Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Virus Marburg adalah agen penyebab penyakit virus Marburg (MVD),


sebuah penyakit dengan rasio fatalitas kasus hingga 88%.

2. Penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg dimulai tiba-tiba, dengan


demam tinggi, sakit kepala parah dan malaise parah. Diare berat, sakit
perut, kram, mual dan muntah bisa dimulai pada hari ketiga. Diare bisa
bertahan selama seminggu.

3. Virus Marburg berbentuk filamen dan berkelok-kelok sehingga


dimasukkan ke dalam famili Filoviridae (filo = filamen/benang) dan
genus Filovirus.

4. Infeksi terjadi saat terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh, seperti
kotoran manusia, muntah, urin dan keringat, dengan konsentrasi virus
yang tinggi, khususnya ketika cairan itu mengandung darah.

31
32

5. Transmisi melalui sperma yang terinfeksi juga dapat terjadi hingga 7


minggu setelah pasien disembuhkan.

6. Metode diagnostik Marburg berikut ini: ELISA; Tes pendeteksian


antigen; Tes netralisasi serum; Uji reaksi berantai reverse-transcriptase
polymerase chain reaction (RT-PCR); dan, isolasi virus dengan kultur
sel.

7. Satu-satunya terapi untuk infeksi virus Marburg adalah perawatan


suportif sacara umum, yang meliputi pemberian cairan melalui
pembuluh darah dan terapi lain untuk menjaga fungsi tubuh. Pemulihan
dapat memakan waktu yang lama.
8. Belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi virus Marburg.
Isolasi ketat sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit lebih
lanjut.
4.2 Saran
4.2.1 Untuk KKP:
1. KKP perlu sosialisasi kepada masyarakat di sekitar pelabuhan ataupun
Bandar udara terkait Marburg Virus.
2. KKP perlu untuk melakukan survailens Marburg Virus serta melakukan
pengamatan terhadap penumpang dan barang yang berasal dari negara
yang masih ada kasus kasus Marburg Virus.
4.2.2 Untuk Lintas Sektor
1. Dinas Kesehatan : meningkatkan upaya promotif dan preventif terhadap
Marburg Virus.
2. Pemerintah Kab/Kota/Provinsi/Pusat: memberikan perhatian lebih
kepada lingkungan masyarakat baik lingkungan fisik, lingkungan sosial,
dan meningkatkan perekoniomian masyarakat

4.2.3 Untuk Pelaku Perjalanan Internasional


1. Memastikan tempat yang dituju bebas dari endemik Marburg Virus.
2. Menghindari perjalanan yang tidak perlu ke kawasan yang terjangkit

32
33

3. Mematuhi kesehatan pribadi dan lingkungan yang baik, selalu ingat


untuk menggunakan sabun cair atau pembersih tangan berbahan dasar
alkohol untuk membersihkan tangan sebelum menyentuh mata, hidung
dan mulut
4. Menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit demam atau
orang sakit dan menghindari kontak denggan daeah atau cairan tubuh
orang yang terjangkit.
5. Menghindari kontak dengan binatang (kalelawar).
6. Memasak makanan hingga benar-benar matang sebelum di konsumsi.
7. Setelah kembali dari kawasan terjangkit, memperhatikan dengan cermat
kondisi kesehatan selama 21 hari. Jika mempunyai gejala MERV, Anda
harus langsung ke dokter.

33
34

DAFTAR PUSTAKA

1. Ginting,F. Marburg virus, 2015 Ginting F, dkk. 2015. Virus Ebola dan Virus
Marburg. Divisi Penyakit Tropis dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK USU. Hal: 1-22.
2. WHO. Marburg Virus Disease, 2018
http://www.who.int/csr/disease/marburg/en/
3. Baize S, et al. Emergence of Zaire Ebola Virus Disease in Guinea –
Preliminary Report. N Engl J Med. 2014; p371:1418–1425.
4. Gire K, S, et al. 2014. Genomic surveillance elucidates Ebola virus origin and
transmission during the 2014 outbreak. Science. 2014; 345:1369–1372.
5. Kemenkes. 2014. Genomic surveillance elucidates Ebola virus origin and
transmission during the 2014 outbreak. Science. 2014; 345:1369–1372.
[PubMed: 25214632]
6. G. Wolf. 2014. Virus nomenclature below the species level: a standardized
nomenclature for filovirus strains and variants rescued from cDNA. Arch
Virol. 159:1229–1237.
7. Dharmayanti NLPI, Sendow I : Ebola : Penyakit Eksotik Zoonosis yang perlu
Diwaspadai ,Dalam Wartazoa vol 25 no 1, 2015 p 29-38
8. Negredo A, et al. Discovery of an ebolavirus-like filovirus in europe. PLoS
pathogens. 2011;
9. CDC. Outbreaks Chronology: Ebola Virus Disease. 2015.
http://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/history/chronology.html
10. Amman BR, et al. Oral shedding of marburg virus in experimentally infected
egyptian fruit bats (rousettus aegyptiacus). J Wildl Dis. 2014; 51:113–124
11. Volchkov VE, Chepurnov AA, Volchkova VA, Ternovoj VA, Klenk HD.
Molecular characterization of guinea pig-adapted variants of Ebola virus.
Virology. 2000; 277:147–155
12. Lofts LL, Ibrahim MS, Negley DL, Hevey MC, Schmaljohn AL. Genomic
differences between guinea pig lethal and nonlethal Marburg virus variants. J
Infect Dis. 2007; 196(Suppl 2):S305–312.

34
35

13. Mahedi M, Grosetha A, Feldmann H, Ebihara H. Clinical Aspect Of Marburg


Hemoragic Fever. Future Virol Departemen of Medical of Microbiology
University Manitoba Canada.2011.p1-12
14. Sanchez A, Trappier SG, Mahy BW, Peters CJ, Nichol ST. The virion
glycoproteins of Ebola viruses are encoded in two reading frames and are
expressed through transcriptional editing. Proc Natl Acad Sci U S A. 1996;
93:3602–3607.
15. Shabman RS, et al. Deep sequencing identifies noncanonical editing of Ebola
and Marburg virus RNAs in infected cells. Mbio.
16. Prof.dr Tjandra Yoga Aditama (2014). Selain Ebola kini ada kasus baru
Marburg diseases. From : http://www.litbang.kemenkes.go.id/node/539
17. Soeharsono (2002). Zoonosis: Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia.
Yogyakarta:Kanisius
18. ZhuW, Zhang Z, He S, Wong G, Banadyaga L, Qiu X. Successful treatment of
Marburg Virus with Orally Administrated T-705. Antiviral Research Elsavier
Microbiology. 2018
19. Local, national, and regional viral haemorrhagic fever pandemic potential in
Africa: a multistage analysis Crossref DOI
link: https://doi.org/10.1016/S0140-6736(17)32092-5 Published: 2017-12.
20. WHO..2018. Tatalaksana, Pencegahan dan Alat Pelindung Diri Terjangkit
Marburg Virus Menurut WHO.

35

Anda mungkin juga menyukai