Anda di halaman 1dari 14

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROORGANISME

Nurusysyarifah Aliyyah
0906492796

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN
2010

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROORGANISME

I. TUJUAN
1.1 Isolasi Mikroorganisme dari Udara
Isolasi mikroorganisme dari udara bertujuan untuk mengetahui
dan membiakan bakteri yang berasal dari udara.
I.2Isolasi Mikroorganisme dari Makanan dan Buah
Isolasi mikroorganisme dari makanan dan buah bertujuan untuk
mengetahui dan membiakkan bakteri yang berasal dari makanan
basi yaitu nasi dan sayur, serta buah busuk, yaitu anggur.
I.3 Isolasi Mikroorganisme dari Bagian Tubuh Manusia
Isolasi mikroorganisme dari bagian tubuh bertujuan untuk
mengetahui dan membiakkan bakteri yang terdapat pada tubuh
manusia yaitu kuku, rambut, dan kulit.
I.4 Identifikasi Mikroorganisme
Bertujuan untuk mengetahui bentuk makroskopis dan mikroskopis
dari masing-masing mikroorganisme yang terdapat pada udara,
makanan, dan tubuh manusia serta dapat membedakannya
melalui ciri-ciri fisiknya.

II. TEORI SINGKAT


Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sangat sering mendengar
mengenai mikroorganisme. Di alam, populasi mikroorganisme tidak
terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai
macam sel sehingga kita sulit untuk mengetahui keberadaannya.
Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai
habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran
yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan
campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang dikenal dengan
istilah biakan murni. Biakan murni in terdiri dari satu populasi sel yang
semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Dalam proses pemisahan biakan campuran menjadi biakan murni,
mikroorganisme tersebut harus diisolasi dari lingkungannya dan
dipelihara pada medium yang sesuai untuk pertumbuhannya. sehingga
diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis yang lainnya dan
dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Isolasi merupakan suatu cara yang yang dapat dilakukan untuk
pembiakan mikroorganisme. Melalui isolasi, kita dapat mengetahui
morfologi dari mikroba . Akan tetapi, mikroorganisme adalah makhluk
mikroskopis yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Oleh
karena itu, diperlukan suatu metode kerja untuk dapat membedakan
mikroorganisme satu dengan yang lainnya atau biasa kita sebut
dengan identifikasi mikroorganisme. Identifikasi membantu kita untuk
mengetahui, mempelajari dan mengaklasifikasikan mikroorganisme
untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat dan Bahan Isolasi Mikroorganisme
3.1.1 Alat
 Nutrien agar (NA)
 3 buah cawan petri berisi NA
 Jarum ose
 Alkohol 70 % atau hand sanitizer
 Tissue
 Pembakar spirtus
 Pinset
 Korek api
 Inkubator

3.1.2 Bahan
 Udara (tepatnya di bawah AC Lab KL FKM UI)
 Nasi basi
 Buah basi
 Sayur basi
 1 potong kuku
 1 helai rambut
 Cap jari
III.2 Alat dan Bahan Identifikasi Mikroorganisme
3.2.1 Alat
 Kaca objek
 Sampel mikroorganisme
 Jarum ose
 Pembakar spirtus
 Korek api
 Tissue
 Alkohol 70% atau hand sanitizer
 Mikroskop cahaya
 Penyemprot air
 Pipet

3.2.2 Bahan
 Sampel mikroorganisme
 Safronin
 Aquades
 Crystal Violet

VI. CARA KERJA


4.1 Cara Kerja untuk Isolasi Mikroorganisme
4.1.1 Cara Kerja untuk Isolasi Mikroorganisme pada Udara
 Mensterilkan area kerja dengan menggunakan teknik
aseptik untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan
cara menyemprotkan alkohol 70 % pada area kerja lalu
dibersihkan dengan tissue
 Kemudian tangan juga diberi perlakuan aseptik dengan
menyemprotkan alkohol/hand sanitizer ke telapak tangan
dan mengusapkannya ke seluruh permukaan telapak
tangan
 Setelah itu, menyalakan pembakar spirtus dengan korek
api dan menyiapkan medium NA.
 Lalu, mengambil 1 buah cawan petri menggunakan
tangan kiri dan lewatkan bibir cawan pada api. Kemudian,
mengambil tabung yang berisi medium NA lalu membuka
tutupnya dengan tangan kiri tanpa jatuh pada area kerja.
 Selanjutnya, membuka sedikit cawan dan dekatkan pada
api untuk menghindari kontaminasi. Setelah itu,
memasukkan NA perlahan-lahan lalu menutup cawan
kembali dan dekatkan kembali pada api.
 Setelah cawan berisi NA, lalu membentuk cawan menjadi
angka delapan pada area kerja agar NA merata.
 Setelah itu, menyimpan cawan di bawah AC pada
laboratorium KL selama 15 menit dengan posisi cawan
terbuka.
 Setelah 15 menit, masukkan cawan ke dalam inkubator.
4.1.2 Cara Kerja untuk Isolasi Mikroorganisme pada Udara
 Mensterilkan area kerja dengan menggunakan teknik
aseptik untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan
cara menyemprotkan alkohol 70 % pada area kerja lalu
dibersihkan dengan tissue.
 Kemudian tangan juga diberi perlakuan aseptik dengan
menyemprotkan alkohol/hand sanitizer ke telapak tangan
dan mengusapkannya ke seluruh permukaan telapak
tangan.
 Setelah itu, menyalakan pembakar spirtus dengan korek
api dan menyiapkan medium NA.
 Lalu, mengambil 1 buah cawan petri menggunakan
tangan kiri dan lewatkan bibir cawan pada api. Kemudian,
mengambil tabung yang berisi medium NA lalu membuka
tutupnya dengan tangan kiri tanpa jatuh pada area kerja.
 Membuka sedikit cawan dan dekatkan pada api untuk
menghindari kontaminasi. Setelah itu, memasukkan NA
perlahan-lahan lalu menutup kembali cawan.
 Setelah cawan berisi NA, lalu dekatkan kembali pada api
dan bentuk cawan menjadi angka delapan pada area
kerja agar NA merata.
 Setelah itu, tangan kanan memegang jarum Ose untuk
diberi perlakuan aseptik dengan memanaskannya pada
api hingga ujungnya memerah lalu mencelupkannya ke
dalam alkohol 70% dan melewatkannya kembali pada api.
 Lalu, mengambil sampel cairan makanan dengan jarum
ose yang telah disterilkan tadi. Makanan pertama yang
digunakan pada percobaan ini yaitu nasi basi.
 Membuka cawan petri untuk memberi celah jarum ose
masuk. Cawan tetap berada didekat api untuk
menghindari kontaminasi dari mikroorganisme lain.
 Kemudian, sampel cairan makanan yang sudah
menempel di jarum ose ditanam pada medium NA dengan
cara mengoleskan ujung jarum ose ke medium NA
dengan sapuan berbentuk zigzag.
 Setelah itu, jarum ose disterilkan kembali untuk
mengambil sampel makanan yang kedua yaitu sayur basi.
Penanaman sampel sayur basi sama dengan penanaman
pada nasi.
 Setelah itu, jarum ose disterilkan kembali lalu mengambil
sampel makanan yang ketiga yaitu anggur basi yang
mendapat perlakuan sama seperti pada penanaman sayur
basi dan nasi basi.
 Setelah penanaman selesai, cawan petri dimasukkan
kedalam inkubator.

4.1.3 Isolasi Mikroorganisme dari Bagian Tubuh Manusia


 Mensterilkan area kerja dengan menggunakan teknik
aseptik untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan
cara menyemprotkan alkohol 70 % pada area kerja lalu
dibersihkan dengan tissue.
 Kemudian tangan juga diberi perlakuan aseptik dengan
menyemprotkan alkohol/hand sanitizer ke telapak tangan
dan mengusapkannya ke seluruh permukaan telapak
tangan.
 Setelah itu, menyalakan pembakar spirtus dengan korek
api dan menyiapkan medium NA.
 Lalu, mengambil 1 buah cawan petri menggunakan
tangan kiri dan lewatkan bibir cawan pada api. Kemudian,
mengambil tabung yang berisi medium NA dan membuka
tutupnya dengan tangan kiri tanpa jatuh pada area kerja.
 Membuka sedikit cawan dan dekatkan pada api untuk
menghindari kontaminasi. Setelah itu, memasukkan NA
perlahan-lahan lalu menutup kembali cawan.
 Setelah cawan berisi NA, lalu dekatkan kembali pada api
dan bentuk cawan menjadi angka delapan pada area
kerja agar NA merata.
 Setelah itu, rambut dan kuku diletakkan pada cawan
dengan sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan
rambut dan kuku tersebut menempel pada medium.
Sedangkan untuk sampel ketiga yaitu cap kulit, jempol
tangan langsung diletakkan pada medium untuk
mendapatkan mikroorganisme dari kulit.
 Setelah penanaman selesai, cawan petri dimasukkan
kedalam inkubator.

4.2 Cara Kerja untuk Identifikasi Mikroorganisme

4.2.1 Identifikasi secara Makroskopis


Identifikasi secara makroskopis yaitu mengamati bakteri
dengan mata telanjang untuk mengetahui cirri-ciri fisik dari
mikrorganisme tersebut.
4.2.1.1 Identifikasi Makroskopis pada sampel udara,
makanan, dan bagian tubuh manusia
 Melihat warna yang terbentuk pada cawan petri yang
diamati.
 Mengamati tekstur mikroba (kasar atau halus)
 Mengamati bagian permukaan mikroba (mengkilap
atau tidak mengkilap).
 Mengamati bentuk mikroba
 Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil
pengamatan.

4.2.2 Identifikasi secara Mikroskopis


Identifikasi secara mikroskopis yaitu mengamati
mikroorganisme dengan bantuan mikroskop untuk
mengetahui struktur mikroorganisme secara lebih jelas

4.2.2.1 Pewarnaan Sederhana


 Identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan cara
pewarnaan sederhana.
 Mensterilkan area kerja dengan menggunakan teknik
aseptik untuk menghindari terjadinya kontaminasi
dengan cara menyemprotkan alkohol 70 % pada area
kerja lalu dibersihkan dengan tissue.
 Kemudian tangan juga diberi perlakuan aseptik
dengan menyemprotkan alkohol/hand sanitizer ke
telapak tangan dan mengusapkan alkohol/hand
sanitizer ke seluruh permukaan telapak tangan.
 Setelah itu, mengambil sebuah kaca objek yang telah
dibersihkan dengan tissue.
 Lalu, meneteskan satu atau dua tetes Aqudes
ditengah kaca objek
 Kemudian, mengambil sampel mikroorganisme
dengan jarum ose yang sudah diberi perlakuan
aseptik dengan api dan meletakannya dalam cairan
aquades.
 Kemudian, melewatkan kaca objek yang masih
mengandung aquades tersebut diatas api beberapa
kali hingga aquades menguap.
 Diatas mikroorganisme yang mengering tersebut
ditetesi cairan crystal violet. Tunggu selama satu
menit hingga crystal violet menempel pada objek
 Kaca objek yang telah ditetesi crystal violet kemudian
dicuci hingga crystal violet terlihat tipis dikaca objek.
 Setelah itu, meletakkan kaca objek pada mikroskop
dan siap diamati

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Pengisolasian Mikroorganisme
Tabel 2. Hasil Pengamatan Makroskopis
No. Nama Σ Mikroorganisme Gambar
No. Sumber Warna Tekstur Mengkilap Gambar

1. Udara Kuning Halus ya

1. Udara ++++

2. Anggur +
2. Anggur Putih Kasar Ya

3. Nasi +++++
3. Nasi Putih Kasar Tidak

4. Sayur +++

4. Sayur putih Kasar Ya


5. Kulit +

5. 6. Kulit
Rambut kuning Halus Ya
-
6. Rambut - - -

7. Kuku ++
7. Kuku pink Halus Ya

Tabel 2. Hasil Pengamatan Mikroskopis


No. Sumber Bentuk Gambar

1. Udara Kokus

2. Anggur Kokus

3. Nasi - Tidak ada gambar mikroskopis

4. Sayur Kokus
5. Kulit kokus

Tidak ada mikroorganisme yang


6. Rambut Kokus
tumbuh

7. kuku Kokus

5.1 Pembahasan Hasil Isolasi Mikroorganisme


Setelah sampel mikroorganisme dimasukkan kedalam inkubator
selama 24 jam, dalam ketiga cawan tumbuh mikroorganisme yang
berbeda-beda.

Pada sampel udara, tampak koloni mikroorganisme yang posisinya


berjauhan dengan bentuk bulat-bulat kecil dan berwarna kuning
serta putih.

Pada sampel anggur, tumbuh mikroorganisme mengikuti pola


zigzag dengan jumlah yang sangat sedikit di dekat permukaannya
dan berwarna putih.

Pada sampel nasi, mikroorganisme yang tumbuh mengikuti pola


zigzag, berwarna putih, serta tampak menyebar di sekitar
permukaan sampel. Jumlahnya paling banyak diantara sampel
lainnya.
Pada sampel sayur, mikroorganisme yang tumbuh juga mengikuti
pola zigzag dengan warna putih dan cukup banyak. Akan tetapi,
jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada sampel nasi.

Pada sampel kulit yaitu cap jari manusia, mikroorganisme yang


tumbuh paling sedikit diantara sampel lainnya. Hal tersebut
dikarenakan tangan orang yang dijadikan sampel sudah terlanjur
memakai hand sanitizer sebelumnya. Sehingga, kemungkinan
bakteri yang terkandung didalamnya sudah mati.

Pada sampel rambut tidak ditemukan mikroorganisme, karena


orang yang rambutnya dijadikan sampel percobaan telah mencuci
rambut sebeumnya. Sehingga mikroorganisme sudah mati atau
terbatas jumlahnya. Akan tetapi, pada sampel ditemukan adanya
koloni mikroorganisme lain di sekitar rambut yang diduga karena
telah terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain.

Pada sampel kuku, tumbuh mikroorganisme yang mengelilingi


kuku dengan jumlah sedang dan berwarna putih.

5.2 Pembahasan Hasil Identifikasi Mikroorganisme


Setelah dilakukan isolasi dan pembiakan mikroorganisme selama 1
minggu, bakteri mulai tumbuh dalam jumlah yang lebih banyak.
Sehingga dapat diamati lebih jelas lagi atau dikenal dengan
identifikasi mikroorganisme. Identifikasi mikroorganisme dilakukan
dengan dua cara, yaitu pengamatan langsung atau secara makro
dan pengamatan menggunakan mikroskop atau secara mikro.
Pada pengamatan mikro dibutuhkan pewarnaan bakteri untuk
memudahkan identifikasi. Pada percobaan ini, dilakukan dengan
pewarnaan sederhana yaitu menggunakan safronin dan crystal
violet.
Setelah dilakukan pengamatan makro dan mikro, pada sampel
udara diketahui koloni yang tumbuh merupakan bakteri berbentuk
kokus dengan memiliki dua warna berbeda. Dikatakan bakteri
karena tidak terlihat adanya growing zone dan radio furo. Warna
bakteri putih dan kuning dengan dominasi adalah warna kuning.
Selain itu, pada pengamatan langsung tampak teksturnya halus
dan mengkilap.

Pada sampel anggur busuk, setelah satu minggu, mikroorganisme


yang tumbuh mulai banyak dibandingkan saat awal isolasi.
Mikroorganisme teridentifikasi sebagai bakteri yang berbentuk
kokus, karena tidak adanya growing zone dan radio furo. Pada
identifikasi makro diketahui bakteri berwarna putih, bertekstur
kasar, dan mengkilap.

Pada identifikasi mikro dengan sampel nasi, diketahui pula bahwa


mikroorganisme tersebut merupakan bakteri karena tidak adanya
growing zone dan radio furo. Sedangkan pada identifikasi mikro
diketahui bakteri berwarna putih, bertekstur kasar, dan tidak
mengkilap.

Pada sampel sayur basi, mikroorganisme diduga merupakan


bakteri karena tidak adanya growing zone dan radio furo. Pada
pengamatan makro diketahui bakteri berwarna putih, bertekstur
kasar, dan mengkilap.

Mikroorganisme pada kulit, teridentifikasi sebagai bakteri dengan


tidak ditemukannya growing zone dan radio furo. Pada
pengamatan langsng bakteri yang tumbuh berwarna kuning dan
koloni bakteri berbentuk circular atau bulat. Teksturnya halus dan
permukaan tampak mengkilap. Kemudian, jika diamati secara
mikroskopis tampak bakteri ini berbentuk kokus.

Mikroorganisme yang tumbuh pada area kuku diduga sebagai


bakteri karena tidak ditemukannya growing zone dan radio furo.
Koloni bakteri terlihat mengelilingi kuku serta memiliki teksturnya
yang halus, berwarna pink, dan tampak mengkilap. Jika diamati
dibawah mkroskop maka akan terlihat bakteri dengan bentuk
kokus.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disempulkan.
 Isolasi mikroorganisme menggunakan inkubator menyebabkan
mikroorganisme tumbuh lebih cepat dan memudahkan saat
identifikasi makro maupun mikro.
 Hasil isolasi selama 24 jam menunjukkan bahwa nasi adalah
sampel dengan bakteri yang paling banyak tumbuh diantara sampel
lainnya.
 Dengan melihat berbagai perbedaan cirri-ciri dan bentuk dari setiap
mikroorganisme, diketahui bahwa begitu banyaknya
keanekaragaman mikroorganisme di alam.
 Unuk mengidentifikasi mikroorganisme dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu identifikasi makro (pengamatan langsung) dan
identifikasi mikro (pengamatan menggunakan mikroskop).
 Pengamatan makroskopis sangat mudah dilakukan untuk
mengetahui koloni, tekstur, dan kilap dari tiap mikroorganisme
 Pengamatan mikroskopis dibantu dengan adanya pewarnaan
sehingga bakteri dapat terlihat jelas terutama bentuknya. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa kokus merupakan bentuk bakteri
paling dominan yang terdapat pada sampel percobaan.

VII. DAFTAR PUSTAKA

 Modul praktikum biologi Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia.
 http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-4-isolasi-
mikroorganisme.html
 http://ayosinauonline.blogspot.com/2010/08/teknik-isolasi.html

Anda mungkin juga menyukai