PENDAHULUAN
Demam Dengue (DD) ialah demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta
seperti sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi (athralgia),
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili
kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
1
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang: terutama
menimbulkan renjatan dan kematian, termasuk salah satu penyakit yang dapat
menimbulkan wabah.
mengingat vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum
2
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. AK
Umur : 7 tahun
Berat badan : 18 Kg
II. ANAMNESA
Pasien datang dengan keluhan panas badan sejak 3 hari sebelum MRS.
Panas timbul mendadak dan tinggi, panas dirasakan terus menerus, panas
hanya turun jika diberi obat penurun panas. Setelah efek obat hilang panas
kepala terutama di daerah mata, sakit kepala dirasakan hilang timbul, sakit
kepala berkurang ketika dibuat tiduran, selain sakit kepala pasien juga
muncul bersamaan dengan demam. Selain itu pasien juga batuk, batuk
3
muncul sejak 5 hari sebelum MRS, batuk hilang timbul, batuk berdahak
(+), tetapi dahak susah untuk dikeluarkan. Pilek (-). Nyeri ulu hati (-),
mimisan (-), bintik-bintik merah dikulit (-), gusi berdarah (-), mual
4. Riwayat Alergi :
(-)
6. Riwayat Sosial
- Rumah punya kamar mandi sendiri, bak mandi dikuras setiap 2 minggu
sekali dan
7. Riwayat Nutrisi :
- Makan selang seling dengan lauk bervariasi (ayam, daging, tahu, tempe,
sayur)
8. Riwayat Kehamilan :
- Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah sakit. Ibu pasien rutin kontrol ke
4
9. Riwayat Persalinan :
RR : 20 x / menit, reguler
Kepala / Leher :
Thorax :
Pumo : vesikuler, Rh - / - Wh - / -
5
Abdomen :
I : Cembung
Turgor : Cukup
Ekstremitas :
+ + - - - -
Uji tourniquet : (+) (> 10 ptekie dalam area 2,8 x 2,8 cm)
Hct : 34,4 %
S.typhi H : negatif
S.paratyphi A : negatif
S.paratyphi B : negatif
6
IV. RESUME
badan sejak 3 hari sebelum MRS. Panas timbul mendadak dan tinggi,
panas dirasakan terus menerus, panas hanya turun jika diberi obat penurun
panas. Setelah efek obat hilang panas muncul lagi. Terkadang pasien
sakit kepala dirasakan hilang timbul, sakit kepala berkurang ketika dibuat
tiduran, selain sakit kepala pasien juga merasakan badannya terasa ngilu-
Selain itu pasien juga batuk, batuk muncul sejak 5 hari sebelum MRS,
batuk hilang timbul, batuk berdahak (+), tetapi dahak susah untuk
dikeluarkan. Pilek (-). Nyeri ulu hati (-), mimisan (-), bintik-bintik merah
dikulit (-), gusi berdarah (-), mual muntah (-), BAB dan BAK normal,
kejang (-)
Compos Mentis, Tensi 90/60 mmHg, Nadi 111 x / menit, reguler, Suhu
tourniquet : (+) (> 10 ptekie dalam area 2,8 x 2,8 cm) Dari pemeriksaan
V. DIAGNOSIS
S. Dengue Fever
Dd :
- Demam Thypoid
7
- Campak
VI. PENATALAKSANAAN
* Planning Diagnosa :
- IgM Antidengue
* Planning Therapy :
- tirah baring
*Monitoring : Vital sign tiap 6 jam (Tensi, Nadi, RR, Suhu), Produksi
* Edukasi :
4. Mengadakan fogging
VII. PROGNOSA :
Baik bila ada respon terhadap terapi, status gizi baik, gejala klinik
8
SOAP
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (-), hepar, lien
tak teraba
P: timpani
AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
Torniket (-)
Lab:
Hb: 14,3
Leukosit: 3200
Trombosit: 122000
Hct: 41,6
03/01/ Panas (+) KU: cukup DHF grade D5 ½ NS
2017 Mual (+) III + Efusi 1400cc/24jam
07.50 Bintik merah VS: Pleura D +
muncul pada Nadi: 116x/m Hepatomegal Parasetamol syr 3x1
tangan dan kaki Suhu: 36.0 C i + Asites 1/2cth p.r.n
muncul TD: 100/70 Ampicilin 3x600 mg
Agak sesak (+) RR: 35x/m
Batuk (+)
BAK (+) 1x K/L: a/i/c/d (-)
BAB (+) 1
9
Makan dan minum Thorax:
(+) Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Nyeri perut Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
Tourniquet test(+)
Lab:
Hb: 13,6
Leukosit: 5220
Trombosit: 51000
Hct: 40,1
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
10
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
Tourniquet test(+)
16.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 180 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam evaluasi
- BAK 1x VS: Pleura D + satu jam kemudian
- Makan dan Nadi: 108x/m Hepatomegal
minum mau Suhu: 36.0 C i + Asites
- Muntah satu kali TD: 80/60
Batuk berdahak RR: 36x/m
(+)
- Nyeri perut (+) Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
Lab:
Hb: 16,0
Leukosit: 14.030
11
Trombosit: 40000
Hct: 46.1
17.45 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 126 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam evaluasi
- Batuk berdahak VS: Pleura D + satu jam kemudian
(+) Nadi: 108x/m Hepatomegal
- Nyeri perut (+) Suhu: 36.0 C i + Asites
TD: 90/60
RR: 36x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
19.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 90 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam evaluasi
- BAK 1x VS: Pleura D + satu jam kemudian
- Batuk berdahak Nadi: 88x/m Hepatomegal Pemasangan NGT.
(+) Suhu: 36.2 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 90/60
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
12
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
20.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 50 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam evaluasi
- BAK 1x VS: Pleura D + satu jam kemudian
- Batuk berdahak Nadi: 90x/m Hepatomegal
(+) Suhu: 36.5 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 100/70
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
13
21.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 50 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam
- BAK 1x VS: Pleura D + pertahankan sampai
- Batuk berdahak Nadi: 80x/m Hepatomegal 24 jam.
(+) Suhu: 36.5 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 110/80
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
04.00 - Pasien merasa KU: tampak lemah DHF grade Asering 50 cc dalam
sesak III + Efusi satu jam
- BAK 1x VS: Pleura D + pertahankan sampai
- Batuk berdahak Nadi: 80x/m Hepatomegal 24 jam
(+) Suhu: 36.5 C i + Asites
- Nyeri perut (+) TD: 110/70
RR: 32x/m
Thorax:
Simetris, retraksi (+)
Pulmo: vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
14
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+)
P: shifting dullness (+)
AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
15
Lab:
Hb: 14,0
Leukosit: 13,330
Trombosit: 49000
Hct: 40,8
05/01/ Panas turun KU: cukup DHF grade D5 ½ NS
2017 Mual (+) III + Asites + 1400cc/24jam
Sesak berkurang VS: efusi pleura
Batuk berkurang Nadi: 112x/m D Parasetamol syr 3x1
Muntah (-) Suhu: 36,7C hepatomgeali 1/2cth p.r.n
Nyeri perut TD: 100/70 Lasix 2x9mg
berkurang (+) RR: 24x/m
BAK banyak K/L: a/i/c/d (-)
Thorax:
Simetris, retraksi (-)
Pulmo:
Sonor +/+
vesikuler ↓/N
Rh/wh -/-
Cor: S1, S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-).
Abdomen
I: Cembung
A: BU (+) N
P: soepl, NT (+)
hipokondrium dextra, hepar
3x3 cm, lien tak teraba,
asites (+) tetapi sudah
berkurang.
P: shifting dullness (+)
AHKM di keempat
ekstremitas
CRT <2s
Edem (-)
Lab:
Hb: 14,3
Leukosit: 7960
Trombosit: 63000
Hct: 41,8
16
TIME TABLE
Tgl 5/1/17
- Demam sejak 3
hari SMRS Panas (+) Panas (+) Panas turun Panas turun
- Nyeri kepala Batuk berdahak Mual (+) Mual (+) Mual (+)
(+) Bintik merah Sesak Sesak berkurang
Nyeri
Mimisan (-) Batuk (+) Batuk (+)
retroorbita muncul
BAK & BAB Muntah (-) Muntah (-)
- Badan ngilu ditangan dan
normal BAK & BAB BAK & BAB
- Batuk berdahak kaki
Nyeri kepala normal normal
sejak 3 hari Sesak (+) - Nyeri perut
- Nyeri retrorbita - Nyeri perut (+)
SMRS Batuk (+) berkurang(+)
- Nafsu makan ↓
- Badan ngilu BAK (+) 1x
- BAB (+) 1 Makan
-
- & minum (+)
Nyeri perut (+)
-
17
BAB III
PEMBAHASAN
keluhan panas badan sejak 3 hari sebelum MRS. Panas timbul mendadak dan
tinggi, panas dirasakan terus menerus, panas hanya turun jika diberi obat penurun
panas. Setelah efek obat hilang panas muncul lagi. Terkadang pasien mengigil.
Pasien juga mengeluh sakit kepala terutama di daerah mata, sakit kepala dirasakan
hilang timbul, sakit kepala berkurang ketika dibuat tiduran, selain sakit kepala
pasien juga merasakan badannya terasa ngilu-ngilu, sakit kepala dan ngilu-ngilu
muncul bersamaan dengan demam. Selain itu pasien juga batuk, batuk muncul
sejak 5 hari sebelum MRS, batuk hilang timbul, batuk berdahak (+), tetapi dahak
susah untuk dikeluarkan. Pilek (-). Nyeri ulu hati (-), mimisan (-), bintik-bintik
merah dikulit (-), gusi berdarah (-), mual muntah (-), BAB dan BAK normal,
kejang (-)
Mentis, Tensi 90/60 mmHg, Nadi 111 x / menit, reguler, Suhu (Axila) 36,8°C, RR
20 x / menit, reguler, Meteorismus (+), Uji tourniquet: (+) (> 10 ptekie dalam
18
perdarahan, tidak ada tanda kebocoran plasma, serta disertai hasil lab seperti ini
januari 2017 pasien jatuh pada keadaan DHF grade III sesuai dengan kriteria
WHO 2011.
19
Pasien dengan keluhan panas turun, mual, agak sesak, batuk , nyeri perut
dan pada pemeriksaan fisik VS: Nadi: 80x/m, Suhu: 36,5C, TD: 90/70, RR:
27x/m, K/L: a/i/c/d (-). Thorax: Simetris, retraksi (-) Pulmo: Sonor +/+, vesikuler
↓/N, Rh/wh -/-. Cor: S1, S2 tunggal, murmur (-), gallop (-). Abdomen, I:
lien tak teraba, asites (+), P: shifting dullness (+). AHKM di keempat ekstremitas,
CRT <2s, Edem (-). Lab: Hb: 13,6, Leukosit: 5220, Trombosit: 51000, Hct: 40,1.
Dan pada pukul 16.00 pasien jatuh dalam kondisi shock dengan hasil pemeriksaan
fisik seperti ini KU: tampak lemah VS: Nadi: 108x/m, Suhu: 36.0 C, TD: 80/60,
RR: 36x/m, Thorax: Simetris, retraksi (+), Pulmo: vesikuler ↓/N, Rh/wh -/-, Cor:
soepl, NT (+) hipokondrium dextra, hepar 3x3 cm, lien tak teraba, asites (+), P:
shifting dullness (+), Akral dingin di keempat ekstremitas, CRT 3s, Edem (-),
Lab: Hb: 16,0, Leukosit: 14.030, Trombosit: 40000, Hct: 46.1. Dari hasil
anamnesis dan periksaan fisik seperti itu maka pasien diberikan terapi sesuai
20
Pada jam 16.00 pasien mendapatkan asering 180 cc selama 1 jam, dan
setelah dievaluasi tanda vital pasien kondisi pasien membaik, sehingga asering
yang diberikan diturunkan sesuai dengan guideline menjadi 126 cc selama 1 jam,
membaik dan mendapatkan terapi Lasix 1 mg/kgbb/hari, hal ini diberikan karena
21
Pasien pulang pada tanggal 5 januari 2017 dari RS. Kriteria memulangkan
pasien menurut IDAI tahun 2009 adalah jika pasien tidak demam selama 24 jam
tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, secara klinis tampak ada perbaikan,
hemtokrit stabil, syok teratasi, jumlah trombosit >50.000, tidak dijumpai distres
pernapasan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention. Dengue Clinical Guidance. Updated
2010 sept 1. Available from:
http://www.cdc.gov/dengue/clinicallab/clinical.html.
Dengue Hemorrhagic Fever. Diagnosis, treatment prevention and control. Edisi
kedua. WHO, Geneva, 1997.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue
Available from : www.depkes.go.id diakses pada tanggal 12 Juni 2016
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah
Dengue Available from : www.depkes.go.id diakses pada tanggal 12 Juni
2016
Tjokroprawiro, Askandar. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya.
Airlangga University
Hanafiati, Evisina. 2010. Patogenesis Infeksi Virus Dengue. Available from
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%
20Desember%202010/PATOGENESIS%20INFEKSI%20VIRUS%20D
ENGUE.pdf diakses pada tanggal 12 Juni 2016
WHO. 2006. Clinical Diagnosis of Dengue Available from http://
www.who.int/entity/csr/resources/publications/dengue/12-23.pdf diakses
pada tanggal 12 Juni 2016
Chen, Khie. 2009. Diagnosis dan Terapi Cairan Pada Demam Berdarah Dengue.
Available from http://www.dexa-medica.com /sites/default/f iles/
publication_upload090324152955001237863562medicinus_maret-
mei_2009.pdf.. diakses pada tanggal 12 Juni 2016
Sumarno S, Soedarmo P,Garna H,Rezeki S,Satari H. 2008. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatri tropis. Jakarta. IDAI ed.2, 155-179
World Health Organization-South East Asia Regional Office. Comprehensive
Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Hemorrhagic Fever. India: WHO; 2011.p.1-67.
WHO. Dengue for Diagnosis, treatment, prevention and control. 2009:1-146
Holiday MA, Segar WE. Maintenance need for water in parenteral fluid
therapy. Pediatrics 1957;19:823
23
24