Pengertian
Larutan adalah campuran dua atau lebih komponen yang membentuk fasa tunggal homogen dalam
skala molekuler
Komponen yang menentukan fasa larutan disebut pelarut (solvent) yang merupakan bagian terbesar
dari sistem
Komponen lain disebut solut yang merupakan fase terdispersi dalam bentuk molekul atau ion pada
keseluruhan pelarut.
Sifat Larutan
Sifat Koligatif
Tergantung pada jumlah partikel dalam larutan
co/: tekanan osmotik, penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, peningkatan titik didih
Sifat aditif
Tergantung pada kontribusi atom dalam molekul secara menyeluruh atau jumlah sifat konstituen
dalam larutan
co/: bobot atom
Sifat Konstitutif
Tergantung pada susunan, pada jumlah dan macam atom dalam suatu molekul
co/: pembiasan cahaya, sifat elektrik, karakteristik permukaan dan antar permukaan, kelarutan obat.
Jenis Larutan
Larutan encer : Larutan yang mengandung sejumlah kecil zat yang terlarut
Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada temperatur dan
tekanan tertentu
Larutan lewat jenuh: larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas
kelarutannya didalam air pada temperatur tertentu
Kelarutan dalam air dan alkohol beberapa asam lemah, basa lemah dan garamnya
Bentuk Larutan
Larutan Oral •Mikstura, eliksir sirup, obat tetes pediatrik
Larutan dan tinktur topikal •Obat semprot, larutan topikal Al-asetat, Al-subasetat
Injeksi • Ampul/vial
FORMULA SUSPENSI
Zat Aktif
Kontrol ukuran partikel: bahan aktif harus halus, bila ukuran >5µm gritty texture
Uk. Partikel suspensi dapat berubah/bertambah besar daripada pada saat produksi karena
penurunan suhu.
Co: parasetamol
Bahan tambahan
Pertimbangan:
1. Compatibility with drug
2. Stability at a specific pH and temperature
3. Compatibility with other adjuvant
4. Cost
Bahan Pembasah:
Proses pembasahan partikel padat adalah pengusiran udara pada permukaan partikel oleh cairan
Hidrofilik: mudah dibasahi dengan air
Hidrofobik: mudah dibasahi pelarut organik atau non polar.
Surfaktan:
Anionik: Sodium Lauryl Sulphate (SLS), dioctyl sodium sulphosuccinate
Nonionik: Polysorbate (Tween), sorbitan ester (span)
Penggunaan surfaktan sebagai wetting agent sampai 0,1%
Oral: Tween, Span
Topikal: SLS, dioctyl sodium sulphosuccinate
Bahan Pensuspensi
Untuk memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat padat yang tidak larut dalam medium
pendispersi.
1. Polimer
Karbomer, PVA, povidon, polioksietilen
2. Gom
Akasia, agar, alginat, karagenan, guar, pektin, tragacanth, xanthan
3. Selulosa larut air:
Metilselulosa, hidroksi etil selulosa, karboksimetilselulosa Na (CMC Na), Selulosa mikrokristal (avicel)
4. Silikat terhidrasi:
Bentonit, Mg Al silikat, Veegum.
Buffer
Alasan penggunaan: bahan aktif asam atau basa lemah
Kriteria pemilihan:
a. Kapasitas sesuai dengan range pH yang diinginkan
b. Kompatibel dengan flocculating agent
c. Aman
d. Tidak mengganggu stabilitas atau efektivitas sediaan
e. Tidak berinteraksi dengan bahan lain
Anti oksidan
Mencegah reaksi oksidasi bahan aktif dan bahan tambahan
Larut Air Larut Minyak
Na-bisulfit Butylated hydroxy anisole (BHA)
Na-metabisulfit Butylated hydroxy toluene (BHT)
Na-thiosulfat Propyl gallate
Thioglyserol Tocopherol
Thiourea
Cystein HCl
Asam askorbat
Preservatives
Alasan penggunaan pengawet:
a. Mengandung karbohidrat dan solvent polar
b. Ada sumber kontaminasi: perlakuan pada wadah, peralatan, komponen bahan pengemas
atau operator
Co/ pengawet:
Alkohol,asam, ester, ammonium kuarterner, derivat fenol.
Colouring agent
Tujuan pemberian warna : Estetika dan Identitas produk
Untuk oral FD&C atau D&C
Suspensi topikal D&C external colour
Fragrance
Tujuan : menutupi bau yang tidak enak, estetika dan identitas.
Penggunaan dalam jumlah minimum 0,5%
Pemilihan dan jumlah berdasarkan Trial and Error
Umumnya bentuk minyak tidak larut air, dilarutkan dengan ko solvent
Uji Mutu Sediaan
Parameter sedimentasi
Mengukur volume sedimentasi:
F=Vu/Vo
Vu: volume akhir
Vo: volume awal
F=1 suspensi baik krn tidak terbentuk supernatan setelah didiamkan
F>1 terjadi flok yang sangat longgar dan halus sehingga volume akhir > awal
Kemampuan redispersi
Diputar 360˚, 20 rpm (stanko and dekay)
Kocok 90 ˚ (stanko and lesschaft)
Viskositas
Pengukuran zetapotensial
Ukuran partikel
Pengukuran pH
Pengukuran BJ
SIRUP dan Eliksir
Pengertian Sediaan yang mengandung air gula atau pengganti gula dengan atau tanpa aroma dan
bahan obat.
Penggolongan Sirup
SIRUP TANPA BAHAN OBAT
Komponen Sirup
• Air murni
• Bahan obat
• Gula digunakan untuk memberikan rasa manis dan peningkat viskositas (sukrosa 60-80%)
• Bahan pengawet digunakan untuk melindugi sirup terhadap pertumbuhan mikroba (as.
Benzoat 0.1%-0.2%,Na. benzoat 0.1-0.2%, propilparaben, metilparaben 0,1%.
Pengawetan sirup:
a. Menyimpan dalam suhu dingin
b. Penambahan pengawet
c. Mempertahankan konsentrasi tinggi sukrosa
• Pemberi Aroma
Pemberi aroma sintetik dan bahan alami
Syarat: harus terlarut dalam air
• Pewarna, untuk memperbaiki penampilan sirup.
Pewarna harus berkorelasi dengan pengaroma (misal hijau dengan mint atau melon, merah dengan
cherry atau strawberry dan apel, orange dengan jeruk)
Metode Pembuatan Sirup
A. Larutan bahan dengan bantuan panas
Syarat: zat aktif dan bahan pada sirup tidak rusak terhadap panas atau menguap karena panas.
Panas mempercepat terbentuknya larutan gula dan bahan Lain dalam sirup. Sukrosa (disakarida)
terhidrolisis menjadi monosakarida, dekstrosa(glukosa) dan fruktosa menyebabkan rasa menjadi
lebih manis, atau berubah menjadi kecoklatan.
PREFORMULASI
Melibatkan berbagai investigasi bahan obat mendapatkan informasi yang berguna
Data preformulasi formulasi yang secara fisikokimia stabil dan secara biofarmasi sesuai
dengan tujuan dan bentuk sediaan
Tujuan
menggambarkan proses optimisasi obat melalui penentuan dan atau definisi sifat-sifat fisika
dan kimia yang dianggap penting dalam menyusun formulasi sediaan yang stabil, efektif dan
aman
Membantu dalam memberikan arah yang sesuai untuk membuat suatu rencana bentuk
sediaan
Parameter Fisikokimia dalam Preformulasi
Stabilitas kimia (ex: pH)
Kelarutan/solubilitas
Kecepatan disolusi
Konstanta disosiasi (penguraian obat)
Koefisien partisi (rasio distribusi obat dlm pel)
Kristalinitas
Polimorfisme (stabilitas dan efek terapeutik)
Ukuran partikel
Data Preformulasi Pelengkap
Kompatibilitas interaksi:obat-eksipien
Studi pendahuluan in vivo pada hewan, meliputi: absorbsi obat, metabolisme, ikatan
protein, distribusi, eliminasi.
Informasi Penting dalam Preformulasi
Struktur kimia dan karakteristik
Bobot molekul
Metode analisis
Kompresibilitas, observasi mikroskopik
Informasi terapeutik (dosis, bentuk sediaan, produk kompetitor)
Bahaya potensial
Toksikologi
RANCANGAN BENTUK SEDIAAN FARMASI
Tujuan
Mencapai respons terapeutika yang diharapkan dari suatu obat dalam bentuk sediaan
farmasi dan dapat diproduksi oleh industri dalam skala besar dengan kualitas baik serta
keterulangan yang tinggi.