2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1729
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PENDERITA
GINGIVITIS YANG MEROKOK YANG DIRAWAT DI
INSTALASI PERIODONSIA RSGM USU
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 130600234
Dosen Pembimbing:
MEDAN 2017
X + 42 halaman
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sering dijumpai sehari-hari.
Kebiasaan ini tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat
menimbulkan kondisi patologis di rongga mulut. Gingiva merupakan salah satu
bagian jaringan lunak mulut. Panas dan akumulasi produk hasil pembakaran rokok
dapat mempengaruhi respon inflamasi gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gambaran status periodontal penderita gingivitis yang merokok yang dirawat di
InstalasiPeriodonsia di RSGM USU. Penelitian ini adalah analitik observasional.
Sampel penelitian yaitu laki-laki yang merokok yang berkunjung ke Instalasi
Periodonsia RSGM USU. Sampel berjumlah 25 orang dan pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 25
orang subjek penelitian yang diperiksa, 57.1% perokok yang menghisap rokok > 20
batang per hari memiliki status gingiva inflamasi ringan dan 77.8% perokok yang
menghisap rokok > 20 batang per hari memiliki indeks higena oral buruk. Berdasarka
jumlah rokok yang dihisap per hari maupun lamanya merokok, tiada perokok yang
memiliki status gingiva normal dan tidak ditemukan perokok dengan status gingiva
inflamasi berat.
Kata kunci: perokok, status gingiva, indeks higena oral
Daftar Rujukan: 35 (2000–2016).
X + 42 pages
Smoking is a habit that we often encounter in daily life. Besides its systemic
effect, smoking can also lead to pathological conditions in the oral cavity. Gingiva is
one of the soft tissues of the mouth. Accumulation and combustion products of
cigarettes can affect the response of gingival inflammation. This study aimed to
describe the status of periodontal in smokers in Periodontal Department RSGM USU.
This was a descriptive study. Samples were males had the smoking habit. Samples
were 25 people obtained by purposive sampling method. The results showed that
57.1% of smokers who smoked >20 cigarettes per day had light inflammation of the
gingiva and 77.8% of smokers who smoked >20 cigarettes per day had severe oral
hygiene index. Conclusion: Based on the number of cigarettes smoked per day and
duration of smoking, no one of smokers had normal gingival status and there was no
smokers with severe inflammation of the gingiva.
Keywords: smoker, gingival status, oral hygiene index
References: 35 (2000–2016).
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 130600234
DosenPembimbing:
MEDAN 2017
TIM PENGUJI
...………….
NIP. 197801302002122002
.......……….
NIP. 1978100220031220
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa tak bosan-bosannya penulis
ucapkan karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini selesai disusun sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada kedua orangtua tercinta, Ikhsan B. Kasbin dan Roskintan Bt. Mansor dan
kepada adik-adik tersayang Irsammuddin,Irham Mukhriz,Irfaizi dan Muhammad
Irsyad Aiaman yang telah memberikan segala yang dibutuhkan penulis mulai dari
semangat dan motivasi hingga kasih saying dan do’a yang tiada putus-putusnya.
Terima kasih sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada Krisnamurthy Pasaribu,
drg.,Sp. Perio selaku dosen pembimbing dan sekretaris Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang tak jemu-jemu
meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr.Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Aida Fadhila Darwis, drg., MDScselaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan semangat dan membimbing penulis selama menjalani
pendidikan.
3. Seluruh staf pengajar, pegawai dan senior co-ass Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah
banyak membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
4. Ibu Maya Fitria selaku ahli statistik kesehatan yang sudah sangat membantu
penulis dalam proses pengolahan data.
5. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia Anushka, Darshini,
Saipriya dan teman-teman lain yang telah memberikan banyak semangat dan
vii
Universitas Sumatera Utara
bantuan serta seluruh teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu
dalam pembuatan skripsi ini.
6. Sahabat terbaik penulis yaitu Ida Sharina, Ajey, Amer Nataniel yang selalu
ada untuk membantu dan saling memberikan semangat dan dukungan.
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN TIM PENGUJI
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……...………........................……………….... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 TujuanPenelitian…...………...................................................... 3
1.4 ManfaatPenelitian…………………………....……………....... 3
ix
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian……………………………….........…………….. 20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….. 20
3.2.1 Lokasi Penelitian.......................................................................... 20
3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................................... 20
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................... 20
3.3.1 Populasi.......................................................................................... 20
3.3.2 Sampel........................................................................................... 20
3.3.3 Besar Sampel................................................................................ 21
3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi........………………………….......... 21
3.4.1 Kriteria Inklusi.............................................................................. 21
3.4.2 Kriteria Eksklusi............................................................................ 22
3.5 Variabel Penelitian.......………………………………………......... 22
3.5.1 Variabel Bebas.............................................................................. 22
3.5.2 Variabel Tergantung..................................................................... 22
3.5.3 Variabel Terkendali...................................................................... 22
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali............................................................ 22
3.5.5 Definisi Operational..................................................................... 23
3.6 Alat Dan BahanPenelitian………………………………………… 23
3.6.1 Alat Penelitian.............................................................................. 23
3.6.2 Bahan Penelitian........................................................................... 23
3.7Proses Pengambilan Dan Pengumpulan Data…………………….. 24
3.7.1 Pengisian Kuisioner....................................................................... 24
3.7.2 Indeks Gingiva.............................................................................. 24
3.7.3 Indeks HiginaOral........................................................................ 25
3.7.4 Skema Alur Penelitian.................................................................. 27
3.8 Pengolahan Dan Analisis Data........................................................ 28
3.9Etika Penelitian…………………………………………………...... 28
BAB 5 PEMBAHASAN................................................................................. 35
LAMPIRAN
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kandungan rokok. 5
2 Bahagian gingiva. 13
3 Tahap gingivitis. 14
4 Definisi operational. 23
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2 Jenis rokok. 9
3 Anatomi gingiva. 12
4 Semasa Pemeriksaan 28
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
xiii
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Sumatera Utara
2
800 juta. Selain itu,Indonesia merupakan salah satu dari 5 negara yang terbanyak
perokoknya di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang
berkembang serta memiliki tingkat komsumsi rokok dan produksi rokok yang
tinggi.1
ASEAN Tobacco Tax Report Card melaporkan bahwa untuk persentase
jumlah perokok aktif,Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara
(36.1%), diikuti Filipina (28.3%), Laos (25.5%), Thailand (24.0%), Vietnam
(23.8%), Myanmar (23.1%), Malaysia (21.5%), Kemboja (19.5%), Brunei (17.0%)
dan Singapura (13.6%).4
Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013) menyatakan bahwa
jumlah perokok lelaki yang merokok setiap hari di Indonesia mencapai sekitar
(47.5%). Manakala jumlah perokok lelaki yang merokok kadang-kadang adalah
(9.2%). Jumlah ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun.5 Perilaku merokok bagi
kehidupan manusia merupakan kegiatan yang ‘fenomenal’. Artinya meskipun sudah
diketahui akibat negatif dari merokok namun jumlah perokok semakin meningkat. 6
Bila seseorang mempunyai kebiasaan merokok akan memberikan dampak
negatif terhadap kesehatan masyarakat yang secara langsung ataupun tidak langsung
akan meningkatkan biaya pelayanan kesehatan yang harus dikeluarkan pemerintah
untuk mengobati anggota masyarakat yang menghidap berbagai penyakit yang
disebabkan oleh rokok. Merokok secara jelas dapat meningkatkan risiko untuk
terkena berbagai penyakit dan dapat berkembang menjadi kondisi patologik yang
menyebabkan kematian. Setiap tahunnya rokok telah membunuh sekitar 200000
orang di Indonesia.7
Zuhda Febrina Ramadhani dan kawan-kawan menyatakan bahwa angka
kejadian penyakit periodontal pada perokok di lingkungan batalyon infanteri
621/Manuntung Barabai, Hulu Sungai Tengah berupa gingivitis yaitu 27 orang atau
sebesar (60%). Jumlah yang mengalami periodontitis yaitu 2 orang atau sebesar
(4,4%) dan jumlah yang normal yaitu 16 orang atau sebesar (35,6%). Hal ini
2
Universitas Sumatera Utara
3
menunjukkan dari sejumlah sampel yang diperiksa lebih dari setengahnya masuk
dalam kategori gingivitis setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan skor akhir. 3
Pada penelitian ini telah dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu untuk
mengetahui banyaknya perokok dan jenis rokok yang dikomsumsi. Pada umumnya
subjek penelitian ini mengonsumsi rokok filter yaitu rokok yang bahan bakunya daun
tembakau yang diberi perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu dan
terdapat gabus sebagai filter pangkalnya yang berfungsi sebagai penyaring tar yang
akan terhirup masuk ke rongga mulut saat rokok dihisap.8
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
bertajuk Gambaran Status Periodontal Penderita Gingivitis Yang Merokok Yang Di
Rawat Di Instalasi Periodonsia RSGM USU.
3
Universitas Sumatera Utara
4
4
Universitas Sumatera Utara
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
Universitas Sumatera Utara
6
Setiap rokok yang berada di pasaran diperbuat dari pelbagai jenis tembakau
akan memberikan rasa dan aroma berbeda. Bahan tambahan lain seperti menthol
yang akan memberikan rasa dingin dan cengkih banyak digunakan untuk
memberikan rasa yang berbeda pada setiap rokok. Rasa dan aroma yang
harum,wangi dan menyegarkan merupakan pilihan utama dalam penghasilan rokok
dengan jenis tembakau yang bermutu tinggi.11
Walaupon banyak penelitian sebelumnya menyatakan terdapat perbedaan
terhadap kandungan rokok. Namun terdapat kandungan rokok yang paling berbahaya
pada tubuh perokok adalah nikotin, tar dan karbon monoksida. Nikotin merupakan
komponen yang paling banyak dijumpai di dalam rokok.Nikotin yang tertangkap
difilter sebesar 100-300mg per batang.11 Nikotin juga mengganggu sistem saraf
simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain
meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung
(miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin adalah zat, atau bahan
senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan
ketergantungan.10
6
Universitas Sumatera Utara
7
7
Universitas Sumatera Utara
8
pertama adalah perokok ringan yaitu perokok yang menghabiskan 10 batang rokok
atau kurang dari 10 batang rokok dalam sehari sebesar (53.9%). Kelompok kedua
adalah perokok berat yaitu perokok yang merokok lebih dari 10 batang sehari sebesar
(46.1%).14
8
Universitas Sumatera Utara
9
100
93
89,2
90 86 85,7 86,3
82,8
78,3 80
80 73,7 74,1 73,3
70 64,4
61,4
60
50 43,9 aktif
40 pasif
30
20
10
9
Universitas Sumatera Utara
10
cengkeh. Kretek juga terdiri dari perasa yang eksotik dan eugenol, dimana eugenol
memiliki efek anastesi, membuat setiap hisapan rokok menjadi lebih berbahaya.16
Pipa terbuat dari batu atau tanah liat. Tembakau diletakkan dimangkok ujung
dan asapnya dihisap dari ujung tangkai. Cerutu dibuat dari fermentasi tembakau
digulung dengan daun tembakau sebagai pembungkusnya. Semakin lama proses
fermentasi akan menghasilkan tingkat konsentrasi karsinogenik yang tinggi dan
pengeluaran senyawa ini dilakukan saat pembakaran. 16
10
Universitas Sumatera Utara
11
sesuatu perkara. Orang tua yang merokok didepan anak-anak yang masih muda ini
adalah kerana mereka mempunyai dua tanggapan yaitu pertama melihat orang tuanya
merokok membuatkan mereka merasakan diri lebih gagah dan dewasa dan yang
kedua adalah mereka sudah terbiasa dengan asap rokok di ruangan rumah sehingga
dikemudian kelak mereka gampang berubah dari perokok pasif ke perokok aktif. Jika
seorang anak itu merokok dengan sembunyi adalah kerana takut dimarahi oleh orang
tuanya dan memang karena orang tuanya tidak merokok dan tidak menyukai orang
yang merokok sehingga mereka merokok secara sembunyi-sembunyi agar tidak
diketahui oleh orang tuanya.17
Faktor yang paling berpengaruh adalah teman sebaya. Teman merupakan
orang yang lebih dekat dengan kita setelah keluarga kita. Seseorang itu mudah untuk
merokok dan agak susah untuk berhenti jika temannya juga seorang perokok aktif
dan sentiasa mendampinginya seperti dirumah,dikost atau sebilik dengan teman yang
merokok dan ditempat makan yang boleh berkumpul bersama teman-teman.
Keinginan untuk merokok amat tinggi kerana jati diri dalam diri perokok rendah
selain dari faktor psikologi.17
Dari pengaruh teman sebaya, faktor peribadi juga banyak mempengaruhi
seseorang itu merokok kerana perasaan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
masalah mental dan fizikal. Perasaan ingin tahu ini selalunya dilahirkan sejak usia
dini lagi terutamanya dikalangan anak-anak yang sedang membesar yaitu usia remaja
dimana perasaan ingin tahu tentang kenikmatan yang didapat hasil dari merokok.
Merokok dapat membebaskan diri dari masa lapang,kepercayaan diri sebagai seorang
lelaki yang ganteng merupakan alasan utama yang sering timbul dikalangan perokok
aktif yang telah sekian lama merokok.17
Faktor lingkungan seperti anggapan orang ramai terhadap si perokok turut
memainkan peranan dalam mendorong seseorang itu untuk merokok. Anggapan
orang ramai terhadap perokok itu melihatkan mereka lebih kelihatan dewasa,
menunjukkan diri lebih berdikari, bersosialisasi dan dapat menyesuaikan diri dengan
teman-teman perokoknya serta meningkatkan rasa percaya diri mereka. Selain itu,
sikap tidak pedulidan kurang tegas pihak berkuasa dalam menegaskan penjualan
11
Universitas Sumatera Utara
12
rokok hanya kepada usia 18 tahun ke atas serta harga rokok yang murah
memudahkan sesiapa sahaja bisa mendapatkan rokok tidak kira dari sudut ekonomi
mereka yang rendah maupun tinggi. Kebiasaannya perokokakan merokok saat
melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti pada saat setelah abis makan, lagi
mengerjakan tugas danketika saat santai atau tidak ada pekerjaan.17
Selain dari sebab-sebab diatas, pengaruh dari iklan rokok juga
memungkinkan seseorang perokok sukar untuk berhenti rokok. Iklan adalah kegiatan
untuk memperkenalkan kepada masyarakatkan dan mempromosikan rokok dengan
atau tanpa imbalan kepada masyarakat dengan tujuan mempengaruhi konsumen agar
mengkomsumsi rokok yang ditawarkan.10 Faktor pengaruh iklan rokok juga
memainkan peranan untuk seseorang itu mula merokok atau mencuba untuk
merokok terutamanya apabila terdapat merek atau jenis rokok yang baru keluar
dengan pelbagai edisi maupun promosi.17
12
Universitas Sumatera Utara
13
13
Universitas Sumatera Utara
14
2.2.2 Gingivitis
Pengertian Gingivitis adalah inflamasi atau peradangan yang mengenai
jaringan lunak di sekitar gigi atau jaringan gingiva menjadi merah, bengkak dan
14
Universitas Sumatera Utara
15
15
Universitas Sumatera Utara
16
16
Universitas Sumatera Utara
17
17
Universitas Sumatera Utara
18
18
Universitas Sumatera Utara
19
kalkulus daripada non-perokok, tapi efek merokok tidak tergantung pada jumlah
kalkulus yang ada.23
19
Universitas Sumatera Utara
20
Rokok
Kategori Komponen
perokok Jenis rokok
rokok
Pasif Aktif
Nikotin Tar Karbon
monoksida
Status periodontal
20
Universitas Sumatera Utara
21
Variabel Tergantung :
Status Periodontal yang
Variabel Bebas : diukur berdasarkan :
-Perokok -Indeks Gingiva (GI)
-Oral Hygiene Index(OHI)
21
Universitas Sumatera Utara
22
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah pasien perokok yang berkunjung ke
Instalasi Periodonsia RSGM USU. Penentuan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan
menetapkan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar
maksud dan tujuan penelitian ini dapat tercapai.
22
Universitas Sumatera Utara
23
n=
n=
n= 24.01 25
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα =Level of significant, penelitian ini menggunakan α= 5%, sehingga Zα=1,96
P = proporsi kategori variabel yang teliti,(bila tidak diketahui,ditetapkan 50% - 0.5)
Q=1-P
d =tingkat kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian ini digunakan 20%
23
Universitas Sumatera Utara
24
24
Universitas Sumatera Utara
25
25
Universitas Sumatera Utara
26
c. Celemek
d. Alcohol 70%
e. Sabun cuci tangan
f. Tisu
3.7.2Indeks Gingiva
Indeks yang diperkenalkan oleh Leo & Silness ini digunakan untuk menilai
derajat keparahan inflamasi. Pengukuran dilakukan pada gingiva di empat sisi gigi
geligi yang diperiksa : papila distovestibular, tepi gingiva vestibular,papila
mesiovestibular dan tepi gingiva oral. Kriteria untuk penentuan skornya adalah
seperti berikut25 :
26
Universitas Sumatera Utara
27
Skor setiap gigi diperoleh dengan menjumlahkan skor dari kedua sisi yang
diperiksa lalu dibahagi dengan dua (jumlah sisi yang diperiksa per gigi). Skor indeks
gingiva untuk individu diperoleh dengan membahagi jumlah skor dari semua gigi
yang diperiksa dengan jumlah gigi yang diperiksa. Keparahan inflamasi gingiva
secara klinis dapat ditentukan dari skor indeks gingiva dengan kriteria berikut25 :
27
Universitas Sumatera Utara
28
Alat yang digunakan adalah kaca mulut dan sonde. Setiap permukaan gigi
dibagi secara horizontal atas sepertiga gingival, seperiga tengah, dan sepertiga
insisal. Untuk mengukur skor Indeks Debris, sonde ditempatkan pada sepertiga
insisal gigi kemudian digerakkan ke arah sepertiga gingival dan skor diberikan sesuai
dengan kriteria di atas. Skor akhir Indeks Debris dan Kalkulus individu dihitung
dengan membagi jumlah skor Indeks Debris dan Kalkulus dari semua gigi yang
diperiksa dengan jumlah permukaan gigi yang diperiksa ( Vestibular dan Oral ). Skor
Indeks Debris dan Kalkulus dijumlahkan untuk mendapatkan Skor Higiena Oral
berdasarkan rumus berikut25 :
Skor Indeks Higiena Oral = Skor Indeks Debris + Skor Indeks Kalkulus
28
Universitas Sumatera Utara
29
29
Universitas Sumatera Utara
30
Pengisian Kuesioner
Analisis data
30
Universitas Sumatera Utara
31
31
Universitas Sumatera Utara
32
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Desember 2016 - September 2017 di
Instalasi Periodonsia RSGM USU Medan. Pengumpulan data diperoleh dari
kuesioner dan pemeriksaan klinis terhadap sampel pasien yang dirawat di Instalasi
Periodonsia RSGM USU. Total subjek yang diperiksa berjumlah 25 orang dan
seluruhnya merupakan pasien penderita gingivitis yang merokok yang dirawat di
Instalasi Periodonsia RSGM USU.
32
Universitas Sumatera Utara
33
33
Universitas Sumatera Utara
34
Berdasarkan tabel diatas pertanyaan “berapa kali anda menyikat gigi anda
dalam sehari”, diketahui mayoritas responden menyikat gigi 2 kali sehari dengan
jumlah 21 (84%) responden. Manakala untuk menyikat gigi 1 kali sehari sebanyak 1
(4%) responden. Saterusnya menyikat gigi 3 kali sehari sebanyak 3 (12%) responden.
Seterusnya pertanyaan “kapan waktu yang anda gunakan untuk menyikat gigi”,
diketahui mayoritas responden menyikat gigi pada saat setiap selesai mandi, dengan
jumlah responden sebanyak 21 (84%).
Manakala pertanyaan “berapa lama biasanya anda menyikat gigi”, diketahui
mayoritas responden menyikat gigi dengan lama 1-2 menit, dengan jumlah
responden sebanyak 12 (48%). Responden menyikat gigi dengan lama kurang dari 1
menit berjumlah 6 (24%) responden dan > 2 menit berjumlah 6 (24%) responden.
Akhir sekali bagi pertanyaan “menurut anda berapa lama sebaiknya kita berkunjung
ke dokter gigi”, mayoritas responden, yakni 17 (68%) responden menyatakan kalau
sakit gigi saja dan 7 (28%) responden menyatakan 6 bulan sekali.
34
Universitas Sumatera Utara
35
Berdasarkan tabel diatas bagi pertanyaan “jenis rokok yang anda konsumsi”,
diketahui sebanyak 5 (20%) responden mengkonsumsi rokok kretek, 11 (44%)
responden mengkonsumsi rokok tembakau dan 9 (36%) responden mengkonsumsi
rokok kombinasi. Seterusnya pertanyaan “kapan saja anda merokok”, diketahui
sebanyak 18 (72%) responden kapan saja mengkonsumsi rokok, 3 (12%) responden
ketika selesai makan dan berkumpul sama teman mengkonsumsi rokok dan 1 (4%)
responden ketika stress atau jenuh mengkonsumsi rokok.
Manakala pertanyaan “sudah berapa lama anda mengkonsumsi rokok”,
diketahui sebanyak 7 (28%) responden mengkonsumsi rokok 1-5 tahun, 9 (36%)
responden mengkonsumsi rokok 6-10 tahun, 4 (16%) responden mengkonsumsi
rokok 11-15 tahun, dan 5 (20%) responden mengkonsumsi rokok > 15 tahun.Akhir
sekali adalah pertanyaan “berapa jumlah rokok yang anda konsumsi per hari”,
diketahui sebanyak 3 (12%) responden mengkonsumsi rokok < 10 batang rokok per
hari, sebanyak 6 (24%) responden mengkonsumsi rokok 10-15 batang rokok per hari,
sebanyak 3 (12%) responden mengkonsumsi rokok 16-20 batang rokok per hari, dan
sebanyak 13 (52%) responden mengkonsumsi rokok > 20 batang rokok per hari.
35
Universitas Sumatera Utara
36
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui skor indeks gingiva minimum adalah
0,3 dan skor gingival maksimum adalah 1,6. Rata-rata skor gingival index 0,9080
dalam kategori ringan. Manakala skor OHI minimum adalah 1,60 dan skor OHI
maksimum adalah 4,30. Rata-rata skor OHI 2,7080 dalam kategori sedang.
36
Universitas Sumatera Utara
37
37
Universitas Sumatera Utara
38
BAB 5
PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini antara lain adalah berupa data
demografi, data riwayat dental, data kebiasaan merokok, data indeks higena oral dan
data indeks gingiva dari subjek penelitian. Data tersebut meliputi usia, frekuensi dan
waktu menyikat gigi, dan kunjungan rutin ke dokter gigi. Berdasarkan penelitian ini
menunjukkan bahwa subjek dengan kelompok usia <30 tahun merupakan kelompok
subjek terbanyak dibandingkan dengan kelompok lainnya, yaitu berjumlah 14 (56%)
responden. Sesuai dengan penelitian sebelum ini menunjukkan bahwa subjek dengan
kelompok usia < 30 tahun merupakan jumlah subjek terbanyak yaitu 30(50%)
responden dibanding dengan kelompok lainnya.26 Hal ini disebabkan individu pada
usia tersebut banyak dipengaruhi oleh lingkungan seperti ketika individu tersebut
bergaul dengan teman-teman yang merokok biasanya lebih mudah terpengaruh.
Sementara itu, persentase frekuensi sikat gigi terbanyak adalah dua kali sehari
yaitu 21 (84%) responden. Hal ini sesuai dengan penelitian Siti muthi’atun yaitu
memiliki data bahwa sebanyak 55 (68.8%) responden pada kelompok usia dewasa
meyikat gigi sebanyak dua kali dalam sehari.27 Hal ini kerana responden sering
menyikat gigi ketika mandi yaitu pagi dan malam hari. Frekuensi menyikat gigi
sangat berpengaruh terhadap higiena oral. Seharusnya, kita perlu menyikat gigi
selepas sarapan, makan siang dan makan malam supaya debris makanan dapat
tersingkir dan langsung mengekalkan kebersihan gigi dan mulut.
Hasil penelitian mengenai kebiasaan merokok subjek penelitian terdiri atas
jumlah rokok yang dikonsumai per hari dan lama merokok. Berdasarkan banyaknya
rokok yang dikonsumsi per hari diperoleh hasilnya sebanyak 13 (52%) responden
diantaranya menghisap lebih dari 20 batang rokok per hari. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Deta Desiana yang menyatakan bahwa seramai 22
(52.38%) responden yang komsumsi rokok lebih 20 batang per hari. 28 Menurut
pengamatan hal tersebut terjadi kerana sebagian besar responden memiliki banyak
38
Universitas Sumatera Utara
39
39
Universitas Sumatera Utara
40
perokok. Ini dikarenakan di dalam rokok terdapat suatu zat yang berbahaya yang
bernama tar. Tar dapat di endapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga
permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah pelekatan plak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, seramai 16 (64%) responden memiliki
tingkat kebersihan sedang. Rata- rata indeks higiena oral adalah 2.7 dalam kategori
sedang dan pada perokok lebih buruk dibanding tidak perokok. Tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan olehPutri Emilia, seramai 53 (79.1%) responden memilik
tinggkat kebersihan buruk.30 Berdasarkan wawancara dan pemeriksaan yang
dilakukan, hal ini terjadi kerana perbedaan responden terhadap cara menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Metode bass adalah metode yang tepat untuk menyikat
gigi sehingga tiada lagi penumpukan plak yang apabila tidak dibersihkan akan
membentuk kalkulus dan akan memperparah status gingiva.
Penelitian ini memperoleh hasil mengenai status skor gingiva terhadap
perokok yang komsumsi rokok lebih 20 batang per hari seramai 8 (57.1%) responden
adalah gingivitis ringan. Namun, sesuai dengan penilitian Katarina dan kawan-kawan
menyatakan bahwa paling banyak ditemukan perokok yang menghisap >14 batang
per hari dengan status gingiva inflamasi ringan sebanyak 16 (57.1%) responden.29
Tanda klinis terjadinya inflamasi terlihat pada perokok. Hal ini mungkin disebabkan
oleh adanya perubahan respon inflamasi atau perubahan respon vaskularisasi
gingiva. Perubahan vaskularisasi gingiva akibat merokok akan menyebabkan
terjadinya inflamasi gingiva. Dilatasi pembuluh darah kapiler, diikuti dengan
peningkatan aliran darah pada gingiva dan infiltrasi agen-agen inflamasi sehingga
dapat menimbulkan terjadinya pembesaran gingiva.3
Derajat kebersihan gigi dan mulut yang diukur berdasarkan debris dan
kalkulus yang menutupi permukaan gigi. Debris adalah lapisan lunak yang terdapat
di atas permukaan gigi yang terdiri atas bakteri dan sisa makanan. Kalkulus
merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi
mahkota dan akar gigi. Hasil penelitian ini, seramai7 (77.8%) responden
mencatatkan skor indeks higiena oral buruk yang merokok lebih dari 20 batang.
Penelitian sebelum ini menyatakan bahwa seramai 69(81.2%) responden
40
Universitas Sumatera Utara
41
mencatatkan skor kebersihan mulut buruk.31 Hal ini terjadi kerana terdapat responden
dengan susunan gigi yang tidak beraturan atau gigi berjejal. Gigi berjejal merupakan
predisposisi dari retensi plak dan mempersulit upaya menghilangkan plak. Susunan
gigi yang tidak teratur seringkali disertai dengan inflamasi gingiva, kecuali bila
teknik menyikat gigi di lakukan dengan tepat.
Upaya-upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat di lakukan dengan
mengontrol makanan seperti makanan lunak dan lengket serta mengandung sukrosa
perlu dihindari karena selain dapat menyebabkan penumpukan plak, juga dapat
menghasilkan substansi untuk pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu maka sudah
seharusnya gingivitis dicegah dengan cara-cara seperti, melakukan sikat gigi
sekurang-kurangnya dua kali sehari dan selepas mengkomsumsi makanan. Pastikan
sikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat, makanlah makanan yang bergizi dan
berserat berguna untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi, minumlah cukup air, setelah
makan minumlah air untuk mengurangi sisa-sisa makanan, hal ini tentu mengurangi
jumlah bakteri yang di rongga mulut.
41
Universitas Sumatera Utara
42
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Data status periodontal penelitian ini menunjukkanbahwa seramai 14 (56%)
responden mengalami gingivitis ringan dan seramai 11 (44%) responden mengalami
gingivitis sedang. Namun, inflamasi gingiva pada perokok memiliki rerata indeks
gingiva adalah 0.9 dalam kategori ringan. Selain itu, seramai 16 (64%) responden
memiliki tingkat kebersihan mulut sedang dan seramai 9 (36%) responden memiliki
tingkat kebersihan mulut buruk. Rata- rata indeks higiena oral adalah 2.7 dalam
kategori sedang.
Distribusi status gingiva berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari
paling banyak dijumpai subjek penelitian seramai 8 orang perokok yang merokok
lebih dari 20 batang/hari dengan status inflamasi ringgan sebesar 57.1%. Distribusi
status gingiva berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari paling banyak
dijumpai subjek penelitian seramai 7 orang perokok yang merokok lebih dari 20
batang/hari dengan memiliki indeks higena oral buruk sebesar 77.8 %.
6.2 Saran
Perlu dilakukan survei pada mahasiswa dan karyawan di Universitas
Sumatera Utara, mengenai seberapa jauh pemahaman dan informasi yang diperoleh
mengenai bahaya merokok hingga saat ini. Hal ini terkait dengan seberapa besar
motivasi responden untuk berhenti merokok setelah mendapat edukasi mengenai
bahaya merokok bagi kesehatan.
Perlu diadakan konseling berhenti merokok yang memberikan informasi
mengenai bahaya merokok dan berbagai penyakit yang dapat timbul karenanya, serta
memberikan pendampingan pada pihak-pihak yang ingin berhenti merokok.
42
Universitas Sumatera Utara
43
DAFTAR PUSTAKA
43
Universitas Sumatera Utara
44
44
Universitas Sumatera Utara
45
RSGM USU. Thesis. Medan: Program Studi Kedokteran Gigi FKG USU, 2016:
1-40.
27. Siti MN. Perbedaan Status Periodontal Pada Perokok Ringan, Sedang Dan Berat
Di Fakultas Kedokteran Gigi USU. Thesis. Medan: Program Studi Kedokteran
Gigi FKG USU, 2016: 1-40
28. Dita D. Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Kejadian Gingivitis Pada Laki-
Laki Usia 17-25 Tahun Di RT 03 Desa Rancamulya Sumedang Utara. Thesis.
Bandung: Program Studi Keperawatan Gigi Poliklinik Kesehatan Bandung,
2015: 1-40.
29. Manibuy KD, Pangemanan DH.C, Siagian KV. Hubungan Kebiasaan Merokok
Dengan Status Gingiva Pada Remaja Usia 15-19 Tahun. Jurnal e-GiGi 2015;
3(2): 556-560.
30. Putri E. Efek Merokok Terhadap Kondisi Periodontal Pada Tukang Becak Di
Kelurahan Tanjung Rejo Kota Medan. Thesis. Medan: Program Studi
Kedokteran Gigi FKG USU, 2009: 1-40.
31. Kun SK, Kusuma AP. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Status
Periodontal Pada Pria Perokok Buruh Bongkar Muat Pelabuhan Tanjung Emas
Semerang Tahun 2013; 25-35.
32. Suhanda DJ, Pangemanan DH.C, Juliatri.Gambaran Kebutuhan Perawatan
Periodontal Pada Perokok Di Desa Matungkas Kecamatan Dimembe. Jurnal e-
GiGi 2015; 3(1): 108-114.
33. Gede YI, Pandelaki K, Mariati NW. Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi
Dan Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Sma Negeri 9
Manado. Jurnal e-GiGi (eG) 2013; 1(2).84-8.
34. Roemer R. Legislative Action To Combat The World Tobacco Epidemic. 2 nd
ed., Philadelphia: WB Saunders., 2000: 1-60.
35. Sitepoe M. Kekhususan Rokok Indonesia. 2 nd ed., Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia., 2000:1-30.
45
Universitas Sumatera Utara
46
Lampiran 1
Selamat Pagi/Siang,
Bersama ini saya, Irwan Nur Hakim adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul
“GAMBARAN STATUS PERIODONTAL PENDERITA GINGIVITIS YANG
MEROKOK YANG DIRAWAT DI INSTALASI PERIODONSIA RSGMP
USU”.
Manfaat penelitian ini bagi Bapak adalah memberi pengetahuan kepada Bapak
tentang status kesehatan jaringan pendukung gigi akibat merokok. Merokok dapat
menyebabkan beberapa masalah dalam rongga mulut seperti terdapat banyak noda
pada gigi, banyak karang gigi, gusi menjadi lebih mudah berdarah pada saat menyikat
gigi, bahkan gigi akan menjadi goyang sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan
rongga mulut yang lebih baik. Diharapkan, setelah mengetahui status kesehatan
jaringan pendukung gigi, Bapak mampu menjaga kebersihan rongga mulut dan
mengurangi kebiasaan merokok.
Perlakuan yang diterima oleh Bapak adalah pertama kami akan memilih
peserta penelitian sesuai dengan persyaratan yang ditentukan kemudian Bapak akan
menandatangani surat tanda kesediaan untuk turut serta dalam penelitian ini.
46
Universitas Sumatera Utara
47
Selanjutnya, Bapak akan mengisi lembar pertanyaan yang saya berikan. Setelah itu
saya akan melakukan pemeriksaan menggunakan kaca mulut dan sonde untuk melihat
kondisi rongga mulut dan pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit pada rongga
mulut Bapak. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 10 menit per orang.
Sebanyak 55 orang akan ikut dalam penelitian ini yaitu semua peserta adalah
laki-laki yang merokok di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara yang berusia 18 tahun keatas, dan setuju untuk menjadi peserta
penelitian.
Data yang diperoleh nantinya akan saya simpan dengan baik dan dijamin
kerahasiaannya, begitu juga ketika hasil penelitian ini akan saya publikasikan.
Kesediaan Bapak sangat saya hargai dan bukan merupakan paksaan. Sewaktu-
waktu bila Bapak ingin mengundurkan diri dapat mengajukan pada saya dan saya
berjanji hal ini tidak akan mengurangi pelayanan yang diberikan selama berobat di
RSGM USU.
Sebagai tanda terima kasih atas partisipasi Bapak dalam penelitian ini, saya
akan memberikan sebuah sikat dan pasta gigi sehingga Bapak dapat lebih menjaga
kesehatan rongga mulut.
Bila ada hal yang kurang berkenan atau merasa kenyamanan terganggu,
Bapak dapat menghubungi saya Irwan Nur Hakim (telp: 081377187212).
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan
waktu Bapak, saya ucapkan terima kasih.
Mahasiswa Peneliti,
47
Universitas Sumatera Utara
48
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Alamat :
No. Telp/Hp :
48
Universitas Sumatera Utara
49
Lampiran 3
Nomor................
Tanggal:………...
INSTALASI PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A. Biodata
No Kartu Pendaftaran :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : P/L
No Telp/Hp :
Alamat :
Pekerjaan :
Tingkat Pendidikan : Tidak sekolah/SD/SMP/SMU/D3/S1/S2/S3
49
Universitas Sumatera Utara
50
D. Tidak tentu
B.1-2 menit
D.Tidak tentu
50
Universitas Sumatera Utara
51
C. 3 bulan sekali
D. kalau sakit gigi saja
Kebiasaanmerokok
D. Kapan saja
A.1-5 tahun
B.6-10 tahun
C.11-15 tahun
D.>15 tahun
10Berapa banyak jumlah rokok yang anda konsumsi per hari?
A. < 10 batang rokok per hari
B. 10-15 batang rokok per hari
C. 16-20 batang rokok per hari
D. >20 batang rokok per hari
51
Universitas Sumatera Utara
52
Indeks gingiva
V
O
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
O
V
OHI : CI + DI
OH : Baik (0.0-1.2), Sedang (1.3-3.0), Buruk (3.1-6.0)
52
Universitas Sumatera Utara
53
Lampiran 4
1.Peralatan Penelitian
2. Bahan Penelitian
53
Universitas Sumatera Utara
54
Terbilang : “Satu Juta Dua Ratus Dua Puluh Empat Ribu Ruppiah”
54
Universitas Sumatera Utara
55
Lampiran 5
PERSONALIA
1. Kepala peneliti
2. Peneliti
b. NIM : 130600234
c. Pangkat : Mahasiswa
55
Universitas Sumatera Utara
56
56
Universitas Sumatera Utara
57
24 L 23 SMP
25 L 24 SD
57
Universitas Sumatera Utara
58
58
Universitas Sumatera Utara
59
Gingival Index
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 14 56.0 56.0 56.0
Sedang 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
59
Universitas Sumatera Utara
60
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gingival Index 25 .30 1.60 .9080 .37851
Oral Hygiene Index (OHI) 25 1.60 4.30 2.7080 .77132
Valid N (listwise) 25
Gingival Index * Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
Crosstabulation
Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
< 10 Batang 10-15 Batang 16-20 Batang > 20 Batang
Rokok Per Rokok Per Rokok Per Rokok Per
Hari Hari Hari Hari Total
Gingival Ringan Count 0 4 2 8 14
Index
% within Gingival .0% 28.6% 14.3% 57.1% 100.0%
Index
Sedang Count 3 2 1 5 11
% within Gingival 27.3% 18.2% 9.1% 45.5% 100.0%
Index
Total Count 3 6 3 13 25
% within Gingival 12.0% 24.0% 12.0% 52.0% 100.0%
Index
60
Universitas Sumatera Utara
61
Oral Hygiene Index (OHI) * Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
Crosstabulation
Berapa Jumlah Rokok yang Anda Konsumsi Per Hari
10-15 16-20
< 10 Batang Batang Batang > 20 Batang
Rokok Per Rokok Per Rokok Per Rokok Per
Hari Hari Hari Hari Total
Oral Hygiene Index Buruk Count 0 1 1 7 9
(OHI)
% within Oral .0% 11.1% 11.1% 77.8% 100.0%
Hygiene Index (OHI)
Sedang Count 3 5 2 6 16
% within Oral 18.8% 31.3% 12.5% 37.5% 100.0%
Hygiene Index (OHI)
Total Count 3 6 3 13 25
% within Oral 12.0% 24.0% 12.0% 52.0% 100.0%
Hygiene Index (OHI)
61
Universitas Sumatera Utara