Prasarana jalan merupakan suatu prasarana transportasi darat yang mempunyai peranan
penting dalam pengembangan wilayah. Sebagai sarana utama, jalan raya harus memenuhi syarat-
syarat teknis khususnya mutu dan kualitas. Faktor-faktor mulai dari pemeriksaan laboratorium,
peralatan yang sesuai dan terkalibrasi serta pelaksanaan pengendalian kualitas (Quality Control)
disetiap pelaksanaan merupakan aspek penting dalam menghasilkan perkerasan jalan yang kuat, awet
dan tahan lama. Oleh karena itu perlu dilakukan Studi Pengendalian Mutu (Quality Control) terhadap
berbagai aspek, salah satunya adalah Campuran Aspal Panas Jenis HRS-Base.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah uji laboratorium. Pada pengujian di
laboratorium diperlukan benda uji (Core Sample) yang didapatkan dari hasil Core Drill pada Jalan
Hampalit–Petak Bahandang STA. 26+500 s.d. STA. 29+500, kemudian dilakukan pengujian meliputi
pengujian sifat campuran aspal dan agregat pada Core Sample dengan alat Marshall serta pengujian
kadar aspal yang dilakukan dengan metode ekstraksi dengan alat Centrifuge Ekstraktor. Dari hasil
pengujian diperoleh data mengenai mutu perkerasan jalan yang digambarkan melalui nilai
karakteristik Marshall dan uji ekstraksi. Data yang dihasilkan selanjutnya digunakan untuk dasar
analisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dari mutu perkerasan lapis permukaan di lokasi.
Pengujian di laboratorium memberikan hasil sebagai berikut: (1) Nilai stabilitas rata-rata
sebesar 1441,656 kg, mengalami penurunan 2,23% dari nilai stabilitas pada Job Mix Formula sebesar
1474,6 kg. (2) nilai flow rata-rata sebesar 3,367 mm, mengalami penurunan 0.97% dari nilai flow
pada Job Mix Formula sebesar 3,40 mm. (3) nilai Marshall Quotient rata-rata sebesar 426,189 kg/mm,
mengalami penurunan 1,89% dari nilai Marshall Quotient pada Job Mix Formula sebesar 434,4
kg/mm. (4) nilai VIM (Void In Mixture) rata-rata dan nilai VFB (Void Filled Bitument) rata-rata
didapatkan masing-masing sebesar 4,99% dan 74,563%. (5) Nilai kadar aspal rata-rata pada core
sample didapatkan sebesar 6,54%, terjadi peningkatan 12,84% dari nilai kadar aspal pada Job Mix
Formula sebesar 5,7%. Secara umum nilai-nilai parameter Marshall dan uji ekstraksi dari core sample
lapis permukaan jenis HRS-Base Jalan Hampalit–Petak Bahandang STA. 26+500 s.d. STA. 29+500
masih memenuhi syarat dari spesifikasi teknis Bina Marga.
Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi
terutama di daerah-daerah terpencil dengan Job Mix Formula (JMF), sesuai atau tidak
akses terbatas. dengan spesifikasi teknis Bina Marga.
Sebagai sarana utama jalan raya harus
METODE PENELITIAN
memenuhi syarat-syarat teknis menurut
fungsi, volume serta sifat lalu lintas dengan Metode yang digunakan adalah metode uji
mempertimbangkan beberapa aspek laboratorium. Benda uji (Core Sample) yang
pendukung seperti aspek kekuatan, didapatkan dari hasil Core Drill di lokasi
pemeliharaan, penggunaan material maupun tinjauan diperiksa di laboratorium untuk
mutu perkerasan, terutama didaerah dengan memperoleh data mengenai mutu perkerasan
tingkat mobilitas yang tinggi. Beberapa jenis jalan yang digambarkan melalui nilai
campuran beraspal panas yang dapat ditemui karakteristik Marshall dan uji ekstraksi. Data
di Indonesia antara lain: yang dihasilkan selanjutnya digunakan untuk
dasar analisis sehingga dapat ditarik suatu
1. Lapis tipis aspal pasir (Latasir) atau Sand
kesimpulan dari mutu perkerasan lapis
Sheet Kelas A dan B.
permukaan di lokasi.
2. Lapis tipis aspal beton (Lataston) atau Hot
Rolled Sheet (HRS) yang terdiri dari HRS- 1. Pelaksanaan Pengujian Core Sample
Base dan HRS-Wearing Course. dengan Metode Marshall
3. Lapis aspal beton (Laston) atau Asphalt
Pengujian sifat-sifat campuran aspal panas
Concrete (AC) yang terdiri dari AC-Base
pada penelitian ini adalah pengujian pada
dan AC-WC.
Core Sample dengan alat Marshall Test
Dalam menentukan kualitas campuran untuk mendapatkan sifat campuran aspal
perkerasan, komposisi yang tepat dan teruji dan agregat. Dasar teori yang digunakan
dari material penyusun merupakan faktor mengacu pada buku penuntun praktikum
terpenting yang harus juga didukung dengan bahan perkerasan jalan, Laboratorium
sumber daya manusia yang mengerti betul Jalan Raya, Fakultas Teknik, Universitas
penanganan pelaksanaan pekerjaan serta Palangka Raya (2007).
pengujian material di lapangan. Berdasarkan
Adapun prosedur pengujian nya adalah
uraian di atas penulis tertarik untuk
sebagai berikut:
melakukan penelitian tentang pengendalian
a) Benda uji (Core Sample) ditimbang
mutu lapis perkerasan yang berjudul “Studi
dalam suhu ruang dan beratnya
Pengendalian Mutu (Quality Control)
ditetapkan.
Campuran Aspal Panas Jenis HRS-Base (Studi
b) Selanjutnya direndam dalam air selama
Kasus Paket Kegiatan Peningkatan Jalan
24 jam pada suhu ruang dan ditimbang
Hampalit–Petak Bahandang STA. 26+500 s.d.
dalam air lalu beratnya ditetapkan.
STA. 29+500)”.
c) Setelah itu benda uji diangkat dan
Tujuan Studi dikeringkan sampai mencapai kering
permukaan jenuh (SSD) lalu ditimbang
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini
dan ditetapkan beratnya.
antara lain:
d) Benda uji kemudian direndam dalam
1. Mengetahui bagaimana kualitas lapis bak (Water Bath) berisi air panas
permukaan jenis HRS-Base jalan Hampalit– dengan suhu ± 60° C selama 30–40
Petak Bahandang (STA. 26+500 s.d. STA. menit dengan tujuan untuk
29+500) berdasarkan nilai karakteristik menyesuaikan suhu benda uji dengan
Marshall jika dibandingkan dengan nilai suhu terpanas di lapangan.
karateristik Marshall pada Job Mix Formula e) Setelah rendaman benda uji mencapai
(JMF), sesuai atau tidak dengan spesifikasi suhu ± 60° C, kemudian dilakukan test
teknis bina marga. Marshall.
2. Mengetahui nilai persentase kadar aspal Data yang didapat dari hasil pengujian
lapis permukaan jenis HRS-Base jalan tersebut selanjutnya digunakan untuk
Hampalit–Petak Bahandang (STA. 26+500 pengisian tabel Marshall. Data yang
s.d. STA. 29+500) jika dibandingkan diperlukan antara lain:
dengan nilai persentase kadar aspal pada
a) Kadar aspal benda uji (Core Sample) ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
(%)
Hasil Pengujian Laboratorium
b) Berat isi (gr/cm³)
c) Kepadatan (gr/cm³) Pengujian atas mutu Core Sample pada
d) Stabilitas (kg) penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jalan
e) Kelelehan/Flow (mm) Raya Fakultas Teknik Universitas Palangka
f) Rongga Terisi Aspal (VFB) (%) Raya, yang dilakukan selama lebih kurang 7
g) Rongga dalam Campuran (VIM) (%) hari. Penelitian yang dilakukan meliputi
h) Hasil Bagi Marshall (Marshall Qoutient) pengujian sifat campuran aspal dan agregat
pada Core Sample dengan alat Marshall serta
Sedangkan tata cara pengisisan tabel hasil
pengujian kadar aspal yang dilakukan dengan
uji Marshall untuk benda uji Core Sample
metode ekstraksi dengan alat Centrifuge
adalah sebagai berikut:
Ekstraktor.
a) Kadar Aspal terhadap berat campuran
Pengujian Marshall
Sebelum pengujian dengan alat Marshall
b) Isi Core Sample
dilakukan, benda uji direndam terlebih dahulu
dengan bak berisi air panas (Water Bath)
dengan temperatur 60° C selama 30 sampai
c) Kepadatan (Density)
40 menit.
d) Berat Isi Core Sample Hasil pengujian Marshall untuk setiap Core
Sample yang berasal dari jalan Hampalit–
Petak Bahandang (STA. 26+500 s.d. STA.
e) Rongga Terisi Aspal (VFB) 29+500) dengan berbagai variasi kadar aspal
yang diperoleh berdasarkan uji ekstraksi
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
di mana VMA adalah Persentase Tabel 1. Variasi Kadar Aspal yang Diperoleh
Rongga diantara butir-butir agregat Berdasarkan Uji Ekstraksi
dalam campuran.
f) Rongga Terhadap Campuran (VIM)
g) Stabilitas
h) Kelelehan/Flow
Pembacaan Flowmeter pada alat
Marshall Test.
i) Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient)
digunakan adalah jenis Tabel yang ada Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Tebal Lapisan
dalam buku Manual Pemeriksaan Bahan Aspal Pada Core Sample
Jalan PC-0201-76 dari Bina Marga. Data-
data yang diperlukan dalam pengisian
Tabel Marshall berdasarkan PC-0201-76
antara lain:
a. Data kadar aspal terhadap campuran.
b. Data kadar aspal terhadap total agregat.
c. Data berat jenis agregat dan aspal.
d. Data berat dan tinggi benda uji.
e. Pembacaan angka stabilitas dan flow
dari hasil pengujian Marshall.
Analisis Hasil Pengujian Pada Core
Sample
Karakteristik utama campuran aspal panas
yang diukur dari pengujian Marshall adalah:
stabilitas, flow, rongga udara dalam
Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel di
campuran, rongga terisi aspal, dan nilai
atas dapat dilihat bahwa untuk semua Core
Marshall Quotient. Dari hasil pengujian
Sample pada tiap STA. telah memenuhi syarat
Marshall menunjukkan bahwa terdapat
tebal nominal minimum tetapi tidak
hubungan antara kelima karakteristik
memenuhi toleransi yang ditetapkan oleh Bina
campuran aspal panas dengan variasi kadar
Marga pada spesifikasi teknis.
aspal pada Core Sample. Untuk menganalisis
hubungan kelima karakteristik campuran Uji Ekstraksi Sampel
tersebut dengan variasi kadar aspal
Sampel berupa Core Sample lapis permukaan
digunakan bantuan grafik.
jenis HRS-Base yang diambil pada saat
Teknik dan Metode Pengambilan Sampel pemeriksaan lapangan 100% pihak
kontraktor, konsultan, dan panitia PHO pada
Sampel berupa Core Sample yang diambil dari
jalan Hampalit–Petak Bahandang (STA.
hasil Core Drill pada saat pemeriksaan
26+500 s.d. STA. 29+500) diuji untuk
lapangan 100% pihak kontraktor, konsultan,
mengetahui kadar aspal pada lapisan
dan panitia PHO pada jalan Hampalit–Petak
perkerasan di Laboratorium Rekayasa Jalan
Bahandang (STA. 26+500 s.d. STA. 29+500).
Raya dengan metode ekstraksi. Dari hasil
Sampel yang digunakan sebanyak 15 (lima
pengujian ekstraksi didapat hasil seperti Tabel
belas) buah pada sisi jalan dengan jarak per
3 berikut:
200 m (berdasarkan data dari pihak
kontraktor). Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Aspal
dengan Ekstraksi
Tebal Lapisan dan Toleransi
Tebal lapisan campuran aspal pada jalan
Hampalit–Petak Bahandang (STA. 26+500
s.d. STA. 29+500) dapat dilihat dengan
mengukur tinggi Core Sample dengan
ketelitian 0,1 mm. Hasil pengukuran tebal
lapisan pada Core Sample didapat hasil
seperti pada Tabel 2 berikut ini dengan tebal
nominal dan toleransi berdasarkan spesifikasi
teknis yang ditetapkan oleh Bina Marga:
Hubungan Stabilitas dengan Variasi Dari hasil pengujian pada lapis permukaan
Kadar Aspal dapat diambil rata-rata nilai stabilitas yaitu
sebesar 1441,656 kg sedangkan untuk nilai
Stabilitas, lapisan perkerasan jalan adalah
stabilitas pada Job Mix Formula diketahui
kemampuan lapisan perkerasan menerima
sebesar 1474,6 kg. Terjadi penurunan 2,23%
beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan
setelah 6 bulan penghamparan dan
bentuk, gelombang, alur atau Bleeding.
pemadatan. Nilai stabilitas perkerasan pada
Kestabilan yang tinggi menyebabkan lapisan
Core Sample dari jalan Hampalit–Petak
perkerasan menjadi kaku dan mudah retak.
Bahandang (STA. 26+500 s.d. STA. 29+500)
Untuk aspal panas jenis HRS-Base, stabilitas dapat dikatakan memenuhi syarat spesifikasi
yang disyaratkan oleh Bina Marga adalah yang telah ditetapkan oleh Bina Marga untuk
minimal 800 kg. Pada Gambar 1 berikut dapat aspal campuran panas jenis HRS-Base yaitu
dilihat pengaruh variasi kadar aspal terhadap minimal 800 kg.
nilai stabilitas, gambar ini adalah hasil dari
Hubungan Kelelehan (Flow) dengan
perhitungan Marshall Core Sample I sampai
Variasi Kadar Aspal
dengan Core Sample XV dengan kadar aspal
sesuai dengan hasil yang didapatkan di Kelelehan (flow) adalah kemampuan lapisan
lapangan. beban berulang tanpa terjadi kelelehan yang
berupa alur (rutting) dan retak. Nilai
kelelehan (flow) yang disyaratkan oleh Bina
Marga untuk campuran jenis HRS-Base adalah
minimal 3,0 mm.
Hasil pengujian kelelehan (flow) diperoleh dari
pengujian pada Core Sample. Pengaruh nilai
kelelehan (flow) dengan variasi kadar aspal
hasil Core Sample dapat dilihat pada Gambar
2 berikut.
Gambar 3. Grafik Hubungan Hasil Bagi Rongga terisi aspal adalah persentase dari
Marshall Dengan Variasi Kadar rongga antar butir agregat yang terisi aspal.
Aspal pada Core Sample Nilai rongga yang terisi aspal yang terlalu kecil
menyebabkan daya lekat antar agregat
Nilai tertinggi hasil bagi Marshall terjadi pada menjadi berkurang, sehingga mudah lepas
kadar aspal 7,21% yaitu sebesar 545,991 dan sangat mempengaruhi Durabilitas
kg/mm dan nilai terendah pada kadar aspal campuran, tetapi rongga terisi aspal terlalu
6,06% yaitu sebesar 344,965 kg/mm. Pada besar memungkinkan terjadinya Bleeding.
grafik menunjukkan nilai hasil bagi Marshall Nilai rongga terisi aspal yang disyaratkan oleh
untuk Core Sample pada jalan Hampalit–Petak Bina Marga untuk campuran HRS-Base adalah
Bahandang (STA. 26+500 s.d. STA. 29+500) minimal 68%.
telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Bina Marga untuk campuran HRS-Base yaitu Hasil perhitungan nilai rongga terisi aspal
minimal 250 kg/mm. Dari hasil pengujian (Void Filled Bitument) dapat dilihat pada Tabel
pada lapis permukaan dapat diambil rata-rata 1 pada halaman sebelumnya, nilai tersebut
nilai hasil bagi Marshall yaitu sebesar 426,189 adalah merupakan nilai Core Sample dari jalan
kg/mm sedangkan untuk nilai hasil bagi Hampalit–Petak Bahandang (STA. 26+500
Marshall pada Job Mix Formula diketahui s.d. STA. 29+500). Pada Gambar 5 berikut
sebesar 434.4 kg/mm terjadi penurunan dapat dilihat hubungan rongga terisi aspal
dengan kadar aspal.