Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Dengue (DD) ialah demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta

seperti sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi (athralgia),

rash, mual, muntah dan manifestasi perdarahan. Dengan hasil laboratorium

leukopenia (lekosit < 5000 /mm3), jumlah trombosit cenderung menurun

<150.000/mm3 dan didukung oleh pemeriksaan serologis.

Demam Dengue disebabkan virus dan ditularkan lewat nyamuk

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yang

cenderung semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk (Kemenkes, 2011).

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili

Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang

terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD),

Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS)

termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang

dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis

serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 (Kemenkes RI, 2010).

Seluruh wilayah Indonesia, mempunyai risiko untuk kejangkitan penyakit

Demam Dengue karena virus penyebab dan nyamuk penularnya (Aedes

aegypti) tersebar luas, baik di rumah-rumah maupun di Tempat Umum,

kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.

1
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang: terutama

menyerang anak, ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat

menimbulkan renjatan dan kematian, termasuk salah satu penyakit yang dapat

menimbulkan wabah.

Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue pada dasarnya dilakukan

sesuai dengan pemberantasan penyakit menular pada umumnya, namun

mengingat vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum

ditemukan, maka pemberantasan penyakit demam berdarah dengue

dilaksanakan terutama dengan memberantas nyamuk penularnya.

Untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue diperlukan

pembinaan peran serta masyarakat guna mencegah dan membatasi penyebaran

penyakit (Kemenkes, 2011).

2
BAB II

TINJAUAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. AK

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 7 tahun

Berat badan : 18 Kg

Tingg Badan : 111 cm

Alamat : Jl.H Yasin Tambak Oso, Waru Surabaya

MRS : 1 Januari 2017

Tgl Pemeriksaan : 1 Januari 2017

II. ANAMNESA

1. Keluhan Utama : Panas

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan panas badan sejak 3 hari sebelum MRS.

Panas timbul mendadak dan tinggi, panas dirasakan terus menerus, panas

hanya turun jika diberi obat penurun panas. Setelah efek obat hilang panas

muncul lagi. Terkadang pasien mengigil. Pasien juga mengeluh sakit

kepala terutama di daerah mata, sakit kepala dirasakan hilang timbul, sakit

kepala berkurang ketika dibuat tiduran, selain sakit kepala pasien juga

merasakan badannya terasa ngilu-ngilu, sakit kepala dan ngilu-ngilu

muncul bersamaan dengan demam. Selain itu pasien juga batuk, batuk

3
muncul sejak 5 hari sebelum MRS, batuk hilang timbul, batuk berdahak

(+), tetapi dahak susah untuk dikeluarkan. Pilek (-). Nyeri ulu hati (-),

mimisan (-), bintik-bintik merah dikulit (-), gusi berdarah (-), mual

muntah (-), BAB dan BAK normal, kejang (-)

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

- Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya

- Penyakit yang pernah diderita (-)

4. Riwayat Alergi :

(-)

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Tetangga ada yang terkena sakit seperti ini

6. Riwayat Sosial

- Di lingkungan rumah pasien ada yang terkena penyakit yang serupa

- Rumah punya kamar mandi sendiri, bak mandi dikuras setiap 2 minggu

sekali dan

tidak pernah ditutup.

7. Riwayat Nutrisi :

- Pasien tidak memilih–milih makanan.

- Makan selang seling dengan lauk bervariasi (ayam, daging, tahu, tempe,

sayur)

- pasien juga minum susu setiap pagi.

8. Riwayat Kehamilan :

- Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah sakit. Ibu pasien rutin kontrol ke

bidan dan rutin minum vitamin dari bidan.

4
9. Riwayat Persalinan :

- Aterm/ Sptn B/Bidan/3000 gr/ langsung menangis

10. Riwayat Imunisasi:

- Lengkap sesuai usia

11. Riwayat Tumbuh Kembang :

- Belajar berjalan dan bicara mulai usia 12 bulan.

- Sekarang ini pasien duduk di kelas 2 SD

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tensi : 90/60 mmHg

Nadi : 111 x / menit, reguler

Suhu (Axila) : 36,8 °C

RR : 20 x / menit, reguler

Anemi (-), Ikterus (-), Sianosis (-), Dipsneu (-)

Kepala / Leher :

Mata cowong : -/- ; Pernafasan Cuping Hidung : - ; Lidah tepi

hiperemi, kotor (-), tremor (-) ; Pharynx hiperemi : -

Pembesaran kelenjar getah bening : - / -

Thorax :

Bentuk simetris, Gerak nafas simetris, retraksi (-)

Cor : S1 S2 Tunggal, murmur (-), Gallop (-)

Pumo : vesikuler, Rh - / - Wh - / -

5
Abdomen :

I : Cembung

P : Supel, Nyeri tekan (-), H/L kesan tidak membesar,

Turgor : Cukup

P : Tympani, Meteorismus (-)

A : Bising Usus (+) normal

Genetalia : ♀, tak ada kelainan

Ekstremitas :

Akral hangat + + ; Cyanosis - - Oedem - -

+ + - - - -

Uji tourniquet : (+) (> 10 ptekie dalam area 2,8 x 2,8 cm)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap : Hb : 12,1 mg/dl

Lekosit : 4,090 /mm3

Trombosit : 127.000 /mm3

Hct : 34,4 %

Widal : S.typhi O : negatif

S.typhi H : negatif

S.paratyphi A : negatif

S.paratyphi B : negatif

6
IV. RESUME

Pasien ♀, 7 tahun, 18 kg Pasien datang dengan keluhan panas

badan sejak 3 hari sebelum MRS. Panas timbul mendadak dan tinggi,

panas dirasakan terus menerus, panas hanya turun jika diberi obat penurun

panas. Setelah efek obat hilang panas muncul lagi. Terkadang pasien

mengigil. Pasien juga mengeluh sakit kepala terutama di daerah mata,

sakit kepala dirasakan hilang timbul, sakit kepala berkurang ketika dibuat

tiduran, selain sakit kepala pasien juga merasakan badannya terasa ngilu-

ngilu, sakit kepala dan ngilu-ngilu muncul bersamaan dengan demam.

Selain itu pasien juga batuk, batuk muncul sejak 5 hari sebelum MRS,

batuk hilang timbul, batuk berdahak (+), tetapi dahak susah untuk

dikeluarkan. Pilek (-). Nyeri ulu hati (-), mimisan (-), bintik-bintik merah

dikulit (-), gusi berdarah (-), mual muntah (-), BAB dan BAK normal,

kejang (-)

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, kesadaran

Compos Mentis, Tensi 90/60 mmHg, Nadi 111 x / menit, reguler, Suhu

(Axila) 36,8°C, RR 20 x / menit, reguler, Meteorismus (+), Uji

tourniquet : (+) (> 10 ptekie dalam area 2,8 x 2,8 cm) Dari pemeriksaan

laboratorium didapatkan Hb : 12,1 mg/dl, Lekosit : 4,090 /mm3,

Trombosit : 127.000 /mm3, Hct: 34,4 %

V. DIAGNOSIS

S. Dengue Fever

Dd :

- Demam Thypoid

7
- Campak

VI. PENATALAKSANAAN

* Planning Diagnosa :

- IgM Antidengue

* Planning Therapy :

- tirah baring

- Infus maintenance D5 ½ NS 1400 cc / 24 jam

- Paracetamol 10-15 mg/kgBB/x  200 mg/x prn

- imboost force 3 x cth I

*Monitoring : Vital sign tiap 6 jam (Tensi, Nadi, RR, Suhu), Produksi

urine, Manifestasi perdarahan

* Edukasi :

1. Menjelaskan kepada ibu pasien tentang penyakit yang diderita oleh

pasien, serta pengobatan yang diberikan kepada pasien.

2. Menjelaskan komplikasi dari penyakit yang diderita pasien apabila

tidak diterapi dengan tepat.

3. Menjelaskan kepada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan

dengan menguras bak mandi tiap 1 minggu, mengubur barang –

barang bekas, menutup bak mandi.

4. Mengadakan fogging

VII. PROGNOSA :

Baik bila ada respon terhadap terapi, status gizi baik, gejala klinik

menghilang dan tidak ada komplikasi.

8
SOAP

Tgl Subjektif Objektif Assessment Planning


Panas (+) KU: cukup DHF grade I Inf. D5 ½ NS
2/1/17 Mual dan muntah 1400cc/24jam
07.50 (-) VS:
Diare (-) Nadi: 104x/m Paracetamol Syr 3x1
Batuk berdahak Suhu: 37,6C ½ cth p.r.n
(+) TD: 110/60 Ampicilin 3 x 600mg
Mimisan (-) RR: 29x/m
BAK normal Imboost syr 2x1 cth
BAB normal K/L: a/i/c/d (-)
Nyeri kepala Ambroxol syr 3 x 1 ½
- Nyeri retrorbita Thorax: cth
- Badan ngilu Simetris, retraksi (-)
Pulmo: vesikuler N/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (-), hepar, lien
tak teraba
P: timpani

AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
Torniket (-)

Lab:
Hb: 14,3
Leukosit: 3200
Trombosit: 122000
Hct: 41,6
03/01/ Panas (+) KU: cukup DHF grade D5 ½ NS
2017 Mual (+) III + Efusi 1400cc/24jam
07.50 Bintik merah VS: Pleura D +
muncul pada Nadi: 116x/m Hepatomegal Parasetamol syr 3x1
tangan dan kaki Suhu: 36.0 C i + Asites 1/2cth p.r.n
muncul TD: 100/70 Ampicilin 3x600 mg
Agak sesak (+) RR: 35x/m
Batuk (+)
BAK (+) 1x K/L: a/i/c/d (-)
BAB (+) 1

9
Makan dan minum Thorax:
(+) Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Nyeri perut Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
Tourniquet test(+)

Lab:
Hb: 13,6
Leukosit: 5220
Trombosit: 51000
Hct: 40,1

12.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade D5 ½ NS


sesak III Efusi 1400cc/24jam
- Belum BAK VS: Pleura D +
- BAB 1 x Nadi: 104x/m Hepatomegal
- Makan dan Suhu: 36.0 C i + Asites
minum mau TD: 100/70
- Batuk berdahak RR: 31x/m
(+)
- Nyeri perut (+) K/L: a/i/c/d (-)

Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen

10
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
Tourniquet test(+)

16.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 180 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam  evaluasi
- BAK 1x VS: Pleura D + satu jam kemudian
- Makan dan Nadi: 108x/m Hepatomegal
minum mau Suhu: 36.0 C i + Asites
- Muntah satu kali TD: 80/60
Batuk berdahak RR: 36x/m
(+)
- Nyeri perut (+) Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

Akral dingin di keempat


ekstremitas
CRT 3s
Edem (-)

Lab:
Hb: 16,0
Leukosit: 14.030

11
Trombosit: 40000
Hct: 46.1

17.45 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 126 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam  evaluasi
- Batuk berdahak VS: Pleura D + satu jam kemudian
(+) Nadi: 108x/m Hepatomegal
- Nyeri perut (+) Suhu: 36.0 C i + Asites
TD: 90/60
RR: 36x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

Akral mulai hangat di


keempat ekstremitas
CRT 2s
Edem (-)

19.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 90 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam  evaluasi
- BAK 1x VS: Pleura D + satu jam kemudian
- Batuk berdahak Nadi: 88x/m Hepatomegal Pemasangan NGT.
(+) Suhu: 36.2 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 90/60
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

12
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

Akral hangat di keempat


ekstremitas
CRT 2s
Edem (-)

20.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 50 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam  evaluasi
- BAK 1x VS: Pleura D + satu jam kemudian
- Batuk berdahak Nadi: 90x/m Hepatomegal
(+) Suhu: 36.5 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 100/70
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

Akral hangat di keempat


ekstremitas
CRT 2s
Edem (-)
Lab:
Hb: 14,7
Leukosit: 9970
Trombosit: 42000
Hct: 42,9

13
21.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 50 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam 
- BAK 1x VS: Pleura D + pertahankan sampai
- Batuk berdahak Nadi: 80x/m Hepatomegal 24 jam.
(+) Suhu: 36.5 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 110/80
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

Akral hangat di keempat


ekstremitas
CRT 2s
Edem (-)

04.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 50 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam 
- BAK 1x VS: Pleura D + pertahankan sampai
- Batuk berdahak Nadi: 80x/m Hepatomegal 24 jam
(+) Suhu: 36.5 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 110/70
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)

14
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

Akral hangat di keempat


ekstremitas
CRT 2s
Edem (-)

Jumlah cairan yang keluar :


NGT : 200 cc
BAK : 400 cc
BAB : 150 cc

04/01/ Panas turun KU: cukup DHF grade D5 ½ NS


2017 Mual (+) III + Asites + 1400cc/24jam
07.50 Sesak VS: efusi pleura
Batuk (+) Nadi: 90x/m D
Muntah (-) Suhu: 36,5C hepatomgeali Parasetamol syr 3x 1
BAK normal TD: 90/70 ½ cth prn
Nyeri perut (+) RR: 27x/m Lasix 2x9mg
K/L: a/i/c/d (-)
Ampicilin 3x600 mg
Thorax:
Simetris, retraksi (-)
Pulmo:
Sonor +/+
vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)

AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)

15
Lab:
Hb: 14,0
Leukosit: 13,330
Trombosit: 49000
Hct: 40,8
05/01/ Panas turun KU: cukup DHF grade D5 ½ NS
2017 Mual (+) III + Asites + 1400cc/24jam
Sesak berkurang VS: efusi pleura
Batuk berkurang Nadi: 112x/m D Parasetamol syr 3x1
Muntah (-) Suhu: 36,7C hepatomgeali 1/2cth p.r.n
Nyeri perut TD: 100/70 Lasix 2x9mg
berkurang (+) RR: 24x/m
BAK banyak K/L: a/i/c/d (-)

Thorax:
Simetris, retraksi (-)
Pulmo:
Sonor +/+
vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).

Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+) tetapi sudah
berkurang.
P: shifting dullness (+)

AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)

Lab:
Hb: 14,3
Leukosit: 7960
Trombosit: 63000
Hct: 41,8

16
TIME TABLE

Tgl 1/1/17 Tgl 2/1/17 Tgl 3/1/17 Tgl 4/1/17

Tgl 5/1/17
- Demam sejak 3
hari SMRS Panas (+) Panas (+) Panas turun Panas turun
- Nyeri kepala Batuk berdahak Mual (+) Mual (+) Mual (+)
(+) Bintik merah Sesak Sesak berkurang
Nyeri
Mimisan (-) Batuk (+) Batuk (+)
retroorbita muncul
BAK & BAB Muntah (-) Muntah (-)
- Badan ngilu ditangan dan
normal BAK & BAB BAK & BAB
- Batuk berdahak kaki
Nyeri kepala normal normal
sejak 3 hari Sesak (+) - Nyeri perut
- Nyeri retrorbita - Nyeri perut (+)
SMRS Batuk (+) berkurang(+)
- Nafsu makan ↓
- Badan ngilu BAK (+) 1x
- BAB (+) 1 Makan
-
- & minum (+)
Nyeri perut (+)
-

17
BAB III
PEMBAHASAN

Dari anamnesis tanggal 1/1/2017 didapatkan keluhan panas badan

keluhan panas badan sejak 3 hari sebelum MRS. Panas timbul mendadak dan

tinggi, panas dirasakan terus menerus, panas hanya turun jika diberi obat penurun

panas. Setelah efek obat hilang panas muncul lagi. Terkadang pasien mengigil.

Pasien juga mengeluh sakit kepala terutama di daerah mata, sakit kepala dirasakan

hilang timbul, sakit kepala berkurang ketika dibuat tiduran, selain sakit kepala

pasien juga merasakan badannya terasa ngilu-ngilu, sakit kepala dan ngilu-ngilu

muncul bersamaan dengan demam. Selain itu pasien juga batuk, batuk muncul

sejak 5 hari sebelum MRS, batuk hilang timbul, batuk berdahak (+), tetapi dahak

susah untuk dikeluarkan. Pilek (-). Nyeri ulu hati (-), mimisan (-), bintik-bintik

merah dikulit (-), gusi berdarah (-), mual muntah (-), BAB dan BAK normal,

kejang (-)

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, kesadaran Compos

Mentis, Tensi 90/60 mmHg, Nadi 111 x / menit, reguler, Suhu (Axila) 36,8°C, RR

20 x / menit, reguler, Meteorismus (+), Uji tourniquet: (+) (> 10 ptekie dalam

area 2,8 x 2,8 cm) Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb : 12,1

mg/dl, Lekosit : 4,090 /mm3, Trombosit : 127.000 /mm3, Hct: 34,4 %.

Berdasarkan WHO tahun 2011, yaitu Demam dengan 2 gejala/ tanda

berikut, nyeri kepala, nyeri retro-orbita, myalgia, arthralgia, ruam, manifestasi

18
perdarahan, tidak ada tanda kebocoran plasma, serta disertai hasil lab seperti ini

lekopenia < 5000 sel/mm³, trombositopenia < 150.000 sel/mm³, peningkatan

hematokrit 5-10%, pasien tersebut terdiagnosis Dengue Fever.

Pada penatalaksan awal pasien diberikan Infus maintenance D5 ½ NS 1400

cc / 24 jam, paracetamol 10-15 mg/kgBB/x  200 mg/x (3 x 1 ½ cth) prn ,

imboost force 3 x cth I, tetapi pada perjalanan penyakitnya pada tanggal 03

januari 2017 pasien jatuh pada keadaan DHF grade III sesuai dengan kriteria

WHO 2011.

DD/DBD Derajat Gejala dan tanda Laboratorium


DD Demam dengan 2 gejala/ - Lekopenia < 5000
tanda berikut : sel/mm³
- Nyeri kepala - Trombositopenia <
- Nyeri retro-orbita 150.000 sel/mm³
- Myalgia - Peningkatan
- Artralgia hematokrit 5-10%
- Ruam - Tidak ada tanda
- Manifetasi perdarahan kebocoran plasma
- Tidak ada tanda
kebocoran plasma
DBD I Demam dan manifestasi - Trombositopenia<
perdarahan (tes torniket 100.000 sel/mm³
poritif) dan terdapat - Peningkatan
kebocoran plasma hematokrit >20%
DBD II Sesuai dengan derajat I - Sama dengan derajat I
plus perdarahan spontan
DBD III Sesuai dengan derajat I - Sama dengan derajat I
atau II plus kegagalan atau II
sirkulasi (nadi lemah,
pulse pressure sempit <20
mmHg,hipotensi)
DBD IV Sesuai dengan derajat III - Sama dengan derajat
plus syok berat dengan I, II atau III
tekanan darah tidak
terukur dan nadi tidak
teraba

19
Pasien dengan keluhan panas turun, mual, agak sesak, batuk , nyeri perut

dan pada pemeriksaan fisik VS: Nadi: 80x/m, Suhu: 36,5C, TD: 90/70, RR:

27x/m, K/L: a/i/c/d (-). Thorax: Simetris, retraksi (-) Pulmo: Sonor +/+, vesikuler

↓/N, Rh/wh -/-. Cor: S1, S2 tunggal, murmur (-), gallop (-). Abdomen, I:

Cembung, A: BU (+) N, P: soepl, NT (+) hipokondrium dextra, hepar 3x3 cm,

lien tak teraba, asites (+), P: shifting dullness (+). AHKM di keempat ekstremitas,

CRT <2s, Edem (-). Lab: Hb: 13,6, Leukosit: 5220, Trombosit: 51000, Hct: 40,1.

Dan pada pukul 16.00 pasien jatuh dalam kondisi shock dengan hasil pemeriksaan

fisik seperti ini KU: tampak lemah VS: Nadi: 108x/m, Suhu: 36.0 C, TD: 80/60,

RR: 36x/m, Thorax: Simetris, retraksi (+), Pulmo: vesikuler ↓/N, Rh/wh -/-, Cor:

S1, S2 tunggal, murmur (-), gallop (-). Abdomen I: Cembung, A: BU (+) N, P:

soepl, NT (+) hipokondrium dextra, hepar 3x3 cm, lien tak teraba, asites (+), P:

shifting dullness (+), Akral dingin di keempat ekstremitas, CRT 3s, Edem (-),

Lab: Hb: 16,0, Leukosit: 14.030, Trombosit: 40000, Hct: 46.1. Dari hasil

anamnesis dan periksaan fisik seperti itu maka pasien diberikan terapi sesuai

dengan guideline WHO 2011.

20
Pada jam 16.00 pasien mendapatkan asering 180 cc selama 1 jam, dan

setelah dievaluasi tanda vital pasien kondisi pasien membaik, sehingga asering

yang diberikan diturunkan sesuai dengan guideline menjadi 126 cc selama 1 jam,

setelah dievalusi kondisi pasien membaik, sehingga asering diturunkan kembali

menjadi 90 cc, 50 cc, dan dipertahankan di 50 cc sebagai cairan rumatan sampai

24 jam hingga kondisi pasien membaik. Pada tanggal 04/01/2017 pasien

mendapatkan cairan rumatan berupa D51/2NS karena kondisi pasien sudah

membaik dan mendapatkan terapi Lasix 1 mg/kgbb/hari, hal ini diberikan karena

pasien mengalami kebocoran plasma sehingga mengakibatkan terjadinya asites

dan efusi pleura.

21
Pasien pulang pada tanggal 5 januari 2017 dari RS. Kriteria memulangkan

pasien menurut IDAI tahun 2009 adalah jika pasien tidak demam selama 24 jam

tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, secara klinis tampak ada perbaikan,

hemtokrit stabil, syok teratasi, jumlah trombosit >50.000, tidak dijumpai distres

pernapasan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention. Dengue Clinical Guidance. Updated
2010 sept 1. Available from:
http://www.cdc.gov/dengue/clinicallab/clinical.html.
Dengue Hemorrhagic Fever. Diagnosis, treatment prevention and control. Edisi
kedua. WHO, Geneva, 1997.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue
Available from : www.depkes.go.id diakses pada tanggal 12 Juni 2016
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah
Dengue Available from : www.depkes.go.id diakses pada tanggal 12 Juni
2016
Tjokroprawiro, Askandar. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya.
Airlangga University
Hanafiati, Evisina. 2010. Patogenesis Infeksi Virus Dengue. Available from
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%
20Desember%202010/PATOGENESIS%20INFEKSI%20VIRUS%20D
ENGUE.pdf diakses pada tanggal 12 Juni 2016
WHO. 2006. Clinical Diagnosis of Dengue Available from http://
www.who.int/entity/csr/resources/publications/dengue/12-23.pdf diakses
pada tanggal 12 Juni 2016
Chen, Khie. 2009. Diagnosis dan Terapi Cairan Pada Demam Berdarah Dengue.
Available from http://www.dexa-medica.com /sites/default/f iles/
publication_upload090324152955001237863562medicinus_maret-
mei_2009.pdf.. diakses pada tanggal 12 Juni 2016
Sumarno S, Soedarmo P,Garna H,Rezeki S,Satari H. 2008. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatri tropis. Jakarta. IDAI ed.2, 155-179
World Health Organization-South East Asia Regional Office. Comprehensive
Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Hemorrhagic Fever. India: WHO; 2011.p.1-67.
WHO. Dengue for Diagnosis, treatment, prevention and control. 2009:1-146
Holiday MA, Segar WE. Maintenance need for water in parenteral fluid
therapy. Pediatrics 1957;19:823

23
24

Anda mungkin juga menyukai