BLOK 19
EDENTULUS SEBAGIAN
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
Kelompok A7
Kelas A
2020
TIM PENYUSUN
Martha M (170600124)
PENDAHULUAN
Preparasi gigi penyangga merupakan tindakan yang penting pada perawatan gigi tiruan cekat.
Preparasi bertujuan untuk menghilangkan daerah gerong, memberikan tempat bagi bahan
retainer atau mahkota, menyesuaikan sumbu mahkota dengan arah pemasangan jembatan,
memungkinkan pembentukan retainer atau mahkota sesuai sesuai dengan bentuk anatomi gigi
yang dipreparasi , membangun bentuk retensi , dan menghilangkan jaringan-jaringan yang
lapuk oleh karies jika ada. Pengetahuan tentang tata cara dan prinsip preparasi gigi yang baik
dapat memberikan retensi yang baikpada perawatan gigi tiruan cekat atau jembatan. Untuk
mencapai hal tersebut maka dibuat dasar dasar bentuk retensi preparasi yaitu kemiringan
dinding dinding aksial, bentuk preparasi mengikuti bentuk anatomi gigi, dan pengambilan
jaringan gigi yang cukup untuk memberi ketebalan pada bahan retainer. Dasar-dasar bentuk
retensi ini yang yang harus diperhatikan dalam melakukan preparasi gigi penyangga.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Preparasi gigi merupakan tindakan penggerindaan atau pengasahan gigi untuk tujuan
menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagai pegangan gigi
tiruan jembatan.
Tujuan preparasi, antara lain :
1. Menghilangkan daerah gerong
2. Memberikan tempat bagi bahan retainer atau mahkota
3. Menyesuaikan sumbu mahkota dengan arah pemasangan jembatan
4. Memungkinkan pembentukan retainer atau mahkota yang sesui dengan bentuk
anatomi gigi yang dipreparasi
5. Membangun bentuk retensi
6. Menghilangkan jaringan jaringan lapuk oleh karies jika ada
2. Persyaratan preparasi
Preparasi gigi penyangga pada pembuatan gigi tiruan jembatan hendaklah mengikuti
dasar-dasar bentuk retensi. Untuk mencapai hal tersebut preparasi harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
Ketebalan yang cukup dapat kuat menahan daya kunyah tanpa berubah
preparasi berbeda sesuai dengan kebutuhan dan bahan yang digunakan sebagai
retainer. Apabila menggunakan bahan yang terbuat dari logam retainer, maka
ketebalan pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1-1,5 mm, sedangkan apabila
antara 1,5-2 mm. Ketebalan pengambilan jaringan gigi yang terbuat dari porselen
pulpa. Pengambilan jaringan gii yang terlalu sedikit dapat berubah bentuk akibat
daya kunyah. Perubahan bentuk ini mengakibatkan ikatan semen akan hancur
pemasangan dan pelepasan yang sama antara satu gigi penyangga dengan gigi
penyangga yang lain. Bila tidak sama maka jembatan tidak dapat dipasangkan
dengan baik. Oleh karena itu, sebelum memulai preparasi gigi, perlu
harus dipilih yang paling sedikit mengorbankan aringan keras gigi, tetapi
Preparasi gigi harus mengikuti bentuk anatomi gigi aslinya. Preparasi yang tidak
membahayakan vitalitas pulpa juga dapat mengurang retensi retainer gigi tiruan
oklusal gigi. Apabila tidak mengikuti morfologi oklusal dapat mengurangi retensi
Gigi mempunyai pulpa yang bentuknya sama dengan bentuk morfologi gigi. Gigi
dengan tonjol yang sangat menonjol akan mempunyai pulpa dengan bentuk yang
sama. Apabila preparasi tidak mengikuti bentuk anatomi gigi maka pulpa dapat
pertemuan dua bidang preparasi. Sudut-sudut ini harus dibuatkan, karena sudut
yang tajam akan menimbulkan tegangan (stress) pada restorasi dan sulit dalam
pemasangan jembatan.
penyangga dengan suatu konektor. Konektor ini harus kuat karena menyalurkan
daya-daya yang bekerja pada pontik. Konsentrasi tegangan yang terjadi pada
konektor akan disalurka lebih merata bila sudut-sudut aksial preparasi dibulatkan.
1. Dinding aksial preparasi sebaiknya memiliki kemiringan tidak lebih dari 5-7
derajat.
3. Pengambilan jaringan gigi hendaklah cukup untuk memberi ketebalan pada bahan
retainer supaya retainer cukup kuat untuk menahan daya kunyah tanpa berubah
bentuk.
4. Prinsip-prinsip preparasi
b. Retention Form , untuk mencegah terlepasnya restorasi mahkota dari rongga mulut
c. Resistance Form , untuk mencegah adanya gerakan rotasi atau lateral yang dapat
restorasi mahkota agar tidak terjadi fraktur, distorsi ataupun perforasi pada restorasi
mahkota.
memperkuat margin dan kerapatan tepi margin untuk mencegah terjadinya kebocoran
tepi.
f. Periodontium Preservation, untuk memposisikan margin agar mudah
posisi duduk di arah jam9. Lalu pasien diinstruksikan untuk menoleh ke kiri
2. Untuk melakukan preparasi pada bidang gigi rahang atas yang menghadap
operator maka posisi duduk di arah jam 9. Lalu pasien diinstruksikan untuk
membelakangi operator maka posisi duduk di arah jam 10 atau 11. Lalu pasien
kepalanya,
4. Untuk melakukan preparasi pada bidang gigi rahang atas yang membelakangi
operator maka posisi duduk di arah jam 10 atau 11. Lalu pasien diinstruksikan
up)
6. Teknik Preparasi
yang bundar
6. Bur N5 : Bur kerucut yang diperpendek yang tanpa adanya diamond pada
ujungnya.
Inovasi teknik ini lebih mudah dikontrol kedalaman dan arah pada prosedur preparasi
margin gingiva gigi. Permukaan yang bulat dan stopping yang rata pada bur tidak
Reduksi insisal/oklusal
Pada gigi anterior : reduksi pada gigi insisal dibuat diantara grooves dengan bur
N3.
Pada gigi posterior : bur N3 diletakkan di bawah sulkus tengah pada permukaan
Reduksi aksial
Bur N3 diarahkan dengan baik secara vertikal dan parallel dengan aksis gigi .
Bur yang tidak memiliki diamond head tidak dapat menyingkirkan jaringan
gigi melebihi 1 mm. Lalu bur itu juga digunakan untuk memisahkan gigi dari
Bur Ant hanya digunakan pada gigi anterior yang digunakan hanya untuk
Bur N4 digunakan untuk menyiapkan tahap akhir. Bagian proksimal yang halus
mengeliminasi undercut
7. Faktor yang mempegaruhi retensi gigi tiruan jembatan pada gigi penyangga
antara lain
Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi retensi gigi tiruan jembatan pada gigi
1. Semen
Semen mempengaruhi ikatan retainer pada gigi penyangga. Ketebalan lapisan
semen yang berada diantara restorasi dan gigi penyangga merupakan alah satu
tegangan dan tarikan dari semen. Semakin besar kekuatan tegangan dan tarikan
pabrik. Faktor lain yang juga mempengaruhi retensi semen yaitu jenis semen yang
digunakan . Sekarang ini, terdapat berbagai jenis semen yang dapat digunakan
untuk gigi tiruan jembatan seperti: semen fosfat seng, seng eugenol oksida, semen
polikarbosilat, dan ionomer kaca dengan sifat dan kekuatan yang berbeda beda.
Bahan yang digunakan untuk retainer jembatan harus cukup kuat dan keras.
tekanan pengunyahan. Hal ini dapat menyebabkan ikatan ikatan semen pada
3. Kecekatan retainer
Retainer yang tidak cekat pada gigi penyangganya mengakibatkan jembatan yang
4. Preparasi
Prinsip preparasi adalah mendapatkan bentuk akhir yang menjamin retensi yang
sebesar-besarnya bagi retainer. Untuk mencapai hal tersebut maka preparasi yang
KESIMPULAN
Keberhasilan pada perawatan gigi tiruan jembatan bergantung pada preparasi gigi penyangga.
Agar mendapatkan preparasi dengan retensi yang maksimal sangat perlu diperhatikan bentuk
preparasi yang mengikuti bentuk anatomi gigi, dan mengambil jaringan gigi yang cukup
untuk memberi ketebalan pada bahan retainer Disamping itu faktor lain yang mempengaruhi
retensi preparasi adalah bentuk dan ukuran gigi, luas bidang permukaan preparasi, dan
kekasaran permukaan preparasi
DAFTAR PUSTAKA