Anda di halaman 1dari 18

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Lokasi Pemboran Eksplorasi

Lokasi kegiatan Pemboran Eksplorasi ini dilakukan di Dusun Hamane,

Desa Lai Lara, Kecamatan Katala Hamu Lingu Sumba Timur

Tabel 6.1. Koordinat lokasi titik pemboran

PLTMG 40MW Total


Hole Id Depth
X Y Z
(m)
(Elevation)
DH 01 119055’29.01”E 9049’26.04”S 421 m 15

DH 02 119055’26.35’’E 9049’23.10’’S 419 m 15

DH 03 119055’24.29’’E 9049’22.19’’S 423 m 15

6.2. Deskripsi Coring

Kegiatan pemboran di lakukan di Dusun Hamane, Desa Lai Lara,

Kecamatan Katala Hamu Lingu Sumba Timur, dilakukan pada tiga titik bor

sekaligus yaitu titik DH 01, DH 02 dan DH 03. menggunakan Mesin Bor tipe

Kano bor KR-150 HA dengan masing-masing kedalaman lubang bor adalah

15 meter dan jarak masing-masing lubang bor adalah 33 meter. Berdasarkan

hasil deskripsi coring yang dilakukan di lapangan pada saat pemboran maka

diperoleh urutan lapisan batuan yang dikelompokkan menurut variasi

litologinya adalah sebagai berikut :

34
6.2.1 Deskripsi Coring pada titik pemboran DH 01, DH 02, dan DH 05.

1. Deskripsi coring pada titik pemboran DH 01

a. Core Box 1 Titik Pemboran DH 01

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.1 Core box 1 titik pemboran DH 01

b. Core Box 2 Titik Pemboran DH 01

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.2 Core box 2 titik pemboran DH 01

35
c. Core Box 3 Titik Pemboran DH 01

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.3 Core box 3 titik pemboran DH 01

Pada titik pemboran DH 01 kedalaman yang dicapai adalah 15

meter dengan litologi batuannya adalah sebagai berikut :

Tabel 6.2 Deskripsi coring corebox DH 01

No Kedalaman Batuan Deskripsi


(m)
1. 0.00-0.05 m Top Soil Warna hitam, cepat lapuk mengandung
karbonat, ketebalan 0.5 m
2. 0.05-0.74m Lempung Warna hitam ( < 1/256 mm). Struktur
sedimen primer, laminasi kemas tertutup
ketebalan 0.24 m
3. 0.74-1 m Lempung Warna abu-abu terang ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer ketebalan 0.26 m
4. 1-2.76 m Lempung Warna abu-abu ( < 1/256 mm). Struktur
sedimen primer ketebalan 2 m
5. 2.76-3.55 m Lempung Warna abu-abu terang ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer, laminasi kemas
tertutup
6. 3.55-5 m Lempung Warna abu-abu gelap ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer, laminasi kemas
tertutup
7. 5-5.6 m Lempung Warna abu-abu gelap ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer, laminasi kemas
tertutup
8. 6-6.5m Lempung Lapisan batuan yang di ambil untuk

36
dilakukan dalam tes laboratorium (UDS)
9. 6.5-10m Lempung Warna abu-abu terang,gelap ( < 1/256
mm). Struktur sedimen primer, laminasi
kemas tertutup
10. 10-11.80 m Lempung Warna abu-abu gelap ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer, laminasi kemas
tertutup
11. 11.80-15 m Pasir halus Warna abu-abu gelap, ukuran pasir halus
1/256 dengan ketebalan 4 m

Berdasarkan data diatas maka diketahui bahwa lithologi dari titik

pemboran DH-01 relatif disusun oleh batuan sedimen yaitu lempung dan

Pasir halus yang merupakan hasil dari pengendapan material sedimen.

37
Tabel 6.3 data logbor DH 01

38
2. Deskripsi coring pada titik pemboran DH 02

a. Core Box 1 Titik Pemboran DH 02

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.4 Core box 1 titik pemboran DH 02

b. Core Box 2 Titik Pemboran BH 02

Sumber : Dok, pribadi, 2018

Gambar 6.5 Core box 2 titik pemboran BH 02

39
c. Core Box 3 titik Pemboran DH 02

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.6 Core box 3 titik pemboran DH 02

Pada titik pemboran DH 02 kedalaman yang dicapai adalah 15

meter dengan litologi batuannya adalah sebagai berikut :

Tabel 6.4 Deskripsi coring corebox DH 02

No Kedalaman Batuan Deskripsi


(m)
1. 0.00-0.45 m Top Soil Warna hitam, cepat lapuk mengandung
karbonat.
2. 0.45-1.10 Lempung Warna hitam gelap ( < 1/256 mm). Struktur
sedimen primer, laminasi kemas tertutup
3. 1.10-3 m Lempung Warna abu-abu terang ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer
4. 3-4.55 m Lempung Warna abu-abu gelap ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer
5. 4.55-5 m Lempung Lapisan batuan yang di ambil untuk
dilakukan dalam tes laboratorium (DS)
6. 5-10 m Lempung Warna abu-abu gelap ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer
7. 10-15 m Pasir halus Warna abu-abu gelap, ukuran pasir halus
1/256 dengan

Berdasarkan data diatas maka diketahui bahwa litologi dari titik pemboran
DH 02 relatif disusun oleh batuan batuan sedimen yaitu batu Lempung
dan Pasir halus yang merupakan hasil dari pengendapan material sedimen.

40
Tabel 6.5 Data Logbor DH-02

41
3. Deskripsi Coring Pada Titik Pemboran DH 03

a. Core Box 1 Titik Pemboran DH 03

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.7 Core box 1 titik pemboran DH 03

b. Core Box 2 Titik Pemboran BH 03

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.8 Core box 2 titik pemboran DH 03

42
c. Core Box 3 Titik Pemboran DH 03

Sumber : Dok, pribadi, 2018


Gambar 6.9 Core box 3 titik pemboran DH 03

Pada titik pemboran BH 03 kedalaman yang dicapai adalah 15

meter dengan litologi batuannya adalah sebagai berikut :

Tabel 6.6 Deskripsi coring corebox DH 03

No Kedalaman Batuan Deskripsi


(m)
1. 0.00-0.45m Top soil Warna hitam, cepat lapuk mengandung
karbonat.
2. 0.45-0.85m Top Soil Warna merah, cepat lapuk mengandung
karbonat.
3. 0.85-1.50m Lempung Warna coklat ( < 1/256 mm). Struktur
sedimen primer
4. 1.50-2.47m Lempung Warna abu-abu gelap ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer
5. 2.47-4.00m Lempung Warna abu-abu terang ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer
6. 4.00-4.50m Lempung Warna coklat ( < 1/256 mm). Struktur
sedimen primer
7. 4.50-5m Lempung Lapisan batuan yang di ambil untuk
dilakukan dalam tes laboratorium (DS)
8. 5-6.75m Lempung Warna coklat kemerahan( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer
9. 6.75-9.30m Lempung Warna abu-abu terang ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer
10. 9.30-15m Lempung Warna abu-abu gelap ( < 1/256 mm).
Struktur sedimen primer

43
Berdasarkan data diatas maka diketahui bahwa litologi dari titik

pemboran DH 03 relatif disusun oleh batuan batuan sedimen yaitu batu

lempung yang merupakan hasil dari pengendapan material sedimen.

44
Tabel 6.7 Data logbor BH-03

45
Pada proses pemboran geotek yang berlangsung dilapangan ada

beberapa tahap yang digunakan dalam pemboran selain pemboran coring

yakni :

1. Standar Penetratioan Test (SPT)

Standar Penetration Test (SPT) adalah salah satu jenis uji tanah

yang sering digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain

CPT. Spt dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk

mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan

contoh terganggu dengan teknik penumbukan, uji SPT bertujuan untuk

mengetahui kepadatan Tanah. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan

tabung belah dinding tebal kedalam tanah dan disertai pengukuran

jumlah pukulan untuk memasukan tabung belah sedalam 300 mm (1ft)

vertical.

Gambar 6.10 Uji SPT (Standart Penetration Test)

46
2. Uji Premeabilitas

Permeabilitas adalah kecepatan masuknya air pada tanah dalam

keadaan jenuh. Penetapan permeabilitas dalam tanah baik vertial

makupun horizontal sangat penting peranannya dalam pengelolaan

tanah dan air. Uji Premeabilitas bertujuan untuk mengetahui

premeabilitas tanah tersebut.

Pada pengeboran dilapangan digunakan metode uji muka air turun

untuk mengatahui jumlah rembesan air pada batuan dimana pipa

lindung diisi dengan air yang dapat merembes ke dalam tanah.

Kecepatan turunnya muka air dalam pipa lindung diamati dengan

mengukur kedalaman muka air di bawah puncak pipa lindung pada

interval waktu 15 menit setelah pengujian mulai dilakukan dan pada

interval waktu 15 menit berikutnya. Pengamatan dilakukan sampai

kecepatan turunnya muka air dapat diabaikan atau hasil pembacaan

sudah cukup untuk menentukan kelulusan air tanah

Gambar 6.11 Uji Premeabilitas Muka Air Turun

47
3. Disturbed Sampel (DS)

Disturbed Sampel ( Tanah Terganggu) adalah merupakan tanah

yang memiliki distribusi ukuran partikel sama dengan seperti di

tempat asalnya, tetapi strukturnya telah cukup rusak atau hancur

seluruhnya dan terganggu oleh faktor luar.

Pengambilan tanah tak utuh atau tanah terganggu (disturbed soil)

untuk kepentingan analisa kimia dan kestabilan agregat (agregat

stability)

Disturbed Sampel dilakukan setelah uji penetration tes dan

dilakukan pengeboran selanjutnya dimana sampel batuan pada

pengeboran tersebut disimpan pada tabung yang dilapisi plastik sampel

kemudian di bawah ke leb untuk diuji.

Gambar 6.12 Disturbed Sampel

48
6.3.Korelasi Lubang Bor

Gambar 6.13 Korelasi Lubang bor

49
6.4. Deskripsi Batuan

1. Batu Lempung

Warna : Abu-abu

Tekstur : Klastik

Ukuran Butir : <1/256 lempung

Bentuk Butir : Membundar (rounded)

Pemilihan/Sortasi : Baik

Struktur Batuan : Sendimen Primer (Laminasi Sejajar)

Komposisi Mineral : Tersusun dari mineral-mineral yang berukuran


lempung

Genesa batuan : Batuan ini terbentuk dari hasil transportasi dan deposisi
mineral sedimen yang diangkat oleh arus energi yang
terkecil bila dilihat dari bentuk butirnya yang
membundar (rounded) di perkirakan batuan ini telah
transportasi jauh dari sumber dan di endapkan di daerah
berarus lemah

2. Batu Pasir

Warna : Abu-abu Terang

Tekstur : Klastik

a. Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (1/6 – 1/8 mm)


b. Bentuk Butir : Membundar ( rounded)
c. Pemilahan : Baik
d. Kemas : tertutup
Struktur Batuan : Sedimen Primer

Komposisi Mineral : Kuarsa, rijang, plagiokla, sillika

50
Komposisi Batuan : tersusun atas mineral- mineral berukuran pasir

a. Fragmen : Kuarsa : tidak berwarna, massif kilap kaca


b. Matrik : Plagioklas : Putih susu, pramatik, kilap kaca
c. Semen : Tersusun atas mineral silika
Nama Batuan : Batu Pasir

Genesa batuan : Batuan ini terbentuk dari hasil transportasi dan


deposisi mineral-mineral fragen yang diangkut
oleh arus dan energy yang kecil. Bila dilihat dari
bentuk butirnya yang membundar maka,
diperkirakan telah tertransportasi jauh. Serta
diendapkan didaerah yang berarus lemah dan
terbentuk secara bertahap

51

Anda mungkin juga menyukai