No. Revisi : SOP Tgl. Terbit : 29 April 2017 Halaman :1/4 UPTD KEPALA UPTD PUSKESMAS PUSKESMAS KECAMATAN KEPANJENKIDUL KECAMATAN DIDIK DJUMIANTO, SKM, M.MKes. KEPANJENKIDUL NIP. 19631226 1991031004
Pengertian Gangguan yang ditandai oleh adanya gejala-gejala anxietas (kecemasan)
dan depresi bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup beratuntuk dapat ditegakannya suatu diagnosis tersendiri. Untuk gejala anxietas, beberapa gejala autonomik harus ditemukan, walaupun tidak terusmenerus, di samping rasa cemas atauk hawatir berlebihan. Tujuan Sebagai acuan langkah langkah untuk 1. Menurunkan gejala depresi dan anxietas 2. Memfasilitasi pasien untuk kembali ke kondisi normal Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul No. 118/120.6/410.109.5/2017 Tentang Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Kec. Kepanjenkidul Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Prosedur 1. Petugas memberikan terapi Non-farmakologi a. Konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga 1) Karena gangguan campuran cemas depresi dapat mengganggu produktivitas pasien, keluarga perlu memahami bahwa hal ini bukan karena pasien malas atau tidak mau mengerjakan tugasnya, melainkan karena gejala-gejala penyakitnya itu sendiri, antara lain mudah lelah serta hilang energi. Oleh sebab itu, keluarga perlu memberikan dukungan agar pasien mampu dan dapat mengatasi gejala penyakitnya. 2) Gangguan campuran anxietas dan depresi kadang-kadang memerlukan pengobatan yang cukup lama, diperlukan dukungan keluarga untuk memantau agar pasien melaksanakan pengobatan dengan benar, termasuk minum obat setiap hari. a. Intervensi Psikososial 1) Lakukan penentraman (reassurance) dalam komunikasi terapeutik, dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran perasaan tentang gejala dan riwayat gejala. 2) Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan psikologis, termasuk bagaimana faktor perilaku, psikologik dan GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI No. Dokumen : 440/ /410.109.5/2017 No. Revisi : SOP Tgl. Terbit : 29 April 2017 Halaman :2/4
emosi berpengaruh mengeksaserbasi gejala somatik yang
mempunyai dasar fisiologik. 3) Bicarakan dan sepakati rencana pengobatandan follow-up, bagaimana menghadapi gejala, dan dorong untuk kembali keaktivitas normal. 4) Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas dalam) 5) Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan aktivitas yang disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat. 6) Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres dengan baik. 2. Farmakologi: a. Untuk gejala kecemasan maupun depresinya, diberikan antidepresan dosis rendah, dapat dinaikkan apabila tidak ada perubahan yang signifikan setelah 2-3 minggu: fluoksetin 1x10- 20 mg/hari atau sertralin 1 x 25-50 mg/hari atau amitriptilin 1x12,5-50 mg/hari atau imipramin1-2x10-25 mg/hari. Catatan: amitriptilin dan imipramin tidak boleh diberikan pada pasien dengan penyakit jantung, dan pemberian berhati-hati untuk pasien lansia karena efek hipotensi ortostastik (dimulai dengan dosis minimal efektif). b. Pada pasien dengan gejala kecemasan yang lebih dominan dan atau dengan gejala insomnia dapat diberikan kombinasi fluoksetin atau sertralin dengan antianxietas benzodiazepin. Obat-obatan antianxietas jenis benzodiazepin yaitu: diazepam 1x2-5 mg atau lorazepam 1-2 x 0,5-1 mg atau klobazam 2x5-10 mg atau alprazolam 2x 0,25-0,5mg. Setelah kira-kira 2-4 minggu benzodiazepin ditappering-off perlahan, sementara antidepresan diteruskan hingga 4-6 bulan sebelum ditappering-off. Hati-hati potensi penyalahgunaan pada alprazolam karena waktu paruh yang pendek. 3. Kriteria Rujukan Pasien dapat dirujuk setelah didiagnosis mengalami gangguan ini, terutama apabila gejala progresif dan makin bertambah berat yang menunjukkan gejala depresi seperti pasien menolak makan, tidak mau merawat diri, ada ide/tindakan bunuh diri; atau jika tidak ada GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI No. Dokumen : 440/ /410.109.5/2017 No. Revisi : SOP Tgl. Terbit : 29 April 2017 Halaman :2/4