Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gracius Jeremia Y.M.

NIM : 155090301111042

Emmision Computed Tomography (ECT)


A. Positron Emmision Tomography
1. Pendahuluan
Pada teknik ini radiofarmaka digunakan sebagai dasar dari emisi positron
radionuklida. Positron bermuatan positif dan ketika beremisi dengan cara peluruhan
radionuklida kemudian berkombinasi dengan elektron yang bermuatan negatif untuk
menghasilkan dua gelombang gamma photon secara simultan. Photon-photon itu akan
dideteksi atau ditangkap menggunakan peralatan imaging yang dikenal sebagai PET scanner
(Perkins, 1995).
PET dapat pula digunakan pula untuk menganalisa hasil penanganan kanker yang
telah dilakukan. Setelah penanganan kanker melalui operasi perlu dilakukan pemeriksaan
apakah masih ada sisa sisa kanker yang tersisa. Untuk keperluan ini, PET merupakan metode
yang paling tepat, karena pada kondisi ini keberadaan kanker sulit dilihat secara fisik. Yang
diperlukan adalah melihat keberadaan metabolisme sel kanker. Selain itu, PET dapat pula
digunakan untuk melihat kemajuan pengobatan kanker baik dengan chemotherapy maupun
radiotherapy. Kemajuan hasil pengobatan kanker dapat diketahui dari perubahan metabolisme
di samping perubahan secara fisik. Untuk keperluan ini, kombinasi PET dan CT memberikan
informasi yang sangat berharga untuk menentukan tingkat efektivitas pengobatan yang telah
dilakukan. (Scampini, 2010)

2. Prinsip Kerja
Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah satu
karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk
energi. Ini adalah langkah-langkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi (PET)
membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif
yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu disuntikkan ke pasien. Setelah
dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi
/ metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh (Bailey, 2005).
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida glukosa-based)
dari jarum suntik ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan
radiasi gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan
organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor
yang hadir.
Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif
bertabrakan dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan
sepasang foton sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan
terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.

Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung
photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal
mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.
(Bailey, 2005)

Gambar 1. Prinsip Kerja PET (Scampini, 2010)


B. Single Photon Emission Tomography (SPECT)
1. Pendahuluan
SPET Scan atau SPECT Scan adalah pencitraan fungsional otak dengan tomografi
emisi foton tunggal (single photon emission tomography/SPET), juga dikenal sebagai
tomografi emisi foton tunggal terkomputeriasai (single photon emission computed
tomography/SPECT) yang memungkinkan gambar tiga dimensi dari aliran darah serebral
yang berasal dari data dua dimensi. Tomografi emisi positron ini dapat digunakan untuk
mengukur metabolisme serebral regional dan karakteristik neurotransmitter reseptor lain.
SPECT membentuk citra transversal distribusi nuklida pemancar sinar x atau gamma
dalam pasien. Citra proyeksi planar standar diperoleh dari putaran 180° (umumnya SPECT
untuk jantung) dan 360° (untuk SPECT bukan jantung). Umumnya SPECT menggunakan
satu atau lebih head/kepala sintilasi kamera yang bergerak mengelilingi pasien.
SPET yang biasa dikenal jugan dengan SPECT (Single Photon Emission Computed
Tomography) ini digunakan banyak dalam departemen kedokteran nuklir. Ini memerlukan
sistem scanning special yang terdiri dari susunan melingkar dari detektor-detektornya atau
sistem rotasi kamera gamma dengan satu, dua atau tiga detector heads. Banyak SPET imaging
digunakan degan kamera gamma yang teraplikasi pada gantry untuk memfasilitasi rotasi
melingkar detektor sebesar 360̊ mengelilingi pasien. Data didapatkan sebagai seri dari
tampilan matrik planar dinamik, secara khas 64 tampilan pada 128 x 128 matrik diseluruh
360̊. Mendapatkan data dengan mode ini berpotensial untuk meningkatkan kontras gambar.
Keuntungan utama dari SPET adalah dapat menmbah ontras gambar, visualisasi data irisan
demi irisan dan kemungkinan untuk menambah filter pada data gambar. Cermati pengaturan
sistem dan kalibrasi diperlukan pada SPET imaging (Scuffham, 2012).

2. Prinsip Kerja
SPECT memindai mengintegrasikan dua teknologi untuk melihat tubuh: computed
tomography (CT) dan bahan radioaktif (tracer). Tracer adalah apa yang memungkinkan dokter
untuk melihat bagaimana darah mengalir ke jaringan dan organ.
Sebelum SPECT pemindaian, pasien akan disuntik dengan zat kimia yang radiolabled,
berarti memancarkan sinar gamma yang dapat dideteksi oleh pemindai. Komputer
mengumpulkan informasi yang dipancarkan oleh sinar gamma dan menerjemahkannya ke
dalam dua dimensi penampang. Ini lintas-bagian dapat ditambahkan kembali bersama-sama
untuk membentuk gambar 3D dari otak pasien (Henderson, 2012).
Radioisotop biasanya digunakan dalam SPECT pelacak untuk label adalah yodium-
123, teknesium-99m, xenon-133, thallium-201, dan fluorin-18. Bentuk-bentuk radioaktif dari
unsur-unsur alam akan lewat dengan aman melalui tubuh Anda dan dapat dideteksi oleh
pemindai. Berbagai obat-obatan dan bahan kimia lainnya dapat diberi label dengan isotop.
Jenis pelacak yang digunakan tergantung pada apa yang dinginkan dokter untuk mengukur.
Misalnya, jika dokter melihat tumor, ia mungkin menggunakan glukosa radiolabled (FDG)
dan melihat bagaimana hal ini dimetabolisme oleh tumor.
Tes berbeda dari PET scan dalam pelacak tetap dalam aliran darah bukannya diserap oleh
jaringan sekitarnya, sehingga membatasi gambar ke daerah-daerah di mana darah mengalir.
SPECT scan lebih murah dan lebih mudah tersedia daripada PET scan resolusi yang lebih
tinggi. (Perkins, 1995)
Daftar Pustaka
Bailey, D.L., D.W. Townsend., P.E. Valk., M.N. Maisey. 2005. “Positron-Emission
Tomography: Basic Sciences”. Secaucus, NJ: Springer-Verlag. ISBN 978-1-85233-
798-8.
Henderson, Theodore. 2012. "The diagnosis and evaluation of dementia and mild cognitive
impairment with emphasis on SPECT perfusion neuroimaging". CNS Spectrums.
17 (4): 188–89.
Perkins, A C. 1995. “Nuclear Medicine: Science and Safety”. London: John Libbey &
Company Ltd.
Scampini, John. 2010.” Introduction to Positron Emission Tomography (PET) Imaging”. New
York: Industrial Communications and Ultrasound Business Unit.
Scuffham, J W. 2012. "A CdTe detector for hyperspectral SPECT imaging". Journal of
Instrumentation. IOP Journal of Instrumentation. 7: P08027.

Anda mungkin juga menyukai

  • Toksikologi Makanan
    Toksikologi Makanan
    Dokumen9 halaman
    Toksikologi Makanan
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Vektor Dan Bidang Rata
    Vektor Dan Bidang Rata
    Dokumen61 halaman
    Vektor Dan Bidang Rata
    faiz sulthan
    Belum ada peringkat
  • Sirkuit Medan Magnet
    Sirkuit Medan Magnet
    Dokumen9 halaman
    Sirkuit Medan Magnet
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Hamburan Rayleigh
    Hamburan Rayleigh
    Dokumen6 halaman
    Hamburan Rayleigh
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Ampere Law
    Ampere Law
    Dokumen30 halaman
    Ampere Law
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Termodinamika
    Pendahuluan Termodinamika
    Dokumen10 halaman
    Pendahuluan Termodinamika
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Fisika
    Fisika
    Dokumen1 halaman
    Fisika
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Bioteknologi
    Bioteknologi
    Dokumen33 halaman
    Bioteknologi
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Artikel Rohani
    Artikel Rohani
    Dokumen3 halaman
    Artikel Rohani
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Biologi Dasar
    Biologi Dasar
    Dokumen14 halaman
    Biologi Dasar
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Integral Tak Wajar Bentuk Kedua
    Integral Tak Wajar Bentuk Kedua
    Dokumen7 halaman
    Integral Tak Wajar Bentuk Kedua
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Biologi Dasar
    Biologi Dasar
    Dokumen12 halaman
    Biologi Dasar
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Pemanfaatan Geobacter
    Pemanfaatan Geobacter
    Dokumen15 halaman
    Pemanfaatan Geobacter
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Teorema Pappus
    Teorema Pappus
    Dokumen7 halaman
    Teorema Pappus
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    100% (1)
  • Gracius Latihan
    Gracius Latihan
    Dokumen4 halaman
    Gracius Latihan
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Laporan Resonansi
    Laporan Resonansi
    Dokumen6 halaman
    Laporan Resonansi
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Soal UAS Kelas 11 Semester Ganjil
    Kumpulan Soal UAS Kelas 11 Semester Ganjil
    Dokumen6 halaman
    Kumpulan Soal UAS Kelas 11 Semester Ganjil
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan
    Perhitungan
    Dokumen5 halaman
    Perhitungan
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Unsur Periode Ke 3
    Unsur Periode Ke 3
    Dokumen49 halaman
    Unsur Periode Ke 3
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Kimia
    Kimia
    Dokumen1 halaman
    Kimia
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat
  • Kimia Analsia Hasil
    Kimia Analsia Hasil
    Dokumen1 halaman
    Kimia Analsia Hasil
    Gracius Jeremia Yofhille Muskita
    Belum ada peringkat