PENDAHULUAN
1.2. Rumusan Ma
Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka timbullah
pertanyaan yang perlu dijawab dalam tulisan ini. Ada beberapa masalah yang
dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud
dimaksud dengan
dengan gigi
gigi tiruan jembatan?
jembatan?
2. Apa tujua
tujuan
n pemaka
pemakaian
ian gigi
gigi tirua
tiruan
n jembatan
jembatan??
1
3. Apa saja
saja indikasi
indikasi dan kontrai
kontraindik
ndikasi
asi gigi
gigi tiruan
tiruan jembatan
jembatan??
4. Apa saja komponen-
komponen-komp
komponen
onen gigi tiruan jembatan?
jembatan?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian pemakaian gigi tiruan jembatan?
1.1. Tujuan
Secara
Secara terper
terperinc
inci,
i, tujuan
tujuan dari
dari pembua
pembuatan
tan makalah
makalah ini adalah
adalah sebaga
sebagaii
berikut.
1. Menget
Mengetahu
ahuii definis
definisii dari gigi
gigi tiruan
tiruan jembat
jembatan.
an.
2. Mengetahui
Mengetahui tujuan
tujuan pemakai
pemakaian
an gigi
gigi tiruan
tiruan jembatan.
jembatan.
3. Mengetahui
Mengetahui indika
indikasi
si dan kontrai
kontraindik
ndikasi
asi dari
dari gigi tiruan
tiruan jembatan.
jembatan.
4. Mengetahui komponen-komponen gigi tiruan jembatan.
5. Mengetahui
Mengetahui keuntungan
keuntungan dan kerugian dari pemakaian gigi tiruan
jembatan.
6. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gigi
tiruan jembatan.
7. Mengetahui tahap-tahap preparasi dari gigi tiruan jembatan.
9. Mengetahui
Mengetahui bentuk-bentuk
bentuk-bentuk kegagalan dari pemakaian
pemakaian gigi tiruan
jembatan dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Apa saja
saja indikasi
indikasi dan kontrai
kontraindik
ndikasi
asi gigi
gigi tiruan
tiruan jembatan
jembatan??
4. Apa saja komponen-
komponen-komp
komponen
onen gigi tiruan jembatan?
jembatan?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian pemakaian gigi tiruan jembatan?
1.1. Tujuan
Secara
Secara terper
terperinc
inci,
i, tujuan
tujuan dari
dari pembua
pembuatan
tan makalah
makalah ini adalah
adalah sebaga
sebagaii
berikut.
1. Menget
Mengetahu
ahuii definis
definisii dari gigi
gigi tiruan
tiruan jembat
jembatan.
an.
2. Mengetahui
Mengetahui tujuan
tujuan pemakai
pemakaian
an gigi
gigi tiruan
tiruan jembatan.
jembatan.
3. Mengetahui
Mengetahui indika
indikasi
si dan kontrai
kontraindik
ndikasi
asi dari
dari gigi tiruan
tiruan jembatan.
jembatan.
4. Mengetahui komponen-komponen gigi tiruan jembatan.
5. Mengetahui
Mengetahui keuntungan
keuntungan dan kerugian dari pemakaian gigi tiruan
jembatan.
6. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gigi
tiruan jembatan.
7. Mengetahui tahap-tahap preparasi dari gigi tiruan jembatan.
9. Mengetahui
Mengetahui bentuk-bentuk
bentuk-bentuk kegagalan dari pemakaian
pemakaian gigi tiruan
jembatan dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1. Definisi
Pasien
Pasien percay
percayaa jika
jika penggu
penggunaa
naan
n gigi
gigi tiruan
tiruan dapat
dapat member
memberika
ikan
n
banyak keuntungan terhadap kesehatannya secara umum.
3
2.3. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi pembuatan gigi tiruan jembatan adalah sebagai berikut.
1. Kehilangan satu atau lebih gigi geligi asli
2. Gigitan dalam (deep bite )
Gigi tiruan jembatan terdiri dari dari beberapa komponen, yakni sebagai
berikut.
1. Retainer
2. Konektor
3. Pontik
4. Penyangga (abutment )
4
Gambar 2. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge).
1. Retainer
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yg menghubungkan gigi tiruan
tersebut dengan gigi penyangga. Fungsinya :
a. Memegang/menahan (to retain) supaya gigi tiruan tetap stabil di
tempatnya.
b. Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigi penyangga.
Macam-macam retainer:
a. Extra Coronal Retainer
Yaitu retainer yang meliputi bagian luar mahkota gigi, dapat berupa:
1) Full Veneer Crown Retainer
➢ Indikasi:
• Tekanan kunyah normal/besar
• Gigi-gigi penyangga yang pendek
• Intermediate abutment pasca perawatan periodontal
• Untuk gigi tiruan jembatan yang pendek maupun panjang
➢ Keuntungan
• Indikasi luas
• Memberikan retensi dan resistensi yg terbaik
• Memberikan efek splinting yg terbaik
➢ Kerugian:
Jaringan gigi yg diasah lebih banyak
Estetis kurang optimal (terutama bila terbuat dari all metal)
5
Gambar 3. Extra Coronal Retainer
➢ Keuntungan
• Pengambilan jaringan gigi lebih sedikit
• Estetis lebih baik daripada FVC retainer
➢ Kerugian:
• Indikasi terbatas
• Kesejajaran preparasi antar gigi penyangga sulit
• Kemampuan dalam hal retensi dan resistensi kurang
6
• Pembuatannya sulit (dlm hal ketepatan).
a. Dowel retainer
7
Adalah retainer yang meliputi saluran akar gigi, dengan sedikit atau tanpa
jaringan mahkota gigi dengan syarat tidak sebagai retainer yang berdiri
sendiri.
➢ Indikasi:
a. Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan syaraf
1. Pontik
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang
hilang dan berfungsi untuk mengembalikan:
Fungsi kunyah dan bicara
Estetis
Comfort (rasa nyaman)
Mempertahankan hubungan antar gigi tetanggaà mencegah migrasi /
hubungan dengan gigi lawan à ektrusi
Berikut adalah klasifikasi pontik, antara lain:
a. Berdasarkan bahan
Berdasarkan bahan pembuatan pontik dapat diklasifikasikan atas: 3
8
1) Pontik logam
Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya terdiri
dari alloy , yang setara dengan alloy emas tipe III. Alloy ini memiliki
kekuatan dan kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah menjadi
patah atau berubah bentuk (deformasi) akibat tekanan pengunyahan.
Pontik logam biasanya dibuat untuk daerah-daerah yang kurang
mementingkan faktor estetis, namun lebih mementingkan faktor
fungsi dan kekuatan seperti pada jembatan posterior.
2) Pontik porselen
Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam
sedangkan seluruh permukaannya dilapisi dengan porselen. Pontik ini
biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dimana faktor estetis
menjadi hal yang utama. Pontik porselen mudah beradaptasi dengan
gingival dan memberikan nilai estetik yang baik untuk jangka waktu
yang lama.
3) Pontik akrilik
Pontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai bahan resin
akrilik. Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih lunak
dan tidak kaku sehingga membutuhkan bahan logam untuk
kerangkanya agar mampu menahan daya kunyah / gigit. Pontik ini
biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dan berfungsi hanya
sebagai bahan pelapis estetis saja.
4) Kombinasi Logam dan Porselen
Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana logam
akan memberikan kekuatan sedangkan porselen pada jenis pontik ini
memberikan estetis. Porselen pada bagian labial/bukal dapat
dikombinasikan dengan logam yang bertitik lebur tinggi (lebih tinggi
dari temperature porselen). Tidak berubah warna jika dikombinasikan
dengan logam, sangat keras, kuat dan kaku dan mempunyai pemuaian
yang sama dengan porselen. Porselen ditempatkan pada bagian
labial/bukal dan daerah yang menghadap linggir, sedangkan logam
ditempatkan pada oklusal dan lingual. Pontik ini dapat digunakan pada
jembatan anterior maupun posterior.
5) Kombinasi Logam dan Akrilik
9
Pada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi sebagai
bahan estetika sedangkan logam yang memberi kekuatan dan dianggap
lebih dapat diterima oleh gingival sehingga permukaan lingual/palatal
dan daerah yang menghadap gusi dibuat dari logam sedangkan daerah
labial/bukal dilapisi dengan akrilik.
Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama sekali dengan
linggir alveolus sehingga terdapat ruangan/jarak antara dasar pontik
dengan linggir alveolus (1-3 mm), dan permukaan dasar pontik
cembung dalam segala aspek. Tujuan pembuatan dasar pontik ini
adalah agar sisa-sisa makanan dapat dengan mudah dibersihkan.
Adanya bentuk pontik yang demikian mengakibatkan kekurangan
dalam hal estetis sehingga hanya diindikasikan untuk pontik posterior
rahang bawah.4
10
Gambar 8. Pontik Ridge Lap
3) Pontik Conical Root
1. Konektor (Connector )
2. Penyangga ( Abutment )
11
2. Double abutment bila memakai dua gigi penyangga
4. Terminal abutment
5. Intermediate/pier abutment
6. Splinted abutment
7. Double splinted
12
3. Tidak mempunyai klamer yang dapat menyebabkan keausan pada
permukaan email gigi, karena tiap kali dilepas dan dipasang kembali di
dalam mulut.
4. Dapat mempunyai efek splint yang melindungi gigi terhadap stress.
jaringan pendukungnya.
b. Karies sekunder
Gigi tiruan jembatan dapat membawa resiko kebocoran
mikro dan karies.2 Resiko ini secara signifikan meningkat pada pasien
dengan insidensi karies yang tinggi.
13
2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan adalah
sebagai berikut.
1. Oklusi gigi
Bila pasien kehilangan satu atau beberapa gigi dalam satu area di
dalam rongga mulut, bila tidak dibuatkan fixed bridge, maka gigi-gigi
yang ada di antara gigi yang hilang tersebut akan bergerak ke daerah
yang kosong, sedangkan gigi lawannya (oklusinya) akan cenderung
memanjang karena tidak ada gigi yang menopangnya pada saat oklusi.
Bergeraknya gigi kedaerah yang kosong dinamakan shifting/drifting ,
sedangkan gigi yang memanjang dinamakan elongation/extrusion.
14
b. Retensi sisa-sisa makanan diantara gigi-gigi ( food Impaction ) dan dapat
menyebabkan penyakit periodontal .
c. Berakhir dengan pencabutan pada gigi-gigi dan juga gigi lawannya.
Beban fungsional pada oklusal pontik terutama gigi posterior dapat
dikurangi dengan mempersempit lebar buko-lingual atau buko-palatal
untuk mengurangi beban oklusi yang dapat merusak gigi tiruan pada
pasien-pasien tertentu.
2. Oral hygiene
3. Jaringan periodontal
Hukum Ante menyatakan bahwa daerah membran periodontal
pada akar-akar dari gigi abutment harus sekurang-kurangnya sama
dengan daerah membran periodontal yang ada pada gigi-gigi yang akan
diganti.
4. Posisi gigi dan kesejajaran gigi
6. Kegoyangan gigi
7. Frekwensi karies
8. Discoloration
15
Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan
gigi untuk tujuan menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan
atau sebagian pegangan gigi tiruan jembatan. 5
➢ Tujuan preparasi:5
• Menghilangkan daerah gerong
• Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota
• Menyesuaikan sumbu mahkota
• Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi
• Membangun bentuk retensi
• Menghilangkan jaringan yang lapuk oleh karies jika ada
a. Persyaratan preparasi5
16
2. Ketebalan preparasi
Jaringan gigi hendaklah diambil seperlunya karena dalam
melakukan preparasi kita harus mengambil jaringan gigi seminimal
mungkin. Ketebalan preparasi berbeda sesuai dengan kebutuhan dan
bahan yang digunakan sebagai retainer maka ketebalan pengambilan
jaringan gigi berkisar antara 1-1,5 mm sedangkan jika menggunakan
logam porselen pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1,5 – 2 mm.
Pengambilan jaringan gigi yang terlaluy berlebihan dapat
menyebakan terganggu vitalitas pulpa seperti hipersensitivitas pulpa,
pulpitis, dan nekrosis pulpa. Pengamnbilan jaringan yang terlalu
sedikit dapat mengurangin retensi retainer sehingga menyebabkan
perubahan bentuk akibat daya kunyah.
3. Kesejajaran preparasi
Preparsi harus membentuk arah pemasangan dan pelepasan
yang sama antara satu gigi penyangga dengan gigi penyangga lainnya.
Arah pemasangan harus dipilih yang paling sedikit mengorbankan
jaringan keras gigi, tetapi dapat menyebabkan jembatan duduk
sempurna pada tempatnya.
4. Preparasi mengikuti anatomi giigi
Preparasi ynag tidak mengikuti anatomi gigi dapat
membahayakan vitalitas pulpa juga dapat mengurangi retensi retainer
gigi tiruan jembatan tersebut. Preparasi pada oklusal harus disesuaikan
dengan morfologi oklusal. Apabila preparsai tidak mengukuti
morfologi gigi maka pulpa dapat terkena sehingga menimbulkan reaksi
negatif pada pulpa.
5. Pembulatan sudut-sudut preparasi
Preparasi yang dilakukan akan menciptakan sudut-sudut yang
merupakan pertemuan dua bidang preparasi. Sudut-sudut ini harus
dibulatkan karena sudut yang tajam dapat menimbulkan tegangan atau
stress pada restorasi dan sulit dalam pemasangan jembatan.
5
b. Tahap-tahap preparasi gigi penyangga
1.Pembuatan galur
17
Untuk gigi anterior, galur proksimal dapat dibuat dengan baik
bila gigi bagian labiopalatal cukup tebal. Galur berguna untuk
mencegah pergeseran ke lingual atau labial dan berguna untuk
mendapatkan ketebalan preparasi di daerah tersebut. Galur pada gigi
anterior dapat dibuat dengan bur intan berbentuk silinder.
18
1. Pencetakan
Die adalah reproduksi positif dari gigi yang telah dipreparasi dan yang
dibuat dari bahan stone gips keras atau logam atau plastik. Menurut hubungan
dengan model kerja die dibagi menjadi solitair die dan removable die. 5
a. DIE SOLITER
Die soliter merupakan die yang berdiri sendiri, digunakan untuk
pembuatan mahkota tiruan. “Tinggi hasil pengecoran ± 2½ kali panjang
mahkota”.5
➢ Pembuatan solitair die5
– Setelah cetakan untuk die dibuka dengan pisau ukir yang tajam,
gelembung yang terjadi dibuang secara hati-hati.
– Batas preparasi servikal dipertegas dengan pinsil merah yang tajam
– Buat garis pedoman vertikal kebawah untuk pemotongan batas proksimal
dengan memperlihatkan sumbu panjang gigi dan diuat knvergen
– Garis dibuat pada permukaan bukal/labial dan palatal/lingual
– Pemotongan dengan gergaji khusus atau dapat dengan gergaji triplek
19
A B
20
Die siap digunakan setelah mengolesinya dengan “ die spacer ”. Die spacer
berfungsi sebagai : 5
a. REMOVABLE DIE
Merupakan die yang terletak pada model kerja dan dapat dilepas dari
model kerja.5
21
➢ Cara membuat removable die :5
SISTEM DI-LOK TRAY
Suatu bentuk kotak untuk tempat model kerja. 5 Dasar model kerja
dikecilkan sampai masuk di-lok t ray kemudian dibuat undercut berupa
groove memanjang sesuai lengkung gigi. Model kerja ditanam pada Di-lok
tray dengan stone. Kemudian dipisah dengan gergaji dari gigi tetangga
halus sampai 2-3 mm dari dasar stone. Die dapat dilepas dan disatukan lagi
A B
Persiapan :5
22
– Stone gips dua warna
– Sticky wax dan lampu spiritus
– Vaselin dan kuas
– Gergaji die/triplek
Kepala dowel pin mempunyai retensi harus berada dalam cetakan negatif
tanpa menyentuh bidang oklusal (difiksasi dengan wax pada penjepit rambut).
Lakukan pengecoran I sampai batas garis horizontal (± 3 mm diatas servikal).
Buat retensi dengan bur bulat kedalaman ± 2 mm di sisi bukal dan lingual
untuk keperluan stabilisasi. Kemudian buat bulatan wax dg diameter ± 3 mm
dilekatkan diujung pin. Olesi permukaan gigi yang dipreparasi dengan
vaseline.
Yang diartikan dengan pola lilin atau wax-pattern ialah: suatu model dari
retainer atau restorasi yang dibuat dari lilin yang kemudian direproduksi menjadi
logam atau akrilik.5
Langsung (direct).
23
Tidak langsung (indirect).
Langsung - tidak langsung (direct – indirect).
– Lilin pola
– Untuk cara langsung dipilih type 1 yang mempunyai sifat menjadi sangat
plastis pada suhu sedikit lebih tinggi di atas suhu mulut, sehingga dapat
memasuki sela-sela preparasi.
– Untuk pola-pola indirect sebaiknya dipakai type II yang membeku keras
pada suhu kamar.
24
Adanya hawa, gas atau air di dalam massa lilin yang
mengisut/memuai, menarik atau mendorong lilin yang masih lunak
akibat dari pengukiran, penambahan lilin cair, atau pengambilan
kelebihan lilin dengan alat yang panas.
Flow atau “mengalirnya” lilin sebagai bahan amorph pada suhu kamar,
lebih tinggi suhunya, lebih besar flownya, jadi juga lebih besar distorsinya.
Sebagian dari distorsi dapat dicegah atau dikurangi dengan cara: 5
25
You're Reading a Preview
27
28
Dalam teknik langsung, penempatan saluran logam atau sprue dapat
dilakukan di luar atau di dalam mulut. Sedikit lilin ditambahkan kepada pola di
tempat di mana sprue akan dilekatkan, dengan demikian pada waktu sprue pin
yang panas di tempatkan, lilin tambahan ini akan mengalir menghubungkan pola
dengan sprue pin dan pola tidak terganggu.
29
Dalam cara kerja ketiga yang merupakan paduan dari methoda langsung
dan tidak langsung, dilakukan percobaan/ checking di mulut dari pola lilin yang
telah dibentuk pada model kerja ( die).
1. Pontik
Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang
hilang dan berfungsi untuk mengembalikan fungsi kunyah dan bicara, estetis
comfort (rasa nyaman), serta mempertahankan hubungan antar gigi tetangga à
mencegah migrasi / hubungan dengan gigi lawan à ektrusi
2. Penyemenan jembatan
Penyemenan jembatan berarti melekatkan jembatan dengan semen pada
gigi penyangga di dalam mulut. Persiapan gigi penyangga sebelum penyemenan
perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah perubahan relasi oklusal
dan tepi gingiva, yang mungkin juga disebabkan tekanan hidrolik yang
mengganggu pulpa. Hal tersebut harus dihindari oleh operator.
Semen yang digunakan untuk melekatkan jembatan ialah zinc phosphate
semen, semen silikofosfat, semen alumina EBA, semen polikarboksilat, serta
semen resin komposit. Pemilihan dilakukan berdasarkan sifat biologic, biofisik
serta pengaruh pada estetiknya.
Tata cara penyemenan dengan menggunakan zinc phosphate cement :
1. Bubuk semen serta cairan diletakkan diatas glass pad
2. Campurkan bubuk pada cairan sedikit demi sedikit, di aduk merata
sampai 90 detik.
3. Adukan diratakan melebar pada kaca seluas mungkin
4. Adonan kemudian diisikan kedalam pemaut meliputi dinding
dalamnya tpis-tipis dan merata, sedang lekuk pada preparasi (bila ada)
diisi juga dengan adonan semen.
5. Jembatan kemudian ditempatkan pada penyangganya didalam mulut
dan ditekan dengan jari secara kuat ; dapat juga dipakai pemakai kayu
untuk lebih menekan jembatan pada tempatnya.
6. Pasien diminta menggigit keras pada jembatannya, untuk mengecek
apakah oklusi sudah baik.
30
7. Pasien diminta membuka mulut sebentar dan diminta menggigit
gulungan kapas, yang diletakkan pada oklusal gigi geligi.
8. Setelah semen keras, kelebihan semen dihilangkan dengan scaller.
9. Sekali lagi, oklusi diperiksa dan sebelum pasien pulang, operator
perlu memberitahu cara membersihkan jembatan tersebut.
Jenis ini adalah jenis yang paling sering digunakan dan terdiri dari
pontik yang dihubungkan dengan mahkota porselen pada gigi- gigi
tetangga atau implant gigi. Pontic biasanya terbuat dari porselen-metal
atau keramik. Pontic bersifat permanen dan tidak bisa dipindahkan.
2. Gigi Tiruan Jembatan Resin Atau Marryland Bridges
Gigi tiruan ini digunakan untuk menggantikan gigi hilang dimana gigi
tersebut terdapat pada bagian depan dan pada gigi tetangga masih sehat
atau tidak terdapat tambalan yang besar. Gigi yang akan diganti terbuat
dari porselen dan terdapat sayap metal yang dapat direkatkan pada
bagian belakang gigi agar tidak kelihatan dari depan.
31
Merupakan suatu prosthesis dimana gigi tiruan hanya didukung pada
satu sisi saja oleh satu atau lebih gigi abutment (penyangga).1
32
2.8. Kegagalan Pemakaian Gigi Tiruan
33
8. Terjadi perubahan pada pulpa, dapat disebabkan oleh cara preparasi,
preparasi yan g tidak dilindungi dengan mahkota sementara, karies yang
tersembunyi, rangsangan dari semen serta terjadinya perforasi.
9. Jembatan patah. Dapat diakibatkan oleh hubungan oleh shoulder atau bahu
yang tidak baik, teknik pengecoran yang salah serta kelelahan bahan.
10. Kehilangan lapisan estetik
11. Sebab-sebab lain yang menyebabkan jembatan tidak berfungsi
34
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
35