PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WONOREJO
Jln. Pandean Dusun randu Agung Desa Wonorejo Kec. Banyuputih

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KUNJUNGAN RUMAH HOME CARE PADA GANGGUAN JIWA DAN PASUNG
DESA WONOREJO
TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan jiwa dewasa ini masih kurang mendapatkan perhatian dari berbagai
pihak. Adanya kemajuan tehnologi, kerasnya persaingan ekonomi, kondisi politik dan
keamanan serta perubahan budaya di era sekarang ini membuat potensi munculnya masalah
kesehatan jiwa menjadi semakin besar. Disisi lain Indonesia merupakan negara yang rawan
terhadap bencana, sering munculnya kasus perilaku kekeranan dalam hubungan interpersonal
dan maraknya penyalahgunaan zat psikoaktif di masyarakat. Berbagai hal ini menyebabkan
kesehatan jiwa perlu menjadi perhatian dalam pembangunan di Indonesia.
Banyak penyebab yang membuat masalah kesehatan jiwa belum menjadi perhatian oleh
semua pihak. Adanya pemahaman yang salah, masih banyaknya sikap negatif atau stigma dan
diskriminasi termasuk beberapa penyebab terpinggirnya masalah kesehatan jiwa. Yang menjadi
persoalan ternyata pemahaman yang salah ini ternyata tidak hanya ditemukan pada masyarakat
saja tetapi juga pada pengambil kebijakan dan para penyedia layanan kesehatan. Hal inilah yang
mengakibatkan masih maraknya ditemukan perlakuan salah bagi penderita masalah kejiwaan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Bebas pasung.
Gubernur Jawa Timur pada peringatan Hari Kesehatan Nasional Tahun 2013 telah
mencanangkan dimulainya Program Jawa Timur Bebas Pasung. Pelaksanaan Program Jawa
Timur Bebas Pasung ternyata tidak mudah. Selain dibutuhkan kerjasama lintas sektor dalam
penanganan penderita pemasungan, peningkatan ketrampilan petugas kesehatan terutama di
Puskesmas perlu juga menjadi perhatian. Sehingga diperlukan adanya home care /kunjungan
rumah bagi penderita gangguan jiwa pasung. Home care (HC) menurut Habbs dan Perrin 1985
merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D dan Eric B.L, 1993).

II. LATAR BELAKANG

Home care bagian praktek mandiri perawat, pelaksanaan praktek perawatan bagi
perawat di Indonesia merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai Indonesia
sehat tahun 2020. Sebagai seorang profesi yang mandiri, perawat dituntut dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas kepada masyarakat. Berbagai jalan
dapat dilakukan perawat untuk dapat menunjukkan hasil kerja dan kemampuannya kepada
masyarakat. Praktek keperawatan dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas tetapi juga
dapat dilakukan di rumah klien yang disebut dengan home care.
 Home care merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat di
rumah pasien. Perawat melanjutkan perawatan yang pernah diterima klien dari rumah sakit atau
pelayanan kesehatan lainnya atau mungkin pasien tidak ada indikasi masuk rumah sakit
sehingga hanya membutuhkan pelayanan keperawatan di rumah.
Dari data hasil cakupan pasien gangguan jiwa dan pasung dari tahun ke tahun semakin
meningkat, pada tahun 2013 jumlah gangguan jiwa sebanyak 171 orang,tahun 2014 sebanyak
206 orang, pada tahub 2015 sebanyak 618 orang, pada tahun 2016 sebanyak 536 orang dan
pada tahun 2017 sebanyak 572 orang. Melihat permasalahan yang ada, kunjungan rumah/home
care perlu dilaksanakan karena di utamakan pada upaya kesehatan dalam bentuk promotif dan
preventif.

III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

1) Tujuan Umum
Pasien gangguan jiwa pasung mendapatkan pelayanan home care secara optimal.
2) Tujuan Khusus
 Terdeteksinya masalah dini tentang gangguan jiwa dan pasung
 Adanya tindak lanjut penanganan gangguan jiwa pasung.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

N0 KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1. Kunjungan rumah pasien Perawat Puskesmas Wonorejo :
gangguan jiwa pasung 1. Menentukan sasaran pasien gangguan jiwa pasung
2. Melakukan pelayanan pada pasien gangguan jiwa pasung
3. Memantau perkembangan keluarga dan pasien gangguan jiwa
pasung
4. Mencatat hasil kegiatan
5. Menentukan jadwal kunjungan ulang

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode yang dilakukan dengan mendatanagi rumah pasien yang mengalami gangguan
jiwa dan pasung yang meliputi observasi tanda-tanda vital, dan memantau perkembangan
kemampuan keluarga dan pasien gangguan jiwa pasung

VI. SASARAN
Sasaran Program :
a. Pasien gangguan jiwa pasung dan tertangani 100%
b. Tenaga kesehatan melakukan kunjungan rumah terhadap pasien gangguan jiwa pasung
Sasaran Peserta :
Pasien gangguan jiwa pasung yang berjumlah satu orang yang berasal dari Desa Wonorejo.
Pelaksana :
Pelaksana home care adalah petugas kesehatan jiwa, petugas puskesmas wonorejo.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO BULAN MINGGU TEMPAT
I II III IV
1 JANUARI
2 FEBRUARI
3 MARET
4 APRIL
5 MEI DESA WONOREJO
6 JUNI KECAMATAN BANYUPUTIH
7 JULI
8 AGUSTUS
9 SEPTEMBER
10 OKTOBER
11 NOVEMBER
12 DESEMBER

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi kegiatan dilakukan oleh petugas kesehatan jiwa terhadap pelaksanaan kegiatan dimana
hal yang dievaluasi adalah jadwal ketepatan waktu pelaksanaan, pasien jiwa pasung yang di
kunjungi, dan perkembangan kemampuan keluarga dan pasien gangguan jiwa pasung.

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Pencatatan dilakukan oleh pelaksana kunjungan rumah/home care yaitu petugas kesehatan
jiwa
2. Laporan pelaksanaan kegiatan dievaluasi pada tiap akhir kegiatan
3. Evaluasi dan tindak lanjut kegiatan dilakukan pada akhir kegiatan
4. Evaluasi dari kegiatan kunjungan rumah pasien gangguan jiwa pasung yaitu meningkatnya
cakupan pasien gangguan jiwa pasung yang ditangani.
X. BIAYA
Dana yang didapatkan dari anggaran BOK Puskesmas Wonorejo tahun 2019, dengan rincian
sebagai berikut :
Transport Petugas : 1 ptgs x 2 kl x 12 bln x 2 kasus x Rp. 25.000,- = Rp. 1.200.000,- +
Jumlah = Rp. 1.200.000,-

Mengetahui, Wonorejo, 22 Maret 2019

Kepala UPT Puskesmas Wonorejo Penanggung Jawab Program Jiwa

H. MUHED, SKM.,MSi YAYUK ENDANG S, Amd.Kep

NIP.19680805 199403 1 008