Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan presentasi
kasus ini dengan sebaik-baiknya.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dr. A.I. Suratman,
Sp.OG(K) selaku dokter pembimbing klinis yang telah memberi bimbingan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya. Semoga makalah ini dapat
memberi masukan bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui masalah gestational
diabetes mellitus.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny M
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 10 Januari 1983
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sigaluh
Tanggal Masuk : 8 September 2018
No. CM : 732765
II. ANAMNESIS
A. Keluhan
E. Riwayat Menikah
F. Riwayat Menstruasi
G. Riwayat Persalinan
Keadaan Umum
Keadaan umum : Baik
Derajat kesadaran : Compos Mentis
Status gizi : Baik
Tanda vital
Tekanan Darah : 170/100 mmHg
Nadi : 87 x/menit, reguler, isi tegangan cukup
Pernafasan : 20x/menit,
Suhu : 37, 0º C
SpO2 : 98%
Status Generalis
Kepala : Bentuk mesocephal, rmabut warna hitam distribusi merata.
Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-
/-)
Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa basah (+)
Telinga : Bentuk normal, sekret (-).
Tenggorok : Uvula ditengah, tonsil hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : Trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar,
kelenjar tiroid tidak membesar
Lymphonodi : Retroaurikuler : tidak membesar
Submandibuler : tidak membesar
Thorax : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar
Auskultasi : SI-SII intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada kanan=kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan =kiri
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung, Striae gravidarum
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, TFU
30cm
−−
Ekstremitas : Akral dingin −−
−−
Sianosis −−
−−
Oedem −−
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar:
Leopold I: TFU 30cm, Teraba bulat lunak kemungkinan bokong
Leopold II: Teraba bagian terpanjang dikanan
Leopold III: Terba bulat keras melenting di bawah kemungkinan kepala
Leopold IV: Divergen
DJJ: -
His: 2x/10 menit, 30 detik, sedang
Pemeriksaan Dalam:
V/U tenang, dinding dalam vagina licin, serviks lunak tipis didepan,
effacement 70%, pembukaan 4 cm, kepala di Hodge I-II
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 8/9/2018
Hematologi Rutin
Hb : 15,1 g/dL
Hct : 42 %
AE : 5,5.106/μL
AL : 12,6.103 /μL
AT : 163.103 /μL
Golongan darah AB
PT : 9,0 detik
APTT : 22,3 detik
INR : 0,87
Hitung Jenis :
Eosinofil : 1,00 %
Basofil : 0,40%
Netrofil : 78.30 %
Limfosit : 15.80 %
Monosit : 3.90%
Urin
Protein urin +2
Kimia Klinik
GDS: 198 mg/dL
HbsAg: -
USG
Janin tunggal, intrauterine, memanjang, preskep, gerak +, DJJ -, air ketuban
cukup, plasenta di fundus, TBJ 2500g
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
RESUME PASIEN
9/9/2018 06.00 S : pusing-, pandangan kabur-, nyeri epigastrium -, bab Nifedipin 10mg 3x1
dan bak tidak ada keluhan Metildopa 250mg 3x1
O: Amoxicillin 500mg 3x1
Ku: baik Asam Mefenamat 500mg 3x1
TD : 140/86 mmHg SF 200mg 1x1
HR : 82x/mnt Metformin 500mg 2x1
RR : 20x/mnt
T: 36,8
GDS pagi 112 mg/dL
A: PEB, Gestasional DM, Post VBAC, IUFD, P3A1 H.1
10/9/2018 06.00 S : pusing-, pandangan kabur-, nyeri epigastrium -, bab Cek protenurin
dan bak tidak ada keluhan Aff DC
O: Nifedipin 10mg 3x1
Ku: baik Metildopa 250mg 3x1
TD : 110/70 mmHg Amoxicillin 500mg 3x1
HR : 82x/mnt Asam Mefenamat 500mg 3x1
RR : 20x/mnt SF 200mg 1x1
T: 36,7 Metformin 500mg 2x1
GDS pagi 126 mg/dL BLPL
A: PEB, Gestasional DM, Post VBAC, IUFD, P3A1 H.2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
selama kehamilan (Kurniawan L,B. 2016). DMG yang dapat di kontrol secara
adekuat tanpa obat disebut dengan GDM yang terkontrol akibat makanan atau
diet atau kelas A1DMG. Sedangkan DMG yang harus menggunakan obat
kehamilan, hal ini bisa menjadi hal yang sulit untuk membedakan DMG dan
Secara umum, diabetes dalam kehamilan dibagi menjadi dua: (1) Pasien
D et al. 2013).
2. EPIDEMIOLOGI
komplikasi dari tipe diabetes apapun, dan 86% nya merupakan kasus wanita
penduduk kepulauan Pasifik 9,8%, lebih tinggi daripada wanita turunan Asia
Timur (Cina, Korea, dan Jepang), yaitu 7,9%. Penelitian di Italia Selatan
3. FAKTOR RESIKO
– obesitas
– glukosuria
– abortus berulang
Tengah)
4. PATOFISIOLOGI
normal kadar glukosa darah fetus 10-20% lebih rendah daripada ibu,
massa sel β dan peningkatan kadar insulin, beberapa wanita tidak dapat
Pada kehamilan normal, kadar glukosa plasma ibu menjadi lebih rendah
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino.
b. Patofisiologi
hanya berbeda sedikit antara wanita normal yang hamil dan wanita
resistensi insulin pada wanita penderita DMG. Banyak defek lain seperti
pada otot skelet ataupun sel lemak pada wanita penderita DMG. Di
dibutuhkan.
insulin, dari efek hormonal inilah akan meningkatkan nutrisi dan gula
dalam peredaran darah sehingga akan membantu pertumbuhan janin,
banyak insulin. Gestational diabetes terjadi apabila ibu hamil tidak dapat
memproduksi insulin dengan cukup atau sel – sel tubuh lebih resisten
terhadap insulin.
untuk wanita yang memiliki resiko tinggi saja dan level diagnosanya
bergantung pada plasma vena darah puasa (GDP) ≥ 7.0mmol/l atau GD2PP
≥ 7.8mmol/l.
Gambar 1. Skrining Diabetes Mellitus Gestational dengan 2 pendekatan
(Whalen, By Karen L. 2017)
Diagnosis DMG (Tabel 1) dapat dilakukan dengan salah satu dari
diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) menggunakan 100 gram
a. Strategi One-Step
glukosa plasma dilakukan saat pasien dalam keadaan puasa, 1 jam, dan 2
jam setelah tes toleransi glukosa. Tes dilakukan pada usia kehamilan 24-28
diabetes melitus. Tes toleransi glukosa oral harus dilakukan pada pagi hari
setelah puasa semalaman setidaknya selama 8 jam. Diagnosis DMG
b. Strategi Two-Steps
pada wanita dengan usia kehamilan 24-28 minggu yang belum pernah
toleransi glukosa oral dengan 100 gram glukosa. Step 2: Tes toleransi
glukosa oral dengan 100 gram glukosa dilakukan pada pasien dalam
keadaan puasa. dua dari empat hasil pengukuran glukosa plasma memenuhi
kriteria berikut:
Carpenter/Coustan NDDG
Puasa 95mg/dL (5.3mmol/L) >105 mg/dL (5.8mmol/L)
1jam 180mg/dL (10mmol/L) >190mg/dL (10.6mmol/L)
2jam 155mg/dL (8.6mmol/L) >165mg/dL (9.2mmol/L)
3jam 140mg/dL (7.8mmol/L) >145mg/dL (8mmol/L)
NDDG, National Diabetes Data Group
Pada populasi etnis yang beresiko tinggi dan memiliki prevalensi
skrining.
kehamilan:
a. Pregestational Diabetes
dilakukan.
b. Gestational Diabetes
cara OGTT WHO dan mengukur gula darah puasa dan gula darah 2
menit
pemberian glukosa
terdiagnosis DM tipe 2 dilakukan lebih baik pada prenatal care pertama atau
memiliki fakor resiko diabetes, termasuk juga pada pasien dengan riwayat
kelebihan berat badan atau obese (memiliki BMI > 25 atau ≥ 23 pada etnis Asia
Amerika) dan memiliki satu atau lebih faktor resiko dibawah ini:
- Inaktivitas Fisik
- Memiliki ras atau etnis yang memiliki resiko tinggi diabetes (Afrika
(2.82mmol/L)
6. TATALAKSANA
komplikasi bayi seperti kematian perinatal, distosia bahu, dan trauma lahir
seperti fraktur dan kelemahan saraf). Terapi juga dapat mengurangi kejadian
normal. Berdasarkan ACOG 2018, tujuan dari terapi nutrisi medis pada
berikut:
berenang.
dibatasi hanya 33-40% dari jumlah kalori, dan sisa kalorinya dibagi
menjadi protein 20% dan lemak 40%. Rekomendasi lain dari WHO
dan berlemak, dan minum air putih paling tidak 1-1.5 liter perhari.
normal dari glukosa jika kadar glukosa secara konsisten tidak dapat
secara rutin lebih dari 95mg/dL untuk GDP, GD1PP lebih dari
terapi obat dimulai adalah jika dua atau lebih makanan dengan julah
dari 10mg/dL. Cara ketiga adalah jika 2 atau lebih GDP bernilai
selama dua minggu. Namun hingga saat ini, batas pemulaian terapi
farmakoterapi.
a. Insulin
jumlah yang insignifikan dan masih dalam batas yang aman untuk
yang kerja cepat adalah insulin lispro atau aspart hal ini lebih dipilih karena
onsetnya yang cepat, sedangkan insulin kerja lambat NPH masih menjadi
b. Metformin
metformin. Efek samping dapat berupa nyeri perut dan diarea, maka
dari itu pemberian harus disertai dengan makan. Dosis maksimal yang
terpisah.
diberikan adalah 2.5 – 5mg sehari sekali pada pagi hari. Dosis di titrasi
efektir pada pasien dengan GDP tinggi saat diagnosis dan memiliki
26 minggu.
oleh ras, etnis, dan obesitas. Resiko yang terjadi pada pasien dengan DMG
dengan DMG dan metode pelahiran sesar, BBL lebih dari persentil 90,
menemukan bahwa ditemukan adanya paparan bayi dari DMG yang mana
berkontribusi dalam obesitas sejak kecil ataupun yang muncul saat dewasa
yang mana resiko ini meningkat dengan obesitas dan secara genetik.
a. Komplikasi Maternal
primer dari resiko yang terjadi adalah seperti yang telah disebutkan
diatas yaitu bayi lahir berat melebihi persentil 90, lahir dengan sectio
b. Komplikasi Fetal
yang terjadi pada bayi yang lahir dari ibu dengan DMG termasuk
asfiksia.
BAB III
ANALISIS KASUS
didapatkan adanya peningkatan gula darah sewaktu dan proteinuria +2. Pasien
Untuk penegakan diagnosis GDM sendiri yang disarankan dari beberapa guideline
yaitu melalui OGTT atau gula darah puasa dimana pada pasien ini kurang atau tidak
dilakukan dikarenakan pada saat datang pasien sudah dalam persalinan, namun
seharusnya bisa dilakukan tes follow up pada post partum. Pengobatan yang
kontroversial namun pemberian pada kasus ini diberikan pada saat post partum
dimana tidak ada kontraindikasi atau efek yang dikhawatirkan untuk janin karena
mempunyai efek teratogenik terhadap fetus. Preeklampsia dan IUFD pada kasus ini
KESIMPULAN
cukup untuk mengatasi keadaan resistensi insulin yang diakibatkan oleh perubahan
seperti fetal death, karena fetal death pada GDM kebanyakan disebabkan
kurangnya kontrol glikemik. Selain itu juga perlu follow up yang cukup
dikarenakan 41,3% wanita dengan GDM beresiko tinggi terjadi GDM pada
kehamilan selanjutnya.