Anda di halaman 1dari 9

Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Clinical Science Session

Faringitis

Oleh:
Nugra Daary R G 1840312246

Preseptor :
dr. Dolly Irfandy, Sp.THT-KL(K), FICS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2018

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Clinical Science Session

Faringitis
Nugra Daary R G1

Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas); atas nasofaring, orofaring dan laringofaring
(hipofaring).1
PENDAHULUAN Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir
(mucous blanket) dan otot.1
1.1 Latar Belakang
Penyakit saluran pernapasan atas adalah penyakit
yang paling sering datang ke layanan kesehatan
primer. Penyakit saluran pernapasan atas diantaranya
berupa faringitis.1
Etiologi yang menyebabkan infeksi pada saluran
tersebut hampir sama, kebanyakan disebabkan karna
virus, dilanjutkan dengan bakteri dan bisa juga
disebabkan oleh pemakaian kortikosteroid inhalan yang
terus menerus dan berlangsung lama. 1
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis banding dari penyakit ini begitu luas dan
dapat terjadi bersamaan. Tatalaksana yang diberikan
juga sering disamaratakan dengan pemberian
antibiotik. Oleh karena itu faringitis yang akan dibahas
dalam tulisan clinical science session ini. Gambar 1. Anatomi Faring1

1.2 Tujuan Penulisan Mukosa


Tujuan penulisan Clinical Science Session ini
Bentuk mukosa faring bervariasi, tergantung pada
adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi faring,
letaknya. Pada nasofaring karena fungsinya untuk
definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, diagnosis,
saluran respirasi, maka mukosanya bersilia, sedang
tatalaksana, komplikasi dan prognosis faringitis.
epitelnya torak berlapis yang mengandung sel goblet.
Di bagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring,
1.3 Metode Penulisan karena fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya
Metode penulisan Clinical Science Session ini gepeng berlapis dan tidak bersilia. 1
adalah dengan studi kepustakaan dengan merujuk
pada berbagai literatur. Di sepanjang faring dapat ditemukan banyak sel
jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan
1.4 Manfaat Penulisan ikat yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial.
Manfaat penulisan Clinical Science Session ini Oleh karena itu faring dapat disebut juga daerah
adalah menambah wawasan dan pengetahuan pertahanan tubuh terdepan. 1
mengenai faringitis.
Palut Lendir (Mucous Blancet)
TINJAUAN PUSTAKA
Daerah nasofaring dilalui oleh udara pernapasan
Anatomi Faring yang diisap melalui hidung. Di bagian atas, nasofaring
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang ditutupi oleh palut lendir yang terletak diatas silia dan
berbentuk seperti corong dengan bagian atas yang bergerak sesuai dengan arah gerak silia ke belakang.
besar dan bagian bawah yang sempit. Faring Palut lendir ini berfungsi untuk menangkap partikel
merupakan ruang utama traktus respiratorius dan kotoran yang terbawa oleh udara yang diisap. Palut
traktus digestivus. Kantung fibromuskuler ini mulai dari lendir ini mengandung enzim Lyzozyme yang penting
dasar tengkorak dan terus menyambung ke esofagus untuk proteksi.1
hingga setinggi vertebra servikalis ke-6. Ke atas, faring
berhubungan dengan rongga hidung melalui koana. Ke Otot
depan berhubungan dengan rongga mulut melalui
ismus orofaring, sedangkan dengan laring dibawah Otot-otot faring tersusun dalam lapisan melingkar
berhubungan dengan aditus laring dan ke bawah (sirkular) dan memanjang (longitudinal). Otot-otot yang
berhubungan dengan esophagus. Panjang dinding sirkular terdiri dari m. konstriktor faring superior, media,
posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm; dan inferior. Otot-otot ini terletak disebelah luar. Otot-
bagian ini merupakan bagian dinding faring yang otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnya
terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam menutup sebagian otot bagian atasnya dari belakang.
keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus Di sebelah depan, otot-otot ini bertemu satu sama lain

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dan dibelakang bertemu pada jaringan bertemu pada Perdarahan


jaringan ikat yang disebut “rafe faring” (raphe
pharyngis). Kerja otot konstriktor untuk mengecilkan Faring mendapat darah dari beberapa sumber dan
lumen faring. Otot-otot ini dipersarafi oleh n.vagus kadang-kadang tidak beraturan. Yang utama berasal
(n.X). 1 dari cabang a. karotis eksterna (cabang faring
asendens dan cabang fausial) serta dari cabang a.
Otot-otot yang longitudinal adalah m. stilofaring maksila interna yakni cabang palatine superior. 1
dan m. palatofaring. Letak otot-otot ini di sebelah
dalam. M. stilofaring gunanya untuk melebarkan faring
dan menarik laring, sedangkan m. palatofaring
mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan
bagian bawah faring dan laring.Jadi kedua otot ini
bekerja sebagai elevator. Kerja kedua otot itu penting
pada waktu menelan. M. Stilofaring dipersarafi oleh n.IX
sedangkan m. palatofaring dipersarafi oleh n.X.1

Pada palatum mole terdapat lima pasang otot


yang dijadikan satu dalam satu sarung fasia dari
mukosa yaitu m. levator veli palatini, m. tensor veli
palatini, m. palatoglossus, m. palatofaring, dan m.
azigos uvula. 1

M. levator veli palatini membentuk sebagian besar Gambar 3. Anatomi Vaskularisasi Faring
palatum mole dan kerjanya untuk menyempitkan ismus
faring dan memperlebar ostium tuba Eustachius. Otot
ini dipersarafi oleh n.X. 1 Persarafan
M. tensor veli palatini membentuk tenda palatum Persarafan motorik dan sensorik daerah faring
mole dan kerjanya untuk mengencangkan bagian berasal dari pleksus faring yang ekstensif. Pleksus ini
anterior palatum mole dan membuka tuba eustachius. dibentuk oleh cabang faring dari n. vagus, cabang dari
Otot ini dipersarafi oleh n.X. 1 n. glosofaring dan serabut simpatis. Cabang faring dari
n.vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang
M. palatoglosus membentuk arkus anterior faring ekstensif ini keluar cabang-cabang untuk otot-otot
dan kerjanya menyempitkan ismus faring. Otot ini faring kecuali m.stilofaring yang dipersarafi langsung
dipersarafi oleh n.X. 1 oleh cabang n. glosofaring (n.IX). 1
M. palatofaring membentuk arkus posterior Kelenjar Getah Bening
faring.Otot ini dipersarafi oleh n.X. M. Azigos uvula
merupakan otot yang kecil, kerjanya memperpendek Aliran limfa dari dinding faring dapat melalui 3
dan menaikkan uvula ke belakang atas. Otot ini saluran, yakni superior, media dan inferior. Saluran
dipersarafi oleh n.X. 1 limfa superior mengalir ke kelenjar getah bening
retrofaring dan kelenjar getah bening servikal dalam
atas. Saluran limfa media mengalir ke kelenjar getah
bening jugulo-digastrik dan kelenjar servikal dalam
atas, sedangkan saluran limfa inferior mengalir ke
kelenjar getah bening servikal dalam bawah. 1

Berdasarkan letaknya faring dibagi atas:

Gambar 2. Anatomi Otot Faring

Gambar 4. Pembagian Letak Faring

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1. Nasofaring

Batas nasofaring di bagian atas adalah dasar


tengkorak, di bagian bawah adalah palatum mole, ke
depan adalah rongga hidung sedangkan ke belakang
adalah vertebra servikal. 1

Nasofaring yang relatif kecil mengandung serta


berhubungan erat dengan beberapa struktur penting
seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral
faring dengan resesus faring yang disebut fossa
Rosenmuller, kantong ranthke, yang merupakan
invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus
tubarius, suatu refleksi mukosa faring di atas
penonjolan kartilago tuba Eustachius, koana, foramen
jugulare, yang dilalui oleh Nervus Glossopharyngeus, Gambar 5. Gambar Fase Menelan
Nervus Vagus dan Nervus Asesorius spinal saraf
cranial dan vena jugularis interna, bagian petrosus os
temporalis dan foramen laserum dan muara tuba
1
Eustachius. 1 b) Fungsi faring dalam proses bicara.

2. Orofaring Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan


terpada dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini
Orofaring disebut juga mesofaring, dengan batas antara lain berupa pendekatan palatum mole kea rah
atasnya adalah palatum mole, batas bawah adalah tepi dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi
atas epiglotis ke depan adalah rongga mulut sedangkan sangat cepat dan melibatkan mula-mula
ke belakang adalah vertebra servikalis. 1 m.salpingofaring dan m.palatofaring.kemudian
m.levator veli palatini bersama-sama m.konstriktor
Struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring
dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta m.levator vveli palatini menarik palatum mole ke atas
arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual belakang hampir mengenai dinding posterior faring.
dan foramen sekum. 1 Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of)
passavant pada dinding belakang faring yang terjadi
Secara klinik dinding posterior faring penting akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring
karena ikut terlibat pada radang akut atau radang kronik sebagai hasil gerakan m.palatofaring (bersama
faring, abses retrofaring, serta gangguan otot-otot di m.salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor
bagian tersebut. Gangguan otot posterior faring faring superior. Mingkin kedua gerakan ini bekerja tidak
bersama-sama dengan otot palatum mole pada waktu yang bersamaan. 1
berhubungan dengan gangguan n. vagus. 1
Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant
3. Laringofaring ini menetap pada pada periode fonasi, tetapi ada pula
pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan
Batas laringofaring di sebelah superior adalah tepi hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan
atas epiglotis, batas anterior ialah laring, batas inferior palatum. 1
ialah esophagus, sertas batas posterior adalah vertebra
servikal. Bila laringofaring diperiksa dengan kaca Definisi Faringitis
tenggorok pada pemeriksaan laring tidak langsung atau Faringitis adalah penyakit inflamasi dari mukosa
dengan laringoskop pada pemeriksaan laring langsung, dan submukosa pada tenggorokan, Jaringan yang
maka struktur pertama yang tampak dibawah dasar terkena meliputi orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil,
lidah ialah valekula. 1 dan adenoid.2
Faringitis merupakan peradangan dinding faring
Fisiologi Faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-
40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. 2
Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan
pada waktu menelan, resonansi suara dan untuk menimbulkan reaksi inflamasi local.Infeksi bakteri grup
artikulasi. 1 A Streptokokus 𝛽 hemolitikus dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini
a) Fungsi menelan melepaskan toksin ekstraselular yang dapat
menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup
Terdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu fase jantung, glomerulonephritis akut karena fungsi
oral, fase faringal dan fase esofagal. Fase oral, bolus glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks
makanan dari mulut menuju ke faring.Gerakan disini antigen-antibodi. Bakteri ini banyak menyerang anak
disengaja (voluntary). Fase faringal yaitu pada waktu usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak
transport bolus makanan melalui faring. Gerakan disini umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui
tidak sengaja (involuntary). Fase esofagal disini secret hidung dan ludah (droplet infection). 2
gerakannya tidak disengaja, yaitu pada waktu bolus
makanan bergerak secara peristaltic di esophagus Etiologi Faringitis
menuju lambung. 1 Faringitis merupakan peradangan dinding faring
yang dapat disebabkan akibat infeksi maupun non
infeksi. Banyak mikroorganisme yang dapat

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

menyebabkan faringitis, virus (40-60%), bakteri (5- GAS (Group A Streptococci). Bakteri penyebab
40%).2 Respiratory viruses merupakan penyebab tersering yaitu Streptococcus Pyogenes. Sedangkan,
faringitis yang paling banyak teridentifikasi dengan penyebab virus tersering yaitu rhinovirus dan
Rhinovirus (±20%) dan coronaviruses (±5%). Selain itu adenovirus. Masa infeksi GAS paling sering yaitu pada
juga ada Influenzavirus, Parainfluenza virus, akhir musim gugur hingga awal musim semi. 4
adenovirus, Herpes simplex virus type 1&2, Coxsackie
virus A, cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus (EBV).3 Patogenesis Faringitis
Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan Infeksi faringitis bakteri maupun virus secara
terjadinya faringitis. Faringitis yang disebabkan oleh langsung menginvasi mukosa faring menyebabkan
bakteri biasanya oleh grup S.pyogenes dengan 5- respon lokal inflamasi. Virus seperti rinovirus dan
15% penyebab faringitis pada orang dewasa. Group A korona virus menyebabkan iritasi sekunder mukosa
streptococcus merupakan penyebab faringitis yang faring hingga sekresi nasal.5
utama pada anak-anak berusia 5-15 tahun, ini jarang Bakteri S. Pyogenes memiliki sifat penularan yang
ditemukan pada anak berusia <3tahun. 2, 3 tinggi dengan droplet udara yang berasal dari pasien
Bakteri penyebab faringitis yang lainnya (<1%) faringitis.Droplet ini dikeluarkan melalui batuk dan
antara lain Neisseria gonorrhoeae, Corynebacterium bersin. Jika bakteri ini hinggap pada sel sehat, bakteri
diptheriae, Corynebacterium ulcerans, Yersinia ini akan bermultiplikasi dan mensekresikan toksin.
eneterolitica dan Treponema pallidum, Mycobacterium Toksin ini menyebabkan kerusakan pada sel hidup dan
tuberculosis. Faringitis dapat menular melalui droplet inflamasi pada orofaring dan tonsil. Kerusakan jaringan
infection dari orang yang menderita faringitis. Faktor ini ditandai dengan adanya tampakan kemerahan pada
resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, faring.4 Periode inkubasi faringitis hingga gejala muncul
turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang yaitu sekitar 24 – 72 jam.5
kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan. 3 Beberapa strain dari S. Pyogenes menghasilkan
Pada faringitis kronik, faktor-faktor yang eksotoksin eritrogenik yang menyebabkan bercak
berpengaruh:4 kemerahan pada kulit pada leher, dada, dan lengan.
1. Infeksi persisten di sekitar faring. Pada rhinitis dan Bercak tersebut terjadi sebagai akibat dari kumpulan
sinusitis kronik, mucus purulent secara konstan darah pada pembuluh darah yang rusak akibat
jatuh ke faring dan menjadi sumber infeksi yang pengaruh toksin.5
konstan. Tonsillitis kronik dan sepsis dental juga
bertanggung jawab dalam menyebabkan faringitis Klasifikasi Faringitis
kronik dan odinofagia yang rekuren. Faringitis dibagi menjadi:2
2. Bernapas melalui mulut. Bernapas melalui mulut 1. Faringitis akut
akan mengekspos faring ke udara yang tidak a) Faringitis viral
difiltrasi, dilembabkan dan disesuaikan dengan b) Faringitis bakterial
suhu tubuh sehingga menyebabkan lebih mudah c) Faringitis fungal
terinfeksi. Bernapas melalui mulut biasa d) Faringitis gonorea
disebabkan oleh : 2. Faringitis kronik
a. Obstruksi hidung a) Faringitis kronik hiperplastik
b. Obstruksi nasofaring b) Faringitis kronik atrofi
c. Gigi yang menonjol 3. Faringitis spesifik
d. Kebiasaan a) Faringitis luetika
3. Iritan kronik. Merokok yang berlebihan, b) Faringitis tuberkulosis
mengunyah tembakau, peminum minuman keras,
makanan yang sangat pedas semuanya dapat 1. Faringitis Akut
menyebabkan faringitis kronik. a. Faringitis Viral2
4. Polusi lingkungan. Asap atau lingkungan yang Gejala dan tanda faringitis viral adalah demam
berdebu atau uap industry juga menyebabkan disertai rinorea, mual, nyeri tenggorokan dan sulit
faringitis kronik. menelan.Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil
5. Faulty voice production. Penggunaan suara yang hiperemis. Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan
berlebihan atau faulty voice production juga adalah beberapa hari kemudian akan menimbulkan faringitis.
salah satu penyebab faringitis kronik. Virus influenza, coxsachievirus dan cytomegalovirus
tidak menghasilkan eksudat. Coxachievirus dapat
Faktor risiko dari faringitis yaitu: menimbulkan lesi vesicular di orofaring dan lesi kulit
1. Cuaca dingin dan musim flu berupa mauclopapular rash. Adenovirus selain
2. Kontak dengan pasien penderita faringitis menimbulkan gejala faringitis, juga menimbulkan gejala
karena penyakit ini dapat menular melalui konjungtivitis terutama pada anak. Epstein Barr Virus
udara (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai produksi
3. Merokok, atau terpajan oleh asap rokok eksudat pada faring yang banyak. Terdapat
4. Infeksi sinus yang berulang pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama
5. Alergi retroservikal dan hepatosplenomegali. 2
Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan
Epidemiologi Faringitis keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan
Di USA, faringitis terjadi lebih sering terjadi pada demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis,
anak-anak daripada pada dewasa. Sekitar 15 – 30 % terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan
faringitis terjadi pada anak usia sekolah, terutama usia pasien tampak lemah. 2
4 – 7 tahun, dan sekitar 10%nya diderita oleh dewasa. Terapinya adalah istirahat dan minum yang cukup.
Faringitis ini jarang terjadi pada anak usia < 3 tahun. 4 Kumur dengan air hangat. Analgetika jika perlu dan
Penyebab tersering dari faringitis ini yaitu tablet isap. Antivirus metisoprinol (Isoprenosine)
streptokokus grup A, karena itu sering disebut faringitis diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari


pada orang dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan
50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari. 2

Tabel 1. Dosis Penisilin

Alternatif pada Pasien yang Alergi Penisilin

Eritromisin oral atau klindamisin dapat diberikan


untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.5
Gambar 6. Faringitis Viral

b. Faringitis bakterial

Infeksi grup A Streptokokus 𝛽 hemolitikus


merupakan penyebab faringitis akut pada orang
dewasa (15%) dan pada anak (30%). Gejala dan
tandanya adalah nyeri kepala yang hebat, muntah Tabel 2. Dosis Klindamisin dan Eritromisin
kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang
tinggi, jarang disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak Faringitis akibat infeksi bakteri streptococcus
tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan group A dapat diperkirakan dengan menggunakan
terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari Centor criteria3, yaitu :
kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan
faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal,
dan nyeri pada penekanan.2

Terapi: 2

a. Antibiotik diberikan terutama bila diduga penyebab


faringitis akut ini grup A Streptokokus 𝛽
hemolitikus. Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB, Tabel 3. Kriteria Centor untuk Faringitis3
IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB
dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada Pada modified Centor criteria ditambah kriteria umur:
dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hariatau
eritromisin 4 x 500 mg/hari - 2-14 tahun (+1)

b. Kortikosteroid: deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali. - 15-44 tahun (0)


Pada anak 0.08-0.3 mg/kgBB, IM, 1 kali.
- 45 tahun keatas (-1)
c. Analgetika
Penilaian skornya:
d. Kumur dengan air hangat atau antiseptic.
0: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 1%-
2.5%. Tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut dan
antibiotic.

1: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 5%-


10%. Tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut dan
antibiotic.

2: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 11%-


17%. Kultur bakteri faring dan antibiotic hanya bila hasil
kultur positif

3: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 28%-


Gambar 7. Faringitis Streptococcal sp. 35%. Kultur bakteri faring dan antibiotic hanya bila hasil
kultur positif

4-5: Kemungkinan faringitis karena streptococcus 51%-


53%. Terapi empiris dengan antibiotic dan atau kultur
bakteri faring

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

- Demam, menggigil, mual, dan muntah ( kurang


umum )

Pada laki-laki , gejala urogenital utama gonore


meliputi :
- Uretritis
- Epididimitis akut
Tabel 4. Skoring - Striktur uretra
- Infeksi dubur : Dapat dengan nyeri , pruritus, atau
tenesmus
c. Faringitis Fungal

Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut Diagnosa


dan faring. Keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan.
Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan Kultur adalah tes diagnostik yang paling umum
mukosa faring lainnya hiperemis. Pembiakan jamur ini untuk gonore, yaitu dengan asam deoksiribonukleat
dilakukan dalam agar Saburoud dextrose.2 (DNA) probe dan kemudian polymerase chain reaction
(PCR) assay dan ligand chain reaction (LCR). Probe
Terapi dengan Nystatin 100.000-400.000 2 DNA adalah tes deteksi antigen yang menggunakan
kali/hari dan analgetika. 2 probe untuk mendeteksi DNA gonore dalam spesimen.

Kultur swab dari tempat infeksi merupakan


standar kriteria untuk diagnosis di semua tempat
potensial infeksi gonokokal. Kultur sangat berguna
ketika diagnosis klinis tidak jelas, ketika kegagalan
pengobatan telah terjadi, ketika pelacakan kontak yang
bermasalah, dan ketika pertanyaan hukum muncul.

Terapi

Antara lain : 2
Gambar 8. Faringitis Jamur  Ceftriaxone 250 mg intramuscular (IM) single
dose PLUS atau IV
d. Faringitis Gonorea  Azithromycin 1 g PO single dose OR
 Doxycycline 100 mg PO twice a day for 7 days
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Bakteri menyebar melalui oral seks dengan pasangan
yang terinfeksi. Sebagian besar infeksi tenggorokan 2. Faringitis Kronis
tidak menghasilkan gejala (asimtomatik). 2
Faringitis kronis atau persisten merupakan
Penyakit ini paling sering terjadi pada pria yang masalah menjengkelkan dan menyakitkan bagi pasien.
homoseksual. Faktor risiko nya yaitu, aktivitas seksual Hal ini dapat bertahan selama lebih dari 3 bulan dan
dengan banyak pasangan, dan melakukan seks oral. sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Faringitis
kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-
Gejala dan tanda ulang faringitis akut atau karena iritasi faring akibat
merokok berlebihan dan penyalahgunaan alkohol,
Pada wanita , gejala urogenital utama gonore seringkonsumsi minuman ataupun makanan yang
meliputi : panas, dan batuk kronis karena alergi. Bernafas melalui
mulut, ini dapat disebabkan oleh: Kelainan pada
- Keputihan nasofarings, obstruksi pada hidung, dan protruding
- Disuria teeth.2
- Perdarahan intermenstrual
- Dispareunia ( hubungan seksual yang menyakitkan Terdapat 2 bentuk yaitu faringitis kronik
) hiperplastik dan faringitis kronik atrofi. Faktor
- Nyeri perut bagian bawah predisposisi proses radang kronik di faring ini ialah
rhinitis kronik, sinusitis, iritasi kronik oleh rokok, minum
alcohol, inhalasi uap yang merangsang mukosa faring
Jika infeksi berkembang menjadi penyakit radang dan debu. Faktor lain penyebab terjadinya faringitis
panggul (PID) , gejala mungkin termasuk yang berikut : kronik adalah pasien yang biasa bernapas melalui
mulut karena hidungnya tersumbat. 2
- Nyeri perut bagian bawah : gejala paling konsisten
PID a. Faringitis kronik hiperplastik
- Peningkatan cairan vagina atau cairan dari uretra
mukopurulen Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi
- Disuria : Biasanya tanpa urgensi atau frekuensi perubahan mukosa dinding posterior faring.Tampak
- Nyeri tekan daerah serviks kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band
- Nyeri adneksa (biasanya bilateral) atau massa hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding
adneksa posterior tidak rata, bergranular. 2
- Perdarahan intermenstrual

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Gejalanya pasien sering mengeluh mula-mula b. Faringitis Tuberkulosis


tenggorok kering gatal dan akhirnya batuk yang
berlendir. 2 Faringitis tuberkulosis merupakan proses
sekunder dari tuberculosis paru. Pada infeksi kuman
Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring tahan asam jenis bovinum dapat timbul tuberculosis
dengan memakai zat kimia larutan nitras argenti atau faring primer. Cara infeksi eksogen yaitu kontak dengan
dengan listrik (electro cauter). Pengobatan simptomatis sputum yang mengandung kuman atau inhalasi kuman
diberikan obat kumur atau tablet isap. Jika diperlukan melalui udara. Cara infeksi endogen yaitu penyebaran
dapat diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran. melalui darah pada tuberculosis miliaris.Bila infeksi
Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati. 2 timbul secara hematogen maka tonsil dapat terkena
pada kedua sisi dan lesi sering ditemukan pada dinding
posterior faring, arkus faring anterior, dinding lateral
hipofaring, palatum mole, dan palatum durum. Kelenjar
b. Faringitis kronik atrofi regional leher membengkak. Saat ini juga penyebaran
secara limfogen. 2
Faringitis kronik atrofi sering timbul bersamaan
dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara Gejalanya yaitu keadaan umum pasien buruk
pernapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, karena anoreksia dan odinofagia. Pasien mengeluh
sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada nyeri yang gebat di tenggorok, nyeri di telinga atau
faring. 2 otalgia serta pembesaran kelenjar limfa servikal. 2

Gejalanya pasien sering mengeluh tenggorok Untuk menegakkan diagnosis diperlukan


kering dan tebal serta mulut berbau. Pada pemeriksaan pemeriksaan sputum basil tahan asam, foto toraks
tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental untuk melihat adanya tuberculosis paru dan biopsi
dan bila diangkat tampak mukosa kering2 jaringan yang terinfeksi untuk menyingkirkan proses
keganasan serta mencari kuman basil tahan asam di
Pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofinya dan jaringan. 2
untuk faringitis kronik atrofi ditambahkan dengan obat
kumur dan menjaga kebersihan mulut. 2 Pengobatan dengan isoniazid dan rifampisin selama 9
sampai 12 bulan merupakan terapi yang paling efektif
3. Faringitis Spesifik dan mampu mencapai hasil yang diinginkan dalam 99%
dari pasien . Sumber lain menyebutkan terapi sesuai
a. Faringitis Luetika2 dengan terapi tuberkulosis. 2

Faringitis leutika atau faringitis syphilis ini dapat Pemeriksaan Penunjang Faringitis
disebabkan oleh Treponema palidum yang dapat
menimbulkan infeksi di daerah faring seperti penyakit 1. Kultur Swab tenggorokan (Gold standard)
lues di organ lain. Gambaran kliniknya tergantung pada 2. Darah Rutin
stadium penyakit primer, sekunder atau tertier. 3. Kultur BTA untuk diagnosis Faringitis TB
4. Tes infeksi jamur dengan menggunakan
1) Stadium primer pewarnaan KOH
5. Tes Antigen
Kelainan pada stadium primer terdapat pada lidah,
palatum mole, tonsil, dan dinding posterior faring Komplikasi Faringitis
berbentuk bercak keputihan.Bila infeksi terus
berlangsung maka timbul ulkus pada daerah faring Adapun komplikasi dari faringitis yaitu sinusitis,
seperti ulkus pada genitalia yaitu tidak nyeri.Juga otitis media, epiglotitis, mastoiditis, pneumonia, abses
didapatkan pembesaran kelenjar\ mandibular yang peritonsilar, abses retrofaringeal. Selain itu juga dapat
tidak nyeri tekan. 2 terjadi komplikasi lain berupa septikemia, meningitis,
glomerulonefritis, demam rematik akut. Hal ini terjadi
2) Stadium sekunder secara perkontuinatum, limfogenik maupun
hematogenik.4
Stadium ini jarang ditemukan.Terdapat eritema
pada dinding faring yang menjalar kearah laring. 2 Prognosis Faringitis
3) Stadium tertier Umumnya prognosis pasien dengan faringitis
adalah baik, akan tetapi tergantung dari berat ringan
Pada stadium ini terdapat guma.Predileksinya nya infeksi. Pasien dengan faringitis ringan biasanya
pada tonsil dan palatum.Jarang pada dinding posterior sembuh dalam waktu 1-2 minggu.
faring.Guma pada dinding posterior faring dapat meluas
ke vertebra servikal dan bila pecah dapat menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
kematian. Guma yang terdapat di palatum mole, bila
sembuh akan terbentuk jaringan parut yang dapat 1. Bansal M. Disease Ear, Nose and Throat. 1st ed.
menimbulkan gangguan fungsi palatum secara New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2013.
permanen. 2 676 p
2. Rusmarjono dan Hermani B. Odinofagia. Buku Ajar
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala &
serologi. Terapi penisilin dalam dosis tinggi merupakan Leher. Edisi Ketujuh. Cetakan ke-5. Balai Penerbit
obat pilihan utama. 2 FKUI. Jakarta: 2016
3. Weber R. Pharyngitis. Elsevier. Kansas; 2014.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode November-Desember 2018 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

4. Acerra JR. Pharyngitis in Emergency Medicine. 2010.


Diambil dari :
http://emedicine.medscape.com/article/764304-
overview#a0199 Diakses : 19 November 2018
5. Murphy TP. Pharyngitis. Great lakes; 2013.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 1(1)

Anda mungkin juga menyukai