2. Tujuan
Tujuan utama Asuhan Gizi adalah memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal baik
berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling gizi pada rawat
jalan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama tim yang terdiri dari unsur terkait
untuk melaksanakan urutan kegiatan, yang dikelompokkan menjadi lima kegiatan, yaitu:
3. Peran Nutrisionis/Dietisien
1. Mengkaji status gizi klien/pasien berdasarkan rujukan.
2. Melakukan anamnesis riwayat diet klien/pasien
3. Menerjemahkan rencana diet ke dalam bentuk makanan yang disesuaikan
dengan kebiasaan makan serta keperluan terapi
4. Memberikan saran kepada dokter berdasarkan hasil
pemantauan/evaluasi terapi gizi
5. Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada klien/pasien
dan keluarganya
6. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada
klien/pasien dan keluarganya
7. Melakukan kunjungan keliling (visite) kepada klien/pasien
8. Mengevaluasi status gizi klien/pasien secara berkala, asupan makanan, dan
bila perlu melakukan perubahan diet pasien
9. Mengkomunikasikan hasil terapi gizi
10. Menentukan rencana diet awal/sementara bila belum ada penentuan diet dari
dokter
11. Melakukan pemantauan interaksi obat dan makanan.
UNSUR PENANGGUNG
N O KEGIATAN MEKANISME
TERKAIT JAWAB
1 Penentuan Status Gizi
Dilakukan untuk setiap
a. Klinis pasien baru dan Dokter Dokter
dimonitor setiap hari
Dilakukan
Dokter dan kepala
b. Deteksi pada saat Dokter
ruangan
pasien masuk
Pengukuran Perawat/
c. Antropometri dilakukan seminggu Dietisien/ Kepala ruangan
sekali Nutrisionis
d. Laboratorium Glukosa darah, Hb, Dokter/ Dokter/ Analis
Berikut ini tabel tentang prosedur kerja asuhan gizi di ruang rawat inap. Tabel Prosedur Kerja
Asuhan Gizi Ruang Rawat Inap
UNSUR PENANGGUNG
N O KEGIATAN MEKANISME
TERKAIT JAWAB
urine lengkap, feses Analis
e. Anamnesis riwayat Dietisien/
Wawancara Dietisien/ Nutrisionis
gizi Nutrisionis
2 Intervensi
Mengatasi semua gejala
penyakit (Hipogikeia, Dokter/
a. Klinis Dokter
hipotermia, dehidrasi, perawat
infksi, dll)
· Menentukan diet
· Pemantauan
· Konsumsi makanan
· Status gizi
Dietisien/
b. Diet Dietisien/ Nutrisionis
Nutrisionis
· Penyuluhan gizi
· Pemberian diet
· Persiapan pulang
· Pencatatan gizi
Berdasarkan rekam
medis:
Dietisien/
3 Pelaporan Dietisien/ Nutrisionis
· Ruang rawat jalan Nutrisionis
Dalam pelayanan gizi Rumah Sakit , Asuhan Gizi dilakukan kepada pasien rawat jalan dan
pasien rawat inap.
Pengertian dari Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan adalah serangkaian proses kegiatan
pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai deari perencanaan diet, pelaksanaan
konseling diet hingga evaluasi rencana diet kepada klien/pasien rewat jalan
Tujuannya adalah memberikan pelayanan gizi kepada klien/pasien rawat jala agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Kegiatannya meliputi:
Pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terapi gizi (kunjungan ulang/kunjungan
rumah bila diperlukan)
Evaluasi terhadap pelayanan asuhan gizi rawat jalan diperoleh melalui kunjungan
ulang pasien ke Poli Gizi. Evaluasi tersebut mencangkup rencana diet yang
diberikan dan kepatuhan menjalankan rencana diet, klinis dan laboratorium, dan
status gizi. Tindak lanjut yang dibutuhkan tergantung hasil evaluasi pelayanan gizi
yang diperoleh dirumah, bila perlu dilakukan perubahan rencana diet atau kunjungan
rumah.
Pengertian dari asuhan gizi pasien rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet
pasien di ruang rawat inap. Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada pasien rawat
inao agar memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan. Rangkaian kegiatannya:
Setiap pasien diukur data antropometri, berupa tinggi badan atau panjang badan dan berat
badan. Bila tidak memungkinkan pasien diukur tinggi badan atau panjang badan dan berat
badan, dapat dilakukan pengukuran lingkar lengan atas (LiLa) dan tinggi lutut.
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan
dengan gangguan gizi atau untuk menentukan hubunhan sebab akibat antara status gizi
dengan kesehatan, serta menentukan terapi obat dan diet. Pemeriksaan fisik meliputi: tanda-
tanda klinis kurang gizi (sangat kurus, pucat, atau bengkak) atau gizi lebih (gemuk atau
sangat gemuk/obesitas); sistem kardiovaskuler; sistem pernapasan, sistem gastrointestinal;
sistem metabolik/endokrin dan sistem neurologik/psikiatrik
1. Laboratorium
penyakit serta menegakkan masalah gizi klien/pasien. Pemeriksaan ini dilakukan juga untuk
menentukan intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi terapi gizi
Riwayat gizi
Setiap pasien rawat inap dianalisis kebiasaan makan sebelum dirawat yang meliputi asupan
zat gizi, pola makan, bentuk dan frekuensi makan, serta pantangan makan. Asupan zat gizi
diukur dan selanjutnya dianalisis zat gizinya dengan menggunakan Daftar Bahan Makanan
Penukar. Analisis asupan gizi memberikan informasi perbandingan antara asupan dengan
kebutuhan gizi dalam sehari. Setiap pasien rawat inap akan dianamnesus untuk mengetahui
asupan makanan sebelum dirawat yang meliputi asupan zat gizi, pola makan, bentuk dan
frekuensi makan, serta pantangan makan. Semua data antropometri, klinis dan biokimia yang
didapat dicatat dalam formulir pencatatan gizi. Kajian riwayat gizi hasilnya akan
dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan gizi dan saran diet sesuai kondisi pada saat
melakukan konseling.
Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada klien/pasien atas dasar status gizi, pemeriksaan
klinis, dan data laboratorium. Selain itu perlu juga memperhatikan kebutuhan untuk
penggantian zat gizi, kebutuhan harian, kebutuhan tambahan karena kehilangan serta
tambahan untuk pemulihan jaringan atau organ yang sedang sakit.
Setelah dokter menentukan diet pasien, ahli gizi akan mempelajari dan menyusun rencana
diet dan bila sudah sesuai, selanjutnya akan menterjemahkan ke dalam menu dan porsi
makanan serta frekuensi makan yang akan diberikan. Makanan diberikan dalam berbagai
bentuk,/ konsistensi (biasa, lunak, maupun cair) sesuai dengan kebutuhan dengan
memperhatikan zat gizi yang dibutuhkan serta macam dan jumlah bahan makanan yang
digunakan. Apabila dari
rencana diet tersebut diperlukan penyesuaian, maka ahli gizi akan mengkonsultasikan kepada
dokter.
Sebelum melakukan kegiatan konseling gizi, terlebih dauhu dibuat rencana konseling yang
mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, materi, metode, penilaian, dan tindak lanjut.
Tujuan konseling gizi adalah membuat perubahan perilaku makan pasien. Hal ini diwujudkan
melalui penjelasan diet yang perlu dijalankan oleh pasien, yang diperlukan untuk proses
penyembuhan, kepatuhan pasien untuk melaksanakan diet yang ditentukan, dan pemecahan
masalah yang timbul dalam melaksanakan diet tersebut.
Aktivitas utama dari proses evaluasi pelayanan gizi pasien adalah memantau pemberian
makanan secara berkesinambungan untuk menilai proses penyembuhan dan status gizi
pasien. Pemantauan tersebut mencangkup antara lain perubahan diet, bentuk makanan,
asupan makanan, toleransi terhadap makanan yang diberikan, mual, muntah, keadaan klinis
defekasi, hasil laboratorium, dan lain-lain.
Tindak lanjut yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan hasil evaluasi
pelayanan gizi antara lain perubahan diet, yang dilakukan dengan mengubah perskripsi diet
sesuai kondisi pasien. Apabila perlu, dilakukan kunjungan ulang atau kunjungan rumah.
Untuk pasien yang dirawat walaupun tidak memerlukan diet khusus tetapi tetap perlu
mendapatkan perhatian agar tidak terjadi ”Hospital Malnutrition” terutama pada pasien-
pasien yang mempunyai masalah dalam asupan makanannya seperti adanya mual, muntah
dan penurunan nafsu makan.
4.2. PENYELENGGARAAN
MAKANAN.
1. Pengertian
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Termasuk
kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi.
2. Tujuan
3. Sasaran
Pengertiannya adalah suatu kegiatan penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk
pengadaan bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani
Tujuannya adalah untuk menyediakan taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen/pasien yang
dilayani sesuai dengan standar kecukupa gizi.
Mengumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen pada tahun sebelumnya
Menetapkan macam dan jumlah konsumen/pasien
Mengumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan melakukan survey
pasar, kemudian menentukan harga rata-rata bahan makanan
Membuat standar porsi ke dalam berat kotor
Menghitung indeks harga makanan perorangan perhari sesuai dengan konsumen yang
mendapat makanan
Menghitung anggaran belanja makanan setahun untuk masing- masing
konsumen/pasien
Melaporkan hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada manajemen
Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administratif
1. Perencanaan menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk
memenuhi selera konsumen pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi
seimbang
Tujuannya untu menyediakan siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah
sakit, yaitu siklus 11 hari.
Membentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari ahli gizi dan kepala
dapur
Mengumpulkan tanggapan/keluhan konsumen mengenai menu dengan cara
menyebarkan kuesioner
Membuat rincian macam dan jumlah konsumen yang akan dilayani
Mengumpulkan data peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia
Menyesuaikan penyusunan menu dengan macam dan jumlah tenaga
Tujuannya adalah supaya tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk
pasien dalam satu tahun anggaran
Menentukan standar porsi tiap bahan makanan dan membuat dalam berat kotor
Menghitung berapa kali pemakaian bahan makanan serta siklus menu
Pemesanan dan pembelian bahan makanan adalah penyusunan permintaan bahan makanan
berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang
dilayani. Tujuannya adalah untuk menyediakan daftar pesanan bahan makanan sesuai standar
atau spesifikasi yang ditetapkan.
Penerimaan bahan makan adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pencatatan, dan
pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai
dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan
Tujuannya adalah untuk menyediakan bahan makanan yang siap untuk diolah
1. Setelah bahan diambil dari gudang, diperiksa satu per satu, untuk mengetahui bila ada
barang yang tidak ada kurang, atau berlebih
1. Bahan makanan disimpan ke gudang penyimpanan kecil sesuai dengan jenis barang
2. Esok harinya masing-masing bagian pengolahan mengambil bahan makanan sesuai
dengan kebutuhannya
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara
keamanan bahan makanan kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan
makanan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya
Tujuannya untuk menyediakan bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang
tepat sesuai dengan perencanaan Langkah penyimpanan bahan makanan:
1. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus segera dibawa ke
ruang penyimpanan, gudang, atau ruang pendingin
2. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan diawasi
oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan
makanan
1. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup, terbungkus rapat dan tidak
berlubang. Diletakkan di atas rak bertingkat dan tidak menempel pada dinding
2. Pintu selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktu-waktu yang
ditentukan. Pegawai yang masuk- keluar gudang juga hanya pegawai yang ditentukan
3. Suhu ruangan kering, berkisar antara 19-21oC
4. Pembersihan ruangan dilakukan secara periodik, 2 kali seminggu
5. Semua lubang di gudang berkasa, serta bila terjadi pengrusakan oleh binatang
pengerat, segera diperbaiki
1. Suhu tempat disesuaikan dengan keperluan bahan makanan, agar tidak rusak
2. Pengecekan terhadap suhu dilakukan 2 kali sehari dan pembersihan lemari es
dilakukan setiap hari
3. Pencairan es pada lemari es segera dilakukan setelah terjadi pengerasan
4. Semua bahan yang akan dimasukkan ke lemari pendingin dibungkus plastik
5. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan makanan yang
tidak berbau
6. Suhu penyimpanan sayuran sangat diperhatikan. Sedangkan buah-buahan
diperhatikan sifat buahnya sebelum dimasukkan ke dalam lemari
Tujuannya adalah untuk menyediakan bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat sesuai dengan pesanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan makanan,
yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan, memotong, mengupas, mengocok,
merendam, dan sebagainya
Pengolahan bahan makanan adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan
mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi
Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan,
meningkatkan nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan, dan
penampilan makanan, dan menghilangkan dari organisme maupun zat yang berbahaya bagi
tubuh
1. Pendistribusian makanan
Tujuannya supaya konsumen mendapatkan makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku
Jenis penyaluran makanan yang digunakan di Rumah Sakit … adalah penyaluran makanan
kombinasi, dimana makanan didistribusikan secara terpusat di dapur pusat, sedangkan
minuman didistribusikan secara tidak terpusat, yaitu di pantry.
4.3. PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN.
1. Pengertian
Pengertian penelitian dan pengembangan gizi di instalasi gizi Rumah Sakit … merupakan
kegiatan pendukung Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yang dilaksanakan secara
terencana dan terus menerus seperti halnya kegiatan gizi yang lain, dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Tujuan
1. Sebagai bahan masukan bagi perencanaan kegiatan PGRS
2. Evaluasi kegiatan PGRS
3. Mengembangkan teori, tatalaksana, atau standar baru
3. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan yaitu secara mandiri dan bekerja sama dengan
unit/instalasi lain
penting yang perlu dikembangkan terus menerus adalah aspek sumber daya manusia, standar
terapi diet, standar sarana dan prasarana dan penggunaan berbagai perangkat lunak serta
berbagai teknik pengolahan makanan.
BAB V LOGISTIK
PERSEDIAAN JUMLAH
NO
BARANG BARANG
ATK
1 Buku tulis isi 38 24
2 Buku tulis isi 100 4
3 Buku tulis isi 200 2
4 Buku ekspedisi 6
5 Buku folio 6
6 Buku kas 2
7 Bolpoint 48
8 Gunting kecil 6
9 Isi staples kecil 36
10 Isolasi 30
11 Lem povinal 3
12 Nota kecil 36
13 Penghapus pensil 2
14 pensil 6
15 Spidol marker hitam 6
Spidol board marker
16
hitam
6
17 Penghapus papan 1
18 Stipo 2
19 Clear holder 6
20 Map plastik 6
21 Calculator 1
22 Kertas A4 4
23 Tinta printer 2
24 Klip kecil 2
25 Otner tolio 4
26 Otner quarto 2
RUMAH TANGGA
BAHAN MAKANAN
KERING
1 Agar-agar 290
2 Beras 7000
3 Bihun 12
4 Blue band 550
5 Coklat bubuk(Fan 52
houten)
6 Cuka Masak 12
7 Emping Mlinjo 12
8 Fermipan 200
9 Garam halus 144
10 Garam kotak 120
Gula DM Tropicana
11
Slim
40
12 Gula Donat 3
Gula merah
13
Tropicana slim
3
14 Gula merah (jawa) 88
15 Gula pasir 2400
16 Hunkwe 180
17 Indomie goreng 2400
18 Kacang hijau 132
19 Kacang ose 12
20 Kacang Tanah 80
Kecap Tropicana
21
slim
36
Kecap Bango
22
Reffile
288
23 Keju Kraft 24
24 Kemiri 60
25 Ketumbar 8
26 Kopi Glatik 72
Kopi Nescafee
27
sachet
48
28 Kopi Torabica 3 in 1
480
Krupuk
29
udang makmur
60
30 Makaroni 12
31 Marie Regal 10
32 Masako Ayam 18
33 Masako Sapi 18
34 Mentega putih 12
35 Meses 72
Mie Bakso Burung
36
Dara
18
Mie Kuda
37
Menjangan 18
Minyak Goreng
38
Kemasan 2 l
440
39 Minyak Wijen 12
40 Mrica halus 480
41 Mrica utuh 1
42 Mutiara 120
43 Nutrijel 144
44 Saos Inggris 12
45 Saos Raja rasa 12
46 Selai Welco 60
Sirup DM
47
Tropicana slom 48
48 Sirup marjan 300
49 Sohun 480
Susu Full Cream
50
Dancow 400 gr
72
Susu indomilk
51
Coklat 400 g
96
52 Susu Kental Manis 60
53 Susu skim 12
54 Creamer Bubuk 6
55 Entrasol/entramix 24
56 Diabetasol 24
57 Formula komersial 12
58 Teh Naga 2000
Teh Celup Sari
59
Wangi
72
60 Tepung beras 60
61 Tepung kanji 48
62 Tepung ketan 6
63 Tepung panir 36
64 Yepung Maizena 72
65 Tepung Terigu 500
66 SP/ovaletPala utuh 180
67 Vanili bubuk 12
68 Essence 24
69 Pewarna makanan 144
70 Kismis 4
71 Wijen 3
BAHAN MAKANAN
BASAH
1 Asam Jawa 12
2 Baby corn 24
3 Bawang bombay 36
4 Bawang Merah 360
5 Bawang prey 100
6 Bawang Putih 360
7 Bayam 480
8 Blalo 60
9 Blonceng 48
10 Buncis 200
11 Bunga kol 100
12 Cabe hijau besar 30
13 Cabe merah 300
14 Cabe Rawit 150
15 Cabe lalap 60
16 Cambah soto 72
17 Cambah kulup 144
18 Cambah dele 50
19 Daun jeruk 9
20 Daun salam 10
21 Daun singkong 1200
22 Gambas 200
23 Jagung manis 300
24 Jahe 24
25 Jamur es 36
26 Jamur kuping 36
27 Jeruk nipis 72
28 Kacang merah segar 50
29 Kacang panjang 400
30 Kangkung 300
31 Kapri sayur 36
32 Kelapa parut 1800
33 Kemangi 252
34 Kembang tahu 36
35 Kencur 24
36 Kenikir 252
37 Kentang 480
38 Kluwak 12
39 Kunci 12
40 Kunyit 48
41 Lengkuas 36
42 Labu siam 360
43 Pete 72
44 Rebung 168
45 Sawi hijau 300
46 Sawi daging 300
47 Sedap malam 36
48 Siwil 108
49 Serai 48
50 Slada air 60
51 Slada keriting/andewi
72
52 Trasi 72
53 Tape 72
54 Terong 325
55 Tewel 325
56 Timun 284
57 Tomat 203
58 Tomat hijau 36
59 Wortel 960
60 Brokoli 48
BUAH
1 Anggur 12
2 Apel fuji 130
3 Apel manalagi 12
3 Apel wongsinghton 12
4 Jeruk keprok lokal 144
5 Jeruk mandarin 60
6 Jeruk keprok punten 180
7 Jeruk santang 48
8 Buah naga 24
9 Klengkeng 40
10 Mangga 60
11 Melon 100
12 Papaya 144
13 Pier 180
14 Pisang ambon 1650
15 Pisang chavendish 120
16 Pisang candi 36
17 Psang kepok 96
18 Rambutan 30
19 Salak 68
20 Semangka 130
21 Duku 24
22 Apokad 10
23 Nanas 48
24 Blewah 36
SNACK PASIEN
1 Roti tawar 280
2 Kabin tawar 72
3 Ice cream 120
4 Lain-lain
LAUK
1 Ayam 6000
2 Bakso 180
3 Cecek 24
4 CumI-cumi 10
5 Daging sapi 800
SNACK KERING
UNTUK TAMU
DAN RAPAT
SOFT DRINK
1 The botol sosro 300
2 Fanta 48
GAS LPG
1 Gas LPG 12 KG 72
2 Gas LPG 50 KG 78
PERALATAN
1 Aneka cetakan kue
Baki makan pasien
2
putih
20
3 Baki coklat 20
4 Bukaan kaleng/botol 8
5 Drink jar 2
6 Heater 2
7 Sendok makan 10
8 Garpu makan 5
9 Piler/pengupas wortal
4
Lemper/cobek batu
10
besar
2
11 Mangkuk sayur 36
12 Magig com 1
13 Panci kecil 6
14 Panci tanggung 4
15 Panci besar 2
16 Lap piring 24
17 Piring lauk pasien 24
Piring lauk untuk
18
tamu
24
Piring makan pasien
19
kls 2
24
Piring makan pasien
20
kls I dan Vip
24
21 Pisau dapur 10
22 Pisau buah kecil 150
23 Regulator LPG 2
Saringan santan
34
stainless stel
2
Saringan stainless
35
stel tanggung
2
Kompor meja bistro 2
36
tungku
2
Kompor meja 1
37
tungku
1
38 Talenan plastic 6
39 Tampah 1
40 Wajan Teflon besar 1
41 Wajan Teflon kecil 1
42 Wajan besar 1
43 Wajan kecil 1
Tempat sampah
44
injak
6
45 Tempat gula kopi 12
46 Sendok the 10
47 Blender jus 2
Blender
48 bumbu/gilingan
bumbulistrik
1
Parutan kelapa
50
listrik
1
51 Mixer 1
52 Dispenser 3
53 Galon 3
RUMAH TANGGA
1 Aqua botol 1,5l 120
atau baru
Daftar lap gizi
9
harian
2
10 Diet rendah purine 1
11 Diet lambung 1
12 Diet rendah garam 1
Pengambilan barang
13
gudang
6
14 Perbaikan bengkel 4
Surat perintah kerja
15
lembur
4
16 Order non stok 2
17 Kartu stok 1000
18 Etiket 2000
BENGKEL
1 Sper part kompor
2 Lampu
3 Kasa jendela
4 Kran
Pengaturan ruangan
5
dapur
1. Pengertian
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitikberatkan pada
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala
bahan yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi selama proses pengolahan, penyiapan pengangkutan, penjualan sampai pada saat
makanan dan minuman tersebut siap dikonsumsi kepada konsumen (Direktorat Hygiene dan
Sanitasi, Ditjen Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular).
Salah satu kegiatan dari sanitasi makanan adalah penyehatan makanan dan minuman.
Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengendalikan faktor- faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman. Faktor-faktor tersebut berasal dari proses
penanganan makanan, minuman, lingkungan, dan orangnya; sehingga makanan dan minuman
yang disajikan rumah sakit tidak menjadi mata rantai penularan penyakit.
2. Tujuan
1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen
2. Menurunnya kejadian risiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan melalui
makanan
3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan.
Tersedianya fasilitas kamar toilet khusus bagi pegawai dapur, locker untuk
menyimpan pakaian kerja dan ruang untuk ganti pakaian
Ruang dalam dapur harus bersih, tersedia tempat sampah sementara yang diberi
kantong plastik yang kemudian dibuang dengan plastiknya ke tempat pengumpulan
sampah diluar. Diruang ruangan dapur terdapat fasilitas tempat pengumpulan sampah
yang tertutup.
1. Bangunan
o Pintu-pintu tempat ruang persiapan dan masak harus dibuat
membuka/menutup sendiri (self closing door), dilengkapi peralatan anti lalat
seperti kasa, tirai, dan pintu
o Fasilitas Cuci Tangan:
1. Terletak di luar ruang ganti pakaian, wc/kamar mandi
2. Tersedia air yang mengalir
3. Tersedia sabun dan kain lap pengering
4. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat, antikarat dan
permukaan halus
o Saluran limbah, sebagai pembuangan limbah pengolahan makanan yang aman
dari binatang
2. Sarana dan peralatan untuk pelaksanaan sanitasi makanan
o Air bersih
Tersedianyaair yang bersih dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan dan memenuhi syarat
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor 01/Birhukmas/I/1975. Standar mutu air tersebut,
meliputi:
Prinsip penyehatan makanan menggunakan teknik HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) meliputi bahan makanan, penjamah makanan, dan cara kerja yang dilakukan serta
upaya pengendalian pertumbuhan kuman berbahaya.
Harus diketahui asal lokasinya secara pasti, tidak tercemar dari sampah atau pupuk yang
dipakai, bebas dari insektisida, peptisida, atau bahan kimia lainnya
Harus dipilih bahan makanan yang bermutu baik, yaitu bahan makanan segar, yang aman,
utuh, baik dan bergizi, misalnya: utuh, tidak berlubang/berulat, besar dan bentuk seragam,
tidak busuk, tidak kotor dan tidak layu, cukup masak/matang (untuk buah)
Cara penanganan bahan makanan, harus memperhatikan cara penanganan yang tepat
dan baik, misalnya
1. Dengan menggunakan kemasan yang memenuhi syarat
2. Memperhatikan pengangkutan yang layak
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum mulai/sesudah bekerja, setiap keluar dari WC,
sesudah menjamah bahan yang kotor
2. Sebelum dan selama bekerja tidak boleh menggaruk kepala, muka, hidung, dan bagian
tubuh lain yang dapat menimbulkan kuman
3. Alihkan muka dari makanan dn alat-alat makan dan minum bila batuk atau bersin
4. Pergunakan masker/tutup hidung dan muka bila diperlukan
1. Prosedur kerja
Kontaminasi makanan atau kontaminasi ulang dapat disebabkan oleh perilaku si penjamah
makanan selama bekerja. Hal ini disebabkan karena pegawai tidak bekerja sesuai dengan
prosedur kerja yang ada.
1. Upaya pengendalian
Upaya pengendalian faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kuman pada makanan dan
minuman, dapat dilakukan dengan pemantauan titik-titik rawan pada jalur penanganan
makanan dan minuman yang diperkirakan memudahkan timbulnya bakteri dan fungi. Titik-
titik rawan dalam proses penanganan makanan dan minuman adalah:
Pada proses ini hendaknya tidak ada makanan dan minuman yang membusuk setelah proses
pembersihan bahan.
Bahan mentah disimpan dalam ruangan/tempat yang terpisah dari ruang makanan terolah
yang suhunya diatur sesuai dengan yang seharusnya
Bahan mentah disimpan dalam ruangan/tempat yang terpisah dari ruang makan terolah yang
suhunya diatur sesuai dengan yang seharusnya
Penyimpanan makanan terolah yang tidak cepat membusuk dan dalam keadaan
tertutup dilakukan pada suhu 10oC
Penyimpanan makanan terolah yang cepat membusuk harus disimpan pada suhu 4 oC
selama 6 jam, jika > 6 jam harus disimpan pada suhu -5 oC sampai -1 oC
Untuk kepentingan pengolahan biasanya bahan makanan diproses dengan bantuan panas
dengan teknik/cara pemasakannya, sehingga tidak memungkinkan kuman tumbuh dan
berkembang biak
Alat pengangkutan makanan dan minuman yang dipakai dilengkapi dengan tutup untuk
menghindari debu diluar gedung dapur. Alat dibersihkan secara periodik
1. Alat-alat makan yang akan dipakai untuk menyajikan makanan harus dalam keadaan
bersih (sudah dicuci dengan sabun/desinfektan dan dibilas/direbus dengan air panas)
2. Tidak ada tanda-tanda vektor (lalat, lipas, tikus), ataupun bekas jejaknya di ruangan
dapur
3. Penyajian makanan kepada pasien harus dalam keadaan tertutup
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang berkaitan erat dengan
kejadian yang disebabkan oleh kelalaian petugas, yang dapat mengakibatkan kontaminasi
bakteri terhadap makanan. Kondisi yang padat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan
dalam proses penyelenggaraan makanan antara lain karena pekerjaan yang terorganisir,
dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya,
istirahat yang cukup. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi secara tiba-
tiba dan tidak direncanakan ataupun tidak diharapkan, serta dapat menyebabkan kerusakan
pada alat-alat, makanan, dan ”melukai” pegawai.
1. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam
rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian/kesengajaan
2. Tujuan
1. Perawatan alat dilakukan secara kontinyu agar peralatan tetap dalam kondisi yang
layak pakai
2. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai
3. Adanya fasilitas/peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup
4. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja
Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik, misalnya gunakan pisau,
golok, parutan kelapa dengan baik, dan jangan bercakap-cakap selama menggunakan
alat tersebut
Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan atau mengolah bahan makanan
Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
terjangkau
Tersedia alat/obat P3K
Pengendalian mutu pada pelayanan gizi di Rumah Sakit … terdiri dari pengawasan dan
pengendalian.
1. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan
atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar, peraturan an
hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan
Pengawasan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang
telah ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Selain itu pengawasan bertujuan
untuk membina aparatur negara yang bersih dan berwibawa
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan pembetulan atau perbaikan
pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengertian pengawasan dan
pengendalian hampir sama. Perbedaannya jika pengawasan mempunyai dasar hukum dan
tindakan administratif, sedangkan pengendalian tidak. Pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar semua kegiatan-kegiatan dapat tercapai secara berdayaguna dan berhasilguna,
dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan dan pengendalian merupakan
unsur penting yang harus dilakukan dalam proses manajemen.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen. Evaluasi ini bertujuan untuk
menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan yang disusun
sehingga dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Melalui penilaian, pengelola dapat
memperbaiki rencana yang lalu bila perlu, ataupun membuat rencana program yang baru.
Pada
keiatan evaluasi, tekanan penilaian dilakukan terhadap masukan, proses, luaran, dampak
untuk menilai relevansi kecukupan, kesesuaian dan kegunaan. Dalam hal ini diutamakan
luaran atau hasil yang dicapai.
Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan data dan pengolahan
data kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan
bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah sakit maupun untuk pengambilam
keputusan. Pencatatan ini dilakukan pada setiap langkah kegiatan yang dilakukan. Pelaporan
dilakukan berkala sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit ….
Kumpulkan data klien harian, satu putaran menu, bulanan, triwulan, dan tahunan
Biaya overhead (dalam hal ini penyusutan) dicatat harian, setiap putaran menu,
bulanan, triwulan, dan tahunan
1. Kalkulasi pemasukan bahan makanan berikut nilai rupiahnya setiap saat dan pada
periode tertentu yang telah ditentukan
2. Hitung biaya per porsi atau biaya per orang per hari
4. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya adalah suatu proses dimana pimpinan atau pengelola mencoba mengatur
biaya guna mencegah pemborosan dari biaya yang dikeluarkan. Biaya yang dimaksud disini
yaitu biaya makan.
Biaya bahan makanan dapat meningkat atau menurun dari harga yang diperkirakan. Oleh
karena itu biaya makanan dapat dikendalikan melalui berbagai cara; seperti menukar,
mengubah, atau mengganti bahan makanan dengan bahan makanan lain. Pengendalian biaya
ini merupakan proses yang berkelanjutan dan melibatkan aktivitas-aktivitas seperti
perencanaan menu, pembelian (pemesanan), penerimaan, pengolahan, dan juga
tenaga/personelnya.
1. Standar prosedur. Berkenaan dengan cara/teknik yang ditetapkan sebagai cara yang
benar untuk kegiatan sehari-hari dalam proses penyelenggaraan
Untuk memaksimalkan efisiensi tenaga kerja secara berdaya guna sesuai dengan standar
kualitas dan pelayanan yang dilakukan, sehingga dapat tercapai tujuan yang optimal
BAB IX PENUTUP
Demikianlah Pedoman Pelayanan Instalasi Gizi disusun yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan tugas profesi dengan baik dan benar sesuai ketentuan standar
pelayanan kesehatan bidang radiologi sehingga pelayanan kesehatan prima dapat terwujud.
Akhirnya semoga pedoman pelayanan Instalasi Gizi ini dapat dipergunakan oleh seluruh
Instalasi Gizi dan bermanfaat bagi peningkatan mutu layanan di pelayanan Gizi Rumah Sakit
….