Anda di halaman 1dari 8

A.

Tujuan
Mahasiswa mampu membuat sediaan apusan sperma mencit dengan teknik
pewarnaan Giemsa, pewarnaan Eosin, dan Pewarnaan Eosin Negrosin.
B. Dasar Teori
Sebuah sel spermatozoa terdiri atas bagian kepala dengan bentuknya yang
dapat ditemukan di dalam bentuk bulat, lonjong, atau pipih, serta bagian ekor.
Pada bagian ekor inilah terkandung mitokondria yang penting bagi pergerakan
sel tersebut. Di antara bagian ekor dan kepala di bagian leher dengan bentuknya
yang relatif pendek dan sempit. Bagian leher ini terdiri dari s Ministerol yang
terletak di tengah-tengah dengan kasar, disusun dengan bagian luar di badan
spermatozoa.
Komponen utama dari bagian kepala spermatozoa adalah inti (nukleus)
dengan kandungan informasi genetik, terdiri atas kromatin. 60% dari bagian
kepala diliputi oleh akrosom, sedangkan pada bagian belakang kepala diliputi
dengan selubung nuklear. Akrosom terletak di bagian ujung nukleus anterior,
bagian spermatozoa. Akrosom ini sendiri terdiri dari membran dengan lapisan
ganda, yang melapisi bagian nukleus selama akhir pembentukan spermatozoa,
yang mengandung kombinasi dengan semua fungsi seperti akrosin untuk
menembus dinding zona pellucida agar spermatozoa dapat digunakan dalam sel
telur (ovum) selama proses pemupukan, hyaluronidase dengan fungsi yang
diijinkan yaitu di dalam pelepasan asam hialuronat dan dapat mencerna filamen
dari jaringan, dan juga berbagai enzim proteolitik dan enzim hidrolisis lainnya
yang ikut serta dalam proses pemupukan. Akrosom ini dibentuk dari badan
Golgi.
Ekor sperma terdiri atas tiga bagian yaitu bagian tengah , bagian utama , dan
bagian akhir . Ekor ini memiliki fungsi untuk pergerakan menuju sel telur. Ekor
yang motil itu pada pusatnya sama seperti flagellum memiliki struktur
aksoneme yang terdiri atas mikrotubul pusat disetujui oleh sembilan doblet
mikrotubul yang menggantikan sama satu dengan yang lain.
Bagian luar dari spermatozoa diselipkan oleh membran plasma atau yang
dapat disebut plasmalemma, merupakan bagian yang mengandung sebagian
sitoplasma dengan komposisi yang mengandung lipoprotein yang tersusun
ganda. Plasmalemma memiliki fungsi sebagai tempat keluar masuknya cairan
seluler.
Gerakan maju mundur bagian memberikan motilitas pada sperma. Gerakan
ini dimulai oleh gerakan meluncur secara longitudinal di antara tubulus
posterior dan anterior yang membentuk aksonema. Energi untuk proses disuplai
dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP) yang disintesis oleh mitokondria di
badan ekor.
Peringkat kualitas, termasuk beberapa aspek, misalnya dalam hal motilitas
maka spermatozoa dapat dibagi ke dalam tiga kriteria utama (motilitas baik,
motilitas kurang baik, dan tidak motil), hal morfologi spermatozoza yang
ditambahkan bentuk (bentuk normal atau abnormal. Abnormalitas dapat terjadi
pada bagian kepala, bagian tengah, ekor, atau bagian akhir bagian), dalam hal
konsentrasi atau jumlah dari spermatozoa, dan viabilitas (daya hidup)
spermatozoa.

C. Alat dan Bahan


No. Alat Bahan
1 Cawan petri Mencit 1 ekor
2 Kaca benda Aquades
3 Kaca penutup Alkohol 70 %
4 Pipet Alkohol Absolut
5 Papan bedah Negrosin
6 Pisau/silet Eosin
7 Gelas arloji Pewarna Giemsa
8 Seperangkat alat bedah Xylol
9 Balsam kanada (entelan)
10 Tissue
11 NaCl 0.9%
D. Prosedur Kerja
1. Membuat Sediaan Apusan Sperma Mencit
1aMemakai jas lab dan menyiapkan alat dan bahan (kaca benda dan kaca penutup telah direndam alkohol sejak
awal)
2aMengeringkan kaca benda dan kaca penutup dengan
tissue
3aMenyiapkan papan bedah dan membedah mencit untuk mendapatkan bagian testis dan epididimis
nya
4aBagian testis dan epididimis diletakkan di cawan petri terpisah dan direndam dengan NaCl
0.9%
5aMasing-masing testis dan epididimis dicacah dan diambil cairan hasil
cacahannya
6aCairan hasil cacahan sperma disemir, dengan menyentuhkan kaca benda lain (yang bersih) pada
tetesan darah hingga membentuk sudut 300C dengan kaca benda yang pertama, dan didorong tetesan
darah ke ujung yang lain dengan cepat dan merata sehingga terbentuk lapisan atau bayangan darah yang
tipis.

7aBiarkan apusan sperma menjadi kering (sediaan apusan sperma yang dibuat ada 3 buah, satu
untuk pewarnaan Giemsa, satu untuk pewarnaan eosin, dan satu lagi untuk pewarnaan Eosin
Negrosin)
2. Pewarnaan Giemsa

1bdirendam apusan sperma telah mengering dengan alkohol


absolut, dan dibiarkan selama 5 – 10 menit, kemudian dibiarkan
kering

2bsetelah kering, direndam dalam larutan zat warna giemsa yang telah
diencerkan dengan buffer fosfat Sorensen dengan ph = 6.8, selama 20 menit

3bcuci dengan air keran mengalir, kemudian dibiarkan


kering
4bperiksa dibawah
mikroskop
5bbila pewarnaan kurang baik, direndam lagi dalam zat warna dan dibiarkan selama 10 – 20 menit
(opsional)
6bbila telah didapatkan area yang potensial untuk diamati, tetesi balsam kanada pada tempat tersebut dan tutup dengan
kaca penutup (ditekan kaca penutup dengan hati-hati hingga entelan merembes dengan merata di seluruh area kaca
penutup).
3. Pewarnaan Eosin
1cdirendam apusan sperma telah mengering dengan alkohol
absolut, dan dibiarkan selama 5 – 10 menit, kemudian dibiarkan
kering

2cDiberi pewarna Eosin 2


tetes
3cDidiamkan selama 25
menit
4cperiksa dibawah
mikroskop
5cbila telah didapatkan area yang potensial untuk diamati, tetesi balsam kanada pada tempat tersebut dan tutup dengan
kaca penutup (ditekan kaca penutup dengan hati-hati hingga entelan merembes dengan merata di seluruh area kaca
penutup).

4. Pewarnaan Eosin + Negrosin

1ddirendam apusan sperma telah mengering dengan alkohol


absolut, dan dibiarkan selama 5 – 10 menit, kemudian dibiarkan
kering

2dDiberi pewarna Eosin 2


tetes
3dDidiamkan selama 1 menit 30
detik
4dDiberi pewarna Nigrosin 1
tetes
5dDidiamkan selama 30
detik
6dperiksa dibawah
mikroskop
7dbila telah didapatkan area yang potensial untuk diamati, tetesi balsam kanada pada tempat tersebut dan tutup dengan
kaca penutup (ditekan kaca penutup dengan hati-hati hingga entelan merembes dengan merata di seluruh area kaca
penutup).
E. Data Pengamatan

No. Gambar Pengamatan Gambar Literatur Gambar


Tangan
1

Sperma Mencit Bagian Testis


Perbesaran 100
Pewarnaan giemsa
2

Sperma Mencit Bagian Testis


Perbesaran 400
Pewarnaan Eosin
3

Sperma Mencit Bagian Testis


Perbesaran 400
Pewarnaan giemsa
4

Sperma Mencit Bagian Testis


Perbesaran 400
Pewarnaan Eosin + Negrosin
5

Eosin + negrosin 40 × 10 sperma


mencit bagian Epididimis
6

Giemsa 40 × 10 sperma mencit


bagian Epididimis
F. Analisis Data
1. Apusan Sperma Bagian Testis Mencit
Pewarnaan Giemsa: pada pewarnaan ini, kepala sperma cenderung
berwarna ungu gelap atau abu-abu gelap. Serta ekornya yang memiliki
warna lebih muda, terlihat seperti garis.
Pewarnaan Eosin: pada pewarnaan eosin terdapat sperma yang masih hidup,
tidak terwarnai (pewarnaan cenderung terlihat pudar), dan sperma yang
telah mati berwarna merah cerah tua. Banyak sel disekitar sperma.
Pewarnaan Eosin + Negrosin: sperma beserta sel yang menyertainya
berwarna ungu tua.
2. Apusan Sperma Bagian Epididimis Mencit
Pewarnaan Giemsa: pada pewarnaan ini, kepala sperma cenderung
berwarna ungu gelap atau abu-abu gelap. Serta ekornya yang memiliki
warna lebih muda, terlihat seperti garis.
Pewarnaan Eosin: pada pewarnaan eosin terdapat sperma yang masih hidup,
tidak terwarnai (pewarnaan cenderung terlihat pudar), dan sperma yang
telah mati berwarna merah cerah tua. Hanya ada sperma saja.
Pewarnaan Eosin + Negrosin: sperma yang terwarnai disini berwarna ungu
tua.

G. Pembahasan
Bentuk sel morfologi spermatozoa yang dikirimkan akan mempengaruhi
terhadap pembuahan, jumlah sel abnormalitas spermatozoa ini terlalu tinggi
maka akan menurunkan fertilitasnya. Abnormalitas primer yang paling banyak
didapat adalah pada bagian kepala yang ukurannya terlalu kecil (mikrosefalik),
sedangkan abnormalitas sekunder yang banyak ditemukan adalah patahan di
bagian ekor. Sperma baru dapat disetujui normal setiap bagian dari spermatozoa
ini masih dalam kondisi utuh. Sperma juga dapat diberikan normal, masing-
masing terpisah dan dipindahkan sesuai arahnya masing-masing. Dalam
keadaan tertentu, spermatozoa saling bergerombol, berikatan satu sama lain,
dan tak bergerak. Keadaan tersebut disetujui terjadi aglutinasi. Keadaan
aglutinasi ini dapat terjadi karena terjadi kelainan imunologis saat sel telur
menolak sel sperma.
Dalam praktikum ini, kebanyakan sperma yang dijumpai bermorfologi normal.

H. Kesimpulan
Pewarnaan apusan sperma mencit, dapat dilakukan dengan teknik pewarnaan
Giemsa, Eosin, dan Eosin Negrosin dalam perihal untuk mengetahui bagaimana
morfologi sprema tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Carocarolina. 2017. Metode Apusan Sperma. (Online),


(https://student.unud.ac.id/carocarolina11/news/34970), diakses 4 Maret
2019.

LAMPIRAN

Gambar 1 Merendam di NaCl


testis dan epididimis

Anda mungkin juga menyukai