Anda di halaman 1dari 2

3.

Hasil
Data yang diperoleh dari survei menunjukkan tanaman yang digunakan di daerah
Oyo, Ogun, Osun, dan negara bagian Nigeria.

Ada 100 responden (96 pria dan 4 wanita) dalam penelitian ini, 66% berusia 40 tahun ke
atas (Tabel 1), 83% dari responden memberikan pengalaman 20 tahun atau lebih. 83%
responden menghubungkan pengalaman dalam mengelola diabetes mellitus dengan tradisi
keluarga dan klan, yaitu leluhur (Tabel 2). Hanya 14% yang menganggap perubahan pola
makan dapat digunakan sebagai bagian dari manajemen diabetes mellitus.
Pengobat tradisional dalam penelitian ini, mengklaim mereka dapat mendiagnosis
diabetes mellitus pada pasien dengan mengamati gejala seperti buang air kecil yang
berlebihan, kehilangan berat badan dan adanya gula dalam urin yang terdeteksi dengan
adanya semut di sekitar urin (Tabel 3). Pengobat tradisional mengklaim bahwa
pengobatannya membutuhkan waktu sekitar 1-6 bulan. Mereka menunjukkan bahwa herbal
yang diberikan akan menyebabkan pengurangan frekuensi buang air kecil dan hilangnya
gula dalam urin.
Dalam penelitian ini, 31 tanaman dari berbagai famili disebutkan dapat digunakan
secara tradisional sebagai bagian dari resep untuk diabetes mellitus di wilayah South
Western Nigeria (Tabel 4). Dari 31 tanaman yang didokumentasikan dalam penelitian ini
disebutkan oleh tiga atau lebih responden sebagaimana dimasukkan dalam resep mereka
untuk pengelolaan diabetes mellitus. 42 % responden menyebutkan Cassia alata, 34% dan
64% menyebutkan daun dan akar, masing-masing dari Vernonia amygdalina sebagai
tanaman yang paling banyak digunakan.
Survei etnobotani mengungkapkan bahwa tanaman dari famili Rutaceae,
Leguminosae dan Cucurbitaceae lebih banyak dimasukkan dalam resep untuk mengobati
diabetes mellitus oleh pengobat tradisional dari bagian Barat Daya Nigeria.

Anda mungkin juga menyukai