Anda di halaman 1dari 7

BAB III

KONDISI SDN 61 PAYAKUMBUH

A. Kondisi Awal Sekolah


Kondisi awal SDN 61 Payakumbuh pada berbagai standar adalah:
1. Standar kelulusan
2. Standar Isi
3. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik
4. Standar Proses
5. Standar Penilaian
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Sarana dan Prasarana
8. Standar Pembiayaan

B. Kegiatan Analisis dan Identifikasi


Dalam menentukan prioritas kegiatan, maka penulis menggunakan analisis konteks

tentang kekuatan dan kelemahan ( SWOT) SDN 61 Payakumbuh. Berikut hasil

identifikasi analisis konteks SWOT yang penulis temukan, yaitu:


1. Strong ( kekuatan)
Berdasarkan kondisi awal sekolah, maka kekuatan SDN 61 terletak pada:
a) Memiliki lokasi yang strategis sehingga memiliki keuntungan dalam kemudahan

akses pelayanan pendidikan


b) Merupakan sekolah inti di gugus III sehingga bisa memberikan pengaruh

terhadap kebijakan gugus


c) Memiliki gedung dan fasilitas yang memadai
d) Memiliki jumlah siswa yang besar sehingga didukung dengan pendanaan

khususnya dana BOS yang cukup besar


e) Memiliki dukungan tenaga pendidik yang semuanya berpendidikan S1
f) Memiliki program inklusi yang menjunjung tinggi pendidikan untuk semua

(Education for all) ramah anak dan memberikan pelayanan tanpa membedakan

status dan kondisi.


g) Memiliki dukungan yang besar dalam peran serta wali murid
h) Menjadi juara dalam perlombaan tingkat kota , seperti:

2. Weakness ( kelemahan )
Meskipun memiliki beberapa keuntungan sebagai sekolah besar, namun SDN 61

Payakumbuh juga memiliki beberapa kelemahan di bidang ekstrakurikuler,

diantaranya:
a) Komitmen tenaga pendidik dalam semangat kesatuan berorganisasi masih kurang.

Hal ini karena kurangnya motivasi tenaga pendidik untuk berkompetisi dan

mencari mentoring yang bisa berkolaborasi demi kemajuan sekolah


b) Belum terprogramnya kegiatan ekstrakurikuler sehingga hasil capaian belum

maksimal
c) Prestasi sekolah belum mampu mengimbangi nama besar sekolah sebagai sekolah

bermutu.

3. Opportunity ( Peluang )
Dari kelemahan yang ada, maka penulis mengamati bahwa terdapat berbagai peluang

bagi SDN 61 Payakumbuh untuk berkembang melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan mengembangkan ekstrakurikuler, maka akan dapat mengangkat prestasi dan

nama sekolah untuk lebih bermutu, peluang tersebut antara lain:


a) Diselenggarakannya kegiatan O2SN, FLS2N serta OSN setiap tahunnya untuk

mencari siswa berbakat sehingga memungkinkan SDN 61 Payakumbuh dapat

mengikuti kompetisi dengan sekolah lainnya


b) Menjadi sekolah model kota Payakumbuh
c) Menjadi sekolah inti pendidikan inklusi
d) Menjadi sekolah budaya mutu kota Payakumbuh

4. Threat ( ancaman)
Ancaman yang dihadapi oleh SDN 61 Payakumbuh, adalah:
a) Warga sekolah belum sadar akan pentingnya budaya mutu dan kolaborasi
b) Perbedaan cakupan usia tenaga pendidik membuat perbedaan pola pikir dalam

menyingkapi program yang diterapkan.

Dari kelemahan dan ancaman yang dipaparkan diatas, maka prioritas pembangunan

prestasi SDN 61 Payakumbuh dilakukan pada bidang ekstrakurikuler.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penerapan Filosofi Kayu Godang
Berdasarkan analisis konteks SWOT, maka didapatilah fokus permasalahan SDN

61 Payakumbuh adalah pembangunan mutu ekstrakurikuler yang dalam hal ini penulis

lakukan dengan menerapkan filosofi Minangkabau yaitu “Kayu Godang”

Kayu godang
Daunnyo untuak balinduang
Batangnyo untuak basanda
Aka nyo untuak duduak baselo

Langkah langkah penerapan filosofi Kayu Godang dalam pembangunan mutu

ekstrakurikuler SDN 61 Payakumbuh adalah:


1. Daunnyo untuak balinduang
Filosofi daunnyo untuak balinduang merupakan filosofi yang artinya bahwa

seorang kepala sekolah harus mampu melindungi apa yang dipimpinnya. Dalam hal

pembinaan ekstrakurikuler, penulis selaku kepala sekolah berperan sebagai

penanggung jawab utama setiap kegiatan. Adapun kebijakan yang penulis ambil

adalah:
a. Penetapan jenis ekstrakurikuler yang dilaksanakan
b. Pemilihan penanggung jawab kegiatan berdasarkan bakat
c. Penetapan instruktur kegiatan
d. Penetapan anggaran untuk setiap kegiatan.
Jadi semua kebijakan pengembangan mutu ekstrakurikuler penulis ambil demi

menuju SDN 61 Payakumbuh sekolah bermutu.

2. Batangnyo untuak basanda


Batangnyo untuak basanda berarti bahwa kepala sekolah dapat menjadi sandaran bagi

warga sekolah dalam setiap masalah yang dihadapi. Dalam hal ini yaitu pembangunan

mutu ekstrakurikuler, peranan yang penulis terapkan berdasarkan filosofi ini adalah:
a. Dalam masalah penyediaan dana kegiatan ekstrakurikuler, terdapat beberapa

kegiatan ekstrakurikuler yang membutuhkan dana yang lebih besar dibandiungkan

dana ekstrakurikuler lainnya seperti menari dan olahraga. Maka untuk

menyisatinya pada awal tahun, saat perancangan Rencana Kegiatan anggaran

sekolah ( RKAS ) penulis telah meminta penanggung jawab kegiatan untuk

merinci kebutuhan kegiatan dari lomba kecamatan hingga ke nasional. Sehingga


anggaran yang ditetapkan telah dapat mengkover setiap kegiatan yang

dilaksanakan.
b. Dalam masalah cabang lomba yang tidak memiliki pelatih dari dalam warga

sekolah ( bukan guru) penulis meminta penanggung jawab kegiatan untuk mencari

instruktur untuk cabang lomba yang telah memiliki integritas juara. Dengan begitu

maka kegiatan ekstrakurikuler dapat terus berjalan dengan hasil yang maksimal.
Kolaborasi guru dan instruktur
c. Dalam masalah pelaksanaan perlombaan, penulis meminta setiap penanggung

jawab atau instruktur untuk bertanggung jawab mengawasi siswa dalam

perlombaan . selain itu, penulis juga memantau keterlaksanaan lomba apakah

sesua dengan juknis atau tidak melalui penanggung jawab dan instruktur.
d. Setiap selesai perlombaan, penulis dan penanggung jawab kegiatan beserta

instruktur mengadakan refleksi mengenai apakah yang menjadi hambatan,

kekurangan saat perlombaan sehingga setiap masalah dicarikan solusinya agar ke

depan penampilan atau hasil karya siswa menjadi lebih baik dan memperoleh

capaian maksimal.

3. Akanyo untuak duduak baselo


Filosofi ini penulis terapkan pada pendidik dan tenaga pendidik dalam mengelola

sekolah umumnya dan ekstrakurikuler khususnya. Penerapan filosofi ini diantaranya:


a. Memotivasi guru untuk bersatu padu , kompak dan selalu seiya sekata dalam

melaksanakan tugas dalam memajukan sekolah menunju sekolah bermutu. Dalam

pelaksanaannya akhirnya tercapailah kondisi “ Saciok Bak Ayam, Sadanciang

Bak Basi” . Pemberian motivasi ini penulis lakukan dengan melakukan kegiatan

yang dapat mengakrabkan silaturrahmi antar setiap elemen sekolah baik berupa

kegiatan rekreasi, jalan bersama ( hiking) , camping serta memasak bersama.

Kebersamaan ini juga tampak saat siswa berlomba. Setipa elemen sekolah mulai

dari penulis sendiri selaku kepala sekolah, majelis guru , karyawan serta orang tua

ikut menjadi suporter perlombaan.


b. Membina guru dalam merancang program ekstrakurikuler yang akan

dilaksanakan. Kegiatan ekstrakurikuler yang sebelumnya tidak terprogram,

disusun jadwal dan programnya sehingga lebih tertata, kegiatan

berkesinambungan, rutin dan memberikan manfaat untuk berbagai pihak dan

warga sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler SDN 61 payakumbuh duiantaranya:

pramuka, seni ( menari, pantomim, menyanyi, puisi, kriya anyam dll) , dan

olahraga.
c. Meminta penanggung jawab kegiatan untuk membuat resolusi kegiatan tahunan

berisi target yang hendak dicapai oleh kegiatan yang dikelolanya. Hal ini dapat

dijadikan tolak ukur tindakan dan keberhasilan setiap cabang lomba.


d. Melaksanakan pengembangan diri setiap bidang ekstrakurikuler yang terintegrasi

dengan penyaringan siswa sesuai bakat dan minat sehingga dihasilkan siswa

berprestasi untuk bibit lomba.


e. Memberikan reward pada siswa dan guru berprestasi sehingga dapat

menginspirasi setiap warga sekolah untuk mau berprestasi mengharumkan nama

sekolah.

B. Capaian / Hasil Kegiatan


Dari penerapan filosofi “Kayu Godang” maka dengan segenap daya upaya dari

setiap elemen sekolah akhirnya telah membuahkan hasil, berikut paparan hasil

kegiatan ekstrakurikuler 3 tahun terakhir:


1. 2016
a. Juara
2. 2017
a. Juara
3. 2018
a. Juara I tari kreasi tingkat kecamatan Payakumbuh Utara
b. Juara I pantomim tingkat kecamatan Payakumbuh Utara
c. Juara I Tari kreasi tingkat kota Payakumbuh
d. Juara II pantomim tingkat kota Payakumbuh
e. Juara I tari kreasi tingkat provinsi Sumatera barat
f. Finalis tari Kreasi FLS2N tingkat Nasional
g. Finalis OSEBI 2019
Data tersebut dapat disajikan dalam diagram seperti berikut ini:
Grafik Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler Siswa
Dengan mengamati hasil capaian 3 ( tiga ) tahun terakhir ini maka dapat

disimpulkan bahwa filosofi “ Kayu Godang” cocok untuk diterapkan sebagai salah

satu langkah pengembangan prestasi ekstrakurikuler karena dapat meningkatkan mutu

ekstrakurikuler SD 61 Payakumbuh menuju sekolah bermutu.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Adapun simpulan yang dapat penulis ambil adalah:
1. Kepala sekolah bukan hanya leader ( pemimpin) di sekolah, tetapi kepala sekolah

juga seorang manajerial dan perencana dan pengawas setiap kegiatan yang dilakukan

di sekolah yang dipimpinnya.


2. Filosofi Minangkabau “ Kayu Godang” merupakan gambaran pemimpin ideal di

minangkabau yang dapat mengayomi, mengajak, melindungi dan memotivasi setiap

elemen sekolah untuk bergerak demi kemajuan sekolah.


3. Penerapan filosofi “ Kayu Godang” yang dilaksanakan di SDN 61 payakumbuh telah

berhasil meningkatkan prestasi ekstrakurikuler SDN 61 payakumbuh dengan

puncaknya tahun 2018, SDN 61 Payakumbuh berhasil menjadi finalis FLS2N cabang

seni tari tingkat nasional serta finalis OSEBI 2019.


B. Saran
Adapun saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah:
1. Kepada sesama rekan kepala sekolah,
a. Agar dapat menerapkan filosofi “ Kayu Godang” di sekolah masing masing untuk

meningkatkan mutu kegiatan ekstrakurikuler.


b. Agar dapat senantiasa melakukan inovasi serta berbagi pengalaman dalam

memajukan mutu sekolah.


2. Kepada Dinas Pendidikan, agar dapat menyelenggarakan kegiatan pemaparan best

practice sehingga dapat berbagi pengalaman berharga kepada sesama rekan dalam

memajukan mutu pendidikan di Sekolah Dasar.

Anda mungkin juga menyukai