politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di
berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu
dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas,
walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak
memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby
dan lain-lain kegiatan.Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat
dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda
banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah
para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa
kampanye.Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari
pemungutan suara.
Pemilu Di Indonesia merupakan wujud dari kedaulatan rakyat terhadap hak-haknya untuk
memilih para pejabat negara pada sistem pemerintahan di Indonesia. Pemilihan umum adalah
salah satu mekanisme demokrasi pada Negara Kesatuan Republik Indonesai yang tercantum
pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa rakyat memiliki kekuasaan (kedaulatan)
yang tertinggi. Mekanisme terhadap penyerahan kedaulatan rakyat ini, akan dilakukan
melalui wakilnya (representative democracy) adalah melalui Pemilu.
Pemilihan umum untuk presiden dan wakil presiden (pilpres), baru dilakukan setelah
amandemen UUD yang pertama kali diadakan pada tahun 2004. Kemudian dilanjutkan
dengan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai
bagian dari agenda pemilu di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007. Lalu untuk setiap lembaga negara yang dipilih dalam pemilu tersebut, melahirkan
istilah pembagian pemilu yaitu pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang
diselenggarakan 5 tahun sekali.
Pengertian Pemilu
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang(-orang) untuk mengisi jabatan-
jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di
berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga
berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata
'pemilihan' lebih sering digunakan.
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa)
dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain
kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam
kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para
kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para
peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye
dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.
Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan
oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui
oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.
Manfaat Pemilu
Pemilu dipandang sebagai bentuk paling nyata dari kedaulatan yang berada di tangan rakyat serta
wujud paling konkret partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh karena itu,sistem dan
penyelenggaraan pemilu selalu menjadi perhatian utama karena melalui penataan, sistem dan
kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar-benar mewujudkan pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat.
Penyelenggaraan Pemilu sangatlah penting bagi suatu negara, hal ini disebabkan karena :
Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat.
Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara
konstitusional.
Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi.
Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik.
Manfaat Pemilu
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari pemilu yang di lakukan oleh para pemilih pemula, atau para
pemilih yang baru pertama kalinya melakukan pemilihan.
4. Memberikan haknya
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, jika setiap orang memiliki hak dan kewajiban termasuk
kepada negaranya. Seseorang patut mengikuti segala aturan yang diterapkan oleh negaranya, dimana
di Indonesia ini masyarakat dipimpin oleh Presiden yang ada di bagian eksekutif, dan dibantu oleh
bagian legislatif dan yudikatif. Dengan adanya kewajiban yang harus kita ikuti dan kita jalani, maka
kita pun memiliki hak yang harus kita gunakan sebaik-baiknya. Untuk hal itu maka dalam pemilu,
manfaat pemilu untuk pemilih pemula itu sendiri adalah mampu memberikan haknya,
menyampaikan hak, atau mengutarakan haknya dalam pemilihan pimpinan atau wakil rakyat
tersebut.
Tadi adalah beberapa manfaat pemilu untuk pemilih pemula. Untuk seseorang yang belum pernah
melakukan pemilihan mungkin menganggap pemilihan tersebut sangat mudah, namun yang harus
diketahui adalah suara dari kita sangat menentukan kehidupan orang banyak, oleh sebab itu anda
harus benar-benar dapat memilih yang terbaik. Dalam pemilu anda harus mampu memberikan hak
anda sesuai dengan hati nurani anda, jadi tidak hanya asal coblos ketika mengikuti pemilu.
Selain itu banyak manfaat yang dapat diambil dari pemilihan umum. Pertama, pemilu merupakan
sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam politik, seperti yang dituliskan oleh Samuel P
Huntington dan Joan M Nelson dalam No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries
menyatakan, partisipasi politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang
dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Jadi dapat dipastikan,
partisipasi pemuda dalam pemilihan umum ikut menentukan berbagai kebijakan diwaktu
mendatang.
Kedua, pemilu merupakan perwujudan kedaulatan rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan rakyat pulalah menjadi unsur utama dalam membentuk sebuah negara. Pemilu
menjadi salah satu dari berbagai sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat
Ketiga, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian pemimpin secara konstitusional.
Suksesi kepemimpinan sangat diperlukan, untuk menumbuhkan berbagai gagasan baru yang lebih
baik, bahkan melalui pemilu kita dapat mengeliminasi para pemimpin yang dirasa tidak dapat
mengerjakan tugas yang telah diamanatkan kepadanya dengan cukup baik.
Terakhir, pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi
(legitimacy/keabsahan). Dikatakan oleh David Easton bahwa keabsahan adalah: “Keyakinan dari
pihak anggota (masyarakat) bahwa sudah wajar baginya untuk menerima baik dan menaati penguasa
dan memenuhi tuntutan-tuntutan dari rezim itu. Dengan melalui proses pemilihan umum tentunya
para pemimpin yang terpilih mendapat pembenaran dari rakyat untuk menjalankan serta
menyuarakan apa yang menjadi aspirasi masyarakat."
A. Fungsi Pemilu
Fungsi pemilu bukan hanya untuk memilih dan mengganti presiden, akan
etapi berfungsi juga sebagai :
Mengubah kebijakan
Mengganti pemerintahan
B. Makna Pemilu
Sebagai bangsa yang ingin maju dan mendambakan perubahan paling tidak harus tahu apa
makna dari pemilu itu sendiri.
Pemilu memiliki makna strategis dalam proses berdemokkrasi
partai politik.
Sarana bagi kita untuk melakukan kesepakatan politik baru dengan partai politik,
wakil rakyat dan penguasa.
Berpengetahuan
Sesuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi legislasi,
pertimbangan dan pengawasan pada bidang-bidang terkait sebagaimana berikut ini.
Fungsi Legislasi
Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya;
Perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Fungsi Pertimbangan
Fungsi Pengawasan
Bidang Terkait : Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan dan pemekaran,
serta penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi
lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN); Pajak, pendidikan, dan agama.
Profil DPRD
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah yang melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah daerah sebagai mitra sejajar Pemerintah
Daerah. Dalam Struktur pemerintahan daerah, DPRD berada di dua jenjang, yaitu di tingkat
propinsi disebut DPRD Propinsi serta di tingkat Kabupaten/kota disebut DPRD
Kabupaten/Kota.
e. memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil Kepala Daerah;
(catatan bagian hukum)
g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh
pemerintah daerah kabupaten;
i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak
ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;
k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi DPRD
(a) Fungsi legislasi diwujudkan dalam membentuk Peraturan Daerah bersama-sama Kepala
Daerah ;
(b) Fungsi anggaran diwujudkan dalam membahas, memberikan persetujuan dan menetapkan
APBD bersama Pemerintah Daerah ;
(c) Fungsi pengawasan diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-
undang, Peraturan Perundangan yang ditetapkan oleh Pemerintah, Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah
1. Hak Interpelasi; ialah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada kepala daerah mengenai
kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis yang berdampak luas pada
kehidupan masyarakat, daerah dan Negara.
2. Hak Angket; ialah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu kepala daerah yang penting dan strategis yang berdampak
luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan Negara, yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Hak menyatakan pendapat; ialah hak DPRD untuk menyetakan pendapat terhadap kebijakan
kepala daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket.
4. Pendapat diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
6. Hak imunitas atau hak kekebalan hukum, yaitu anggota DPRD tidak dapat dituntut dimuka
pengadilan karena pernyataan dan pendapat yang disampaikan dalam rapat-rapat DPRD
Propinsi dengan pemerintah dan rapat-rapat DPRD lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
7. Hak protokoler atau hak anggota DPRD untuk memperoleh penghormatan berkenaan
dengan jabatannya dalam acara-acara kenegaraan atau acara resmi maupun dalam
melaksanakan tugasnya
h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam
penyelengaraan pemerintahan daerah ;
(2) Anggota DPRD dilarang melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga
pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat atau pengacara, notaris, dan pekerjaan
lain yang ada hubungannya dengan tugas dan wewenang DPRD serta hak sebagai anggota
DPRD ;
(3) Anggota DPRD dilarang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta dilarang
menerima gratifikasi.
(4) Anggota DPRD yang melakukan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
melepaskan pekerjaan tersebut selama menjadi anggota DPRD ;
(5) Anggota DPRD yang memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberhentikan oleh pimpinan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Kehormatan DPRD .
Sumber :
Undang-undang No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2009
tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sidoarjo
1. Membentuk Peraturan Daerah yang dibahas dengan Kepala daerah untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama dengan Kepala Daerah.