17.00 – 18.30 adalah jam-jam

7
pemakaian terbanyak sedangkan pada tengah malam rata-rata pemakaian air paling rendah. Pipa
transmisi adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air baku ke Unit Pengolahan atau
mengantarkan air bersih dari unit pengolahan ke unit distribusi utama atau reservoir pembagi.
Sedangkan pipa distribusi adalah pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air menuju
konsumen atau warga. Dengan demikian beberapa hal pokok sebagai dasar perencanaan adalah:
1. Pipa transmisi diasumsikan menggunakan pipa diameter 4 inchi untuk mencegah terjadinya
peningkatan debit air.
2. Reservoir dan Bangunan pengolahan didesain (17%) dari kebutuhan air maksimum.
3. Jaringan untuk distribusi didasarkan pada pemakaian puncak (jam maksimum), yaitu 2 kali
kebutuhan hari maksimum.
b. Pipa Distribusi
Pipa distribusi adalah pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air kepada penduduk.
Untuk perencanaan pipa distribusi, diameter pipa menggunakan debit terbesar sehingga pipa yang
digunakan sama di setiap titik distribusi. Syarat yang digunakan untuk perencanaan pipa distribusi
adalah sebagai berikut:
1. Pipa distribusi didesain dengan menggunakan pipa diameter 3 dan 1,5 inchi.
2. Diameter pipa distribusi didesain sama sehingga kehilangan energi tidak terlalu besar.
3. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan factor koefisien gesekan 140 (Koefisien
Hazen dan William (Tabel 1).

Analisis Kebutuhan Air


Analisis kebutuhan air diperlukan untuk mengetahui berapa kebutuhan air penduduk. Di Dusun
Krajan, kebutuhan air dibagi menjadi 3 yaitu: Kebutuhan air domestik, kebutuhan air pengolahan
kopi, dan kebutuhan air lain-lain. Analisis kebutuhan air di Dusun Krajan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air di Pedesaan yaitu sebesar 60 liter/orang/hari (Hesti, 2010). Menghitung
kebutuhan air di pedesaan perlu dipertimbangkan pertambahan penduduk per tahun. Perkiraan
pertambahan penduduk sebesar (2,5%) per tahun dalam 15 tahun.
,
= 60 (1+ ) = 86,9 liter/orang/hari.

Jumlah Penduduk di Dusun Krajan = 2.67 jiwa.


Jumlah penduduk tiap wilayah = 16 + 18 + 20+ 24 + 23 + 28 + 27 = 361 + 127 + 293 + 624 + 541 +
450 + 279 = 2.67 Jiwa.
Kebutuhan air = 2.675 x 86,90 = 232457,5 /hari
,
=( )
= 2,69 liter/detik.

8
b. Pabrik Pengolahan Kopi
Pabrik pengolahan kopi membutuhkan air 402 /bulan. Sehingga pabrik membutuhkan debit
air hanya sebesar 0,15 liter/detik. Kebutuhan air untuk pabrik pengolahan kopi hanya selama
periode pengolahan kopi yaitu pada saat berada pada bulan Juli-Agustus.
c. Kebutuhan Lain-Lain
Kebutuhan air lain-lain ini mencakup kebutuhan air bidang holtikultura dan peternakan
diaumsikan membutuhkan air 0,15 liter/detik. Luas area yang digunakan untuk pertanian dan
peternakan sebesar 24,3 Ha. Sehingga total kebutuhan air yaitu 0,15 x 24,3 Ha = 3,64 liter/detik.
Jadi total kebutuhan air sebesar 6,3 liter/detik. Bila dibandingkan dengan debit tersedia sebesar
16,3 liter/detik, maka debit air yang tersedia mencukupi untuk dialirkan ke penduduk.
Disain Rencana distribusi air di Dusun Krajan ditunjukkan pada Gambar (4) dan (5). Gambar
4, menunjukkan perencanaan pipa dengan alat yang diperlukan untuk menyalurkan air seperti:
Valve, Stop kran, Elbow, Junction, dll. Bentuk garis pipa dibedakan sehingga mudah diketahui
berapa diameter yang digunakan di setiap jaringan. Gambar 5, menunjukkan elevasi dan panjang
pipa. Dengan melihat (Gambar 5), dapat diketahui berapa beda elevasi di tiap titik pipa dan berapa
panjang pipa yang diperlukan.
Analisis Perencanaan Jaringan Pipa
Pipa transmisi adalah pipa utama yang digunakan untuk menyalurkan air dari sumber air
menuju reservoir. Berikut contoh analisis dari pipa transmisi :
Pipa Transmisi
• Pipa A

D = 4 inchi = 4 x 2,54cm = 10,16 cm = 0,1016m; H = 671m – 615m = 8,7m


, ,
S = H/L = 56m/2658m = 0,021; Q = 0,285 C
, ,
= 0,285 x 140 x 0,1016 x 0,0211 = 12,14 liter/detik.
• Pipa D

D = 4 inchi = 4 x 2,54cm = 10,16 cm = 0,1016m ; H = 615m – 520,98m = 94,021m


, ,
S = H/L = 94,02 m/2652m = 0,035; Q = 0,285 C ; = 0,285 x 140 x
, ,
0,1016 x 0,0354 = 16,1 liter/detik.
• Pipa B

D = 4 inchi = 4 x 2,54cm = 10,16 cm = 0,1016m ; H= 637m – 622m = 15;


, , ,
S= H/L = 15m/1013m = 0,01480 ; Q= 0,285 C = 0,285 x 140 x 0,1016 x
,
0,0148 = 10,1 liter/detik.

9
• Pipa E
, ,
D = 4 inchi = 4 x 2,54cm = 3,81cm = 0,1016 ; S= 0,012 ; Q = 0,285 C
. ,
= 0,285 x 140 x 0,1016 x 0,012 = 8,95 liter/detik.
• Pipa C
, ,
D = 4 inchi = 4 x 2,54cm = 3,81cm = 0,1016 ; S= 0,0198 ; Q = 0,285 C
, ,
= 0,285 x 140 x 0,1016 x 0,0198 = 11,73 liter/detik.
• Pipa F
, ,
D = 4 inchi = 4 x 2,54cm = 3,81cm = 0,1016; S= 0,0193; Q = 0,285 C
, ,
= 0,285 x 140 x 0,1016 x 0,0193 = 11,57 liter/detik.
• Pipa G
, ,
D = 4 inchi = 4 x 2,54cm = 3,81cm = 0,1016 ; S= 0,04451; Q = 0,285 C
, ,
= 0,285 x 140 x 0,1016 x 0,04451 = 18,166 liter/detik.
• Pipa H

Pipa menghubungkan reservoir dengan bangunan pengolahan


, ,
D = 0,1016m ; H = 5,42m ; S= H/L = 0,258; Q= 0,285 C
, ,
= 0,285 x 140 x 0,1016 x 0,258 = 46,9 liter/dtk.
• Pipa I

H = 6,58 m ; S = H/L = 0,0109;


, , , ,
Q = 0,285 C = 0,285 x 140 x 0,1016 x 0,0109 = 8,49 liter/dtk.
Hasil analisis pipa transmisi secara lengkap ditampilkan pada (Tabel 5).
Tabel 5. Hasil analisis pipa transmisi.
D Q V
No Pipa Titik A Titik B (m) (m) (m)
(inchi) (liter/dtk) (m/dtk)
A 1 4 4 12,1 1,47 58,75 0 0
B 2 5 4 10,02 1,21 15,71 0 0
C 3 6 4 11,7 1,42 26,14 0 0
D 4 8 4 16,1 1,94 98,26 0 0,04
E 5 7 4 8,9 1,08 12,69 0 0,01
F 6 7 4 11,6 1,40 25,19 0 0,02
G 7 8 4 18,2 2,19 93,18 0 0
H 8 9 4 46,9 5,68 5,66 0 0
I 9 10 4 8,5 1,03 6,86 0 0

Dengan melihat tabel 5, perencanaan pipa transmisi cukup untuk membawa debit air yang
tersedia di sumber air. Kecepatan di tiap-tiap pipa juga memenuhi standar kecepatan yaitu sebesar
10
0,5 – 2 meter/detik. Sedangkan headloss yang terjadi cukup besar, mengingat jarak dari sumber air
ke reservoir sangat jauh, tetapi hal ini bisa diatasi dengan adanya beda ketinggian di antara ruas
pipa yang cukup besar, sehingga tekanan yang terjadi masih besar.
Pipa Distribusi
Jaringan pipa jalur 1 adalah pipa menuju pabrik pengolahan kopi. Pada Gambar 6 dapat dilihat
ketinggian pipa semakin menurun dari titik 10 sampai pada titik 13. Jadi air dapat mengalir dengan
sistem gravitasi tanpa bantuan Pompa. Jaringan pipa jalur 1 membutuhkan air sebesar 0,155
liter/detik. Diameter pipa di jalur 2 diasumsikan menggunakan pipa dengan diameter 1,5 inchi.
• Pipa J

D = 1,5 inchi = 1,5 x 2,54cm = 3,81cm = 0,0381m ; H = 508,89m - 500,18m = 8,71m


, ,
S = H/L = 8,71m/109m = 0,0799; Q = 0,285 C
, ,
= 0,285 x 140 x 0,0381 x 0,0799 ; = 1,889 liter/detik.
• Pipa K

D = 1,5 inchi = 1,5 x 2,54cm = 3,81cm = 0,0381m; H = 500,18m – 499,69m = 0,49m


, , , ,
S = H/L = 0,0031m; Q = 0,285 C = 0,285 x 140 x 0,0381 x0,0031 = 0,32
liter/detik.
• Pipa L

D = 1,5 inchi = 1,5 x 2,54cm = 3,81cm = 0,0381m; H = 499,69m – 497,99m = 1,97m


, , , ,
S = H/L = 0,0211 ; Q = 0,285 C = 0,285 x 140 x 0,038 x 0,021
= 4,65 liter/detik.
Hasil analisis untuk jaringan pipa jalur 1 disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Analisis Jaringan Pipa Jalur 1
No Pipa Titik A Titik B D Q V (m) (m) (m)
(inchi) (liter/dtk) (m/dtk)
J 10 11 1,5 1,89 1,63 9,11 0,04 0,03
K 11 12 1,5 0,32 0,27 0,51 0 0,01
L 12 13 1,5 4,65 0,79 1,78 0,04 0

Perencanaan Jaringan Sistem Gravitasi


Perencanaan jaringan sistem gravitasi ini diperlukan untuk mengetahui beda tinggi setiap ruas
pipa, sehingga bisa diketahui tekanan di dalam pipa. Ruas pipa yang tekanannya sangat besar dapat
merusak pipa, sehingga diperlukan Bangunan Pelepas Tekanan untuk mengurangi tekanan yang
terjadi. Analisis jaringan sistem gravitasi adalah sebagai berikut.

11
Tabel 7. Analisis Beda Tinggi
Ruas Beda tinggi keterangan
1-4 671m – 615m = 56 m tidak perlu BPT
2-5 637m – 622m = 15 m tidak perlu BPT
3-6 659m – 634m = 25 m tidak perlu BPT
4-8 615m – 520,98m = 94,02 m perlu BPT
5-7 622m – 610m = 12 m tidak perlu BPT
6-7 634m – 610m = 24 m tidak perlu BPT
7-7 610m - 520,98m = 89,02 m perlu BPT
8-9 520,98m – 515,58m= 5,4 m tidak perlu BPT
9 - 10 515,58m – 508,89m = 6,69 m tidak perlu BPT
10 - 11 508,89m – 500,18m = 8,71 m tidak perlu BPT
11 - 12 500,18m – 499,69m = 0,49 m tidak perlu BPT
12 - 13 499,69m – 497,99m = 1,7 m tidak perlu BPT
10 - 14 508,89m – 505,78m = 3,11 m tidak perlu BPT
14 - 15 505,78m – 502,65m = 3,13 m tidak perlu BPT
15 - 16 502,65m – 499,32m = 3,33 m tidak perlu BPT
14 - 17 505,78m – 500,59m = 5,19 m tidak perlu BPT
17 - 18 500,59m – 499,32m = 1,37 m tidak perlu BPT
17 - 19 500,59m – 496m = 4,59 m tidak perlu BPT
19 - 20 493m – 479,07m = 13,93 m tidak perlu BPT
19 - 21 496m – 495,45m = 0,55 m tidak perlu BPT
21 - 22 495,45m – 493,05m = 2,4 m tidak perlu BPT
22 - 24 493,05m – 492,05m = 1,0 m tidak perlu BPT
22 - 23 493,05m – 491,09m = 1,96 m tidak perlu BPT
21 - 25 495,45m – 493,82m = 1,63 m tidak perlu BPT
25 - 26 493,82m – 493m = 0,82 m tidak perlu BPT
26 - 27 493 m – 479.07m = 10,35 m tidak perlu BPT
26 - 28 496m – 495,2m = 0,8 m tidak perlu BPT

Dalam menggunakan jaringan sistem gravitasi harus memperhatikan tekanan yang terjadi di
dalam pipa. Gravitasi yang mendorong air menimbulkan tekanan yang dapat membuat pipa pecah
atau rusak. Untuk itu diperlukan adanya Bak Pelepas Tekan (BPT) yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan hidrostatis dalam pipa menjadi nol dan ditempatkan jika terjadi selisih beda
tinggi (ΔH) adalah sebagai berikut.
- 80 m untuk jenis pipa besi (Galvanis Iron)
- 60 m untuk jenis pipa PVC (Poly Vinyl Carbonat)
Jadi pada jaringan di Dusun Krajan memerlukan 2 BPT, masing-masing di antara titik C – E
dan titik D – E. BPT ini ditempatkan di ketinggian 548,98m dengan jarak 1426m dari titik C dan
ketinggian 565,98 m dengan jarak 1000 m dari titik D. Tetapi pembuatan Bangunan Pelepas Tekan
membutuhkan biaya yang lumayan besar, untuk mengurangi tekanan di dalam pipa bisa dengan
memberi lubang dengan diameter yang kecil di titik yang memerlukan BPT.
12
Perencanaan Reservoir dan Bangunan Pengolahan
Reservoir dan Bangunan Pengolahan dibangun dengan desain 17% dari kebutuhan air
maksimum. Diketahui kebutuhan air maksimum di Dusun Krajan adalah: 16,3 liter/detik =1410,05
/hari - (0,17 x 1410,05 )= 239,708
Dasar reservoir dan bangunan pengolahan berbentuk persegi panjang, dengan dimensi:

Panjang = 11m; Lebar= 4m ; Kedalaman = 6 m; Jadi volume-nya = 264


Elevasi reservoir adalah 379,28m dari titik akhir pipa (A’), sedangkan elevasi dari bangunan
pengolahan 36,5m dari titi A.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan, dan perencanaan yang telah dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan melihat hasil tersebut, potensi sumber air di Dusun Krajan layak untuk dialirkan menuju
pemukiman penduduk.
2. Persyaratan teknis yang dipakai dalam perencanaan ini yaitu: a) pipa transmisi diasumsikan
menggunakan pipa diameter 4 inchi untuk mencegah terjadinya peningkatan debit air, b)
reservoir dan bangunan pengolahan didesain 17% dari kebutuhan air maksimum, c) jaringan
untuk distribusi didasarkan pada pemakaian puncak (jam maksimum), yaitu 2 kali kebutuhan
hari maksimum, d) pipa distribusi didesain dengan menggunakan pipa diameter 3 dan 1,5 inchi,
e) diameter pipa distribusi didesain sama sehingga kehilangan energi tidak terlalu besar, f) pipa
yang digunakan adalah pipa PVC dengan faktor koefisien gesekan 140 (Koefisien Hazen dan
William), g) sambungan pipa dengan derajat belokan 90 menyebabkan kehilangan energi yang
paling banyak dibandingkan sudut lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E. dan Ratri, D.N. 2011. Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai Perubahan Iklim (disarikan
dari IPCC Report 2007). Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, BMKG.
Aldrian, E. dan Susanto, R.D. 2003. Identification of Three Dominant Rainfall Regions Within Indonesia
and Their Relationship to Sea Surface Temperature. Int J Climatol 23: 1435–1452.
Armstrong, W.H., Collins, M.J., dan Snyder, N.P. 2011. Increased Frequency of Low-Magnitude Floods in
New England. Journal of The American Water Resources Association. (JAWRA): 1-15.
Chiew, F. and Siriwardena, L. 2005. TREND User Guide. Australia: CRC for Catchment Hydrology.

13
Chrysoulakis, N., Proedrou, M., Dan Cartalis, C. 2001. Variations and Trends in Annual and Seasonal Means
of Precipitable Water in Greece As Deduced from Radiosonde Measurements. Toxicol and Environ.
Chem., Vol. 84, No. 1–4 pp: 1-6.
de Lima, Carvalho, de Lima, dan Coelho. 2010. Trends in Precipitation: Analysis of Long Annual and
Monthly Time Series from Mainland Portugal. Jurnal Advances in Geosciences, 25: 155-160.
EPA. 2009. Frequently Asked Questions About Global Warming and Climate Change: Back to Basics.
Enviromental Protection Agency.
Forster, P. dan Ramaswamy, V. 2007. Changes in Atmospheric Constituents and in Radiative Forcing.
(diedit oleh Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor dan H.L.
Miller). 129-234. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I
to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge:
Cambridge University Press.
Grubb, H. dan Robson, A. 2000. Exploratory / Visual Analysis. (diedit oleh Z. W. Kundzewicz & A.
Robson). 17-45. World Climate Programme Water. World Climate Data and Monitoring Programme.
WCDMP-45. WMO/TD no. 1013. Geneva: World Meteorological Organization
IPCC. 2007. Climate Change 2007: Synthesis Report. Geneva: Intergovernmental Panel on Climate Change.
Kampata, J.M., Parida, B.P., dan Moalafhi, D.B. 2008. Trend Analysis of Rainfall in The Headstreams of
The Zambezi River Basin in Zambia. Physics and Chemistry of the Earth 33(2008): 621–625.
Kundzewicz, Z.W. dan Robson, A. 2004. Change Detection in Hydrological Records a Review of The
Methodology. Hydrological Sciences–Journal–des Sciences Hydrologiques, 49(1): 7-19.
Mosmann, Castro, Fraile, Dessens, and S´anchez. 2004. Detection of Statistically Significant Trends In The
Summer Precipitation of Mainland Spain. Atmospheric Research, Volume 70, Issue 1: 43-53.
̈ ̈ , B. dan Bayazit, M. 2003. The Power of Statistical Tests for Trend Detection. Turkish J. Eng. Env.
Sci. 27 (2003): 247-251.
Robson, A. 2000. Analysis Guidelines. (diedit oleh Z. W. Kundzewicz & A. Robson). 9-12. World Climate
Programme Water. World Climate Data and Monitoring Programme. WCDMP-45. WMO/TD no. 1013.
Geneva: World Meteorological Organization.
Srikanthan, R., Mc Mahon, T. A., dan Irish, J. L. 1983. Time Series Analysis of Annual Flows of Australian
Streams. Journal of Hydrology Vol. 66: 213-226.
Sugiyono, A. 2006. Penanggulangan Pemanasan Global di Sektor Pengguna Energi. Jurnal Sains &
Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 7, No. 2, 2006 : 15-19
Wall, D. J. and Englot, M. E., 1985. Correlation of Annual Peak Flows for Pennsylvania Streams.
JAWRA Journal of the American Water Resources Association, 21: 459–464.
Zhang, Zwiers, Hegerl, Lambert, Gillett, Solomon, Stott, dan Nozawa. 2007. Detection of Human Influence
on Twentieth-Century Precipitation Trends. Letter NATURE | Vol 448 | 26 July 2007: 461-465.

14
Gambar 1. Lokasi Sumber Air di Desa Sidomulyo

15
Gambar 2. Peta Kontur Wilayah Desa Sidomulyo

16
Gambar 3. Wilayah Layanan Air

17
Gambar 4. Desain Jaringan Distribusi Pipa Air

18
Gambar 5. Elevasi Jaringan Pipa

19
20

Pipa Distribusi
Jaringan Pipa Beda Tinggi

Gambar 6. Jaringan Pipa Jalur 1

20

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai