Anda di halaman 1dari 3

Pemulihan Pasca Operasi Bedah Plastik

1. Pemulihan di Ruang Pemulihan (Recovery Room)


Setelah operasi selesai maka selanjutnya pasien akan dibawa keruangan pemulihan
(Recovery Room) dan diawasi sangat ketat. Hal yang perlu diawasi adalah tanda-
tanda vital, termasuk efek dari anastesi yang diberikan, apakah menggunakan anastesi
umum atau anastesi lokal. Jika semuanya baik dan sadar penuh maka pasien baru bisa
dipindahkan keruangan.

2. Management Nyeri Post Operasi


Setelah operasi semua pasien akan merasakan nyeri dan merasa tidak nyaman akan
keadaan itu, maka setiap pasien yang setelah menajalani operasi biasanya diberikan
analgetik untuk mengontrol nyeri dan rasa yang tidak nyaman yang ditimbulkan
setelah operasi. Selain itu jug pasien kadang merasakan mual. Nyeri yang dirasakan
juga beragam tergantung besar kecilnya operasi yang dilakukan. Tetapi biasanya nyeri
akan mulai berkurang 2-3 hari post operasi. Obat- obat anti nyeri yang biasanya
digunakan juga beragam tetapi kebanyakan yang diberikan adalah ketorolac 3% untuk
dewasa dan ketorolac 1% untuk anak- anak dan ditambahkan ranitidin atau
ondansetron sebagai anti mual dan muntahnya.

3. Infus, Drain, Kateter dan Masker Oksigen


a. Infus
Infus atau IV line yang dipasang berguna sebagai profilaksis dan cairan
pengganti baik itu elektrolit maupun ion yang hilang saat operasi dilakukan.
b. Drain
Drain dipasang pasca operasi untuk mencegah akumulasi cairan (darah, pus
dan cairan infeksi), untuk mencegah akumulasi udara (dead space) dan untuk
mengenali cairan yang dihasilkan.
c. Kateter
Kateter dipasang setelah operasi untuk memantau jumlah cairan yang masuk
dan keluar pada saat operasi maupun post operasi.

d. Masker Oksigen
Masker oksigen biasanya dipasang pada saat post operasi berguna untuk
memberikan udara bantuan kepada pasien karena masih terpengaruh obat
anastesi. Biasanya hanya dipasang beberapa jam post operasi.

4. Penyembuhan Luka
Setelah operasi penting untuk mengikuti saran dokter bedah plastik misalnya pada
bagian sayatan tidak boleh dilakukan penekanan, mengganti verban dan minum obat
yang diberikan sesuai anjuran serta mengikuti saran yang diberikan dokter bedah
plastik untuk cara merawat luka yang baik dan benar. Selain itu juga perlu
diperhatikan apakah perlu penggunaan pakaian tertentu untuk mempercepat proses
penyembuhan luka. Luka juga harus di evaluasi apakah luka bersih, kering, atau
bahkan basah dan bernanah.

5. Aktifitas Fisik
Aktivitas fisik yang dilakukan pasien pasca operasi bedah plastik tergantung jenis
operasi dan ringan atau beratnya. Tetapi disarankan untuk beraktifitas fisik yang
terlalu berat setelah 2 minggu pasca operasi jika operasi melibatkan anggota tubuh
yang menopang aktivitas fisik.

6. Dukungan Emosional
Pada saat pasca operasi setiap pasien membutuhkan dukungan yang kuat dari keluarga
maupun kerabat dekat sebab setelah operasi tidak banyak orang yang depresi akibat
perubahan yang terjadi atau karena operasi yang bertahap yang belum memberikan
hasil dan peubahan.

7. Pemulihan Pasien
Setelah operasi bedah plastik maka diharapkan pasien segera pulih dan tidak ada
komplikasi apapun yang terjadi. Tetap didalam pemantauan dokter bedah plastik.
Pemantauan yang dilakukan dapat berupa :
 Tanda- tanda perdarahan
 Tanda- tanda vital
 Keadaan luka
 Keadaan fisik
Daftar Pustaka

1. https://www.royalfree.nhs.uk/services/services-a-z/plastic-surgery/preparing-for-
plastic-surgery/

2. Arun KL Randal N, Embriology of Head and Neck. In ; Grabb & Smith’s Plasti
Surgery 6th edition Lippincott William &wilkins, 2007

3. https://healthengine.com.au/info/plastic-surgery-consultation-and-procedure

4. Psychological aspects: Your self-image and plastic surgery [online]. Arlington


Heights, IL: American Society of Plastic Surgeons; 2008 [cited 5 May 2010].
Available from URL: http://www.plasticsurgery.org/ Patients_and_Consumers/
Planning_Your_Surgery/

5. https://www.plasticsurgery.org/reconstructive-procedures

6. Behrbohm H, Tardy ME Jr, Essentials of Septorhinoplasty, Philosophy-


Approaches- Technigues, Thieme Medical Publisher, New York, 2004

7. Lee. KJ, Congenital Malformation in Otolryngology and Head and Neck Surgery,
Elseiver Science Publishers, 1989.

Anda mungkin juga menyukai