Anda di halaman 1dari 213

P

PEMBAHASAN PART 1
1 D. Hifema

• Hifema: adanya darah pada COA akibat kerusakanpada pembuluh


darah koroid
• Etiologi: sebagian besar disebabkan trauma tumpul
• Gejala klinis: nyeri, penurunan visus mendadak, fotofobia
• komplikasi: peningkatan TIO, kerusakan visual permanen
Tata laksana
• Bed rest elevasi kepala 45°- akumulasi darah bergeser dari axis
visual, membantu absorbsi darah
• Antifibrinolitik (misal: as. Traneksamat) - mencegah rebleeding
• Hindari aktivitas mata berlebih, seperti membaca
• Penutup mata (dianjurkan menggunakan penutup mata untuk
mengistirahatkan mata)
• Asetazolamid diberikan bila ada penyulit glaukoma
• Pembedahan evakuasi darah dari COA untuk grade II atau lebih
2. B. Entropion

Kata kunci: sikatriks pada inferior kelopak mata dan bulu mata terlipat
ke dalam disertai injeksi konjungtiva(+)

Entropion: malposisi pada kelopak berupa inversi (ke arah dalam


margin kelopak mata)

Ektropion: malposisi pada kelopak berupaeversi (ke arah luar margin


kelopak mata)
3. b. Astigmatisma myopia mikstus
4. a. Tes fluorosensi

• mata kiri tampak merah dari forniks hingga limbus, kornea tampak
keruh, dan terdapat bercak putih di dekat pupil.

ULKUS KORNEA
ULKUS KORNEA

Penyebab:
Trauma
infeksi virus, jamur, protozoa
Defisiensi vit A
Efek sistemik - ulkus
Mooren
• Pemeriksaan: tes fluorosensi
5. b. Inhibitor karbonat anhidrase
• mata kanan merah, kornea tampak keruh, pupil midriasis dan sudut
bilik mata depan dangkal.

GLAUKOMA AKUT
SUDUT TERTUTUP
• Penyebab  sumbatan trabekula oleh iris
• Gejala : mata merah, visus turun mendadak,
• nyeri, mual, muntah, halo
• Pemeriksaan : peningkatan TIO, injeksi, edema kornea,
COA dangkal
• Tata laksana awal : timolol, pilokarpin, acetazolamide
• Definitif: iridektomi
Obat-obatan pada glaucoma akut
• Pilihan utama: acetazolamide, inhibitor
• karbonat anhidrasi sistemik  menurunkan pembentukan aqueus
humor
• Dapat diberikan IV atau per oral
6. a. Sumbatan pada tuba eustachius
• Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, diagnosis pasien
mengarah

OMA
7. b. Polip nasi
• benjolan berwarna putih terang pada kompleks osteomeatal dan
tidak mengecil dengan pemberian epinefrin

POLIP NASI
• Gejala:
– Hidung tersumbat, memberat progresif
– Gangguan penciuman
– Nyeri kepala
• Karakteristik:
– Bertangkai
– Mudah digerakkan
– Lunak
– Tidak nyeri
– Tidak mengecil dengan vasokonstriktor
– Tidak mudah berdarah
8. a. Timpanoplasti

• Otitis media efusi: peradangan non bakterial padamukosa kavum


timpani. Ditandai dengan akumulasicairan non purulent tanpa gejala
infeksi bakteri
• Etiologi: infeksi virus, alergi, kegagalan fungsi tuba, otitis media yang
tidak sembuh sempurna
• Gejala:
• – Telinga terasa penuh, terasa ada cairan
• – Pendengaran menurun
• – Terdengar suara dalam telinga waktu menguap ataumenelan
9. a. Antibiotik dan insisi abses
• Pemeriksaan fisik:
– Pembesaran KGB submandibula disertai nyeri tekan
– Uvula terdorong ke kontralateral
– Palatum mole membengkak
– Tonsil hiperemis dan membesar hingga disertai detritus
• Tata laksana:
– Antibiotik
– Pungsi abses
– Insisi abses
– Tonsilektomi
10. Otitis Eksterna Maligna
• Berdasarkan temuan klinis, diagnosis pasien mengarah ke otitis
eksterna maligna karena ditemukan gejala OE disertai paresis N VII
11. a. GCS 13
• membuka mata ketika dipanggil (3) + dapat
• menjawab dengan kalimat penuh namun jawaban
• tidak sesuai dengan pertanyaan (4) + dapat mengikuti perintah (6) =
13
12. c. Lucid interval
13. c. Nukleus ganglia basalis
14. d. Neuralgia trigeminal
15. c. Miasthenia gravis
• Miasthenia gravis
• Gangguan kerja otot rangka akibat adanya
autoantibodi di reseptor asetilkolin pada neuro muscular junction
• Gejala:
– Kelemahan otot berawal dari palpebral (ptosis), menyebar
• ke wajah, lengan, badan, dan tungkai
– Kelemahan memberat dengan aktivitas
• Pemeriksaan: Tes wartenberg
16. E. Pasien dipisahkan dari anaknya
bersamaan dengan pemberian anti psikotik
17. d. Gangguan cemas menyeluruh
• Gangguan cemas menyeluruh
• Gejala cemas: berlangsung terus-menerus, disertai gejala somatic
(berdebar-debar, berkeringat, nyeri kepala), tidak terdapat pemicu yang
jelas
• Kriteria diagnosis: kecemasan tentang masa depan, ketegangan
motorik, aktivitas motorik berlebih
• Mood cemas dan gelisah
• Gejala menetap minimal 6 bulan
• Tata laksana: alprazolam, diazepam, terapi kognitifperilaku
18. c. Waham broadcasting
19. b. Bipolar tipe 1 episode kini manik
20. e. Agonis dopamine
Diagnosis? PARKINSON
21. LUKA BERAT
• Derajat Luka
• • Penganiayaan ringan  pasal 352(1) KUHP
• • Penganiayaan sedang  pasal 351 (1) KUHP
• • Penganiayaan yang menimbulkan luka berat  pasal 90 KUHP
22. c. Tenggelam
23. b. Livor mortis
• Tanda Kematian
• • Pasti: lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor mortis),
penurunan suhu tubuh (algor mortis),
• pembusukan (dekomposisi,putrefaksi), adiposera (lilin mayat),
mumifikasi
• Tidak pasti: berhentinya sirkulasi dan pernapasan, kulit pucat, tonus
otot menghilang dan relaksasi, kornea mengering (xerosis), pembuluh
darah retina tersegmentasi
24. e. VeR jenazah
25. a. 15 cm

• Jenis luka tembak berdasarkan jarak


• Luka tembak tempel  terdapat jejas laras
• Luka tembak sangat dekat (maksimal 15 cm)  terbentuk dari anak
peluru, mesiu, jelaga, dan panas/api  kelim api
• Luka tembak dekat  terbentuk akibat anak peluru dan mesiu
kelim jelaga (maksimal 30 cm), kelim tato (maksimal 60 cm)
• Luka tembak jauh (>60 cm) terbentuk akibat komponen anak
peluru  kelim kesat dan kelim lecet
26. c. Autonomy

Autonomy  menghargai keputusan pasien pada


kondisi pasien kompeten mengambil keputusan
(bukan pada kondisi emergensi, usia mencukupi
27. d. Diagnosis dini dan pengobatan yang sesuai
28. c. Kasus kontrol
Penilitian mengenai hubungan hepatitis C dan riwayat IVDU
• Dokter peneliti mengumpulkan 100 orang penderita hepatitis C
(kelompok pasien dengan penyakit = kelompok kasus) dan 100
orang yang tidak menderita hepatitis C (kelompok pasien tanpa
penyakit = kelompok kontrol) Desain penelitian Kasus Kontrol
• Kemudian riwayat IVDU ditelusuri pada semua subjek penelitian
(retrospektif)
29. Implied consent
30. evaluasi
• Pada ilustrasi tersebut, terlihat bahwa pernyataan dokter memiliki
dasar objektif dalam komunikasidokter-pasien
31. b. Tinea pedis interdigitalis
32. Gamkesan 1%
• Tata laksana:
• Pemberian agen topikal ke seluruh tubuh dan didiamkan dalam waktu
24 jam kemudian diulangsetelah 4 hari.
• Pilihan agen topikal:
• • Gameksan 1%
• • Emulsi benzyl benzoate 25%
33. d. Moluskum kontagiosum
34. a.Sampo selenium sulfide untuk rambut
dan krim urea 10 % untuk wajah
35. b. Tinea kapitis bentuk inflamatorik
36. antihistamin
• Tata Laksana
• Tanpa tanda-tanda syok
– Antihistamin first line
– Steroid waspada fenomena rebound
– Difenhidramin diberikan 25-50mg IV, biasa digunakan dalam tata
laksana reaksi transfuse
• Disertai tanda-tanda syok
– Tata laksana ABC
– Epinefrin 1:1000 0,3-0,5 ml bolus IM
37. b. Acyclovir 5x200 mg 7 hari
• Tata laksana
• Infeksi primer: Asiklovir 5x200mg/hari PO selama 7 hari atau
Valasiklovir 2x500 mg PO selama 7 hari
• Jika infeksi berulang
– Asiklovir 5x200 mg/hari PO selama 5 hari, atau
– Valasiklovir 2x500 mg/hari PO selama 5 hari
• Pada lesi dapat diberikan asiklovir topikal sebagai penunjang
38. vitiligo
39. Fraktur basis cranii
40. D. Air fluid level
41. d. Doksisiklin
42. e. PPI dan mukoprotektan
43. b. Stop amoksilin, ganti dengan
metronidazole
• Antibiotic Associated Diarrhea (AAD)
• Diare yang disebabkan olehpenyalahgunaan antibiotik
• Umumnya ditemukan pada penggunaangolongan penicillin,
clindamycin, eritromicin, tetrasiklin, sefalosporin• Penggunaan
antibiotik tidak sesuai  gangguan pertumbuhan flora normal 
• bakteri patogen berkembang di kolon (C. difficile)  produksi toksin
pro inflamasi dan pembentukan pseudo membran
44. Gagal ginjal akut
45. kolelitiasis
46. e. Ig M
47. a. Asam lambung yang mengiritasi
48. b. DIC
49. D. Berikan isoniazid 5-10 mg/kg/hari
selama 6-9 bulan
50. C. Bromhexine
51. B. Tidak ada penambahan jenis OAT sebab prinsip terapi
OAT pada kasus DM dengan gula darah tidak terkontrol sama
halnya dengan terapi OAT pada pasien TB paru tanpa DM
52. B. Probable H5N1
53. C. Stop OAT (Isoniazid, Rifampisin, dan
Pyrazinamide) sementara sambil monitor SGOT
dan SGPT
54. D. RAYNAUD’S DISEASE
55 A. Partisipasi Masyarakat
• Kegiatan ini merupakan ?
Posyandu

• Merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya


masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar.
Kegiatan Posyandu
• Kegiatan Utama
• KIA
• KB
• Imunisasi
• Gizi
• Pencegahan dan penanggulangan diare
• Kegiatan Pengembang
• Bina Keluarga Balita
• Tanaman Obat Keluarga
• Bina Keluarga Lansia
• Pos Pendidikan Anak usia dini
• Dan Program pengembangan masyarakat lainnya.
56
E. INHALASI AGONIS BETA-2
Pilihan lain
57
D. Propanolol
• Wanita, 30 tahun, G2P1A0, hamil 32 minggu
• TD: 170/85 mmHg
• Riwayat hipertensi sebelumnya (-)

DK/ Hipertensi Gestasional

Obat antihipertensi yang tidak boleh diberikan?


BP ≥ 140/90 Hipertensi Dalam
Kehamilan

< 20 minggu ≥20 minggu EASY TO


REMEMBER 
Proteinuria (+) Proteinuria (-) Proteinuria (-) Proteinuria (+)

Impending
Hipertensi
Hipertensi Eklamsia:
superimposed pada Hipertensi Kronis Preeklamsia
Gestasional
Preeklamsia
Nyeri
kepala,
pandangan
+Kejang  Eklamsia kabur
Propanol
tidak aman
digunakan
untuk
menurunkan
tekanan
darah pada
ibu hamil
58
E. Merelaksasikan sirkulasi otak yang
mengalami penyempitan
• Wanita 28 tahun hamil 32 minggu
• Keluhan nyeri kepala dan bengkak tungkai
• TD 160/110 mmHg, proteinuria (+)
• Pasien diberikan Magnesium Sulfat

DK/ Preeklampsia ringan

Keunggulan obat tersebut?


MgSO4 memiliki efek vasodilator
serebral  menghindari
terjadinya iskemia dengan
menurunkan vasospasme serebral
59
Keywords
• Wanita 60 tahun keluhan terdapat benjolan di pangkal ibu jari kaki kanan
sejak 2 tahun yang lalu. Benjolan tersebut kadang menjadi sakit setelah
pasien banyak makan kacang-kacangan. Selain itu pasien juga mengeluhkan
adanya benjolan di belakang telinga kanannya yang tidak sakit.
• Lab darah: asam urat 10 mg/dl.
• Urinalisis: kadar asam urat urin adalah 180 mg/24 jam.

Diagnosis: Gout artritis


Apakah tatalaksana farmakologis yang tepat?
Tatalaksana Artritis Gout
• Akut:
• NSAID: Indometacin tab 50 mg 3xsehari per oral
• Kolkisin tab: dosis awal 1,2 mg, dilanjutkan 0,6 mg/jam,
max.6 mg/hari per oral
• Kortikosteroid sistemik (bila NSAID dan Kolkisin tidak
berespon baik)
• Mencegah serangan berulang:
• Urikosurik: probenezid tab 1-2g/hari
• Xantine oxidase inhibitor: Allupurinol tab mulai dari
100mg, dinaikkan bertahap, max.800mg/hari
Jawaban:
a. Allupurinol
60
Keywords
• Wanita 56 tahun mengeluh nyeri pada tulang belakangnya sejak 3 bulan
yang lalu. Pasien sudah menopause 3 tahun yang lalu. Pasien
menggunakan steroid lebih dari 1 tahun hampir setiap hari.
• Pemeriksaan tulang belakang gibbus (+).
• Rontgen: fraktur CV lumbal III.

Diagnosis yang mungkin adalah…


Osteoporosis

• Merupakan penyakit tulang Faktor risiko:


sistemik yang ditandai dengan • Usia tua, genetik, perempuan,
penurunan densitas massa riwayat keluarga
tulang dan perburukan • Defisiensi kalsium
mikroarsitektur tulang • Penggunaan obat (kortikosteroid,
antikonvulsan, heparin, litium,
obat sitotoksik),
• Merokok, alkohol,
• Defisiensi estrogen,
hiperparatiroidisme,
hiperkortisolisme
Osteoporosis
Klasifikasi Manifestasi klinis
• Tipe I: usia 50-70, akibat • Asimptomatik
defisiensi estrogen,
perempuan:laki-laki = 6:1, • Nyeri punggung, panggul
kerusakan tulang bagian • Bungkuk, TB berkurang,
trabekular. gibus
• Tipe II: usia diatas 70, akibat
penuaan dan defisiensi estrogen, • Fraktur; biasanya pada
perempuan:laki-laki = 2:1, panggul, pergelangan
kerusakan tulang bagian tangan, korpus vertebra
trabekular dan kortikal.
Osteoporosis
Terapi:
Penunjang Nonfarmakologi
• Lab: kalsium urin 24 jam, • Hindari faktor risiko
hormon • Latihan fisik
• X-ray: tulang tampak lebih • Penggunaan ortosis, tongkat dll.
• Pembedahan
radiolusen, korteks
Farmakologi
menipis, medulla menebal • Bifosfonat (menghambat kerja
• Densitometri: Z score ≤ - osteoklas)
• Substitusi hormonal (estrogen)
2,5 SD • Kalsium karbonat
61. a. Osteomielitis Akut
• anak laki-laki berusia 5 tahun
• IGD RS  keluhan nyeri pada paha kanan
• sejak 1 minggu yang lalu, demam (+)
• Riwayat 2 bulan lalu pernah berobat dengan keluhan sering keluar cairan ditelinga
kanan.
• Pemfis : nyeri tekan di daerah femur distal, tidak ditemukan adanya luka.
• Denyut nadi 88x/m, suhu rectal 39oC
• Hasil lab : Hb 13 gr/dl, leukosit 15.000/mm .
3

• Foto rontgen femur dextra AP dan Lateral : pembengkakan jaringan lunak dan
penebalan periosteum.

Diagnosis?
OSTEOMIELITIS
• Proses inflamasi akut atau kronis pada tulang dan struktur
sekundernya akibat infeksi oleh bakteri piogenik
• Terdapat beberapa cara bagi mikroorganisme untuk mencapai
jaringan muskuloskeletal yaitu :
1. Luka terbuka
2. Penyebaran langsung dari fokus infeksi yang berdekatan
3. Penyebaran tidak langsung melalui aliran darah dari tempat atau
sistem organ yang lebih jauh
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri konstan dan berat pada dekat ujung tulang yang terlibat
• Malaise
• Anoreksia
• Demam

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan darah
• CRP 
• LED 
• Leukosit 
Roentgent : Pada x-ray tampak gambaran destruksi tulang
pada metafisis
62. Ruptur Perineum

Keywords
• Wanita 32 tahun P3A0 baru saja melahirkan 30 menit yang lalu
namun perdarahan belum berhenti. Pasien melahirkan anak seberat
3300 gram, anak bugar dan langsung menangis.
• Setelah dieksplorasi, didapatkan robekan perineum yang mencapai
muskulus perineum.

Berapakah derajat ruptur perineum kasus tersebut?


Ruptur Perineum

Jawaban:
a. Ruptur Perineum derajat II
63

Keywords
• Wanita 28 tahun P2A0 keluhan pendarahan dari jalan lahir. Pasien
sebelumnya melahirkan di dukun 1 jam yang lalu namun plasenta belum
lahir.
• Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 120x/menit, nafas 25x/menit.

Penyebab pendarahan yang dialami pasien adalah…


Post Partum Haemorrhage

Early PPH Late PPH


(< 24 jam) (> 24 jam)

• Atonia uteri • Sisa plasenta


• Retensio plasenta • Endometritis
• Robeknya jalan lahir
• Gangguan pembekuan
darah
• Inversio uteri
Early PPH
Kontraksi rahim buruk, fundus teraba lunak dan tinggi
Atonia uteri
(diatas pusat)
Plasenta belum lahir > 30 menit setelah bayi lahir,
Retensio plasenta akibat implantasi plasenta yang terlalu dalam (plasenta
adhesiva, akreta, inkreta, perkreta)
Robekan jalan lahir Adanya robekan pada perineum maupun ruptur uteri
Gangguan Adanya gangguan faktor pembekuan darah yang
pembekuan darah ditandai dengan PT, aPTT, TT yang memanjang
Fundus tidak teraba, ada benjolan kemerahan dengan
Inversio uteri permukaan kasar di vagina dengan plasenta masih
menempel/sudah lepas.
Jawaban: c. Retensio plasenta
64

c. Mola hidatidosa
• Wanita 27 tahun G2P1A0 gravida 16 minggu
• keluhan keluar darah dari kemaluan, sedikit
• tinggi fundus uteri setinggi umbilikus  20 minggu
• USG didapatkan gambaran snow storm appearance

Diagnosis?
Kehamilan Mola Komplit
• Uterus besar
• Tidak ada detak jantung janin
• Hiperemesis dan hipertiroid
• Kadar β hCG >>>>
• USG : snowstorm appearance

Kehamilan Mola Parsial


• Perdarahan pervaginam
• Tidak ada detak jantung janin
65
b. Kelahiran Prematur
• Wanita 25 tahun G1P1A0
• Keluhan lemas sepanjang hari
• Hb 8gr/dl

DK/ Anemia Gestasional

Komplikasi yang paling sering terjadi?


ANEMIA GESTASIONAL
• Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai kadar Hb<11 g/dL pada
trimester pertama dan ketiga, serta Hb<10,5 g/dL pada trimester
kedua.
• Perubahan fisiologis pada kehamilan  Pada kehamilan terjadi
ekspansi volume plasma relatif lebih besar dibandingkan jumlah sel
darah merah. Volume plasma naik sebanyak 40-45%
• Penyebab paling sering : Anemia Defisiensi Besi dan perdarahan akut
KOMPLIKASI ANEMIA GESTASIONAL
• Kelahiran prematur (70-80%)
• Abortus
• Partus lama karena inersia uteri
• Perdarahan post-partum
• Syok
• Infeksi
• Kematian janin
Prawirohardjo S. Anemia pada Kehamian. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. Jakarta. PT Bina Sarwono Prawirohardjo: 2011
66. C. Risperidone
• Pita, 30 tahun
• sering marah-marah, bicara sendiri, dan mengamuk.
• Sejak 5 tahun yang lalu pasien juga sering kejang, sekitar 2-3
kali/bulan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan TD 120/80 mmHg, FP 24
kali/menit, FN 120 kali/menit.
• Obat apa yang akan diberikan ?
• Seluruh obat antipsikotik dapat menurunkan
ambang batas untuk kejang (kadar berbeda2)
• Antipsikotik pilihan pada pasien epilepsi adalah
antipsikotik atipikal (co. risperidon)
• Bila antipsikotik atipikal tidak tersedia, antipsikotik
tipikal yang masih relatif aman adalah haloperidol
• Chlorpromazine tidak boleh diberikan pada pasien
epilepsi karena sangat menurunkan ambang batas
kejang
67. C . Jumlah bayi yang ditimbang : jumlah bayi di
wilayah tersebut
• Bagaimana mengukut tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan
posyandu ?
• Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita
yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah
balita yang ada di wilayah kerja Posyandu
• Rumus = (D/Sx 100%)
• D : jumlah balita yang ditimbang
• S : jumlah balita di wilayah tersebut
• Hasilnya minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah
80% maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk
kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
berat badan sangatlah rendah.
• Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau
oleh petugas kesehatan ataupun kader Posyandu akan
memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan
berat badannya atau pola pertumbuhan baerat badannya
68
c. 1500-2000 cc
• Pria, 26 tahun,
• IGD  mengalami kecelakaan lalu lintas
• kesadaran somnolen, pucat, lemah
• TD 90/60 mmHg, nadi 137x/menit, suhu afebris, akral dingin
• Curiga: internal bleeding pada panggul

DK/ Hemorrhagic Shock

Perkiraan kehilangan darah?


Hemorrhagic Shock
69

• Pasien 62 tahun, keluhan sakit kepala dan mual muntah. Tekanan


darah 220/160 mmHg, HR 100 x/menit, RR 22 x/menit.
• Motorik dan sensorik dalam batas normal.
• Ureum 140 mg/dl, kreatinin 3,0 mg/dl
• Terapi yang paling tepat untuk pasien ini?
Hipertensi Emergency
Peningkatan tekanan darah yang mendadak
dengan tekanan darah sistolik ≥180 mm
Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg
disertai kerusakan target organ.
Kerusakan Target Organ
Sistem Organ Manifestasi
Jantung Hipertropi ventrikel kiri
Iskemik dan infark miokardium

Serebrovaskular Stroke
Aorta dan pembuluh perifer Aortic aneurisma dan/atau dissection
Arteriosclerosis

Ginjal Nephrosclerosis
Gagal ginjal
Retina Penyempitan arteri
Hemorage, eksudat, papiledema
TATALAKSANA
Hipertensi Emergensi
Menggunakan antihipertensi IV
• 5-120 menit diturunkan 20-25 % dari MAP
• 2 s/d 6 jam diturunkan sampai 160 / 100 mm Hg
• 6-24 jam berikutnya lagi sampai ≤140 / 90 mmHg.
(tidak boleh ada tanda-tanda iskemia organ)
Terapi HT Emergensi
• Jawaban: C. Nicardipine
70

Keywords
• Tn. N, 38 tahun, keluhan rasa perih dan seperti terbakar di dada
terutama saat bangun pagi. Pasien juga mengeluhkan mulut
yang terasa pahit. Mual dan muntah disangkal pasien.
• IMT 31 kg/m2 dan merokok sehari 2 bungkus rokok sejak 4
bulan yang lalu. Kebiasaan makan cokelat saat menonton TV di
rumah.

Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas?


GERD
Manifestasi klinis: Faktor risiko:
• Nyeri dada non kardiak (DD/ • Gaya hidup : Alkohol, Obesitas,
Angina) Rokok, Psikis, Makanan (asam,
• Kembung pedas, kopi, cokelat, mint,
gorengan dan bawang), Obat
• Rasa pahit di mulut bronkodilator
• Halitosis • Motilitas saluran cerna yang
• Nyeri menelan rendah
• Mudah kenyang • Transient lower esophageal
spinchter relaxation (TLESR)
• Nyeri ulu hati
• Hipersensitivitas visceral
• Gejala refluks tidak tipikal: laringitis
kronik, bronkitis
GERD

Diagnosis Terapi
Nonfarmakologis:
• Klinis • Memodifikasi berat badan berlebih
• Kuesioner GERD • Meninggikan kepala 15-20 cm pada saat
tidur
• Endoskopi • Merubah gaya hidup
• Histopatologi • Makan tidak terlalu kenyang
• Makan malam paling lambat 3 jam
sebelum tidur
Farmakologis
• PPI (omeprazole 20 mg) dosis tunggal
pagi hari sebelum sarapan selama 2-4
minggu
71
• Manifestasi klinis • Penunjang
• Rasa tidak nyaman epigastrium • Endoskopi
• Mual, muntah • Biopsi: histopatologi, rapid urease
• Anoreksia dan pewarnaan Giemsa utk
• Cepat kenyang melihat bakteri
• Penurunan berat badan
• Aktif  Nyeri epigastrium • Urea Breath Test (UBT)

Gastritis Kronik ec Infeksi H.pylori


Terapi Eradikasi H.pylori

PPI*
• Lansoprazole 30mg
• Omeprazole 40mg
• Pantoprazole 40mg
• Esomeprazole 40mg

Jawaban:
b. PPI + amoksisilin +
klaritromisin
72

Keywords
• Tn. E, 40 tahun baru pulang dari Timika, keluhan demam sejak satu
minggu yang lalu.
• Pemeriksaan apus darah tebal ditemukan parasit berbentuk cincin
ukuran 1/6 eritrosit. Ukuran eritrosit tidak membesar.

Diagnosis: Malaria tropikana


Terapi yang sesuai pada kasus diatas adalah…
Malaria
Gejala Klinis Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan dengan mikroskop (gold
• Demam, mengigil, berkeringat dan standard)
dapat disertai sakit kepala, mual, • Sediaan darah tipis
muntah, diare, dan nyeri otot atau • Sediaan darah tebal
pegal-pegal • Rapid diagnostik Test (RDT)
• Penurunan kesadaran  Malaria • HRP-2 untuk P.falciparum
Serebral • p-LDH untuk P. falciparum,P. vivax, P.
ovale, P. malariae
• Darah rutin
Pemeriksaan Fisik • Kimia darah lain: KGD, serum bilirubin,
SGOT/SGPT, alkali fosfat, albumin/globulin,
• Konjungtiva pucat, sklera ikterik, ureum, kreatinin, natrium dan kalium
hepatosplenomegali • Urinalisis
62
Keywords
• Tn. I, 59 tahun, keluhan nyeri ulu hati sejak 5 hari yang lalu. Sudah
sering dirasakan sejak 2 bulan sebelumnya. Sering terlambat makan.
Dokter di klinik memberikan terapi penghambat asam lambung. Dua
minggu kemudian, pasien kembali datang dengan keluhan yang sama.
• Urea breath test positif.

Diagnosis: gastritis kronik ec infeksi H.pylori


Tatalaksana berikutnya adalah…
Terapi Malaria
73. A
DISTRIBUSI YODIUM
• KASUS GAKY (GANGGUAN AKIBAT KURANG YODIUM)
 KRETIN

• Menurut Depkes RI (2004), yodium adalah mineral yang terdapat di alam


baik di tanah maupun air dan merupakan zat gizi mikro yang diperlukan
oleh tubuh manusia untuk membentuk hormon tiroksin.
Menurut Almatsier (2004), yodium dalam tubuh jumlahnya sangat
sedikit (kurang dari 0,00004% berat badan tubuh atau setara 15-23 mg).
Sebanyak 75% dari yodium tersebut berada di kelenjar tiroid, sedangkan
sisanya terdapat pada jaringan lain terutama di kelenjar ludah, payudara,
lambung dan ginjal. Sementara dalam darah yodium berbentuk yodium
bebas atau terikat dengan protein (protein-bound iodine/PBI).
• Kasus GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium)
• Menurut Depkes RI (2004), yodium adalah mineral
yang terdapat di alam baik di tanah maupun air dan
merupakan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh
manusia untuk membentuk hormon tiroksin.
• Manajemen jangka pendek : melakuakn kegiatan
distribusi kapsul minyak beryodium
• Manajemen jangka panjang : Komunikasi informasi
dan edukasi , surveilans (pemantauan), iodisasi garam
74
B. Pekerja penerima upah
75
a. Dislokasi anterior sendi pinggul
• wanita usia 34 tahun
• kecelakaan lalu lintas  menabrak truk di depannya  terlontar dengan
lutut kanannya menbnetur dashboard.
• ekstrimitas bawah kanan pasien berada dalam posisi fleksi lutut dan
pinggul disertai keterbatasan abduksi dan eksternal rotasi pinggul.
Diagnosis?
Dislokasi Panggul Anterior

FABER
• Fleksi
• Abduksi
• Eksternal Rotasi

Jarang terjadi (10%)


Dislokasi Panggul Posterior

FADIR
• Fleksi
• Adduksi
• Internal Rotasi

Sering terjadi (90%)

Tatalaksana
• Reduksi tertutup
(Teknik Stimson, Alis,
Bigelow)
• Reduksi terbuka
76
C. (Poli)Hidramnion
• Wanita, 29 tahun, G3P2A1, hamil 7 bulan
• Uterus lebih besar daripada usia kehamilan
• Bagian anak sulit diraba
• TTV dalam batas normal

Diagnosis?
Polihidramnion

• Jumlah cairan amnion yang berlebih. Secara kasar >2L. Etiologi


sebagian besar idiopatik.
• Polihidramnion diasosiasikan dengan malformasi pada janin,
terutama sistem syaraf pusat ( anensefali, spina bifida ) dan traktus
gastrointestinal ( atresia esofagus)
• Diagnosis : Uterus yang lebih besar dari usia kehamilan, dinding
rahim menegang, bagian fetus sulit diraba, denyut jantung sulit
terdengar, pemeriksaan USG
77

9 Juli 2018
• wanita datang pada tanggal 30 Juli 2018 dengan keluhan tidak mendapat
haid
• Riwayat haid teratur 26 hari dan HPHT 27 Juni 2018

Kapan waktu ovulasi?


Siklus Haid Ovulasi Perkiraan Masa Subur
22 Hari ke- 8 Hari ke 7-9
23 Hari ke- 9 Hari ke 8-10
24 Hari ke- 10 Hari ke 9-11
25 Hari ke- 11 Hari ke 10-12
26 Hari ke- 12 Hari ke 11-13
27 Hari ke- 13 Hari ke 12-14
28 Hari ke- 14 Hari ke 13-15
29 Hari ke- 15 Hari ke 14-16
39 Hari ke- 16 Hari ke 15-17
31 Hari ke- 17 Hari ke 16-18
32 Hari ke- 18 Hari ke 17-19
33 Hari ke- 19 Hari ke 18-20
34 Hari ke- 20 Hari ke 19-21
35 Hari ke- 21 Hari ke 20-22
36 Hari ke- 22 Hari ke 21-23
78

Keywords
• Seorang wanita meminta kontrasepsi darurat karena telah berhubungan
seksual tanpa kondom 8 jam yang lalu.
• Pasien tidak ingin hamil.

Kontrasepsi darurat yang tepat diberikan untuk pasien ini?


Jawaban : D. Pil Progesteron Dosis Tinggi

• Pil kontrasepsi darurat yang sering digunakan di Indonesia :


• Levonergestrol 1.5 mg dan Norgestrel 3 mg : berisi hormon progestin dosis
tinggi (1 – 10 mg)
79
Pasif
80
CHRONIC URTICARI
PENATALAKSANAAN
81
VAGINSIMUS
PILIHAN LAIN
82
Keywords:
• Seorang wanita 55 tahun keluhan sesak napas sejak 1 tahun yang lalu. Tiga
bulan yang lalu pasien sesak napas di malam hari dan tidur menggunakan 3
buah bantal, bengkak di kedua kaki. Tiga jam yang lalu pasien merasakan
sesak napas yang hebat dan tidak berkurang dengan beristirahat.
• Tekanan darah 200/100 mmHg, nadi 116x/menit, napas 40x/menit, dan
dari auskultasi didapatkan ronki di seluruh lapangan paru.

Diagnosis: CHF NYHA IV


Jika kondisi pasien telah stabil, obat apakah yang akan tetap dilanjutkan oleh
pasien ?
CHF NYHA IV
Jawaban:
e. Beta blocker
83

Keywords
• Wanita 45 tahun P6A0 keluhan nyeri perut hebat. Pasien baru saja
melahirkan per vaginam dipimpin oleh bidan selama 3 jam.
• Riwayat melahirkan 2 anak sebelumnya dengan SC.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan garis Bandl’s (+).

Diagnosis pasien ini adalah...


Ruptur Uteri
- Manifestasi klinis:
- Perdarahan segera (Perdarahan
intra abdominal dan dari atau
pervaginam)
- Nyeri perut yang hebat
- Kontraksi yang hilang
- Rangsangan peritoneum
- Janin teraba dibawah kulit perut
- Bandl’s ring (+)
Ruptur Uteri
• Tatalaksana
• Resusitasi cairan
• Transfusi darah
• Operasi laparotomi histerorapi atau histerektomi

Jawaban: b. Ruptur Uteri


84

Keywords
• Seorang wanita 45 tahun dirujuk setelah dirawat selama 10 hari karena
ulkus diabetikus. Panas badan tinggi, onset gradual. Tidak ada mengi.
Pernapasan cuping hidung (+). Effort of breathing meningkat.
• Auskultasi: coarse crackles di lapang paru tengah hemitoraks kanan.
• Rontgen: infiltrat paru kanan. Sebelumnya tidak ada infiltrat pada
rontgen.

Apa klasifikasi penyakit pasien ini?


Pneumonia Nosokomial

Pneumonia nosokomial Ventilator associated Health-care Associated


(HAP) pneumonia (VAP) Pneumonia (HCAP.
• pneumonia yang terjadi • pneumonia yang terjadi • pneumonia yang terjadi
setelah pasien 48 jam lebih dari 48 jam setelah pada pasien HD, dapat
dirawat di rumah sakit pemasangan intubasi terapi lewat IV,
dan disingkirkan semua endotrakeal. kemoterapi, dan
infeksi yang terjadi perawatan luka dalam
sebelum masuk rumah 30 hari sejak infeksi
sakit.
• Early onset < 5 hari
• Late onset ≥ 5 hari

Jawaban:
c. HAP late onset
85
a. Gout arthritis
• wanita 40 tahun
• bengkak disertai kemerahan dan nyeri pada sendi ibu jari kaki kanan
• sehari sebelumnya pasien mengkonsumsi semangkuk sayur bayam

Diagnosis?

DK/Gout Arthritis
FAKTOR PENCETUS SERANGAN

• Trauma
• Diet tinggi purin
• Kelelahan fisik
• Stres
• Tindakan operasi
• Pemakaian diuretik
• Penurunan dan peningkatan asam urat
86

B. Pemeriksaan Dalam
• Wanita 40 tahun G6P5A0 hamil 36 minggu
• Keluhan keluar darah berwarna merah segar dari kemaluannya
• Riwayat nyeri perut (-)
• TTV batas normal
• Tinggi fundus uteri setengah pusat, letak lintang, DJJ 132x/menit,
presentasi kepala

Dk/ Plasenta Previa

Jenis pemeriksaan yang tidak boleh dilakukan?


Plasenta Previa
• Letak plasenta yang tidak normal sehingga menutupi sebagian / seluruh
ostium uteri interna  TIDAK BOLEH PD

FAKTOR PREDISPOSISI
• Grande multipara
• Riwayat kuretase berulang
87
e. G3P2A0 hamil serotinous dengan ketuban pecah
dini
• Seorang wanita 35 tahun G3P2A0 hamil 42 minggu  kontrol kehamilan ke
puskesmas
• 10 jam yang lalu pasien keluar cairan encer dari jalan lahir
• Tidak ada lendir maupun darah yang keluar dari jalan lahir
• Kenceng-kenceng teratur belum dirasakan
• Vital sign dalam batas normal. TFU sesuai usia kehamilan. DJJ 140x/menit
• pemeriksaan inspekulo didapatkan tes valsava (+)

Diagnosis?
Usia Kehamilan (WHO)
• Preterm adalah umur kehamilan ibu < 37 minggu atau 259 hari.
• Aterm adalah umur kehamilan ibu antara 37-42 minggu (259 sampai
293 hari).
• Post-term/serotinus adalah umur kehamilan ibu > 42 minggu atau
294 hari.
Kriteria Diagnosis KPD
• Umur kehamilan > 20 minggu
• Keluar cairan ketuban dari vagina
• Pemeriksaan spekulum : terlihat cairan keluar dari ostium uteri
eksternum
• Kertas nitrazin merah akan jadi biru (karena sifat cairan ketuban basa)
pH aminion 7-7.7 sedangkan pH vagina 4.5
• Mikroskopik : terdapat lanugo dan verniks caseosa serta ferning
(kritalisasi amnion yang mengering)
• tes valsava, tes nitrazin dan tes fern
88

Keywords
• Wanita 30 tahun keluhan nyeri perut bawah. Ia sedang menstruasi
dan banyaknya darah menstruasi lebih dari biasanya.
• USG: pembesaran uterus, stroma tampak homogen, dan tidak
didapatkan kontur massa yang tegas, nyeri tekan (-).

Diagnosis yang paling mungkin adalah...


Adenomyosis Hiperplasia endometrium
• Tumbuhnya jaringan endometrium di • Penebalan endometrium akibat
antara myometrium
• Usia 30-40 tahun, multipara
perangsangan berlebihan oleh
• Gejala: Menoragia, dismenorea, estrogen
uterus membesar simetris, • Wanita postmenopause,
konsistensi padat penggunaan estrogen eksogen
• USG: penurunan heterogenitas jangka panjang
myometrium, penebalan dinding
• Gejala: menoragia, polimenorea,
myometrium yang simetris bersifat
difus paling sering pada dinding perdarahan setelah menopause
posterior uterus • USG: penebalan dinding
endometrium

Jawaban:
b. Adenomiosis
89
d. SC
• Wanita 26 tahun G3P2A0 38 minggu keluar lendir bercampur darah  show
(+) tanda inpartu
• Riwayat SC 2 tahun yang lalu
• Telah dipimpin bersalin namun tidak maju
• Pembukaan lengkap dengan presentasi tangan diatas ubun-ubun kecil dan
CPD relatif

DK/ Presentasi majemuk + CPD relatif

Tatalaksana?
Tatalaksana panggul sempit

Sempit panggul
tengah

Tidak dapat
Sempit pintu panggul dilakukan
Seksio Cesarea bawah
karena
presentasi
majemuk
Panggul sempit
absolut

Percobaan Panggul sempit relatif + presentasi


pervaginam belakang kepala
Presentasi Majemuk
• Prolaps ekstrimitas bersamaan dengan bagian
terendah janin (kepala/ bokong)

TATALAKSANA
- Persalinan spontan tidak dapat dilakukan, kecuali
janin sangat kecil/ lahir mati
- Reposisi dengan Trendlenburg position, lanjutkan
dengan persalinan pervaginam
- SC apabila terjadi prolapsus tali pusat atau ada
penyulit lain
www.edukia.org/web/kbibu/6-4-18-malposisi-malpresentasi-dan-cpd/
90

Keywords
• Wanita 24 tahun G1P0A0 gravida 24 minggu keluhan perut kenceng-
kenceng yang tidak nyaman.
• Kontraksi tersebut terjadi tidak beraturan, bisa terjadi selama 1 menit,
kadang hingga 2 menit.
• Kadang keluhan tersebut muncul saat perut ibu dipegang oleh orang lain,
atau ibu sedang banyak beraktivitas.

Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah…


Diagnosis Persalinan
True Labor: Kontraksi Braxton-
• Interval teratur dan cenderung Hicks
semakin sering
• Intensitas semakin bertambah • Kontraksi yang tidak teratur
• Rasa nyeri di punggung dan • Intensitas relatif tetap
perut bagian bawah • Tidak ada dilatasi serviks
• Dilatasi serviks • Dapat diatasi dengan pemberian
• Tidak dapat di atasi dengan medikasi
medikasi

JAWABAN : C. Kontraksi Braxton-Hicks


91

d. Gestational Sac
• wanita 22 tahun
• merasa hamil karena sudah tidak mens sejak 2 bulan yang lalu  lupa
HPHT-nya melakukan USG  mengetahui usia kehamilannya

Pada pemeriksaan USG usia kehamilan dapat diketahui melalui ukuran?


Menentukan Usia Gestasi

Trimester I
• Usia gestasi dapat ditentukan dengan mengukur diameter kantong
gestasi (GS), panjang kepala-bokong embrio (Crown Rump Length
/CRL), dan diameter yolksac (YS).
Trisemester II dan III
- diameter biparietal
- lingkar kepala
- panjang ekstremitas (humerus, femur), dsb

Jika sebelumnya sudah dilakukan 1 kali/lebih pemeriksaan USG,maka


perhitungan usia kehamilan harus didasarkan atas hasil pemeriksaan USG yang
paling awal.
92
c. Abortus inkomplit
• wanita 20 tahun
• keluar darah dan jaringan dari kemaluannya  bertambah banyak sejak 3 hari
yang lalu
• mual dan muntah
• Menstruasi terakhir pasien 2 bulan yang lalu
• tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 108x/menit, nafas 22x/menit, suhu 37,4°C
• pemeriksaan inspekulo = portio terbuka, tes plano (+)  tes untuk mendeteksi
ada tidaknya hormon hCG

Diagnosis?
Tabel Perbedaan Jenis Abortus
OUE Apa yg keluar? PP Test Tata laksana
Imminens Tertutup Darah + • Utuh: rawat jalan
• USG meragukan: ulangi 1-2
minggu lagi
• Tokolitik
Insipiens Terbuka Darah + • Evakuasi
• Uterotonika pasca evakuasi
• Antibiotik 3 hari
Inkomplit Terbuka Darah dan +/- • Shockatasi shock
Jaringan • Hb<8 gr % : transfusi
• Evakuasi
• Uterotonika (metergin tab 3 x
0,125 mg)
• Antibiotik 3 hari
Komplit Tertutup Darah dan - • Evakuasi
Jaringan • Uterotonika
• Antibiotik
93
OMSK Tipe Bahaya
Otitis media supuratif kronik
• Infeksi kronik dengan sekresi persisten/ hilang timbul (> 3 bulan) melalui membran timpani yang tidak
intak.
• Mekanisme perforasi kronik mengakibatkan
infeksi persisten:
• Kontaminasi bakteri ke telinga tengah secara langsung
melalui celah
• Tidak adanya membran timpani yang intak
menghilangkan efek "gas cushion" yang normalnya
mencegah refluks sekresi nasofaring.
• Petunjuk diagnostik:
• Otorea rekuren/kronik
• Penurunan pendengaran
• Perforasi membran timpani
94
GANGGUAN BIPOLAR
PENATALAKSANAAN
95

Keywords
• Seorang pria usia 40 tahun keluhan demam dan gusi berdarah
sejak 2 minggu yang lalu.
• Hepatomegali 4 cm di bawah arcus costae, spleen schuffner II.
• Lab: Hb 8 gr/dl, leukosit 200.000/mm3, trombosit 72.000/mm3,
differential count stab dan segmen meningkat.

Diagnosis?
Leukemia
Jawaban:
d. Chronic myelocytic leukemia
96
Ektopia Lentis
• Diagnosis
• Status lokalis, visus, pemeriksaan luar ocular, slit lamp, retinoskopi
• Tatalaksana
• Medis: berdasarkan etiologic
• Dislokasi lensa ke bilik mata depan: midriasis/siklopegia
sebagai terapi awal, rencana pembedahan
• Dislokasi lensa ke vitreous: pembedahan
• Pembedahan
• Indikasi: lensa di BMD, uveitis, glaucoma, lenticular opacity
dengan fungsi visual buruk, anisometropia/refractive error,
impending dislocation of the lens
97
98. B. Immersion Syndrome
• Lelaki, 24 tahun, ditemukan meninggal
mendadak setelah masuk ke dalam kolam
renang.
• PF: tubuh basah, cutis anserina (air dingin),
ditemukan alkohol dalam darah (pencetus)

• Mekanisme kematian Immersion syndrome?


• Tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air
dingin akibat refleks vagal yang menyebabkan
cardiac arrest. Alkohol merupakan faktor pencetus
 Immersion syndrome
• Cutis anserina : Perubahan kulit permukaan anterior
tubuh, terutama pada ekstremitas akibat kontraksi
otot errector pilli akibat rangsang dinginnya air
(berdiri bulu kuduk/ “merinding”)
Pilihan lainnya
1. Wet drowning
• cairan masuk ke dalam saluran pernafasan setelah korban
tenggelam
• Kematian terjadi setelah korban menghirup air. Jumlah air
yang dapat mematikan, jika dihirup paru-paru adalah 2 liter
(dewasa) dan 30-40 ml (bayi)
2. Dry drowning.
• cairan tidak masuk ke dalam saluran pernafasan, akibat
• spasme laring dan kematian terjadi sebelum menghirup air.

3. Secondary drowning
• Terjadi gejala bebertapa hari setelah korban tenggelam dan
diangkat dari dalam air dan korban meninggal akibat
komplikasi.
99
a. Tension pneumotoraks
• Pria, 20 tahun
• kecelakaan dan terkena stang motor di dada
• jejas di toraks kiri.
• Saat bernafas, toraks kiri tertinggal
• perkusi toraks  hipersonor toraks kiri
• Trakea  deviasi kearah kanan

Diagnosis?

DK/Tension Pneumothoraks
Hemotoraks  Dull
Cardio tamponade  Triad
Atelektasis  penyakit restriktif akut mencakup kolaps jaringan paru atau unit
fungsional paru  deviasi?
Tension Pneumotoraks
• Definisi : udara di rongga pleura
• Dijumpai mekanisme ventil, udara dapat masuk ke rongga pleura tetapi tidak
dapat keluar
• TVJ meningkat, suara napas menghilang, hipotensi
• Diagnosa ditegakkan secara klinis tanpa pemeriksaan foto toraks
100
b. AKI renal
• petani laki-laki 41 tahun
• demam sejak 5 hari yang lalu
• badan kuning, mual, dan muntah
• Pemfis : terdapat riwayat digigit tikus sejak 2 minggu yang lalu
• sklera ikterik, hepar teraba sedikit membesar, limpa tidak teraba, dan nyeri
otot gastroknemius (+)
• Pemeriksaan urin : BUN dan kreatinin meningkat

DK/Leptospirosis

Kompikasi?
MANIFESTASI KLINIS
Leptospirosis terdiri atas 2 fase.

Fase leptospiremia (4-9 hari)


• Gejala : demam, menggigil, nyeri kepala (frontal), mialgia, nyeri
tekan otot (m. gastrocnemius), hiperestesia, mual, muntah, diare,
penurunan kesadaran
• PF : bradikardia relatif, ikterik, konjungtiva suffusion
(patognomonik), fotofobia (hari 3-4), ruam kulit, splenomegali,
hepatomegali, limfadenopati

Fase imun
• Gejala setelah beberapa hari bebas demam, menunjukkan imun
sedang bekerja melawan leptospira
• Gejala non spesifik berupa demam, sakit badan, dan sakit kepala.
LEPTOSPIROSIS BERAT (WEILL’S DISEASE)
• Ikterus, disfungsi ginjal, diatesis hemoragik (pada kebanyakan kasus
dengan keterlibatan paru)
• Setelah 4-9 hari, muncul
• Ikterus : jelas terlihat, hepatomegali dan nyeri kuadran kanan atas,
splenomegali (20%)
• Gagal ginjal : nekrosis tubular akut, oliguria, anuria
• Perdarahan : epistaksis, petekie, purpura, ekimosis.
• Pada keterlibatan paru mengalami batuk, sesak napas, nyeri dada dan
sputum berdarah.
KOMPLIKASI
• Ginjal : nefritis interstitial, tubular nekrosis akut, gagal ginjal
• Hati : nekrosis sentilobular fokal, infiltrasi sel limfosit, proliferasi sel Kupfer,
kolestasis, ditemukan leptospira di hati
• Jantung : kelainan epikardium, endokardium, miokardium berupa edema
interstitial dan infiltrasi sel radang
• Otot rangka : nekrosis, vakuolisasi, kehilangan striata, nyeri otot akibat invasi
langsung
• Mata : dapat masuk bilik mata anterior selama fase leptospiremia, uveitis
• Pembuluh darah : vaskulitis
• SSP : dapat ditemukan di CSF, meningitis

Anda mungkin juga menyukai