Anda di halaman 1dari 10

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan

politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di
berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu
dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas,
walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak
memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby
dan lain-lain kegiatan.Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat
dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda
banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah
para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa
kampanye.Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari
pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu


ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah
ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih

Pemilu Di Indonesia merupakan wujud dari kedaulatan rakyat terhadap hak-haknya untuk
memilih para pejabat negara pada sistem pemerintahan di Indonesia. Pemilihan umum adalah
salah satu mekanisme demokrasi pada Negara Kesatuan Republik Indonesai yang tercantum
pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa rakyat memiliki kekuasaan (kedaulatan)
yang tertinggi. Mekanisme terhadap penyerahan kedaulatan rakyat ini, akan dilakukan
melalui wakilnya (representative democracy) adalah melalui Pemilu.

Pengertian pemilu di Indonesia merupakan sarana dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat


tersebut untuk memilih wakil rakyat secara langsung untuk anggota lembaga negara,
yaitu DPR, DPD dan DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden. Sebelum amandemen
keempat UUD 1945, presiden dan wakil presiden dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), sebagai yang memiliki kedudukan lembaga tertinggi negara.

Pemilihan umum untuk presiden dan wakil presiden (pilpres), baru dilakukan setelah
amandemen UUD yang pertama kali diadakan pada tahun 2004. Kemudian dilanjutkan
dengan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai
bagian dari agenda pemilu di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007. Lalu untuk setiap lembaga negara yang dipilih dalam pemilu tersebut, melahirkan
istilah pembagian pemilu yaitu pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang
diselenggarakan 5 tahun sekali.

Pengertian Pemilu
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang(-orang) untuk mengisi jabatan-
jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di
berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga
berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata
'pemilihan' lebih sering digunakan.
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa)
dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain
kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam
kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para
kandidat atau politikus selalu komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para
peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye
dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan
oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui
oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.

Definisi Pemilihan Umum

Definisi Pemilihan Umum


Secara sederhana, pemilihan umum didefinisikan sebagai
suatu cara atau sarana untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam
menjalankan pemerintahan. Dalam buku Parpol Suatu Tinjauan Umum (81:1984), disebutkan
Harris G. Warren dan kawan-kawannya menyatakan bahwa pemilu adalah sebuah
kesempatan ketika warga memilih pejabatnya dan memutuskan apa yang mereka ingin
pemerintah lakukan untuk mereka.
Sudiharto menyatakan bahwa pemilu adalah sarana penting dalam demokrasi, karena pemilu
merupakan contoh partisipasi rakyat dalam berpolitik. Hal ini terjadi karena banyaknya
jumlah warganegara, sehingga mereka harus menunjuk wakil untuk kehidupan negara.
Deliar Noer juga berpendapat, jumlah warganegara yang sangat banyak tidak memungkinkan
untuk mengadakan permusyawaratan di satu tempat yang sama, sehingga diperlukan
pemerintah dan lembaga perwakilan untuk memecahkan persoalan negara. Untuk itulah
diperlukan pemilu, yang bertujuan untuk memilih wakil rakyat di pemerintahan.
Sistem Pemilihan Umum

Manfaat Pemilu

Pemilu dipandang sebagai bentuk paling nyata dari kedaulatan yang berada di tangan rakyat serta
wujud paling konkret partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh karena itu,sistem dan
penyelenggaraan pemilu selalu menjadi perhatian utama karena melalui penataan, sistem dan
kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar-benar mewujudkan pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat.
Penyelenggaraan Pemilu sangatlah penting bagi suatu negara, hal ini disebabkan karena :
Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat.
Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara
konstitusional.
Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi.
Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik.
Manfaat Pemilu

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari pemilu yang di lakukan oleh para pemilih pemula, atau para
pemilih yang baru pertama kalinya melakukan pemilihan.

1. Menciptakan pengalaman baru


Jika seseorang baru pertama kalinya melakukan pemilihan atas hak dan kewajibannya sebagai warga
Negara Indonesia, tentunya dengan adanya pemilu tersebut mereka akan mendapatkan sebuah
pengalaman dan pengetahuan, yang tentunya berkaitan dengan sistem pemilihan yang ada di
negaranya. Dengan melakukan pemilihan untuk pemimpinnya, maka mereka akan mendapatkan
informasi atau pengetahuan tentang tata cara pemungutan suara dalam pemilu tersebut yang
ditandai dengan sebuah tanda biru dari tinta yang ada pada jari kelingkingnya.

2. Melatih untuk bersosialisasi


Dengan datang mengunjungi tempat dimana pemilu melakukan pemilihan, maka tentunya anda akan
bertemu banyak masyarakat, baik yang menjadi panitia, orang-orang penting yang ada di sana,
maupun orang-orang yang turut hadir menyumbangkan haknya untuk memilih. Dengan pertemuan
tersebut maka manfaat pemilu untuk pemilih pemula tersebut adalah mereka dapat bersosialiasi.
Dengan melihat, memperhatikan dan menanyakan seputar pemilu tersebut, maka anda sudah
dikatakan dapat bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sana, dan tentunya hal tersebut akan
membantu anda kelak.

3. Belajar untuk bertanggung jawab atas haknya


Seseorang yang memiliki hak untuk memilih, tidak hanya memilih begitu saja. Namun dengan
memilih seseorang, atau memilih calon pemimpin maka seseorang harus bisa mempertanggung
jawabkannya. Dengan memilih calon pemimpin, maka kita harus siap dengan segala tindakan yang
pemimpin lakukan ketika mereka menjabat sebagai pimpinan. Mengingat hal tersebut sangat
penting, maka anda harus benar-benar mampu memilih para calon pemimping yang benar-benar
baik, dan anda rasa ia bisa.

4. Memberikan haknya
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, jika setiap orang memiliki hak dan kewajiban termasuk
kepada negaranya. Seseorang patut mengikuti segala aturan yang diterapkan oleh negaranya, dimana
di Indonesia ini masyarakat dipimpin oleh Presiden yang ada di bagian eksekutif, dan dibantu oleh
bagian legislatif dan yudikatif. Dengan adanya kewajiban yang harus kita ikuti dan kita jalani, maka
kita pun memiliki hak yang harus kita gunakan sebaik-baiknya. Untuk hal itu maka dalam pemilu,
manfaat pemilu untuk pemilih pemula itu sendiri adalah mampu memberikan haknya,
menyampaikan hak, atau mengutarakan haknya dalam pemilihan pimpinan atau wakil rakyat
tersebut.

Tadi adalah beberapa manfaat pemilu untuk pemilih pemula. Untuk seseorang yang belum pernah
melakukan pemilihan mungkin menganggap pemilihan tersebut sangat mudah, namun yang harus
diketahui adalah suara dari kita sangat menentukan kehidupan orang banyak, oleh sebab itu anda
harus benar-benar dapat memilih yang terbaik. Dalam pemilu anda harus mampu memberikan hak
anda sesuai dengan hati nurani anda, jadi tidak hanya asal coblos ketika mengikuti pemilu.

Selain itu banyak manfaat yang dapat diambil dari pemilihan umum. Pertama, pemilu merupakan
sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam politik, seperti yang dituliskan oleh Samuel P
Huntington dan Joan M Nelson dalam No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries
menyatakan, partisipasi politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang
dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Jadi dapat dipastikan,
partisipasi pemuda dalam pemilihan umum ikut menentukan berbagai kebijakan diwaktu
mendatang.

Kedua, pemilu merupakan perwujudan kedaulatan rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan rakyat pulalah menjadi unsur utama dalam membentuk sebuah negara. Pemilu
menjadi salah satu dari berbagai sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat

Ketiga, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian pemimpin secara konstitusional.
Suksesi kepemimpinan sangat diperlukan, untuk menumbuhkan berbagai gagasan baru yang lebih
baik, bahkan melalui pemilu kita dapat mengeliminasi para pemimpin yang dirasa tidak dapat
mengerjakan tugas yang telah diamanatkan kepadanya dengan cukup baik.

Terakhir, pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi
(legitimacy/keabsahan). Dikatakan oleh David Easton bahwa keabsahan adalah: “Keyakinan dari
pihak anggota (masyarakat) bahwa sudah wajar baginya untuk menerima baik dan menaati penguasa
dan memenuhi tuntutan-tuntutan dari rezim itu. Dengan melalui proses pemilihan umum tentunya
para pemimpin yang terpilih mendapat pembenaran dari rakyat untuk menjalankan serta
menyuarakan apa yang menjadi aspirasi masyarakat."

A. Fungsi Pemilu
Fungsi pemilu bukan hanya untuk memilih dan mengganti presiden, akan
etapi berfungsi juga sebagai :

 Media bagi rakyat untuk menyuarakan pendapatnya

 Mengubah kebijakan

 Mengganti pemerintahan

 Menuntut pertanggung jawaban

 Menyalurkan aspirasi lokal ( sumber , demokrasi di Indonesia, The Asia Fondation,


2003 )

B. Makna Pemilu
Sebagai bangsa yang ingin maju dan mendambakan perubahan paling tidak harus tahu apa
makna dari pemilu itu sendiri.
Pemilu memiliki makna strategis dalam proses berdemokkrasi

 Pemilu menunjukanbeberapa besar dukungan rakyat kepada pejabat atau

 partai politik.

 Sarana bagi kita untuk melakukan kesepakatan politik baru dengan partai politik,
wakil rakyat dan penguasa.

 Sebagai sarana mempertajam kesepakatan pemerintah dan anggota legislatif terhadap


aspirasi rakyat.
Bangsa kita adalah bagaikan bayi yang baru merangkak akan tetapi ingin langsung berlari,
makanan yang harus kita makan adalh sereal atau bubur tapi kita langsung makan mangga
dan itu mustahil terjadi seperti apa yang dikatakan Eep Saepulloh fatah dalam bukunya yang
berjudul " Bangsa saya yang menyebalkan " yaitu bangsa Indonesia bangsa yang pongah
yaitu bangsa yang sombong dan angkuh akan kekuasaan yang belum temntu ia
menguasainya.
Kita bangsa Indonesia jangan pernah salah lagi dan terus mengulangi kesalahan dalam
memilih pemimpin yang akan memperkosa kesejahteraan rakyat. Mulai saat ini kita harus
jadi memilih pemimpin yang akan memimpin negara yang kita cintai ini. Menurut Imam al –
Mawardi dalam kitab al- ahkam as- Sulthaniyah mengajukan lima kriteria seorang pemimpin
yakni :

 Adil dan jujur

 Berpengetahuan

 Sehat wal 'afiat

 Arif dalam bertindak

 Tegas dan berani

Beberapa ulama menambahkan syarat lain seperti mampu mengedepankan kepentingan


umum, dan memiliki kualitas moral yang baik.
Kriteria diatas tentunya bisa menghindarkan kita dari memilih pemimpin yang KKN,
melanggar HAM, melakukan kejahatan lingkungan dan kejahatan seksual yang akan
menyengsarakan rakyat Indonesia.
Bangsa Indonesia yang bermayoritas kalangan menengah sampai kebawah, harus mempunyai
iman yang kuat, jangan sampai kita masuk kedalam lingkaran politik uang.
Politik uang atau money politictadalah suap menyuap. Islam melarang tentang suap menyuap.
Disamping itu, adanya politik uang di pemilu, akan merugikan kita sendiri karena
menghasilkan pemimpin yang tidak bermoral, karena dukungan diperoleh dengan membeli
bukan di sarkan pada kriteria yang di tetapkan. Dan bahkan yang lebih parah lagi pemimpin
yang di pilih untuk menuntut mengembalikan uang yang telah dikeluarkannya, tentu
korupsilah yang akan di lakukannya.
- See more at: http://elmubarok.blogspot.com/2009/12/fungsi-dan-makna-
pemilu.html#sthash.szUx0rCw.dpuf

Fungsi, Tugas & Wewenang

Sesuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi legislasi,
pertimbangan dan pengawasan pada bidang-bidang terkait sebagaimana berikut ini.

Fungsi Legislasi

Tugas dan wewenang:

 Dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR


 Ikut membahas RUU

Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya;
Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Fungsi Pertimbangan

 Memberikan pertimbangan kepada DPR

Fungsi Pengawasan

Tugas dan wewenang:

 Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan menyampaikan hasil


pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

 Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK

Bidang Terkait : Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan dan pemekaran,
serta penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi
lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN); Pajak, pendidikan, dan agama.

Tugas dan Wewenang DPRD


Sunday, 02 October 2011 12:08

Tugas & Wewenang Serta Hak & Kewajiban

Profil DPRD
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah yang melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah daerah sebagai mitra sejajar Pemerintah
Daerah. Dalam Struktur pemerintahan daerah, DPRD berada di dua jenjang, yaitu di tingkat
propinsi disebut DPRD Propinsi serta di tingkat Kabupaten/kota disebut DPRD
Kabupaten/Kota.

Tugas dan Wewenang DPRD

a. membentuk peraturan daerah kabupaten bersama Kepala Daerah;

b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai anggaran


pendapatan dan belanja daerah kabupaten yang diajukan oleh Kepala Daerah;

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran


pendapatan dan belanja daerah kabupaten;
d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau wakil Kepala
Daerah kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk mendapatkan pengesahan
pengangkatan dan/atau pemberhentian;

e. memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil Kepala Daerah;
(catatan bagian hukum)

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah kabupaten terhadap


rencana perjanjian internasional di daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh
pemerintah daerah kabupaten;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam penyelenggaraan


pemerintahan daerah kabupaten;

i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak
ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;

j. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan; dan

k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Fungsi DPRD

(a) Fungsi legislasi diwujudkan dalam membentuk Peraturan Daerah bersama-sama Kepala
Daerah ;

(b) Fungsi anggaran diwujudkan dalam membahas, memberikan persetujuan dan menetapkan
APBD bersama Pemerintah Daerah ;

(c) Fungsi pengawasan diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-
undang, Peraturan Perundangan yang ditetapkan oleh Pemerintah, Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah

Ketiga fungsi dimaksud dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di Kabupaten


Sidoarjo.

Hak-hak yang dimiliki DPRD dalam menjalankan kegiatannya

1. Hak Interpelasi; ialah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada kepala daerah mengenai
kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis yang berdampak luas pada
kehidupan masyarakat, daerah dan Negara.

2. Hak Angket; ialah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu kepala daerah yang penting dan strategis yang berdampak
luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan Negara, yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

3. Hak menyatakan pendapat; ialah hak DPRD untuk menyetakan pendapat terhadap kebijakan
kepala daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket.

4. Pendapat diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.

Hak-hak yang dimiliki Anggota DPRD

1. Hak mengajukan rancangan Perda

2. Hak mengajukan pertanyaan

3. Hak menyampaikan usul dan pendapat

4. Hak memilih dan dipilih

5. Hak membela diri

6. Hak imunitas atau hak kekebalan hukum, yaitu anggota DPRD tidak dapat dituntut dimuka
pengadilan karena pernyataan dan pendapat yang disampaikan dalam rapat-rapat DPRD
Propinsi dengan pemerintah dan rapat-rapat DPRD lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

7. Hak protokoler atau hak anggota DPRD untuk memperoleh penghormatan berkenaan
dengan jabatannya dalam acara-acara kenegaraan atau acara resmi maupun dalam
melaksanakan tugasnya

8. Hak keuangan dan administrasi

Kewajiban Anggota DPRD dalam mengemban tugas dan wewenangnya

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila ;

b. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan


mentaati peraturan perundang-undangan ;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan


Republik Indonesia ;

d. mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan ;

e. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat ;

f. mentaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah ;


g. mentaati tata tertib dan kode etik

h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam
penyelengaraan pemerintahan daerah ;

i. menyerap, menghimpun, aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala

j. menampung, dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat ; dan

k. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen didaerah


pemilihanya.

Hal-hal terlarang yang dilakukan oleh anggota DPRD

(1) Anggota DPRD dilarang merangkap jabatan sebagai:

a. pejabat negara atau pejabat daerah lainnya;

b. hakim pada badan peradilan; atau

c.pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik


Indonesia, pegawai pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan lain
yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD.

(2) Anggota DPRD dilarang melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga
pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat atau pengacara, notaris, dan pekerjaan
lain yang ada hubungannya dengan tugas dan wewenang DPRD serta hak sebagai anggota
DPRD ;

(3) Anggota DPRD dilarang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta dilarang
menerima gratifikasi.

(4) Anggota DPRD yang melakukan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
melepaskan pekerjaan tersebut selama menjadi anggota DPRD ;

(5) Anggota DPRD yang memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberhentikan oleh pimpinan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Kehormatan DPRD .

Sumber :

 Undang-undang No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD

 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

 Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2009
tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sidoarjo
1. Membentuk Peraturan Daerah yang dibahas dengan Kepala daerah untuk mencapai tujuan
bersama.

2. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama dengan Kepala Daerah.

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan


Perundang-undangan, Keputusan Kepala Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
kebijakan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Program Pembangunan Daerah, dan
Kerjasama Internasional di daerah.

4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah kepada


Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia melalui Gubernur.

5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah terhadap rencana


perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah.

6. Meminta laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugas


desentralisasi

7. Tugas-tugas lain yang diberikan oleh undang-undang

Anda mungkin juga menyukai