Anda di halaman 1dari 75

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kedokteran Gigi Skripsi Sarjana

2017

Gambaran Status Periodontal Penderita


Gingivitis yang Merokok yang Dirawat
DiInstalasi Periodonsia RSGM
Universitas Sumatera Utara

Ikhsan, Irwan Nur Hakim B.

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1729
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PENDERITA
GINGIVITIS YANG MEROKOK YANG DIRAWAT DI
INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Irwan Nur Hakim B. Ikhsan

NIM: 130600234

Dosen Pembimbing:

Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2017

Irwan Nur Hakim B. Ikhsan


Gambaran Status Periodontal Penderita Gingivitis Yang Merokok Yang
Dirawat DiInstalasi Periodonsia RSGM Universitas Sumatera Utara.

X + 42 halaman
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sering dijumpai sehari-hari.
Kebiasaan ini tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat
menimbulkan kondisi patologis di rongga mulut. Gingiva merupakan salah satu
bagian jaringan lunak mulut. Panas dan akumulasi produk hasil pembakaran rokok
dapat mempengaruhi respon inflamasi gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gambaran status periodontal penderita gingivitis yang merokok yang dirawat di
InstalasiPeriodonsia di RSGM USU. Penelitian ini adalah analitik observasional.
Sampel penelitian yaitu laki-laki yang merokok yang berkunjung ke Instalasi
Periodonsia RSGM USU. Sampel berjumlah 25 orang dan pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 25
orang subjek penelitian yang diperiksa, 57.1% perokok yang menghisap rokok > 20
batang per hari memiliki status gingiva inflamasi ringan dan 77.8% perokok yang
menghisap rokok > 20 batang per hari memiliki indeks higena oral buruk. Berdasarka
jumlah rokok yang dihisap per hari maupun lamanya merokok, tiada perokok yang
memiliki status gingiva normal dan tidak ditemukan perokok dengan status gingiva
inflamasi berat.
Kata kunci: perokok, status gingiva, indeks higena oral
Daftar Rujukan: 35 (2000–2016).

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
Faculty of Dentistry
Department of Periodontology
Year 2017

Irwan Nur Hakim B. Ikhsan

The figure of Periodontal Status Smokers had gingivitis in Periodontal Department


in Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara.

X + 42 pages

Smoking is a habit that we often encounter in daily life. Besides its systemic
effect, smoking can also lead to pathological conditions in the oral cavity. Gingiva is
one of the soft tissues of the mouth. Accumulation and combustion products of
cigarettes can affect the response of gingival inflammation. This study aimed to
describe the status of periodontal in smokers in Periodontal Department RSGM USU.
This was a descriptive study. Samples were males had the smoking habit. Samples
were 25 people obtained by purposive sampling method. The results showed that
57.1% of smokers who smoked >20 cigarettes per day had light inflammation of the
gingiva and 77.8% of smokers who smoked >20 cigarettes per day had severe oral
hygiene index. Conclusion: Based on the number of cigarettes smoked per day and
duration of smoking, no one of smokers had normal gingival status and there was no
smokers with severe inflammation of the gingiva.
Keywords: smoker, gingival status, oral hygiene index
References: 35 (2000–2016).

Universitas Sumatera Utara


GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PENDERITA
GINGIVITIS YANG MEROKOK YANG DIRAWAT DI
INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Irwan Nur Hakim B. Ikhsan

NIM: 130600234

DosenPembimbing:

Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipersetujui untuk

di pertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 11 September 2017

Pembimbing Tanda Tangan

Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ...........................

Universitas Sumatera Utara


TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji


pada tanggal 11 September 2017

TIM PENGUJI

KETUA :Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio


...………….

ANGGOTA : 1. Aini Hariyani Nasution.,drg.,Sp.Perio .

...………….
NIP. 197801302002122002

2. Rini Octavia Nasution.,drg.,S.H.,Kes.,Sp.Perio

.......……….
NIP. 1978100220031220

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa tak bosan-bosannya penulis
ucapkan karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini selesai disusun sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada kedua orangtua tercinta, Ikhsan B. Kasbin dan Roskintan Bt. Mansor dan
kepada adik-adik tersayang Irsammuddin,Irham Mukhriz,Irfaizi dan Muhammad
Irsyad Aiaman yang telah memberikan segala yang dibutuhkan penulis mulai dari
semangat dan motivasi hingga kasih saying dan do’a yang tiada putus-putusnya.
Terima kasih sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada Krisnamurthy Pasaribu,
drg.,Sp. Perio selaku dosen pembimbing dan sekretaris Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang tak jemu-jemu
meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr.Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Aida Fadhila Darwis, drg., MDScselaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan semangat dan membimbing penulis selama menjalani
pendidikan.
3. Seluruh staf pengajar, pegawai dan senior co-ass Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah
banyak membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
4. Ibu Maya Fitria selaku ahli statistik kesehatan yang sudah sangat membantu
penulis dalam proses pengolahan data.
5. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia Anushka, Darshini,
Saipriya dan teman-teman lain yang telah memberikan banyak semangat dan

vii
Universitas Sumatera Utara
bantuan serta seluruh teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu
dalam pembuatan skripsi ini.
6. Sahabat terbaik penulis yaitu Ida Sharina, Ajey, Amer Nataniel yang selalu
ada untuk membantu dan saling memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki


menjadikan skripsi ini masih perlu perbaikan, saran, dan kritik untuk membangun
skripsi ini nantinya menjadi lebih baik. Akhirnya penulis mengharapkan semoga
skripsi ini dapat digunakan dan memberikan manfaat dan sumbangan pikiran yang
berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Medan, 11 September 2017


Penulis,

Irwan Nur Hakim B. Ikhsan


NIM : 130600234

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN TIM PENGUJI
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……...………........................……………….... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 TujuanPenelitian…...………...................................................... 3
1.4 ManfaatPenelitian…………………………....……………....... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1Pengertian Rokok........………………………....……………….. 4
2.1.1 Kandungan Dalam Rokok.....................…………..…………… 4
2.1.2 Kebiasaan Perilaku Merokok.....………………........….............. 6
2.1.3 KategoriPerokok.................................................................…… 6
2.1.4Jenis Rokok Di Pasaran..........................………………....……. 8
2.1.5 Sebab- SebabMerokok................................................................ 9
2.2 PengertianJaringanPeriodontal..................................…….......... 11
2.2.1 Anatomi Gingiva………………………………………............. 12
2.2.2 Gingivitis...................................................…………..……........ 13
2.2.3 Tahapan Gingivitis...................................................................... 14
2.2.4 Karekteristik Gingivitis..................………………………........ 14
2.3 EfekDari Rokok............................................................................ 15
2.3.1 PerubahanVaskularisasi.............................................................. 16
2.3.2 PenumpukanPlak Dan Kalkulus................................................. 16
2.3.3 Merokok Menyebabkan Terjadinya Perdarahan Gingiva.......... 17
2.4 Kerangka Teori............................................................................... 18
2.5 Kerangka Konsep......................................................................... 19

ix
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian……………………………….........…………….. 20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….. 20
3.2.1 Lokasi Penelitian.......................................................................... 20
3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................................... 20
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................... 20
3.3.1 Populasi.......................................................................................... 20
3.3.2 Sampel........................................................................................... 20
3.3.3 Besar Sampel................................................................................ 21
3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi........………………………….......... 21
3.4.1 Kriteria Inklusi.............................................................................. 21
3.4.2 Kriteria Eksklusi............................................................................ 22
3.5 Variabel Penelitian.......………………………………………......... 22
3.5.1 Variabel Bebas.............................................................................. 22
3.5.2 Variabel Tergantung..................................................................... 22
3.5.3 Variabel Terkendali...................................................................... 22
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali............................................................ 22
3.5.5 Definisi Operational..................................................................... 23
3.6 Alat Dan BahanPenelitian………………………………………… 23
3.6.1 Alat Penelitian.............................................................................. 23
3.6.2 Bahan Penelitian........................................................................... 23
3.7Proses Pengambilan Dan Pengumpulan Data…………………….. 24
3.7.1 Pengisian Kuisioner....................................................................... 24
3.7.2 Indeks Gingiva.............................................................................. 24
3.7.3 Indeks HiginaOral........................................................................ 25
3.7.4 Skema Alur Penelitian.................................................................. 27
3.8 Pengolahan Dan Analisis Data........................................................ 28
3.9Etika Penelitian…………………………………………………...... 28

BAB 4 HASIL PENELITIAN


4.0 Data Demografi dan Riwayat Dental Subjek Penelitian................ 29
4.1 Data Kebiasaan Hygiena Oral........................................................ 30
4.2 Data Kebiasaan Merokok .............................................................. 31
4.3 Data Status Periodontal................................................................. 33

BAB 5 PEMBAHASAN................................................................................. 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 39


6.1 Kesimpulan..................................................................................... 39
6.2 Saran............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTSKA....................................................................................... 40

LAMPIRAN

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Kandungan rokok. 5

2 Bahagian gingiva. 13

3 Tahap gingivitis. 14

4 Definisi operational. 23

5 Data demografi dan riwayat dental subjek penelitian. 29

6 Data higiena oral. 30

7 Data kebiasaan merokok. 31

8 Data status periodontal. 33

9 Data descriptive statistics. 33

10 Hubungan rokok per hari terhadap indeks gingiva. 33

11 Hubungan rokok per hari terhadap kebersihan mulut. 34

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Data perokok aktif dan pasif. 7

2 Jenis rokok. 9

3 Anatomi gingiva. 12

4 Semasa Pemeriksaan 28

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

2. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

3. Kuisioner dan Lembar Pemeriksaan

4. Anggaran Biaya Penelitian

5. Daftar Riwayat Hidup

6. Surat Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance)

7. Hasil Analisis Statistik

xiii
Universitas Sumatera Utara
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sering kita jumpai sehari-hari.
Mungkin juga perokok ada dalam kalangan ahli keluarga kita. Kebiasaan ini tidak
hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat menimbulkan efek di
rongga mulut. Hal ini disebabkan karena rongga mulut merupakan tempat terjadinya
penyerapan zat hasil pembakaran rokok, terutama jaringan lunak mulut yang lebih
rentan terpapar efek rokok.1
Efek merokok dapat menyebabkan penyakit sistemik seperti jantung koroner
dan penyakit di rongga mulut seperti penyakit periodontal. Efek merokok yang
timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lama merokok, jenis
rokok yang dihisap, bahkan berhubungan dengan dalamnya hisapan yang dilakukan.
Hal ini berarti dengan semakin banyaknya rokok yang dihisap, lama kebiasaan
merokok, tinggi kadar tar yang dihisap seseorang, dan semakin dalam seseorang
menghisap rokoknya, maka akan semakin tinggi efek perusakan yang diterima orang
tersebut.2
Gingiva merupakan salah satu bagian jaringan lunak mulut. Panas dan
akumulasi produk-produk hasil pembakaran rokok dapat mempengaruhi respon
inflamasi gingiva. Selain itu, tar yang terkandung dalam asap rokok mengendap pada
permukaan gigi dan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga mudah
dilekati plak dan bakteri.3
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang memperburuk status
kebersihan mulut dan dapat menyebabkan terjadinya gingivitis dan periodontitis.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa peradangan pada peridodontal akan
semakin parah jika kondisi oral higena buruk, dan mempunyai riwayat penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus.3
World Health Organization diperkirakan bahwa terdapat 300 juta perokok di
negara maju, sedangkan di negara berkembang mendekati 3 kali lipat yaitu sebanyak

1
Universitas Sumatera Utara
2

800 juta. Selain itu,Indonesia merupakan salah satu dari 5 negara yang terbanyak
perokoknya di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang

berkembang serta memiliki tingkat komsumsi rokok dan produksi rokok yang
tinggi.1
ASEAN Tobacco Tax Report Card melaporkan bahwa untuk persentase
jumlah perokok aktif,Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara
(36.1%), diikuti Filipina (28.3%), Laos (25.5%), Thailand (24.0%), Vietnam
(23.8%), Myanmar (23.1%), Malaysia (21.5%), Kemboja (19.5%), Brunei (17.0%)
dan Singapura (13.6%).4
Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013) menyatakan bahwa
jumlah perokok lelaki yang merokok setiap hari di Indonesia mencapai sekitar
(47.5%). Manakala jumlah perokok lelaki yang merokok kadang-kadang adalah
(9.2%). Jumlah ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun.5 Perilaku merokok bagi
kehidupan manusia merupakan kegiatan yang ‘fenomenal’. Artinya meskipun sudah
diketahui akibat negatif dari merokok namun jumlah perokok semakin meningkat. 6
Bila seseorang mempunyai kebiasaan merokok akan memberikan dampak
negatif terhadap kesehatan masyarakat yang secara langsung ataupun tidak langsung
akan meningkatkan biaya pelayanan kesehatan yang harus dikeluarkan pemerintah
untuk mengobati anggota masyarakat yang menghidap berbagai penyakit yang
disebabkan oleh rokok. Merokok secara jelas dapat meningkatkan risiko untuk
terkena berbagai penyakit dan dapat berkembang menjadi kondisi patologik yang
menyebabkan kematian. Setiap tahunnya rokok telah membunuh sekitar 200000
orang di Indonesia.7
Zuhda Febrina Ramadhani dan kawan-kawan menyatakan bahwa angka
kejadian penyakit periodontal pada perokok di lingkungan batalyon infanteri
621/Manuntung Barabai, Hulu Sungai Tengah berupa gingivitis yaitu 27 orang atau
sebesar (60%). Jumlah yang mengalami periodontitis yaitu 2 orang atau sebesar
(4,4%) dan jumlah yang normal yaitu 16 orang atau sebesar (35,6%). Hal ini

2
Universitas Sumatera Utara
3

menunjukkan dari sejumlah sampel yang diperiksa lebih dari setengahnya masuk
dalam kategori gingivitis setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan skor akhir. 3
Pada penelitian ini telah dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu untuk
mengetahui banyaknya perokok dan jenis rokok yang dikomsumsi. Pada umumnya
subjek penelitian ini mengonsumsi rokok filter yaitu rokok yang bahan bakunya daun
tembakau yang diberi perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu dan
terdapat gabus sebagai filter pangkalnya yang berfungsi sebagai penyaring tar yang
akan terhirup masuk ke rongga mulut saat rokok dihisap.8
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
bertajuk Gambaran Status Periodontal Penderita Gingivitis Yang Merokok Yang Di
Rawat Di Instalasi Periodonsia RSGM USU.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana status periodontal penderita gingivitis yang merokok yang
dirawat di Instalasi Periodonsia di RSGM Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran status periodontal penderita
gingivitis yang merokok yang dirawat di Instalasi Periodonsia di RSGM USU.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi bagi masyarakat bahwa merokok berpengaruh
terhadap status kesehatan jaringan pendukung gigi serta sebagai sarana
edukasi kepada masyarakat agar dapat menjaga kesehatan rongga mulut.
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat bahwa
banyaknya jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari dapat memperparah
kondisi rongga mulut, terutama jaringan pendukung gigi.

3
Universitas Sumatera Utara
4

3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi program pemerintahan


dalam bidang kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
4. Meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai perbedaan status periodontal
pada perokok dan menjadi data dasar untuk penelitian lanjutan.

4
Universitas Sumatera Utara
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rokok


Pengertian rokok dari Kamus Dewan Bahasa Indonesia tahun 2014 adalah
gulungan tembakau yang dibalut dengan kertasdaun nipah.9 Merokok merupakan
kata kerja yang dilakukan dengan menghisap gulungan tembakau yang dibalut
dengan kertas daun nipah dan sebagainya. Rokok adalah hasil olahan tembakau
terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.10

2.1.1 Kandung Dalam Rokok


Rokok diperbuat daripada gulungan tembakau yang telah siap difermentasi
selama 1 hingga 3 tahun terbukti kandungan rokok mempunyai sekitar 2500
komponen bahan berbahaya kepada kesehatan tubuh kita terutama asap rokok yang
dihisap. Rokok dihidupkan dengan memulakan pembakaran pada ujung batang
rokok. Dari jumlah tersebut 1100 komposisi bahan kimia berbahaya diturunkan
menjadi asap rokok dan sisa selebihnya yaitu 1400 bahan kimia lainnya mengalami
dekomposisi dan bereaksi untuk membentuk bahan komposisi yang baru. 11
Berdasarkan The Tobacco Atlas dalam sebatang rokok mengandungi
gabungan dari bahan- bahan kimia. Sebatang rokok yang dibakar akan mengeluarkan
4000 bahan kimia dan 60 daripadanya diketahui sebagai bahan bersifat
karsinogenik.12 Selain itu,makanan yang mengandungi bahan karsinogenik adalah
sate kerana dibakar langsung menggunakan arang.

5
Universitas Sumatera Utara
6

Tabel 1 Kandungan rokok.12


Kandungan asap rokok Boleh didapati
Acetone Cat
Ammonia Bahan pencuci lantai
Arsenic Racun serangga
Butane Pemetik api
Carbon monoxide Asap bahan bakar kereta
Methanol Bahan bakar roket
Toluene Sisa industri
Vinyl chloride Plastik
Cadmium Bateri kereta

Setiap rokok yang berada di pasaran diperbuat dari pelbagai jenis tembakau
akan memberikan rasa dan aroma berbeda. Bahan tambahan lain seperti menthol
yang akan memberikan rasa dingin dan cengkih banyak digunakan untuk
memberikan rasa yang berbeda pada setiap rokok. Rasa dan aroma yang
harum,wangi dan menyegarkan merupakan pilihan utama dalam penghasilan rokok
dengan jenis tembakau yang bermutu tinggi.11
Walaupon banyak penelitian sebelumnya menyatakan terdapat perbedaan
terhadap kandungan rokok. Namun terdapat kandungan rokok yang paling berbahaya
pada tubuh perokok adalah nikotin, tar dan karbon monoksida. Nikotin merupakan
komponen yang paling banyak dijumpai di dalam rokok.Nikotin yang tertangkap
difilter sebesar 100-300mg per batang.11 Nikotin juga mengganggu sistem saraf
simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain
meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung
(miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin adalah zat, atau bahan
senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan
ketergantungan.10

6
Universitas Sumatera Utara
7

Seterusnya, adalah gas karbon monoksida (CO) yang terhasil dari


pembakaran rokok dapat dihisap oleh sesiapa sahaja sama ada perokok ataupun
orang yang berada di ruangan yang sama dengan perokok. Kandungan karbon
monoksida yang lolos dari filter adalah 14-23 mg per batang.11 Karbon monoksida
yang terkandung dalam rokok akan mengikat dirinya pada darah dengan akibatnya
oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh (padahal yang diperlukan
tubuh adalah oksigen). Tanpa oksigen ini, baik otak maupun organ tubuh yang lain
tidak dapat berfungsi. Dengan kata lain,tubuh kita perlu oksigen.11 Oksigen
diperlukan untuk membakar makanan yang disimpan dalam jaringan tubuh untuk
memberikan tenaga. Selanjutnya, efek dari karbon monoksida adalah bahwa jaringan
pembuluh darah akan menyempit dan mengeras sehingga akhirnya dapat
mengakibatkan peyumbatan salur darah. Seandainya perokok mengetahui hal ini,
tentunya mereka tidak akan memberikan kesempatan pada penyakit untuk dapat
memasuki tubuhnya. Karbon monoksida juga bisa didapati dari asap bahan bakar
mobil.12
Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah
dihilangkan nikotin dan tetesan – tetesan cairannya. Sebatang rokok menghasilkan 10
– 30 mg tar. Cerutu dan rokok pipa menghasilkan tar yang lebih banyak kerana asap
rokok diterima langsung tanpa melalui proses penyaringan oleh filter. Oleh karena
itu, kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang berhubungan dengan resiko
timbulnya kanker karena tar mempunyai efek karsinogen. 13

2.1.2 Kebiasaan Perilaku Merokok


Kebiasaan merokok dikalangan masyarakat Indonesia merupakan suatu
kebiasaan yang merugikan diri sendiri mahupun lingkungannya. Kebiasaan diertikan
sebagai perbuatan yang rutin dilakukan. Perilaku merokok merupakan fungsi dari
lingkungan dan individu. Faktor penyebab perilaku merokok yaitu kepuasan
psikologis, sikap permisif orang tua dan pengaruh teman sebaya. Penelitian yang
lepas ada menyatakan bahwa kebiasaan merokok diartikan sebagai perilaku
mengkonsumsi rokok yang dapat dibahagikan kepada dua kelompok. Kelompok

7
Universitas Sumatera Utara
8

pertama adalah perokok ringan yaitu perokok yang menghabiskan 10 batang rokok
atau kurang dari 10 batang rokok dalam sehari sebesar (53.9%). Kelompok kedua
adalah perokok berat yaitu perokok yang merokok lebih dari 10 batang sehari sebesar
(46.1%).14

2.1.3 Kategori Perokok


Kategori perokok dapat dibahagi kepada dua kategori yaitu perokok aktif dan
pasif. Perokok pasif menurut adalah merupakan orang yang tidak merokok tetapi
menghirup serta terpapar dirinya secara langsung dengan asap rokok yang
merupakan hasil campuran dari pelbagai zat-zat kimia yang berbahaya yang
dihembuskan oleh si perokok dari rokok yang sedang membara atau perangkat rokok
lainnya seperti cerutu atau pipa. Perokok pasif ini selalunya dikenali sebagai
‘second-hand smoker’. Berdasarkan penelitian yang lalu,secara keseluruhan
sebanyak 73.7% orang percaya bahwa asap rokok boleh menyebabkan penyakit yang
kritikal pada perokok pasif.15
Perokok aktif pula adalah orang yang merokok dan mempunyai kebiasaan
merokok seharinya dimana perokok menghisap asap utama (mainstream) rokok serta
dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan tubuhnya maupun lingkungan
sekitarnya. Mainstream smoke atau asap utama adalah asap yang di hisap oleh
perokok pada ujung rokok dan kemudian dihembuskan kembali ke keluar.
Manakalaside-stream smoke atau asap rokok sampingan adalah asap dari ujung
rokok yang menyala.11

8
Universitas Sumatera Utara
9

100
93
89,2
90 86 85,7 86,3
82,8
78,3 80
80 73,7 74,1 73,3
70 64,4
61,4
60

50 43,9 aktif

40 pasif

30

20

10

Gambar 1 Efek kesehatan terhadap perokok aktif dan pasif.15

2.1.4 Jenis Rokok Di Pasaran


Terdapat beberapa jenis rokok yang sering dikomsumsi oleh rakyat
Indonesia. Jenis rokok yang dijual di Indonesia dapat dibedakan atas dua jenis yaitu
bahan baku atau isi rokok dan penggunaan filter dan non-filter. Bahan baku atau isi
rokok yang terkandung dalam rokok juga berpengaruh dengan jenis rokok. Terdapat
empat isi rokok yang dibedakan melalui jenis pembuatannya yaitu rokok pabriken,
rokok kretek, pipa dan cerutu. Rokok pabrikan merupakan rokok yang paling sering
dikosumsi di dunia. Rokok ini terdiri dari irisan tembakau yang diproses dengan
ratusan bahan kimia dan berbagai rasa, sepertimentol dan digulung menggunakan
penggulung kertas. Mentol berfungsi untuk memberikan rasa dingin ketika merokok.
Biasanya, ujung rokok diberi filter “cellulloseacetate”. Kretek adalah rokok dgn rasa

9
Universitas Sumatera Utara
10

cengkeh. Kretek juga terdiri dari perasa yang eksotik dan eugenol, dimana eugenol
memiliki efek anastesi, membuat setiap hisapan rokok menjadi lebih berbahaya.16
Pipa terbuat dari batu atau tanah liat. Tembakau diletakkan dimangkok ujung
dan asapnya dihisap dari ujung tangkai. Cerutu dibuat dari fermentasi tembakau
digulung dengan daun tembakau sebagai pembungkusnya. Semakin lama proses
fermentasi akan menghasilkan tingkat konsentrasi karsinogenik yang tinggi dan
pengeluaran senyawa ini dilakukan saat pembakaran. 16

Gambar 2Jenis Rokok.16


2.1.5 Sebab-SebabMerokok
Kebanyakkan perokok saat ini mempunyai alasan dan sebab kenapa mereka
merokok diusia yang lebih dini. Oleh yang demikan,terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhi seseorang itu merokok diantaranya merupakan pengaruh orang
tua,pengaruh teman,faktor peribadi dan faktor lingkungan.17
Seorang bapa sangat memainkan peranan dalam mendidik anak-anak agar
menjadi insan yang beramal soleh dan berkeperibadian baik. Mereka juga merupakan
yang paling dekat dengan kita dan banyak mempengaruh kita dalam melakukan

10
Universitas Sumatera Utara
11

sesuatu perkara. Orang tua yang merokok didepan anak-anak yang masih muda ini
adalah kerana mereka mempunyai dua tanggapan yaitu pertama melihat orang tuanya
merokok membuatkan mereka merasakan diri lebih gagah dan dewasa dan yang
kedua adalah mereka sudah terbiasa dengan asap rokok di ruangan rumah sehingga
dikemudian kelak mereka gampang berubah dari perokok pasif ke perokok aktif. Jika
seorang anak itu merokok dengan sembunyi adalah kerana takut dimarahi oleh orang
tuanya dan memang karena orang tuanya tidak merokok dan tidak menyukai orang
yang merokok sehingga mereka merokok secara sembunyi-sembunyi agar tidak
diketahui oleh orang tuanya.17
Faktor yang paling berpengaruh adalah teman sebaya. Teman merupakan
orang yang lebih dekat dengan kita setelah keluarga kita. Seseorang itu mudah untuk
merokok dan agak susah untuk berhenti jika temannya juga seorang perokok aktif
dan sentiasa mendampinginya seperti dirumah,dikost atau sebilik dengan teman yang
merokok dan ditempat makan yang boleh berkumpul bersama teman-teman.
Keinginan untuk merokok amat tinggi kerana jati diri dalam diri perokok rendah
selain dari faktor psikologi.17
Dari pengaruh teman sebaya, faktor peribadi juga banyak mempengaruhi
seseorang itu merokok kerana perasaan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
masalah mental dan fizikal. Perasaan ingin tahu ini selalunya dilahirkan sejak usia
dini lagi terutamanya dikalangan anak-anak yang sedang membesar yaitu usia remaja
dimana perasaan ingin tahu tentang kenikmatan yang didapat hasil dari merokok.
Merokok dapat membebaskan diri dari masa lapang,kepercayaan diri sebagai seorang
lelaki yang ganteng merupakan alasan utama yang sering timbul dikalangan perokok
aktif yang telah sekian lama merokok.17
Faktor lingkungan seperti anggapan orang ramai terhadap si perokok turut
memainkan peranan dalam mendorong seseorang itu untuk merokok. Anggapan
orang ramai terhadap perokok itu melihatkan mereka lebih kelihatan dewasa,
menunjukkan diri lebih berdikari, bersosialisasi dan dapat menyesuaikan diri dengan
teman-teman perokoknya serta meningkatkan rasa percaya diri mereka. Selain itu,
sikap tidak pedulidan kurang tegas pihak berkuasa dalam menegaskan penjualan

11
Universitas Sumatera Utara
12

rokok hanya kepada usia 18 tahun ke atas serta harga rokok yang murah
memudahkan sesiapa sahaja bisa mendapatkan rokok tidak kira dari sudut ekonomi
mereka yang rendah maupun tinggi. Kebiasaannya perokokakan merokok saat
melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti pada saat setelah abis makan, lagi
mengerjakan tugas danketika saat santai atau tidak ada pekerjaan.17
Selain dari sebab-sebab diatas, pengaruh dari iklan rokok juga
memungkinkan seseorang perokok sukar untuk berhenti rokok. Iklan adalah kegiatan
untuk memperkenalkan kepada masyarakatkan dan mempromosikan rokok dengan
atau tanpa imbalan kepada masyarakat dengan tujuan mempengaruhi konsumen agar
mengkomsumsi rokok yang ditawarkan.10 Faktor pengaruh iklan rokok juga
memainkan peranan untuk seseorang itu mula merokok atau mencuba untuk
merokok terutamanya apabila terdapat merek atau jenis rokok yang baru keluar
dengan pelbagai edisi maupun promosi.17

2.2 Pengertian Jaringan Periodontal


Periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai
penyangga gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang
alveolar.18 Gingiva (gusi) adalah bagian mukosa di dalam rongga mulut yang
mengelilingi gigi dan menutupi lingir (ridge) alveolar. Gingiva berfungsi melindungi
jaringan di bawah pelekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.
Gingiva terbahagi kepada empat yaitu gingiva bebas, gingiva cekat, sulkus gingiva
dan gingiva interdental.18
Sementum adalah jaringan keras yang menutupi permukaan akar gigi. Ia juga
merupakan jaringan mesensim yang tidak mengandung pembuluh darah. Fungsi
utamanya adalah sebagai perlekatan serabut ligament periodontal yang menahan gigi
untuk tetap pada posisinya dan berhubungan dengan jaringan sekitarnya. Sementum
menerima bekalan nutrisi dari ligamen periodontal. Sementum juga tidak memilik
saraf dan tidak ada tekanan rasa sakit.18 Manakala sementum yang baru tidak akan
terbentuk pada permukaan akar yang terbuka tanpa perlekatan jaringan ikat,kerana
sementum dibentuk oleh sel - sel yang terdapat pada ligamen periodontal.19

12
Universitas Sumatera Utara
13

Definisi ligamen periodontal adalah jaringan yang melekatkan gigi ke tulang


alveolar. Fungsi ligamen periodontal adalah untuk mengekalkan gigi berada dalam
soketnya. Ligamen periodontal juga menyediakan nutrisi pada sementum dan
memberi sensasi kepada gigi seperti tekana rasa sakit.18 Ukuran lebar rata – rata
ligamen periodontal pada gigi orang dewasa yang masih berfungsi diantara 0.18 –
0.2 mm. Ruang ligamen periodontal di sekeliling gigi akan berkurang jika gigi tidak
berfungsi dan pada gigi yang tidak bererupsi. Manakala ruang ligamen periodontal
akan bertambah jika gigi mengalami fungsi yang berlebihan.19
Tulang alveolar merupakan bagian dari maksilla dan mandibula yang
berfungsi untuk menyokong dan melindungi gigi. Tulang alveolar adalah bagian dari
jaringan periodontal yang merupakan tempat melekatnya sementum dengan adanya
ligamen periodontal. Tulang alveolar terbentuk ketika gigi sedang erupsi untuk
menyediakan perlekatannya ke tulang dan untuk pembentukan ligamen periodontal.
Struktur tulang tergantung pada gigi kerana tulang alveolar berkembang dan
mengalami remodeling dan sebab itu ukuran, bentuk, lokasi dan fungsi gigi
menentukan bentuk tulang.19

2.2.1 Anatomi Gingiva


Gingiva adalah bagian dari mukosa mulut yang menutupi processus alveolar
dan mengelilingi leher gigi. Gingiva merupakan bagian pendukung gigi dan jaringan
periodonsium, yang berfungsi melindungi jaringan dibawahnya terhadap pengaruh
lingkungan rongga mulut

13
Universitas Sumatera Utara
14

Gambar 3 Anatomi gingiva.18

Tabel 2 Bahagian gingiva.18


Struktur Definisi
Gingiva bebas Perluasan dari sulkus gingiva hingga tepi
(marginalgingiva) gingiva. Melekat pada permukaan gigi
Sulkus gingiva Ruangan antara gingiva bebas dan
gigi. Sulkus gingiva yang sehat
kedalamnnya ≤ 2
Gingiva interdental Berbentuk seperti lembah di daerah perbatasan
antara gigi geligi
Mukosa alveolar Suatu mukoperiosteum yang melekat erat dengan
tulang alveolar di bawahnya.
Gingiva cekat (attached Gingiva yang melekat dari dasar
gingiva) sulkus hingga mucogingiva
junction. Lebarnya bervariasi untuk mandibula
(3.3 - 3.9mm), maksila (3.5 - 4.5mm).
Mucogingiva junction Garis yang memisahkan gingiva
cekat dari mukosa alveolar

2.2.2 Gingivitis
Pengertian Gingivitis adalah inflamasi atau peradangan yang mengenai
jaringan lunak di sekitar gigi atau jaringan gingiva menjadi merah, bengkak dan

14
Universitas Sumatera Utara
15

mudah berdarah.18 Gingivitis adalah akibat proses peradangan gingiva yang


disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer gingivitis adalah
plak, sedangkan faktor sekunder dibagi menjadi dua yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik. Faktor lokal di antaranya adalah kebersihan mulut yang buruk, sisa-sisa
makanan, akumulasi plak dan mikroorganisme, sedangkan faktor sistemik, seperti
faktor genetik, nutrisional, hormonal. Tanda klinisnya adalah nyeri lokal atau
menyeluruh pada gingiva, halitosis yaitu mulut berbau dan perdarahan gingival
ketika menyikat gigi.20

2.2.3 Tahapan Gingivitis


Peradangan gingiva yang berkembang melalui beberapa fase, sehingga lebih
mempengaruhi bagian lain dari periodontal, dan akhirnya berubah menjadi
periodontitis. Perubahan pada tingkat pembuluh darah muncul sebagai manifestasi
yang pertama inflamasi gingiva (lesi awal). Ada dilatasi kapiler dan
meningkatkanpengaliran darah. Hal ini diikuti oleh perubahan populasi sel,dengan
peningkatan jumlah limfosit dan makrofag.21
Tabel 3 Tahap gingivitis.22
Tahap Wakt Epitel sulkuler Sel imun Kolagen Tanda klinis
u
dan junction yang utama
Initial 2-4 Infiltrasi PMNs PMNs Kehilangan Aliran cairan
lesion hari
perivaskuler gingiva >
Early 4-7 Seperti Lymposit Kehilangan Erytema
lesion hari
tahap1,pembentu perivaskuler perdarahan
kan retepeg area >diarea pada probing
atropi infiltrasi
Establis 14-21 Seperti tahap 2 Sel plasma Kerusakan Perubahan
hed hari
lebih berlanjutan warna,ukuran,t
lesion
berkembang ekstur

15
Universitas Sumatera Utara
16

2.2.4 Karekteristik Gingivitis


Biofilm plak bakteri pada margin gingiva merangsang respon imun. Respon
inflamasi terhadap bakteri menghasilkan perubahan klinis pada jaringan gingiva yang
melibatkan gingiva bebas,gingiva cekat serta papilla.18
Karekteristik pertama adalah warna. Peradangan akut pada jaringan gingiva
menyebabkan jaringan tampak merah cerah. Peradangan kronis pada jaringan
gingiva berwarna merah kebiruan atau merah keunguan. Seterusnya yang ke dua
adalah ukuran. Kenaikan cairan jaringan menyebabkan pembesaran jaringan gingiva
marjin dan interproksimal. Perubahan dapat dilokalisasi ke beberapa daerah atau
mempengaruhi keseluruhan mulut.18
Karekteristik ke tiga adalah bentuk. Pada jaringan yang sakit, gingiva bebas
tidak lagi rata tapi agak menebal akibat odema pada leher gigi. Manakala yang ke
empat adalah konsistensi. Jaringannya membengkak, lembut, kenyal, dan tidak
elastis. Ketika tekanan diterapkan pada gingiva dengan prob, jaringan mudah
dikompres dan akan menyimpan jejak prob selama beberapa detik. Seterusnya adalah
tekstur permukaan. Peningkatan cairan dari respon inflamasi tubuh menyebabkan
jaringan gingiva tampak halus.18
Karekteristik yang ke lima adalah posisi margin. Pada radang gusi, posisi
margin gingiva dapat bergerak lebih tinggi secara koroner. Perubahan posisi margin
gingiva ini disebabkan oleh pembengkakan dan pembesaran jaringan. Seterusnya
adalah perdarahan gingiva yaitu terjadinya perdarahan abnormal pada gingiva. Pada
jaringan yang sakit, lapisan sulkus menjadi ulserasi dan pembuluh darah menjadi
membesar. Bila jaringan ini terganggu oleh pemeriksaan atau instrumentasi, mereka
bisa mudah berdarah. Yang terakhir adalah eksudasi. Pada jaringan gingiva yang
meradang, mungkin ada akumulasi sel darah putih mati (pus).18

2.3 Efek Dari Rokok


Merokok merupakan faktor resiko terbesar untuk mati mendadak. Efek
sistemik yang dapat ditimbulkan akibat merokok diantaranya penyakit jantung

16
Universitas Sumatera Utara
17

koroner, hipertensi, stroke, penyakit saluran pernafasan, masalah pada sistem


reproduksi dan bronkhitis. Kebanyakan kematian akibat merokok adalah karena
kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronis dan penyakit jantung koroner.
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali lipat pada perokok
dibandingkan dengan bukan perokok. Resiko ini meningkat dengan bertambahnya
usia serta jumlah rokok yang dikomsumsi.14
Merokok merupakan salah satu faktor etiologi penunjang penyakit
periodontal karena dapat mempermudah penumpukan kalkulus. Hal tersebut diduga
karena tar yang terdapat dalam tembakau menyebabkan kekasaran pada permukaan
gigi, sehingga lebih mudah untuk plak dental menempel dan akhirnya mengalami
kalsifikasi menjadi kalkulus. Kandungan nikotin pada rokok dapat memperlemah
kemampuan fagositosis, menekan proliferasi osteoblas dan juga mengurangi aliran
darah ke gingiva. Perokok juga menimbulkan efek pada rongga mulut. Penyakit
rongga mulut yang sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok diantaranya
kanker mulut, faring, laring, esofagus dan bibir, abrasi gigi, stein, pembentukan
kalkulus, halitosis, gangguan pengecapan, atrisi, luka menjadi lebih lama sembuh,
dry socket dan penyakit periodontal seperti akumulasi plak dan kalkulus,saku
periodontal, inflamasi gingiva, resesi gingiva serta kehilangan tulang alveolar.13

2.3.1 Perubahan Vaskularisasi


Vaskularisasi adalah pembentukan pembuluh darah yang abnormal atau
berlebihan. Nikotin pada rokok akan merangsang ganglia simpatetik untuk
memproduksi neurotransmitter termasuk katekolamin. Hal ini mempengaruhi α-
reseptor pada pembuluh darah yang menyebabkan vaskularisasi. Suhu panas yang
dihasilkan rokok adalah sekitar 30°C dan pH 5.5 bersifat asid. 20 Kebiasaan merokok
menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi saliva akibat panas yang
dihasilkan oleh asap rokok. Perubahan vaskularisasi akibat merokok menyebabkan
dilatasi pembuluh darah kapiler dan infiltrasi agen-agen inflamasi sehingga dapat
terjadi pembesaran pada gingiva.3

17
Universitas Sumatera Utara
18

Meskipun mungkin ada beberapa kontroversi mengenai efek konsumsi


tembakau terhadap vaskularisasi gingiva namun tanda klinisnya jelas dan
berkepanjangan. Oleh kerana itu kita perlu bertemu dokter gigi untuk memantau
kesehatan jaringan periodontal. Plak bakteri di bawah margin gingival
mengakibatkan terjadinya gingivitis yang dapat berlanjut menjadi periodontitis.
Kondisi periodontitis yang parah ditandai dengan hilangnya perlekatan gingiva
dengan gigi sehingga terjadi resesi gingiva serta kehilangan tulang alveolar. 3
2.3.2 Penumpukan Plak Dan Kalkulus
Asap rokok dapat menghasilkan hawa yang panas dan akibatnya dapat
mengiritasi mukosa mulut. Oleh kerana itu, terdapat peningkatan laju aliran saliva
dan konsentrasi ion kalsium pada saliva selama proses merokok. Ion kalsium fosfat
yang banyak ditemukan pada saliva perokok tersebut dapat memudahkan terjadinya
akumulasi kalkulus pada rongga mulut. Selain itu, tar dalam asap rokok
memperbesar peluang terjadinya gingivitis, disebabkan oleh plak bakteri dan faktor
lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak disekitar gingiva. Tar dapat
mengendap pada permukaan gigi sehingga permukaannya menjadi kasar dan
mempermudah perlekatan plak.3 Dengan hanya melakukan penyikatan gigi amat
sukar tar untuk bebas dari gigi dan terus menerus plak dan kalkulus tetap berada di
permukaan gigi.
Macgregor dalam tinjauan merokok dan penyakit periodontal, mengukur
daerah plak dan proporsi dari gingiva margin yang kontak dengan plak pada 64
perokok dan 64 tidak perokok yang telah di sesuaikan umur dan jenis kelamin.
Ditemukan perokok memiliki plak yang lebih tinggi dari bukan perokok dan ada
kecenderungan peningkatan deposit plak dengan meningkatnya konsumsi jumlah
rokok.21
Penelitian-penelitian epidemiologi lainnya juga menunjukkan bahwa
akumulasi plakdan kalkulus, debris dan stain semakin bertambah pada perokok
daripada bukan perokok. Akumulasi plak dan kalkulus dalam rongga mulut juga
lebih besar pada perokok daripada bukan perokok.Perokok memiliki lebih banyak

18
Universitas Sumatera Utara
19

kalkulus daripada non-perokok, tapi efek merokok tidak tergantung pada jumlah
kalkulus yang ada.23

2.3.3 Merokok Menyebabkan Terjadinya Perdarahan Gingiva


Gingiva yang sehat dengan konsistensi keras, berwarna merah jambu dan
kontur normal. Tidak ada tanda-tanda pendarahan setelah diperiksa dan pasien tidak
memiliki keluhan perdarahan saat menyikat gigi. Gambaran klinis dari gingivitis atau
inflamasi gingiva yaitu gingiva berwarna merah sampai kebiruan dengan pembesaran
kontur gingiva karena odema dan mudah berdarah jika diberikan stimulasi seperti
saat makan dan menyikat gigi.3
Perdarahan dari gum margin merupakan gejala awal gingivitis. Perdarahan
gingiva saat probing banyak digunakan dalam pemeriksaan klinis sebagai alat
mengidentifikasi lesi aktif pada penyakit periodontal. Meski merokok diketahui
menghasilkan perifer vasokonstriksi, namun efek yang dihasilkan mungkin terkait
dengan tingkat inhalasi asap rokok dan tingkat penyerapan nikotin. Perdarahan
gingiva pada perokok bukan hanya disebabkan oleh vasokonstriksi pembuluh darah
gingiva saja, tetapi mungkin juga disebabkan oleh adanya keratinisasi gingiva yang
terjadi pada perokok.21 Perdarahan gingiva saat probing adalah indikator
perkembangan penyakit. Namun iniadalah metode dalam menilai derajat serta sejauh
manapenyakitperiodontal pada pasien tersebut.23

19
Universitas Sumatera Utara
20

2.4 Kerangka Teori

Rokok

Kategori Komponen
perokok Jenis rokok
rokok

cerutu Pipa Kretek Pabriken

Pasif Aktif
Nikotin Tar Karbon
monoksida

Status periodontal

20
Universitas Sumatera Utara
21

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Tergantung :
Status Periodontal yang
Variabel Bebas : diukur berdasarkan :
-Perokok -Indeks Gingiva (GI)
-Oral Hygiene Index(OHI)

21
Universitas Sumatera Utara
22

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan
cross sectional

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2016 – September 2017

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke Instalasi
Periodonsia RSGM USU dari Desember 2016 – September 2017.

3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah pasien perokok yang berkunjung ke
Instalasi Periodonsia RSGM USU. Penentuan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan
menetapkan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar
maksud dan tujuan penelitian ini dapat tercapai.

22
Universitas Sumatera Utara
23

3.3.3 Besar Sampel


Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus, yaitu 24 :

n=

n=

n= 24.01 25

Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα =Level of significant, penelitian ini menggunakan α= 5%, sehingga Zα=1,96
P = proporsi kategori variabel yang teliti,(bila tidak diketahui,ditetapkan 50% - 0.5)
Q=1-P
d =tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian ini digunakan 20%

Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan rumus sampel, maka besar sampel


pada penelitian ini adalah sebesar 25 orang pasien di Instalasi Periodonsia RSGM
USU yang terdiri dari pasien perokok.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.4.1 Kriteria Inklusi
a. Subyek berusia 18-60 tahun
b. Subyek merupakan perokok aktif ( minimal 1 batang rokok per hari)
c. Keadaan sistemik pasien baik
d. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian
e. Masih memiliki gigi anterior minimal 4 gigi pada rahang atas dan bawah

23
Universitas Sumatera Utara
24

3.4.2 Kriteria Eksklusi


a. Memakai pesawat ortodonti
b. Subyek yang mengonsumsi obat-obatan sistemik
c. Subyek yang menyirih

3.5 Variabel Penelitian


3.5.1 Variabel Bebas
a. Perokok

3.5.2 Variabel Tergantung


Status Periodontal yang diukur berdasarkan :
a. Indeks Gingiva (GI)
b. Oral Hygiene Index(OHI)

3.5.3 Variabel Terkendali


a. Usia (18-60)
b. Jenis Kelamin (laki-laki)

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali


a. Diet
b. Kebiasaan dan cara menyikat gigi

24
Universitas Sumatera Utara
25

3.5.5 Definisi Operasional

Tabel 4 Definisi operasional.


No Variabel Definisi Cara pemeriksaan Kategori Skala
data
dan alat ukur
1. Perokok Seoranglaki-laki Kuisioner 1: < 10 Nominal
yang memiliki batang
kebiasaan 2:10-15
merokok 1 batang
batang per hari. 3:16-20
batang
4:> 20
batang
2. Indeks Pemeriksaan Dilakukan pada 1 : gingivitis Ordinal
Gingiva gingiva untuk ringan
gingiva di empat
(IG) menilai derajat 2 : gingivitis
keparahan sisi gigi geligi yang sedang
inflamasi 3 : gingivitis
diperiksa
gingiva parah
3. Oral Pemeriksaan Indeks Debris 1 : Baik Ordinal
Hygiene kebersihan mulut 2 : Sedang
+
Index yang dilakukan 3 : Jelek
(OHI) menggunakan Indeks Kalkulus
indeks debris
dan kalkulus.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian


3.6.1 Alat Penelitian
a. Sonde
b. Prob periodontal UNC 15
c. Kaca Mulut
d. Pinset

3.6.2 Bahan Penelitian


a. Masker
b. Sarung tangan disposible

25
Universitas Sumatera Utara
26

c. Celemek
d. Alcohol 70%
e. Sabun cuci tangan
f. Tisu

3.7 Proses Pengambilan dan Pengumpulan Data


3.7.1 Pengisian Kuisioner
Subjek yang terpilih diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan,
manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Apabila subjek bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian, maka subjek diminta untuk menandatangani lembar
Inform concent. Setelah itu, subjek diminta mengisi beberapa pertanyaan yang ada
pada kuisioner melalui wawancara.

3.7.2Indeks Gingiva
Indeks yang diperkenalkan oleh Leo & Silness ini digunakan untuk menilai
derajat keparahan inflamasi. Pengukuran dilakukan pada gingiva di empat sisi gigi
geligi yang diperiksa : papila distovestibular, tepi gingiva vestibular,papila
mesiovestibular dan tepi gingiva oral. Kriteria untuk penentuan skornya adalah
seperti berikut25 :

Kriteria skor gingiva indeks


0 Gingiva normal
1 Inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai dengan perubahan warna,sedikit
oedema,pada palpasi tidak terjadi pendarahan
2 Inflamasi gingiva sedang,gingiva berwarna warna merah,oedema,dan
berkilat,pada palpasi terjadi pendarahan
3 Inflamasi gingiva parah,gingiva berwarna warna merah
menyolok,oedematous,terjadi ulserasi,gingiva cenderung berdarah spontan

26
Universitas Sumatera Utara
27

Skor setiap gigi diperoleh dengan menjumlahkan skor dari kedua sisi yang
diperiksa lalu dibahagi dengan dua (jumlah sisi yang diperiksa per gigi). Skor indeks
gingiva untuk individu diperoleh dengan membahagi jumlah skor dari semua gigi
yang diperiksa dengan jumlah gigi yang diperiksa. Keparahan inflamasi gingiva
secara klinis dapat ditentukan dari skor indeks gingiva dengan kriteria berikut25 :

Skor indeks gingiva Kondisi gingiva


0.1 – 1.0 Gingivitis ringan
1.1 – 2.0 Gingivitis sedang
2.1 – 3.0 Gingivitis parah

3.7.3 Oral Hygiene Index (OHI)


Oral Hygiene Index untuk mengukur debris dan kalkulus yang menutupi
permukaan gigi, dan terdiri dari dua komponen : Indeks Debris dan Indeks Kalkulus.
Kriteria skor untuk Indeks Debris25:

Kriteria skor untuk Indeks Debris


Skor Kriteria
0 Tidak dijumpai debris atau stein.
1 Ada debris lunak menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi atau
adanya stein ( bercak ) ekstrinsik tanpa debris dengan tidak
memperhitungkan perluasannya.
2 Adanya debris lunak menutupi lebih dari sepertiga permukaan gigi,tetapi
belum sampai duapertiga permukaan.
3 Adanya debris lunak menutupi lebih dari duapertiga permukaan gigi.

Indeks Debris = Jumlah skor


Jumlah gigi yang diperiksa (2)

27
Universitas Sumatera Utara
28

Kriteria skor untuk Indeks Kalkulus


Skor Kriteria
0 Tidak dijumpai kalkulus.
1 Adanya kalkulus supragingival menutupi lebih dari sepertiga permukaan
gigi.
2 Adanya kalkulus supragingival menutupi lebih dari sepertiga tapi belum
melewati duapertiga permukaan gigi atau ada flek-flek kalkulus
subgingival di sekeliling serviks gigi atau kedua-duanya.
3 Adanya kalkulus supragingival menutupi lebih dari duaperiga permukaan
gigi atau kalkulus subgingival mengelilingi serviks gigi atau kedua-
duanya.

Indeks Kalkulus = Jumlah skor


Jumlah gigi yang diperiksa (2)

Alat yang digunakan adalah kaca mulut dan sonde. Setiap permukaan gigi
dibagi secara horizontal atas sepertiga gingival, seperiga tengah, dan sepertiga
insisal. Untuk mengukur skor Indeks Debris, sonde ditempatkan pada sepertiga
insisal gigi kemudian digerakkan ke arah sepertiga gingival dan skor diberikan sesuai
dengan kriteria di atas. Skor akhir Indeks Debris dan Kalkulus individu dihitung
dengan membagi jumlah skor Indeks Debris dan Kalkulus dari semua gigi yang
diperiksa dengan jumlah permukaan gigi yang diperiksa ( Vestibular dan Oral ). Skor
Indeks Debris dan Kalkulus dijumlahkan untuk mendapatkan Skor Higiena Oral
berdasarkan rumus berikut25 :

Skor Indeks Higiena Oral = Skor Indeks Debris + Skor Indeks Kalkulus

Kemudian skor akhir dimasukkan kedalam tiga kategori untuk menetukan


level Higiena Oral yaitu25:\

28
Universitas Sumatera Utara
29

Level Higiena Oral Skor OHIS


Baik 0,0 -1,2
Sedang 1,3 – 3,0
Buruk 3,1 – 6,0

29
Universitas Sumatera Utara
30

3.7.4 Skema Alur Penelitian


Skema alur penelitian yang akan dilakukan :
Mencari sampel berdasarkan kriteria inklusi dari populasi yang ada

Memberikan informed concent kepada sampel yang terpilih untuk meminta


kesediaan sampel berpartisipasi dalam penelitian dengan memberikan
lembar penjelasan kepada calon sampel penelitian dan lembar persetujuan

Pengisian Kuesioner

Pemeriksaan status periodontal dengan


menggunakan:
-Indeks Gingiva (GI)
-Indeks Higiena Oral(OHI)

Pencatatan hasil pemeriksaan

Pengumpulan dan pegolahan data

Analisis data

30
Universitas Sumatera Utara
31

3.8 Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Data
yang terkumpul selanjutnya dilakukan editing, koding dan entry data, kemudian
dilakukan analisis data menggunakan statistical Package For Social Science (SPSS).
Analisis data dilanjutkan untuk melihat rata-rata gambaran status periodontal pada
pasien penderita gingivitis yang merokok yang dirawat di Instalasi Periodonsia
RSGM Universitas Sumatera Utara

3.9 Etika Penelitian


Etika penelitian mencakup:
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Penelitian melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada
responden kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan
dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan
dengan penelitian.
2. Ethical Clearance
Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik
Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat nasional.

Gambar 4 Semasa Pemeriksaan.

31
Universitas Sumatera Utara
32

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Desember 2016 - September 2017 di
Instalasi Periodonsia RSGM USU Medan. Pengumpulan data diperoleh dari
kuesioner dan pemeriksaan klinis terhadap sampel pasien yang dirawat di Instalasi
Periodonsia RSGM USU. Total subjek yang diperiksa berjumlah 25 orang dan
seluruhnya merupakan pasien penderita gingivitis yang merokok yang dirawat di
Instalasi Periodonsia RSGM USU.

4.1 Data Demografi dan Riwayat Dental Subjek Penelitian


Data demografi subjek penelitian ini dapat di lihat pada tabel 5 dibawah.

Tabel 5 Data demografi dan riwayat dental subjek penelitian.


No. Variabel Jumlah Persentase
(25orang) (100%)
1. Kelompok usia
a.<30 14 56
b.>=30 11 44
2. Pembersihan Karang Gigi dalam 6
Bulan Terakhir
a. Ya 7 28
b. Tidak 18 72
3. Menyirih
a.Ya 0 0
b.Tidak 25 100

Berdasarkan tabel diatas pertanyaan “pernahkah anda ke dokter gigi untuk


pembersihan karang gigi dalam 6 bulan terakhir”, diketahui responden yang
berkunjung ke dokter gigi dalam 6 bulan terakhir sebanyak 7 (28%) responden.

32
Universitas Sumatera Utara
33

Berdasarkan pertanyaan “apakah anda mempunyai kebiasaan menyirih”, diketahui


seluruh responden tidak memiliki kebiasaan menyirih.

4.2 Data Kebiasaan Higiena Oral


Data kebiasaan higiene oral dapat di lihat pada tabel 6 dibawah.

Tabel 6 Data higiena oral.


No. Variable Jumlah (25orang) Persentase
(100%)
1. Frekuensi menyikat gigi
a. 1x dalam sehari 1 4
b. 2x dalam sehari 21 84
c. 3x dalam sehari 3 12
2. Kapan waktu menyikat gigi
a. Setelah Sarapan Pagi dan
Malam Sebelum Tidur 1 4
b. Sebelum Sarapan Pagi dan
Malam Sebelum Tidur 3 12
c. Setiap Selesai Mandi 21 84
3. Lama menyikat gigi
a. < 1 Menit 6 24
b.1-2 Menit 12 48
c.> 2 Menit 6 24
d.Tidak Tentu 1 4
4. Waktu terbaik berkunjung dokter
gigi
a.6 Bulan Sekali 7 28
b.3 Bulan Sekali 1 4
c.Kalau Sakit Gigi Saja 17 68

33
Universitas Sumatera Utara
34

Berdasarkan tabel diatas pertanyaan “berapa kali anda menyikat gigi anda
dalam sehari”, diketahui mayoritas responden menyikat gigi 2 kali sehari dengan
jumlah 21 (84%) responden. Manakala untuk menyikat gigi 1 kali sehari sebanyak 1
(4%) responden. Saterusnya menyikat gigi 3 kali sehari sebanyak 3 (12%) responden.
Seterusnya pertanyaan “kapan waktu yang anda gunakan untuk menyikat gigi”,
diketahui mayoritas responden menyikat gigi pada saat setiap selesai mandi, dengan
jumlah responden sebanyak 21 (84%).
Manakala pertanyaan “berapa lama biasanya anda menyikat gigi”, diketahui
mayoritas responden menyikat gigi dengan lama 1-2 menit, dengan jumlah
responden sebanyak 12 (48%). Responden menyikat gigi dengan lama kurang dari 1
menit berjumlah 6 (24%) responden dan > 2 menit berjumlah 6 (24%) responden.
Akhir sekali bagi pertanyaan “menurut anda berapa lama sebaiknya kita berkunjung
ke dokter gigi”, mayoritas responden, yakni 17 (68%) responden menyatakan kalau
sakit gigi saja dan 7 (28%) responden menyatakan 6 bulan sekali.

4.3 Data Kebiasaan Merokok


Data kebiasaan merokok yang terdiri dari jenis rokok, kapan merokok, lama
komsumsi rokok dan jumlah rokok per hari dapat dilihat pada tabel 7 dibawah.

Tabel 7 Data kebiasaan merokok.


No Variabel Jumlah Persentase
(25orang) (100%)
1. Jenis rokok
a.Kretek 5 20
b.Tembakau 11 44
c.Kombinasi 9 36
2. Kapan merokok
a.Ketika Stres atau Jenuh 1 4
b.Ketika Selesai Makan 3 12

34
Universitas Sumatera Utara
35

c.Ketika Berkumpul Bersama Teman 3 12


d.Kapan Saja 18 72
3. Lama konsumsi rokok
a. 1-5 Tahun 7 28
b.6-10 Tahun 9 36
c.11-15 Tahun 4 16
d.> 15 Tahun 5 20
4. Jumlah rokok per hari
a.< 10 Batang 3 12
b.10-15 Batang 6 24
c.16-20 Batang 3 12
d.> 20 Batang 13 52

Berdasarkan tabel diatas bagi pertanyaan “jenis rokok yang anda konsumsi”,
diketahui sebanyak 5 (20%) responden mengkonsumsi rokok kretek, 11 (44%)
responden mengkonsumsi rokok tembakau dan 9 (36%) responden mengkonsumsi
rokok kombinasi. Seterusnya pertanyaan “kapan saja anda merokok”, diketahui
sebanyak 18 (72%) responden kapan saja mengkonsumsi rokok, 3 (12%) responden
ketika selesai makan dan berkumpul sama teman mengkonsumsi rokok dan 1 (4%)
responden ketika stress atau jenuh mengkonsumsi rokok.
Manakala pertanyaan “sudah berapa lama anda mengkonsumsi rokok”,
diketahui sebanyak 7 (28%) responden mengkonsumsi rokok 1-5 tahun, 9 (36%)
responden mengkonsumsi rokok 6-10 tahun, 4 (16%) responden mengkonsumsi
rokok 11-15 tahun, dan 5 (20%) responden mengkonsumsi rokok > 15 tahun.Akhir
sekali adalah pertanyaan “berapa jumlah rokok yang anda konsumsi per hari”,
diketahui sebanyak 3 (12%) responden mengkonsumsi rokok < 10 batang rokok per
hari, sebanyak 6 (24%) responden mengkonsumsi rokok 10-15 batang rokok per hari,
sebanyak 3 (12%) responden mengkonsumsi rokok 16-20 batang rokok per hari, dan
sebanyak 13 (52%) responden mengkonsumsi rokok > 20 batang rokok per hari.

35
Universitas Sumatera Utara
36

4.4 Data Status Periodontal


Data status periodontal dapat dilihat pada tabel 8 dibawah.

Tabel 8 Data status periodontal.


No Variabel Jumlah (25orang) Persentase
(100%)
1. Oral Hygiene Index (OHI)
a.Buruk 9 36
b.Sedang 16 64
2. Indeks gingiva
a.Ringan 14 56
b.Sedang 11 44

Berdasarkan tabel diatas variabel oral hygiene index (OHI), sebanyak 9


(36%) responden dengan OHI buruk dan 16 (64%) responden dengan OHI sedang.
Manakala untuk variabel indeks gingiva, sebanyak 14 (56%) responden dengan
indeks gingiva ringan dan 11 (44%) responden dengan indeks gingiva sedang.

Tabel 9 Data descriptive statistics.


N Minimum Maximum Rerata
Gingival Index 25 0.3 1.6 0.90
Oral Hygiene Index 25 1.6 4.3 2.70

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui skor indeks gingiva minimum adalah
0,3 dan skor gingival maksimum adalah 1,6. Rata-rata skor gingival index 0,9080
dalam kategori ringan. Manakala skor OHI minimum adalah 1,60 dan skor OHI
maksimum adalah 4,30. Rata-rata skor OHI 2,7080 dalam kategori sedang.

36
Universitas Sumatera Utara
37

Tabel 10 Hubungan rokok per hari terhadap indeks gingiva.


Rokok/ <10 Batang 10-15Batang 16-20Batang >20Batang Jumlah
indeks (100%)
per hari per hari per hari per hari
gingiva
Ringan 0(0.0%) 4(28.6%) 2(14.3%) 8(57.1%) 14
Sedang 3(27.3%) 2(18.2%) 1(9.1%) 5(45.5%) 11
Jumlah 3(12.0%) 6(24.0%) 3(12.0%) 13(52.0%) 25

Terdapat 14 responden dengan indeks gingiva ringan, 4 (28,6%)


mengkonsumsi rokok per hari 10-15 batang, 2 (14,3%) mengkonsumsi rokok per hari
16-20 batang, dan 8 (57,1%) mengkonsumsi rokok per hari > 20 batang. Terdapat 11
responden dengan indeks gingiva sedang, 3 (27,3%) mengkonsumsi rokok per hari <
10 batang, 2 (18,2%) mengkonsumsi rokok per hari 10-15 batang, 1 (9,1%)
mengkonsumsi rokok per hari 16-20 batang dan 5 (45,5%) mengkonsumsi rokok per
hari > 20 batang.

Tabel 11 Hubungan rokok per hari terhadap kebersihan mulut.


Rokok / <10Batang 10- 16-20 >20 Juml
indekshigenaoral per hari 15Batangper Batang Batang per ah
hari per hari hari (100
%)
Buruk 0(0.0%) 1(11.1%) 1(11.1%) 7(77.8%) 9

Sedang 3(18.8%) 5 (31.3%) 2(12.5%) 6(37.5%) 16


Jumlah 3(12.0%) 6(24.0%) 3(12.0%) 13(52.0%) 25

Terdapat 9 responden dengan indeks higena oral buruk, 1 (11.1%)


mengkonsumsi rokok per hari 10-15 batang, 1 (11.1%) mengkonsumsi rokok per hari
16-20 batang, dan 7 (77.8%) mengkonsumsi rokok per hari > 20 batang. Terdapat 16
responden dengan indeks higena oral sedang, 3(18.8%)mengkonsumsi rokok per hari
< 10 batang, 5 (31.3%)mengkonsumsi rokok per hari 10-15 batang, 2 (12.5%)
mengkonsumsi rokok per hari 16-20 batang dan 6 (37.5%) mengkonsumsi rokok per
hari > 20 batang.

37
Universitas Sumatera Utara
38

BAB 5
PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini antara lain adalah berupa data
demografi, data riwayat dental, data kebiasaan merokok, data indeks higena oral dan
data indeks gingiva dari subjek penelitian. Data tersebut meliputi usia, frekuensi dan
waktu menyikat gigi, dan kunjungan rutin ke dokter gigi. Berdasarkan penelitian ini
menunjukkan bahwa subjek dengan kelompok usia <30 tahun merupakan kelompok
subjek terbanyak dibandingkan dengan kelompok lainnya, yaitu berjumlah 14 (56%)
responden. Sesuai dengan penelitian sebelum ini menunjukkan bahwa subjek dengan
kelompok usia < 30 tahun merupakan jumlah subjek terbanyak yaitu 30(50%)
responden dibanding dengan kelompok lainnya.26 Hal ini disebabkan individu pada
usia tersebut banyak dipengaruhi oleh lingkungan seperti ketika individu tersebut
bergaul dengan teman-teman yang merokok biasanya lebih mudah terpengaruh.
Sementara itu, persentase frekuensi sikat gigi terbanyak adalah dua kali sehari
yaitu 21 (84%) responden. Hal ini sesuai dengan penelitian Siti muthi’atun yaitu
memiliki data bahwa sebanyak 55 (68.8%) responden pada kelompok usia dewasa
meyikat gigi sebanyak dua kali dalam sehari.27 Hal ini kerana responden sering
menyikat gigi ketika mandi yaitu pagi dan malam hari. Frekuensi menyikat gigi
sangat berpengaruh terhadap higiena oral. Seharusnya, kita perlu menyikat gigi
selepas sarapan, makan siang dan makan malam supaya debris makanan dapat
tersingkir dan langsung mengekalkan kebersihan gigi dan mulut.
Hasil penelitian mengenai kebiasaan merokok subjek penelitian terdiri atas
jumlah rokok yang dikonsumai per hari dan lama merokok. Berdasarkan banyaknya
rokok yang dikonsumsi per hari diperoleh hasilnya sebanyak 13 (52%) responden
diantaranya menghisap lebih dari 20 batang rokok per hari. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Deta Desiana yang menyatakan bahwa seramai 22
(52.38%) responden yang komsumsi rokok lebih 20 batang per hari. 28 Menurut
pengamatan hal tersebut terjadi kerana sebagian besar responden memiliki banyak

38
Universitas Sumatera Utara
39

waktu untuk merokok. Mereka juga mengatakan bahwa merokok dapat


menghilangkan stress selain dapat mengisi masa lapang.
Manakala untuk lama mengkomsumsi rokok yang paling ramai adalah
seramai 9 responden (36%) telah mengonsumsi rokok selama 6 – 10 tahun. Sesuai
dengan penelitian sebelum ini menyatakan bahwa 35 (43.8%) responden telah
komsumsi rokok selama kurang dari 10 tahun dan 28 (35%) responden merokok 11-
20 tahun dan seramai 17(21.3%) responden merokok lebih 20 tahun.27 Hasil
wawancara semasa dengan subjek penelitian, mereka sukar untuk berhenti merokok
karena sudah menjadi kebiasaan menghisap rokok sehingga ketagihan dan sukar
untuk berhenti merokok.
Berdasar pada penelitian ini,seramai 11 (44%) responden mengkomsumsi
rokok tembakau atau rokok putih. Sesuai dengan penelitian sebelum ini, seramai 77
(96.25%) responden mengkomsumsi rokek putih sedangkan seramai 3 (3.75%)
responden komsumsi rokok campuran.1 Jenis rokok juga dapat mempengaruhi
penelitian ini. Rokok memiliki berbagai jenis, secara garis besar rokok terbagi dua
macam, yaitu rokok yang memiliki gabus (filter) dan rokok yang tidak memiliki
gabus (lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok kretek lebih berbahaya
dibandingkan rokok filter karena tidak adanya filter yang dapat menyaring asap yang
dihisap oleh perokok aktif. Selain itu, rokok putih lebih beraroma selain harga
terjangkau murah. Rokok putih juga menguasai pasaran rokok di Indonesia dengan
jenama yang berbeda seperti Mevius, Marlboro dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini,seramai 14 (56%) responden mengalami
gingivitis ringan. Namun, inflamasi gingiva pada perokok memiliki rerata indeks
gingiva adalah 0.9 dalam kategori ringan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh M.Poana dan kawan-kawan paling banyak ditemukan status gingiva dengan
kategori inflamasi ringan sebanyak 41 (56,94%) responden.2 Pada dasarnya gingivitis
di sebabkan oleh bakteri plak yang menumpuk dan lama tidak di bersihkan sehingga
bisa terjadi peradangan dan kebersihan mulutnya kurang baik. Gusi bengkak dan
berdarah ketika menggosok gigi adalah indikator utama penyakit gusi berdarah atau
gingivitis. Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak dari pada bukan

39
Universitas Sumatera Utara
40

perokok. Ini dikarenakan di dalam rokok terdapat suatu zat yang berbahaya yang
bernama tar. Tar dapat di endapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga
permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah pelekatan plak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, seramai 16 (64%) responden memiliki
tingkat kebersihan sedang. Rata- rata indeks higiena oral adalah 2.7 dalam kategori
sedang dan pada perokok lebih buruk dibanding tidak perokok. Tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan olehPutri Emilia, seramai 53 (79.1%) responden memilik
tinggkat kebersihan buruk.30 Berdasarkan wawancara dan pemeriksaan yang
dilakukan, hal ini terjadi kerana perbedaan responden terhadap cara menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Metode bass adalah metode yang tepat untuk menyikat
gigi sehingga tiada lagi penumpukan plak yang apabila tidak dibersihkan akan
membentuk kalkulus dan akan memperparah status gingiva.
Penelitian ini memperoleh hasil mengenai status skor gingiva terhadap
perokok yang komsumsi rokok lebih 20 batang per hari seramai 8 (57.1%) responden
adalah gingivitis ringan. Namun, sesuai dengan penilitian Katarina dan kawan-kawan
menyatakan bahwa paling banyak ditemukan perokok yang menghisap >14 batang
per hari dengan status gingiva inflamasi ringan sebanyak 16 (57.1%) responden.29
Tanda klinis terjadinya inflamasi terlihat pada perokok. Hal ini mungkin disebabkan
oleh adanya perubahan respon inflamasi atau perubahan respon vaskularisasi
gingiva. Perubahan vaskularisasi gingiva akibat merokok akan menyebabkan
terjadinya inflamasi gingiva. Dilatasi pembuluh darah kapiler, diikuti dengan
peningkatan aliran darah pada gingiva dan infiltrasi agen-agen inflamasi sehingga
dapat menimbulkan terjadinya pembesaran gingiva.3
Derajat kebersihan gigi dan mulut yang diukur berdasarkan debris dan
kalkulus yang menutupi permukaan gigi. Debris adalah lapisan lunak yang terdapat
di atas permukaan gigi yang terdiri atas bakteri dan sisa makanan. Kalkulus
merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi
mahkota dan akar gigi. Hasil penelitian ini, seramai7 (77.8%) responden
mencatatkan skor indeks higiena oral buruk yang merokok lebih dari 20 batang.
Penelitian sebelum ini menyatakan bahwa seramai 69(81.2%) responden

40
Universitas Sumatera Utara
41

mencatatkan skor kebersihan mulut buruk.31 Hal ini terjadi kerana terdapat responden
dengan susunan gigi yang tidak beraturan atau gigi berjejal. Gigi berjejal merupakan
predisposisi dari retensi plak dan mempersulit upaya menghilangkan plak. Susunan
gigi yang tidak teratur seringkali disertai dengan inflamasi gingiva, kecuali bila
teknik menyikat gigi di lakukan dengan tepat.
Upaya-upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat di lakukan dengan
mengontrol makanan seperti makanan lunak dan lengket serta mengandung sukrosa
perlu dihindari karena selain dapat menyebabkan penumpukan plak, juga dapat
menghasilkan substansi untuk pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu maka sudah
seharusnya gingivitis dicegah dengan cara-cara seperti, melakukan sikat gigi
sekurang-kurangnya dua kali sehari dan selepas mengkomsumsi makanan. Pastikan
sikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat, makanlah makanan yang bergizi dan
berserat berguna untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi, minumlah cukup air, setelah
makan minumlah air untuk mengurangi sisa-sisa makanan, hal ini tentu mengurangi
jumlah bakteri yang di rongga mulut.

41
Universitas Sumatera Utara
42

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Data status periodontal penelitian ini menunjukkanbahwa seramai 14 (56%)
responden mengalami gingivitis ringan dan seramai 11 (44%) responden mengalami
gingivitis sedang. Namun, inflamasi gingiva pada perokok memiliki rerata indeks
gingiva adalah 0.9 dalam kategori ringan. Selain itu, seramai 16 (64%) responden
memiliki tingkat kebersihan mulut sedang dan seramai 9 (36%) responden memiliki
tingkat kebersihan mulut buruk. Rata- rata indeks higiena oral adalah 2.7 dalam
kategori sedang.
Distribusi status gingiva berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari
paling banyak dijumpai subjek penelitian seramai 8 orang perokok yang merokok
lebih dari 20 batang/hari dengan status inflamasi ringgan sebesar 57.1%. Distribusi
status gingiva berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari paling banyak
dijumpai subjek penelitian seramai 7 orang perokok yang merokok lebih dari 20
batang/hari dengan memiliki indeks higena oral buruk sebesar 77.8 %.

6.2 Saran
Perlu dilakukan survei pada mahasiswa dan karyawan di Universitas
Sumatera Utara, mengenai seberapa jauh pemahaman dan informasi yang diperoleh
mengenai bahaya merokok hingga saat ini. Hal ini terkait dengan seberapa besar
motivasi responden untuk berhenti merokok setelah mendapat edukasi mengenai
bahaya merokok bagi kesehatan.
Perlu diadakan konseling berhenti merokok yang memberikan informasi
mengenai bahaya merokok dan berbagai penyakit yang dapat timbul karenanya, serta
memberikan pendampingan pada pihak-pihak yang ingin berhenti merokok.

42
Universitas Sumatera Utara
43

DAFTAR PUSTAKA

1. Djokja RM, Lampus BS, Mintjelungan C. Gambaran Perokok dan Angka


Kejadian Lesi Mukosa Mulut di desa MonsonganKecamatan Banggai
Tengah.Jurnal e-GiGi (eG) 2013; 1(1): 38-44.
2. Poana PM, Mariati NW, Anindita PS. Gambaran Status Gingiva Pada Perokok
Di Desa Buku Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal e-GiGi
(eG) 2015; 3(1): 223-228.
3. Ramadhani ZF, Tri Putri DK, Cholil. Prevalensi Penyakit Periodontal Pada
Perokok Di Lingkungan Batalyon Infanteri 621/ Mamuntung Barabai Hulu
Sungai Tengah. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi 2014; 2(2): 115-119.
4. Dorotheo U, Ratanachena S, Ritthiphakdee B, Assunta M, Villarreiz D,Reyes
JL. ASEAN Tobacco Tax Report Card. 4 th ed., Singapore: Southeast Asia
Tobacco Control Alliance., 2013: 1-3.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013; 132-135.
6. Komasari D, Helmi AF.Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja.
Jurnal Psikologi 2000; 38-47.
7. Nelis S, Machmud R. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Status Kesehatan
Jaringan Periodontal. Jurnal Kedokteran Gigi Unej 2015; 12(2): 71-74.
8. Caldwell E. Berhenti Merokok. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta., 2001: 1-57.
9. Kamus Besar Bahasa Indonesia. hhtp://kbbi.web.id (20 Agustus 2017)
10. Anonymous. Peraturan Pemerintah Ripublik Indonesia Nomor 19. Tentang
Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan 2003; 1-3.
11. Tirtosastro S, Murdiyati AS. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok.Buletin
Tanaman Tembakau,Serat & Minyak Industri 2(1) 2010; 33-43.
12. Mackay J, Eriksen M. The Tobacco Atlas. Switzerland: World Health
Organization., 2002: 1-33.
13. Kusuma ARP.Pengaruh Merokok terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut.
Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung 2011; 1-8.

43
Universitas Sumatera Utara
44

14. Sadli M, Riantirtando R. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan


Kejadiaan Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 40 Tahun Keatas Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tegalgubuk Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon. Jurnal
Kesehatan Kartika 2010; 18(1): 18-25.
15. Anonymous. The Global Adult Tobacco Survey. Indonesian Report 2011; 81-82.
16. Fauzi R, Mohammad K, Antojo A, Soewarso K. Indonesia Tobacco Atlas.
Jakarta: Tobacco Control Support Center.,2013: 1- 15.
17. Badar. Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Diploma III Keperawatan. J Husada
Mahakam 2015; 4(1): 1-25.
18. Nield-Gehrig JS, Willmann DE. Foundation of Periodontics for The Dental
Hygienist. Baltimo: Lippincott Williams & Wilkins., 2003:1-8,135-8.
19. Zubardiah L. Jaringan Periodonsium Anatomis, Klinis dan Histologis. Jakarta:
Universitas Trisakti., 2011: 1-10.
20. Herawati, Sunariani J. The Effect of Nicotine on the Periodontal Tissue.
Indonesian Jurnal of Tropical and Infection Disease 2010; 1(3): 151-154.
21. Pejcic A, Obradovic R, Kesic L, Kojovic D. Smoking and Periodontal Disease a
Review. Journal of Medcine and Biology 2007; 14(2): 53-59.
22. Achmad AB. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis media.,
2002: 132-138.
23. Al-Bayaty FH, Baharuddin NA, Abdulla MA,Mohd Ali H, Arkilla MB,
Albayaty M. The Influence of Cigarette Smoking on Gingival Bleeding and
Serum Concentrations of Haptoglobin and Alpha 1- Antitrypsin. Malaysia.
Hindawi Publishing Co., 2013: 1-6.
24. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 5 th ed.,
Jakarta: Sagung Seto., 2014: 352-365.
25. Daliemunthe SH. Periodonsia. Edisi Revisi., Medan: Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara., 2008: 45-61.
26. Usananthini C. Pengaruh Merokok Terhadap Pembentukan Stein Sebagai Faktor
Risiko Penyakit Periodontal Pada Pasien Perokok di Instalasi Periodonsia

44
Universitas Sumatera Utara
45

RSGM USU. Thesis. Medan: Program Studi Kedokteran Gigi FKG USU, 2016:
1-40.
27. Siti MN. Perbedaan Status Periodontal Pada Perokok Ringan, Sedang Dan Berat
Di Fakultas Kedokteran Gigi USU. Thesis. Medan: Program Studi Kedokteran
Gigi FKG USU, 2016: 1-40
28. Dita D. Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Kejadian Gingivitis Pada Laki-
Laki Usia 17-25 Tahun Di RT 03 Desa Rancamulya Sumedang Utara. Thesis.
Bandung: Program Studi Keperawatan Gigi Poliklinik Kesehatan Bandung,
2015: 1-40.
29. Manibuy KD, Pangemanan DH.C, Siagian KV. Hubungan Kebiasaan Merokok
Dengan Status Gingiva Pada Remaja Usia 15-19 Tahun. Jurnal e-GiGi 2015;
3(2): 556-560.
30. Putri E. Efek Merokok Terhadap Kondisi Periodontal Pada Tukang Becak Di
Kelurahan Tanjung Rejo Kota Medan. Thesis. Medan: Program Studi
Kedokteran Gigi FKG USU, 2009: 1-40.
31. Kun SK, Kusuma AP. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Status
Periodontal Pada Pria Perokok Buruh Bongkar Muat Pelabuhan Tanjung Emas
Semerang Tahun 2013; 25-35.
32. Suhanda DJ, Pangemanan DH.C, Juliatri.Gambaran Kebutuhan Perawatan
Periodontal Pada Perokok Di Desa Matungkas Kecamatan Dimembe. Jurnal e-
GiGi 2015; 3(1): 108-114.
33. Gede YI, Pandelaki K, Mariati NW. Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi
Dan Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Sma Negeri 9
Manado. Jurnal e-GiGi (eG) 2013; 1(2).84-8.
34. Roemer R. Legislative Action To Combat The World Tobacco Epidemic. 2 nd
ed., Philadelphia: WB Saunders., 2000: 1-60.
35. Sitepoe M. Kekhususan Rokok Indonesia. 2 nd ed., Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia., 2000:1-30.

45
Universitas Sumatera Utara
46

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat Pagi/Siang,

Bersama ini saya, Irwan Nur Hakim adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul
“GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PENDERITA GINGIVITIS YANG
MEROKOK YANG DIRAWAT DI INSTALASI PERIODONSIA RSGMP
USU”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan status


kesehatan jaringan pendukung gigi pada perokok ringan, sedang, dan berat di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Selain itu, tujuan jangka
panjang dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan rongga
mulut masyarakat khususnya bagi perokok di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara. Disamping itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
motivasi dan edukasi bagi para perokok untuk tetap menjaga kebersihan rongga
mulutnya.

Manfaat penelitian ini bagi Bapak adalah memberi pengetahuan kepada Bapak
tentang status kesehatan jaringan pendukung gigi akibat merokok. Merokok dapat
menyebabkan beberapa masalah dalam rongga mulut seperti terdapat banyak noda
pada gigi, banyak karang gigi, gusi menjadi lebih mudah berdarah pada saat menyikat
gigi, bahkan gigi akan menjadi goyang sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan
rongga mulut yang lebih baik. Diharapkan, setelah mengetahui status kesehatan
jaringan pendukung gigi, Bapak mampu menjaga kebersihan rongga mulut dan
mengurangi kebiasaan merokok.

Perlakuan yang diterima oleh Bapak adalah pertama kami akan memilih
peserta penelitian sesuai dengan persyaratan yang ditentukan kemudian Bapak akan
menandatangani surat tanda kesediaan untuk turut serta dalam penelitian ini.

46
Universitas Sumatera Utara
47

Selanjutnya, Bapak akan mengisi lembar pertanyaan yang saya berikan. Setelah itu
saya akan melakukan pemeriksaan menggunakan kaca mulut dan sonde untuk melihat
kondisi rongga mulut dan pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit pada rongga
mulut Bapak. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 10 menit per orang.

Sebanyak 55 orang akan ikut dalam penelitian ini yaitu semua peserta adalah
laki-laki yang merokok di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara yang berusia 18 tahun keatas, dan setuju untuk menjadi peserta
penelitian.

Data yang diperoleh nantinya akan saya simpan dengan baik dan dijamin
kerahasiaannya, begitu juga ketika hasil penelitian ini akan saya publikasikan.

Kesediaan Bapak sangat saya hargai dan bukan merupakan paksaan. Sewaktu-
waktu bila Bapak ingin mengundurkan diri dapat mengajukan pada saya dan saya
berjanji hal ini tidak akan mengurangi pelayanan yang diberikan selama berobat di
RSGM USU.

Sebagai tanda terima kasih atas partisipasi Bapak dalam penelitian ini, saya
akan memberikan sebuah sikat dan pasta gigi sehingga Bapak dapat lebih menjaga
kesehatan rongga mulut.

Bila ada hal yang kurang berkenan atau merasa kenyamanan terganggu,
Bapak dapat menghubungi saya Irwan Nur Hakim (telp: 081377187212).

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan
waktu Bapak, saya ucapkan terima kasih.

Mahasiswa Peneliti,

(Irwan Nur Hakim)

47
Universitas Sumatera Utara
48

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

No. Telp/Hp :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap mengenai


penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan pada penelitian yang berjudul:
“GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PENDERITA GINGIVITIS
YANG MEROKOK YANG DIRAWAT DI INSTALASI PERIODONSIA
RSGMP USU”
Maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan
menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.
Medan,

Mahasiswa peneliti, Peserta Penelitian,

( Irwan Nur Hakim ) ( )

48
Universitas Sumatera Utara
49

Lampiran 3
Nomor................
Tanggal:………...

INSTALASI PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PEMERIKSAAN PASIEN

“GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PENDERITA GINGIVITIS YANG


MEROKOK YANG DIRAWAT DI INSTALASI PERIODONSIA RSGMP
USU”

A. Biodata

No Kartu Pendaftaran :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : P/L
No Telp/Hp :
Alamat :
Pekerjaan :
Tingkat Pendidikan : Tidak sekolah/SD/SMP/SMU/D3/S1/S2/S3

Status Perkhawinan : Menikah/Tidak Menikah


Bila Menikah : Jumlah Anak yang dimiliki:........orang

49
Universitas Sumatera Utara
50

B. Lingkari Jawaban pada pertanyaan pilihan


Kebiasaanumum
1) Berapa kali anda menyikat gigi anda dalam sehari?
A. 1 kali
B. 2 kali
C. 3 kali
D. >3kali

2) Kapan waktu yang anda gunakan untuk menyikat gigi?

A. Setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur

B. Sebelum sarapan pagi dan malam sebelum tidur

C. Setiap selesai mandi

D. Tidak tentu

3) Berapa lama biasanya anda menyikat gigi?

A.Kurang dari 1 menit

B.1-2 menit

C.Lebih dari 2 menit

D.Tidak tentu

4) Pernakah anda ke dokter gigi untuk skelling/pembersihan karang gigi dalam 6


bulan terakhir?
A. Ya
B. Tidak
5) Apakah anda mempunyai kebiasaan menyirih?
A. Ya
B. Tidak
6)) Menurut anda berapa lama sebaiknya kita berkunjung ke dokter gigi?
A. 1 tahun sekali
B. 6 bulan sekali

50
Universitas Sumatera Utara
51

C. 3 bulan sekali
D. kalau sakit gigi saja

Kebiasaanmerokok

7) Jenis rokok yang anda konsumsi?


A. kretek
B. Tembakau
C. Kombinasi
8) Kapan saja anda merokok?

A. Ketika stress atau jenuh

B. Ketika selesai makan

C. Ketika berkumpul bersama teman 13

D. Kapan saja

9) Sudah berapa lama anda mengonsumsi rokok?

A.1-5 tahun
B.6-10 tahun

C.11-15 tahun
D.>15 tahun
10Berapa banyak jumlah rokok yang anda konsumsi per hari?
A. < 10 batang rokok per hari
B. 10-15 batang rokok per hari
C. 16-20 batang rokok per hari
D. >20 batang rokok per hari

51
Universitas Sumatera Utara
52

Indeks gingiva
V
O
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
O
V

Skor indeks gingiva Derajat keparahan gingivitis

Oral higena indeks (OHI)


CI V
O
DI V
O
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
CI O
V
DI O
V

Skor CI Skor DI Skor OHI Level OH

Skor indeks gingiva Kondisi gingiva


0.1-1.0 Ringan
1.1-2.0 Sedang
2.1-3.0 Berat

OHI : CI + DI
OH : Baik (0.0-1.2), Sedang (1.3-3.0), Buruk (3.1-6.0)

52
Universitas Sumatera Utara
53

Lampiran 4

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

1.Peralatan Penelitian

No Peralatan Kuantitas Harga satuan (Rp)


1 Kaca mulut 1 unit Rp31.000,-
2 Sonde halfmoon 1 unit Rp 20.000,-
3 Pinset 1 unit Rp 35.000,-
4 Nierbeken 1 unit Rp 25.000,-
Sub Total Rp 111.000,-

2. Bahan Penelitian

No Peralatan Kuantitas Harga Jumlah harga


satuan (Rp) (Rp)
1 Sarung tangan 2 kotak Rp 56.000,- Rp 112.000,-
disposible
2 Masker 1 kotak Rp 24.000,- Rp 24.000,-
3 Celemek 2 set Rp 50.000,- Rp 100.000,-
4 Alcohol 70% 1L Rp 30.000,- Rp 30.000,-
5 Sabun cuci tangan 255ml Rp 25.000,- Rp 25.000,-
6 Tisu 4 pack Rp 10.000,- Rp 40.000,-
Sub Total Rp 331.000,-

53
Universitas Sumatera Utara
54

3. Administrasi dan lain-lain

No Peralatan Kuantitas Harga Jumlah Harga


Satuan (Rp) (Rp)
1 Fotokopi lembar 70 set Rp 1.000,- Rp 70.000,-
pemeriksaan
2 Administrasi Ethical - - Rp 100.000,-
Clearance
3 Pembelian 60 unit Rp 5.000,- Rp 300.000,-
souvenir(Sikat dan
pasta gigi)
4 Alat tulis 1 kotak Rp 12.000,- Rp 12.000,-

Sub Total Rp 482.000,-

4. Total dana yang dibutuhkan

No Keterangan Jumlah (Rp)


1 Peralatan Penelitian Rp 111.000,-
2 Bahan Penelitian Rp 331.000,-
3 Administrasi dan lain- Rp 482.000,-
lain
4 Biaya Tak Terduga Rp 300.000,-
Total Rp 1.224.000,-

Total Biaya Penelitian Rp 1.224.000,-

Terbilang : “Satu Juta Dua Ratus Dua Puluh Empat Ribu Ruppiah”

54
Universitas Sumatera Utara
55

Lampiran 5

PERSONALIA

1. Kepala peneliti

a. Nama Lengkap : Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio

b. Pangkat : Dosen Pembimbing

c. Fakultas/Jurusan : Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

d. Waktu Penelitian : Desember 2016 – September 2017

e. Tempat Penelitian : Instalasi Periodonsia RSGM USU

2. Peneliti

a. Nama Lengkap : Irwan Nur Hakim B. Ikhsan

b. NIM : 130600234

c. Pangkat : Mahasiswa

d. Fakultas/Jurusan :Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

e. Waktu Penelitian : Desember 2016 – September 2017

f. Tempat Penelitian : Instalasi Periodonsia RSGM USU

55
Universitas Sumatera Utara
56

DATA HASIL PENELITIAN PENDERITA GINGIVITIS YANG MEROKOK


INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU
JUNI 2017 – JULI 2017

No Jenis Kelamin Usia Pendidikan Keterangan


1 L 21 SD
2 L 38 S1
3 L 28 D3
4 L 28 SMU
5 L 28 SMP
6 L 23 SD
7 L 25 SMP
8 L 43 SD
9 L 40 D3
10 L 25 SD
11 L 27 SD
12 L 25 SMU
13 L 24 SMP
14 L 26 SMU
15 L 29 SD
16 L 25 SD
17 L 37 S1
18 L 45 SD
19 L 47 D3
20 L 35 SD
21 L 33 SD
22 L 42 S1
23 L 41 SMU

56
Universitas Sumatera Utara
57

24 L 23 SMP
25 L 24 SD

Hasil Analisis Data

Berapa Kali Anda Menyikat Gigi Anda dalam Sehari


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 Kali 1 4.0 4.0 4.0
2 Kali 21 84.0 84.0 88.0
3 Kali 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

KapanWaktu yang Anda Gunakan untuk Menyikat Gigi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SetelahSarapanPagidanMala 1 4.0 4.0 4.0
mSebelumTidur
SebelumSarapanPagidanMal 3 12.0 12.0 16.0
amSebelumTidur
SetiapSelesaiMandi 21 84.0 84.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Berapa Lama Biasanya Anda Menyikat Gigi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurangdari 1 Menit 6 24.0 24.0 24.0
1-2 Menit 12 48.0 48.0 72.0
> 2 Menit 6 24.0 24.0 96.0
TidakTentu 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

57
Universitas Sumatera Utara
58

Pernahkah Anda ke Dokter Gigi untuk Pembersihan Karang Gigi


dalam 6 Bulan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 7 28.0 28.0 28.0
Tidak 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Apakah Anda Mempunyai Kebiasaan Menyirih


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 25 100.0 100.0 100.0

Menurut Anda Berapa Lama Sebaiknya Kita Berkunjung ke Dokter Gigi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 BulanSekali 7 28.0 28.0 28.0
3 BulanSekali 1 4.0 4.0 32.0
KalauSakit Gigi Saja 17 68.0 68.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Jenis Rokok yang Anda Konsumsi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kretek 5 20.0 20.0 20.0
Tembakau 11 44.0 44.0 64.0
Kombinasi 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

58
Universitas Sumatera Utara
59

Kapan Saja Anda Merokok


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KetikaStresatauJenuh 1 4.0 4.0 4.0
KetikaSelesaiMakan 3 12.0 12.0 16.0
KetikaBerkumpulBersamaTe 3 12.0 12.0 28.0
man
KapanSaja 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Sudah Berapa Lama Anda Mengkonsumsi Rokok


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-5 Tahun 7 28.0 28.0 28.0
6-10 Tahun 9 36.0 36.0 64.0
11-15 Tahun 4 16.0 16.0 80.0
> 15 Tahun 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 10 BatangRokok Per Hari 3 12.0 12.0 12.0
10-15 BatangRokok Per Hari 6 24.0 24.0 36.0
16-20 BatangRokok Per Hari 3 12.0 12.0 48.0
> 20 BatangRokok Per Hari 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Gingival Index
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 14 56.0 56.0 56.0
Sedang 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

59
Universitas Sumatera Utara
60

Oral Hygiene Index (OHI)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk 9 36.0 36.0 36.0
Sedang 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gingival Index 25 .30 1.60 .9080 .37851
Oral Hygiene Index (OHI) 25 1.60 4.30 2.7080 .77132
Valid N (listwise) 25

Gingival Index * Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
Crosstabulation
Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
< 10 Batang 10-15 Batang 16-20 Batang > 20 Batang
Rokok Per Rokok Per Rokok Per Rokok Per
Hari Hari Hari Hari Total
Gingival Ringan Count 0 4 2 8 14
Index
% within Gingival .0% 28.6% 14.3% 57.1% 100.0%
Index
Sedang Count 3 2 1 5 11
% within Gingival 27.3% 18.2% 9.1% 45.5% 100.0%
Index
Total Count 3 6 3 13 25
% within Gingival 12.0% 24.0% 12.0% 52.0% 100.0%
Index

60
Universitas Sumatera Utara
61

Oral Hygiene Index (OHI) * Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
Crosstabulation
Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
10-15 16-20
< 10 Batang Batang Batang > 20 Batang
Rokok Per Rokok Per Rokok Per Rokok Per
Hari Hari Hari Hari Total
Oral Hygiene Index Buruk Count 0 1 1 7 9
(OHI)
% within Oral .0% 11.1% 11.1% 77.8% 100.0%
Hygiene Index (OHI)
Sedang Count 3 5 2 6 16
% within Oral 18.8% 31.3% 12.5% 37.5% 100.0%
Hygiene Index (OHI)
Total Count 3 6 3 13 25
% within Oral 12.0% 24.0% 12.0% 52.0% 100.0%
Hygiene Index (OHI)

61
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai