Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN LITERATUR: EFEKTIFITAS MODELLING PARTICIPANT

TERHADAP FOBIA
1
Ikhsan Mohi, 1Agus Yudistira Ishak, 1Desy Lusia F. Lumalo, 1Rachmat K. Liputo, 1Syarifudin Jailani,
1
Vikran Aer, 1Ahmad Yani, 1Vita Pakaya, 2Ns. Yuniar Mansye Soeli, M.Kep, Sp. Kep. J, 2Ns. Ibrahim
Suleman, M.Kep 2Ns. Mihrawaty S. Antu, M. Kep 3Ns. Winda Ratna Wulan, M.Kep, Sp. Kep.J
1
Mahasiswa Fakultas Olah Raga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo
2
Dosen Fakultas Olah Raga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo
3
Koordinator PPN RSJ Provinsi Jawa Barat
Email: ikhsanmohi23@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu teknik terapi behaviour adalah belajar mencontoh (Modelling), strategi
modeling ini merupakan suatu strategi dalam konseling yaitu belajar dengan mengamati dan
meniru model sehingga terjadi perubahan perilaku setelah melakukan peniruan tersebut.
Bandura menyatakan bahwa salah satu cara utama dimana orang belajar adalah dari
observational learning atau belajar dari model/panutan. Tujuan dari diberikannya modelling
participant yaitu dapat membantu seseorang untuk mengurangi perasaan dan perilaku yang
berkaitan dengan situasi-situasi yang menakutkan atau mengkhawatirkan termasuk fobia.
Literatur Review ini membahas mengenai efektifitas modeling participant dengan
menggunakan metode kajian literatur. Strategi penulis untuk menjawab pertanyaan
penelitian menggunakan studi kuantitatif dan kualitatif serta systematic review sebagai
perbandingan kajian. Berdasarkan jurnal-jurnal yang telah diuraikan menunjukkan adanya
pengaruh dari modeling partisipan terhadap perubahan perilaku sesuai yang di modelkan
atau dicontohkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa modeling participant efektif dalam
mengurangi klien dengan masalah fobia.

Kata Kunci: Modelling Participant, Phobia.


Daftar Pustaka: 1984-2018 (4)
LITERATURE REVIEW: THE EFFECTIVENESS OF PARTICIPANT
MODELING ON PHOBIAS

1
Ikhsan Mohi, 1Agus Yudistira Ishak, 1Desy Lusia F. Lumalo, 1Rachmat K. Liputo, 1Syarifudin Jailani,
1
Vikran Aer, 1Ahmad Yani, 1Vita Pakaya, 2Ns. Yuniar Mansye Soeli, M.Kep, Sp. Kep. J, 2Ns. Ibrahim
Suleman, M.Kep 2Ns. Mihrawaty S. Antu, M. Kep 3Ns. Winda Ratna Wulan, M.Kep, Sp. Kep.J
1
Student of Fakultas Olah Raga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo
2
Lecturer of Fakultas Olah Raga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo
3
Coordinator of PPN RSJ Provinsi Jawa Barat
Email: ikhsanmohi23@gmail.com

ABSTRACT
One technique of therapeutic behavior is modeling this modeling strategy is a strategy
in counseling that is learning by observing and imitating the model so that behavior
changes occur after imitating them. Bandura states that one of the main ways in which
people learn is from observational learning or learning from models. The purpose of giving
participant modeling is that it can help someone to reduce feelings and behaviors
associated with frightening or alarming situations including phobias.
This literature review discusses the effectiveness of participant modeling using
literature review methods. The author's strategy to answer research questions using
quantitative and qualitative studies and systematic review as a comparison of studies.
Based on the journals that have been described shows the influence of participant modeling
on behavior change according to the model or exemplified. So it can be concluded that
participant modeling is effective in reducing clients with phobic problems.

Keywords: Modeling Participant, Phobia.


Bibliography: 1984-2018 (4)
PENDAHULUAN menggunakan toilet umum, atau hampir
Rasa takut berlebih yang dialami semua aktivitas lain yang dilakukan di
seseorang dalam ilmu psikologi dikenal tempat yang terdapat orang lain. Fobia
dengan istilah fobia. Fobia atau yang kompleks yaitu fobia terhadap tempat atau
dalam bahasa Yunani disebut dengan situasi ramai dan terbuka, seperti jalan
phobos, adalah rasa takut berlebih yang raya, jalan umum, dan lain-lain.
terjadi pada seseorang yang berlangsung Sedangkan fobia spesifik yaitu fobia
secara terus-menerus pada suatu objek terhadap suatu objek atau keadaan tertentu
yang sifatnya irasional (Rachmaniar, seperti pada binatang, tempat tertutup,
2015). ketinggian, sekolah dan lain–lain
Secara teoritis (Nevid, Rathus, (Melianawati, 2014).
Greene, 2005) beberapa penyebab Fobia Sebuah studi Amerika oleh National
adalah adanya proses classical Institute of Mental Health (NIMH)
conditioning dan operant conditioning menemukan bahwa antara 8,7-18,1%
atau proses modeling (sudut pandang orang Amerika menderita fobia dan
kognitif) serta adanya gen tertentu yang menjadikannya penyakit jiwa yang paling
berhubungan dengan neurotisisme yang umum di kalangan wanita di semua
membuat individu cenderung kelompok usia dan penyakit paling umum
mengembangkan gangguan kecemasan kedua di antara pria berusia di atas 25
(sudut pandang biologis). Fobia yang tahun. Antara 4 % dan 10 % dari semua
dialami individu dapat mengganggu anak mengalami fobia spesifik selama
aktivitas hariannya dan menimbulkan hidup mereka dan fobia sosial terjadi pada
kondisi stress yang besar saat berhadapan 1-3 % anak-anak dan remaja. Sedangkan
atau harus melakukan sesuatu yang terkait studi di Swedia menemukan bahwa wanita
dengan stimulus Fobianya (Melianawati, memiliki insiden lebih tinggi daripada
2014). laki-laki (26,5 % untuk wanita dan 12,4 %
Anxiety Disorders Association of untuk laki-laki). Di antara orang dewasa,
America membagi fobia ini dalam tiga 21,2 % wanita dan 10,9 % pria memiliki
kategori, yaitu fobia sosial, fobia fobia spesifik tunggal, sementara beberapa
kompleks, dan fobia spesifik. Fobia sosial fobia terjadi pada 5,4 % wanita dan 1,5 %
(fobia terhadap pemaparan situasi sosial) laki-laki (Khan, 2017).
yaitu takut menjadi pusat perhatian, seperti Fobia harus segera ditangani karena
berbicara atau melakukan sesuatu di depan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
publik, makan di tempat umum, dan harus mendapatkan perawatan. Salah
satu teknik terapi untuk mengatasi Fobia kepada klien tentang apa yang harus
adalah modeling participant. Modeling dilakukan (Nasir & Muhith, 2011).
merupakan salah satu teknik interaksi Terapi perilaku modeling partisipan
PBM yang dikembangkan oleh Albert ini diharapkan mampu mencegah Fobia.
Bandura yang berakar dari teori belajar Bandura (Mursalim, 2014) menetapkan
sosial (sosial lerning). Menurut Bandura bahwa modeling atau belajar dengan
(dalam Corey, 2007) teknik modeling observasi bekerja tidak hanya untuk
merupakan observasi permodelan, akuisisi perilaku baru, tetapi juga untuk
mengobservasi seseorang lainnya sehingga mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
seseorang tersebut membentuk ide dan sehingga dapat belajar untuk
tingkah laku, kemudian dijelaskan sebagai menghilangkan perilaku cemas. Teknik ini
panduan untuk bertindak. Bandura juga telah dikemukakan sejak tahun 1969 dan
menegaskan bahwa modeling merupakan masih digunakan oleh praktisi.
konsekuensi perilaku meniru orang lain Berdasarkan latar belakang diatas
dari pengalaman baik pengalaman maka kami tertarik mengangkat literature
langsung maupun tidak langsung, sehingga review dengan judul “Efektifitas Terapi
reaksi-reaksi emosional dan rasa takut Modeling Partisipan Terhadap Fobia”.
seseorang dapat dihapuskan. Tujuan dari
modeling participant adalah untuk METODE
membantu klien dalam mengurangi Penelitian ini membahas mengenai
perasaan dan perilaku yang menghindar, efektifitas modeling participant dengan
mendapatkan keterampilan sosial, menggunakan metode kajian literatur.
modifikasi perilaku verbal dan Strategi penulis untuk menjawab
mendapatkan respon-respon fobia pada pertanyaan penelitian menggunakan studi
situasi yang menghawatirkan. kuantitatif dan kualitatif serta systematic
Dalam Nursalim (2005) ada 4 review sebagai perbandingan kajian.
kompenen dasar modeling participant Penulis menggunakan beberapa database
yaitu : rationale, modeling, partisipasi yang dijadikan sebagai sumber pencarian
terbimbing dan pengalaman yang berhasil. yang terkait dengan penelitian yaitu“ncbi,
Tahapan dari modeling partisipan sesuai EBSCO, dan Proquest”. Pencarian data
prinsip keperawatan yaitu : memandirikan akan menggabungkan kata kunci
klien sesuai fungsi yang masih ia miliki. seperti”AND”dan ”OR”. Kata kunci yang
Teknik modeling participant ini dilakukan digunakan dalam pencarian database
oleh terapis / perawat melalui demonstrasi
dalam penelitian ini adalah “(modeling
participant)”AND“ Fobia (Phobia).
HASIL PENCARIAN LITERATUR
Hasil pencarian yang telah
dilakukan didapatkan 522 artikel.
Selanjutnya diteruskan pada tahap inklusi
yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
menggunakan flow diagram Rew. Jurnal
Proquest sebanyak 451 jurnal , NCBI 26
jurnal , EBSCO 45 jurnal. Jurnal yang
berhasil diseleksi melalui inklusi 17
jurnal, dari 17 jurnal dimasukkan inklusi
jurnal dengan teks lengkap Pdf adalah 17
jurnal, dan jurnal yang masuk inklusi
menjawab pertanyaan penelitian adalah 4
jurnal. Proses pencarian jurnal dilakukan
pada tanggal 24 sampai 26 September
2018.
Dalam penyusunan Literatur Review
ini juga memiliki keterbatasan dari
tinjauan literatur diantaranya menentukan
alamat situs literatur yang sesuai dengan
topik dari database atau internet,bahan
yang dibutuhkan memang sulit dan
memakan banyak waktu untuk
menemukannya serta jurnal elektronik
yang disajikan secara utuh dalam bentuk
baru sangat sedikit jumlahnya, sehingga
yang kami dapatkan jurnal yang tahun
publikasi termasuk lama. Literatur yang
kami dapatkan diwebsite belum dapat
dijadikan patokan karena tidak diringkas
dengan baik untuk dapat digunakan.
Berikut hasil rangkuman dari literatur yang telah didapatkan

Concept and Study


Sample
Author Aim’s of the Design and Result
Characteristic
Study Instrument
Evelyn L. Penelitian ini Desain Anak berusia 6 Dengan hasil modeling
Osborn. 1986. bertujuan untuk penelitian ini tahun yang participant yang
menganalisa adalah Pra telah takut air dikombinasikan dengan
Effects Of pengaruh Experiment hangat selama desensitisasi kontak
Participant modeling Design with 2 tahun, dapat membantu dalam
Modeling And partisipan dalam Pre-Post Test mengurangi phobia
Desensitization mengurangi terhadap air hangat
On Childhood fobia mandi air pada anak trauma yang
Warm Water hangat pada menderita luka bakar.
Phobia korban luka
bakar laki-laki
(Pergamons berusia 6tahun.
Journal Ltd)
Barbara G. Penelitian ini Analisis Sampel terdiri Modeling participant
Melamed,Mar bertujuan untuk varians dari 38 anak- dalam mengatasi anak
jorie I. menganalisa (ANOVA) anak antara yang sangat takut
Cuthbert,and pengaruh model usia 8 dan 13, dengan dokter gigi dan
David A. modeling digunakan 20 pria dan 18 antara 8 dan 13 tahun,
Hermecz. 1984 partisipan dalam untuk wanita. Ada 27 diperlihatkan rekaman
mengatasi menguji anak yang video dua anak yang
Effects of ketakutan anak perbedaan pernah ke berlatih teknik
Participant dengan dokter prediksi dokter gigi pernapasan dan
Modeling on gigi. antara sebelumnya, pencitraan terkontrol
Information kondisi, dan 11 tanpa saat menjalani
Acquisitionand kemampuan pengalaman perawatan gigi.
Skill Utilization kontrol diri, sebelumnya. Kelompok modeling
pengalaman participant didorong
(Journal of sebelumnya, untuk mempraktikkan
Consulting and dan ini ketika mereka
Clinical kemungkinan menonton film,
Psychology interaksi. sedangkan kelompok
1984, Vol. 52, lain diberitahu bahwa
No. 3, 414- ini mungkin membantu
422) mereka selama
perawatan gigi mereka
sendiri, yang segera
mengikuti persiapan
rekaman video. Anak-
anak melaporkan
penurunan kecemasan
yang lebih besar, dan
menunjukkan respirasi
yang lebih lambat saat
mereka menonton
video.

Scott W. Penelitian ini Analisis Sampel terdiri Hasil penelitian ini


Minor, bertujuan untuk varians dari relawan menunjukkan bahwa
Christopher menentukan (ANOVA) 26 perempuan kedua perlakuan in vivo
Leone. 1984. apakah kedua model yang direkrut dan imaginal pada
komponen ini digunakan untuk modeling partisipan
A Comparison menghasilkan untuk percobaan efektif dalam
of In-Vivo and perubahan menguji "Perlakuan menghasilkan perilaku
Imaginal perilaku yang perbedaan terhadap pendekatan terhadap
Participant mampu prediksi Fobia. " yang ditakuti, terjadi
Modeling mengatasi antara Relawan yang penurunan rasa phobia
phobia atau kondisi, dipilih berusia terhadap yang ditakuti.
(Journal of tidak. kemampuan berkisar dari
Clinical kontrol diri, 18 hingga 21
Psychology. pengalaman tahun.
May. 1984. sebelumnya,
Vol. 40. No. 3) dan
kemungkinan
interaksi.
Diah Ayu Penelitian ini Quasi Dalam hal Dari hasil analisis pre-
Prameswari. bertujuan untuk Eksperimen keberanian test dan post-test,
2018. mengetahui mengemukaka dilakukan pengujian
penggunaan n pendapat dari menggunakan uji tanda,
Penerapan strategi hasil pre-test hasil dari pengujian
Strategi modeling 36 siswa menunjukkan bahwa
Modeling partisipan untuk terdapat 9 terjadi peningkatan skor
Partisipan meningkatkan siswa yang antara sebelum
Untuk keberanian tergolong diberikan treatment
Meningkatkan dalam dalam kategori dengan sesudah
Keberanian mengemukakan tinggi, 22 diberikan treatment.
Dalam pendapat pada siswa Hal ini menunjukkan
Mengemukakan siswa kelas VIII tergolong bahwa strategi
Pendapat Pada J SMP Negeri dalam kategori modeling partisipan
Siswa Kelas 10 Surabaya. sedang, dan 5 mempunyai pengaruh
Viii J Smp siswa yang positif dalam
Negeri 10 tergolong meningkatkan
Surabaya dalam kategori keberanian siswa dalam
rendah. mengemukakan
Berdasarkan pendapat. Sehingga
hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa
maka lima strategi modeling
siswa yang partisipan dapat
tergolong meningkatkan
dalam kategori keberanian dalam
rendah mengemukakan
dijadikan pendapat
sebagai subjek
penelitian.
PEMBAHASAN dinaikkan secara bertahap dari 80 derajat
Modeling partisipan merupakan Fahrenheit sampai batas 100 derajat
strategi modifikasi perilaku melalui Fahrenheit. Selama observasi selama 6
pengamatan perilaku terhadap model. bulan menunjukkan perubahan yang
Berdasarkan jurnal/artikel yang diuraikan signifikan dari terapi modeling partisipan
diatas menunjukkan adanya pengaruh dari orang tua terhadap anak yang phobia
modeling partisipan terhadap perubahan terhadap air hangat, anak tidak lagi takut
perilaku sesuai yang di modelkan atau dengan air hangat. Hal ini menunjukkan
dicontohkan. Sehingga dapat disimpulkan terapi modeling partisipan sangat efektif
modeling partisipan merupakan metode mengatasi masalah phobia anak terhadap
pembelajaran perilaku baru melalui air hangat.
pengamatan dari seorang model, Dalam penelitiannya Barbara,
penambahan informasi melalui proses Marjorie dan David (1984), menunjukkan
kognitif dan akan menghasilkan perubahan terapi modeling participant dalam
perilaku sesuai yang diharapkan. mengatasi anak yang sangat takut dan
Partisipan atau seorang model tentunya phobia dengan dokter gigi setelah
memiliki kriteria atau karakteristik diperlihatkan rekaman video dua anak
perilaku yang diharapkan sesuai perilaku yang berlatih teknik pernapasan dan
yang di inginkan. pencitraan terkontrol saat menjalani
Osborn, E.L (1986), dalam perawatan gigi. Dilaporkan bahwa terjadi
penelitiannya menunjukkan bahwa hasil penurunan kecemasan yang lebih besar,
dari modeling participant yang dan menunjukkan respirasi yang lebih
dikombinasikan dengan desensitisasi lambat saat mereka menonton video dari
kontak dapat membantu dalam tehnik modeling partisipan.
mengurangi masalah gangguan jiwa Tingkat kooperatif responden
khususnya phobia, yang dicontohkan (anak) diukur berdasarakan skala 10 point
dengan masalah phobia terhadap air hangat (1 = sangat bagus, 10 = sangat buruk) dan
pada anak trauma yang menderita luka tingkat kecemasan (1 = sangat rendah, 10
bakar. = sangat tinggi). Hasil penelitian ini
Tehnik modeling partisipan yang memberikan bukti dari tehnik modeling
dicontohkan oleh orang tuanya terhadap partisipan sebagai strategi dalam
anaknya yang phobia dengan air hangat mengatasi dan mengurangi stress selama
secara bertahap pada rutinitas mandi di prosedur invasif, yang dicontohkan pada
pagi hari selama 15 menit. Suhu air anak yang takut atau phobia pada dokter
gigi. Tehnik manipulasi dengan pemodelan dibutuhkan kerja ekstra untuk mengukur
partisipan dievaluasi penilaiannya secara hasil penerapan modeling partisipan.
multidimensi mencakup respon rasa takut, Diah Ayu Prameswari (2018)
termasuk ketakutan yang dilaporkan dalam penelitiannya Hasil penelitian ini
sendiri, reaktivitas otonom, dan perilaku menunjukkan bahwa “Strategi modeling
yang diamati secara aktual. Salah satu partisipan dapat meningkatkan keberanian
keunggulan desain modeling partisipan ini siswa dalam mengemukakan pendapat di
adalah tehnik dalam manipulasi kelas”. Kesimpulan ini didasarkan pada
pemodelan itu sendiri yang mengandung hasil uji tanda yaitu diketahui bahwa
pengalaman praktik terapi. ketentuan N = 5 dan x = 0 (z), maka
Scott dan Christopher (1984) diperoleh ρ (kemungkinan harga di bawah
dalam penelitiannya membandingkan Ho) = 0,031. Bila dalam ketetapan α
antara terapi modeling partisipan secara in- (tarafkesalahan) sebesar 5% adalah 0,05
vivo dan imaginal, dimana hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa harga
tersebut menunjukkan bahwa kedua 0,031 < 0,05, berdasarkan hasil tersebut
perlakuan modeling partisipan tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima.
efektif dalam menghasilkan perilaku Selain itu juga dilihat dari hasil
pendekatan yang meningkat terhadap yang perbandingan pre-test dan post-test. Skor
ditakuti, dimana objek sasarannya rata-rata pre-test kelima subjek penelitian
menggunakan seekor ular. Kedua bentuk yaitu 73 dan rata-rata post-test kelima
modeling partisipan yang diterapkan subjek yaitu 90. Dari hasil tersebut
memiliki banyak kesamaan, diantaranya diketahui bahwa skor post-test lebih besar
keterampilan yang digunakan, efek latihan, dari skor pre-test, sehingga dapat
dan kehadiran terapis,. dikatakan bahwa penerapan strategi
Perbedaan yang menonjol dari modeling partisipan dapat meningkatkan
prosedur modeling partisipan antara in- keberanian siswa kelas VIII J SMP Negeri
vivo dan imaginal terletak pada stimulus 10 Surabaya dalam mengemukakan
yang diberikan ataupun disajikan pendapat di kelas.
sebenarnya, pada in-vivo stimulusnya Dari fakta tersebut menunjukkan
nyata, sebaliknya pada imaginal bahwa, mengamati dan meniru model yang
membutuhkan fobia dari individu dengan dapat dijadikan oleh seseorang sebagai
membayangkan atau memvisualisasikan panutan, dapat merubah perilaku orang
stimulus yang ditakuti, sehingga tersebut menjadi lebih baik. Melalui
modeling partisipan, model dapat
mencontohkan atau mendemonstrasikan yang berbeda.Menurut Nelson (2011)
secara langsung perilaku yang menjadi dalam hal intervensi modeling partisipan
sasaran kepada konseli dan konseli bisa juga yang perlu diperhatikan adalah,
mencoba untuk menirukan perilaku yang terapis akan mempratekkan secara intens
sudah dimodelkan oleh model. atau berulang-ulang agar seorang klien
Dari literature review yang telah bisa merekam dan memanggil kembali
kita kaji diatas menunjukkan bahwa terapi memori tentang terapi yang telah dan
modeling partisipan bias diterapkan pada pernah dilakukan, menunjukkan kepada
mereka yang memiliki masalah phobia klien kegiatan tersebut dapat dilakukan
ataupun yang beresiko mengalami phobia. dengan sukses. Klien melihat dan
Tidak hanya untuk phobia saja, terapi mengobservasi contoh perilaku untuk
modeling partisipan umumnya bisa mengontrol lingkungan yang dimodelkan
diterapkan bagi mereka yang ingin oleh terapis, kemudian klien dilibatkan
ditambahkan atau dikurangi tingkah dalam kegiatan yang dipratekkan terapis.
lakunya yang dapat diamati sehingga Klien meniru perilaku yang dicontohkan
mereka dapat bersifat adaptif, hal ini oleh terapis. Selanjutnya terapis membantu
sesuai dengan teori Albert Bandura tentang klien untuk melaksanakan tugas yang
teori belajar social. Dari kajian jurnal diinginkan, terapis dan klien menampilkan
literature review yang juga telah diuraikan perilaku bersama-sama sebelum
diatas tidak disebutkan tentang efek ditampilkan oleh klien secara mandiri.
negative ataupun kontra indikasi dari Kemudian terapis perlahan menarik
penerapan modeling partisipan selama dukungan untuk memastikan bahwa klien
terapi yang diterapkan bertujuan untuk dapat berfungsi efektif secara mandiri.
meningkatkan kemampuan kognitif kearah Klien akan melakukannya secara mandiri.
yang lebih baik dari klien yang Terapis akan mengamati perilaku dari
mendapatkan terapi. jarak jauh diamana ide dasarnya rasa
Dalam hal penerapan intervensi percaya diri terhadap perilaku sebaiknya
modeling partisipan bisa diterapkan sejak diperkuat oleh pencapaian klien
anak mulai berumur 6 tahun, hal ini sesuai secaramandiri.
dengan teori seorang pakar psikologi anak Evaluasi secara keseluruhan dari
Jean Pieget dimana pada umur tersebut penerapan modeling partisipan
seorang anak akan dapat berpikir secara menunjukkan perubahan yang signifikan
logis mengenai hal yang konkret dan dari perilaku yang diinginkan oleh terapis,
mengklasifikasikan benda kedalam bentuk perubahan perilaku diikuti oleh
peningkatan fungsi kognitif dari klien, terdapat sebagian individu yang
tahapan modeling partisipan ini juga sesuai menggunakan teknik peniruan ini juga
dengan prinsip dan roh dalam keperawatan akan meniru tingkah laku yang negatif.
jiwa, yaitu: memandirikan klien dan KESIMPULAN
meningkatkan fungsi atau kemampuan Modeling partisipan merupakan
yang masih dimiliki klien seoptimal metode pembelajaran perilaku baru
mungkin. Dengan pencapaian mandiri dari melalui pengamatan dari seorang model,
klien pembelajaran sebuah perilaku akan penambahan informasi melalui proses
terekam dengan baik dan menjadi suatu kognitif dan akan menghasilkan perubahan
kegiatan rutinitas sehari-hari. perilaku sesuai yang diharapkan.
IMPLIKASI KEPERAWATAN Dari empat jurnal didapatkan hasil
Keunggulan terapi modeling partisipan bahwa, modeling participant efektif dalam
Berdasarkan jurnal yang telah mengurangi klien dengan masalah fobia.
dianalisa dan dipaparkan diatas SARAN
dimanaterapi modeling partisipan memiliki
Bagi program studi profesi ners
keunggulan diantaranya dimana
diharapkan terapi ini dapat dijadikan
didapatkan terapi modeling partisipan
referensi terbaru dalam memberikan terapi
dapat membantu dalam mengurangi
modeling partisipan terhadap fobia.
phobia terhadap air hangat pada anak
Bagi Rumah Sakit dan bidang
trauma yang menderita luka bakar, dapat
keperawatan diharapkan dapat dijadikan
mengatasi anak yang sangat takut dengan
acuan dalam penerapan terapi modeling
dokter gigi, mampu mengatasi rasa takut
partisipan terhadap fobia.
terhadap objek yang ditakuti, serta mampu
meningkatkan keberanian seseorang untuk
tampil didepan dan mengemukakan
pendapat.
Kelemahan terapi modeling partisipan
a. Ada kalanya cara peniruan tersebut
memerlukan pengulangan dalam
mendalami sesuatu yang ditiru
b. Jika manusia belajar atau membentuk
tingkah lakunya dengan hanya melalui
peniruan (modeling) sudah pasti
DAFTAR PUSTAKA

Melamed, B. G, Marjorie, Cuthbert,and David A. Hermecz. (1984). Effects of Participant


Modeling on Information Acquisitionand Skill Utilization. Journal of Consulting and
Clinical Psychology 1984, Vol. 52, No. 3, 414-422. Diakses dari www.ncbi.nlm.nih.
gov/pubmed.

Minor, S. W, and Leone, C. (1984). A Comparison of In-Vivo and Imaginal Participant


Modeling. Journal of Clinical Psychology. May. 1984. Vol. 40. No. 3. Diakses dari
http://search.proquest.com.

Osborn, E. L, (1986). Effects Of Participant Modeling And Desensitization On Childhood


Warm Water Phobia. Pergamons Journal Ltd. Diakses dari www.ncbi.nlm.nih.
gov/pubmed.

Prameswari, D.A, 2018. Penerapan Strategi Modeling Partisipan Untuk Meningkatkan


Keberanian Dalam Mengemukakan Pendapat Pada Siswa Kelas Viii J Smp Negeri 10
Surabaya. Diakses dari http://search.ebscohost.com

Anda mungkin juga menyukai