Anda di halaman 1dari 11

Kelompok :

 Helvy Eka A. (11 / XI MIA 4)


 Ibrohim Safi’i (12 / XI MIA 4)
 Mazhagna F.S. (13 / XI MIA 4)
 Mukti syarifah (14 / XI MIA 4)
 Nafisa Cahyani P. (15 / XI MIA 4)

TEORI KINETIK GAS


Teori Kinetik Gas
 Teori kinetik gas adalah teori ilmiah tentang sifat gas.
 SIFAT GAS UMUM :
 Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya
jauh lebih kecil.
 Teori kinetik membuat sejumlah asumsi tentang gas. Pertama,
gas terbuat dari partikel yang sangat kecil, masing-masing
dengan massa non-nol, terus bergerak secara acak. Jumlah
molekul dalam sampel gas harus cukup besar untuk
perbandingan statistik.
Sifat Gas
 Teori di atas didasarkan pada sifat gas ideal :
 1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak
dan tanpa henti.
 2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh
diabaikan, maksudnya garis pusatnya lebih kecil daripada jarak
putaran yang dilaluinya saat saling bertabrakan.
 3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain
kecuali ketika partikel bertumbukan. Tumbukan yang terjadi
antarpartikel gas bersifat lenting sempurna.
 4.Tubrukan antara sesama molekul gas dan dengan dinding wadah
adalah kenyal yaitu jumlah tenaga kinetik molekulnya sama
sebelum dan sesudah bertabrakan.
 5.Partikel gas berdistribusi secara merata di seluruh ruangan dalam
wadah.
 6.Memenuhi hukum gerak Newton.
Konsep Mol dan Bilangan Avogrado
 Mol adalah satuan internasional (SI) dari jumlah zat. Mol
dilambangkan “n”. Jadi suatu zt yang mempunyai massa (dalam
gram) dan bermassa molekul akan mempunyai mol sebanyak :
 N (mol) = massa (gram) /massa molekul
 Bilangan Avogadro (NA) didefinisikan sebagai jumlah atom karbon
dalam 12 gram 12C. Nilai bilangan Avogadro adalah 6,022x1023
molekul/mol. Jika terdapat n mol zat, maka jumlah molekulnya
dinyatakan:
 N = n NA
 Keterangan : n = jumlah mol
N = jumlah zat/partikel
NA = bilangan Avogadro
Persamaan Gas Ideal
 Persamaan gas ideal :
Keterangan: p: tekanan
v: volume ruang
n: jumlah mol gas
R: tetapan umum gas
T : suhu (Kelvin)
 Catatan :
R= 8314 J/kmol K jika tekanan (Pa / N/m2) ), volume (m3 ), dan jumlah
mol (kmol).
R= 0,082 L atm/mol K jika tekanan (atm) , volume (L) , dan jumlah mol
(mol).

 Jadi dari persamaan gas ideal dapat diambil kesimpulan:


Makin tinggi temperatur gas ideal makin besar pula kecepatan
partikelnya, tekanan merupakan ukuran energi kinetik persatuan volume
yang dimiliki gas, temperatur merupakan ukuran rata-rata dari energi
kinetik tiap partikel gas.
Tekanan dan Energi Gas Ideal
 Tekanan Gas Ideal :
 P = 2NEk /3V. Keterangan : V : volume (m3)
P : tekanan pada dinding (N/m2)
N : molekul gas
Ek : energi kinetik (J)

 Energi Gas Ideal :


 Energi dalam gas ideal merupakan jumlah energi kinetik seluruh
partikelnya.
 Ek = 3/2 kT Ket. : T : suhu (K)
k : konstanta Boltzman(1,38x10-23 J/ºK)
Laju Molekuler dan Energi Dalam
 Kelajuan efktif atau laju akar rata-rata kudrat (root mean square speed)
dinyatakan sebagai berikut:
3𝑘𝑇
 vrmss = → v ∝ 𝑇 , v untuk 2 suhu yang berbeda :
𝑚

v2 T2
menjadi → =
v1 T1

 Energi dalam adalah jumlah energi kinetik translasi, rotasi,dan vibrasi


seluruh molekul gas dalam wadah tertentu.
1
U = NEk = Nf 𝑘𝑇
2
 Pada gas monoatomik ( He, Ne, Ar) nilai f = 3 maka dapat dinyatakan :

3
U = NkT Keterangan : U = energi dalam (J)
2
f = derajat kebebasan
N = molekul gas
Teorema Ekuipartisi Energi dan Derajat
Kebebasan
 Teorema ekuipartisi energi menyatakan masing-masing komponen
kecepatan rata-rata memiliki energi kinetik permolekul yang berkaitan
sebesar ½ kT.
 Derajat kebebasan berkaitan dengan energi kinetik translasi, rotasi, dan
vibrasi dan dengan energi potensial vibrasi.
 Teori ekuipartisi energi dinyatakan sebagai berikut :
ത = f 1 𝑘𝑇
 𝐸
2
3 3

 𝐸 = kT = nRT → untuk gas monoatomik yang melakukan gerak
2 2
translasi serta memiliki f = 3 & gas diatomik bersuhu rendah ± 250 K.
 𝐸ത = 5 kT = 5 nRT → untuk gas diatomik yang melakukan gerak rotasi
2 2
dan memiiki f = 5 serta bersuhu sedang ± 500 K.
ത = 7 kT = 7 nRT → untuk gas diatomik yang bersuhu tinggi ± 1000 K
 𝐸
2 2
memungkinkan molekul melakukan gerak translasi, rotasi, vibrasi serta
nilai f = 7.
Hukum –Hukum Gas Ideal
1. Hukum Boyle
“Volume suatu gas berbanding terbalik dengan tekanan yang
diterimanya, pada suhu konstan”.
 P1 V1 = P2 V2 Ket. : P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
PV = konstan V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)
2. Hukum Charles
“Volume benda akan berbanding lurus dengan suhu mutlaknya pada
ruangan tertutup”.
V1 V2
 = Ket. : T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T1 T2
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
𝑉
= konstan
𝑇
3. Hukum Gay Lussac
“Tekanan gas sebanding dengan suhu mutlak pada volume yang
sama di ruangan tertutup”.
P1 P2
 = Ket. : P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
T1 T2
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
𝑃
= konstan T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
𝑇
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
4. Hukum Boyle-Gay lussac
Merupakan gabungan dari hukum di atas, maka diperoleh
hubungan antara tekanan, volume, dan suhu suatu gas.
P1V1 P2V2
 =
T1 T2

PV
= konstan
T
 SUMBER :
 http://fisikavlem-ipa3.blogspot.com/2010/01/teori-kinetik-
gas.html
 Buku paket Fisika kelas XI kurikulum 2013 penerbit
Mediatama.

Sekian dan Terimakasih


Ada Pertanyaan ??!!

Anda mungkin juga menyukai