INFERTILITAS
INFERTILITAS
Latar Belakang
Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah:
faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal
lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada
perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses
ovulasi.
Tujuan
A. Pengertian
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami istri
belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakanalat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.
Infertilitas adalah masalah medis penting yang mempengaruhi kualitas hidup dan
merupakan masalah dari 10-15% pasangan usia reproduktif (American Society for
Reproductive Medicine [ASRM], 2009a; Nelson dan Marshall, 2007).
B. Etiologi
saluran telur (tuba fallopii) mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan,
yaitu sebagai tempat saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya konsepsi, tempat
tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi menuju rahim, untuk dapat bernidasi. Gangguan
fungsi saluran telur (tuba fallopii) akan menyebabkan pasangan infertil. Contoh gangguan
tersebut antara lain terjadi perlengketan, penyempitan dan pembuntuan saluran.
2. gangguan ovulasi
gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis akan mengganggu pengelauran sel
telur dari ovarium yang mengakibatkan gangguan proses konsepsi
3. masalah serviks
bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi) akan mengakibatkan sulitnya spermatozoa masuk
kedalam saluran telur yang mengakibatkan sulit terjadi proses konsepsi.
Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek)
tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore, oligomenore dengan atau tanpa ovulasi)
7. masalah endokrin
gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan, gangguan pelepasan
sel telur, gangguan pada korpus luteum, gangguan implantasi hasil konsepsi dalam rahim,
hiper/hipotoroid.
8. faktor lain
1. varikokel
suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan
kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya untuk
menimbulkan kehamilan
2. hipospadia
muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan bauh zakar
3. ejakulasi retrograd
5. kegagalan testikuler
dapat terjadi karena buah zakar atrofi atau bauh zakar tidak turun
6. kegagalan fungsional
faktor lainnya
2. Kebiasaan merokok
4. Penggunaan NAPZA
2. Infertilitas sekundar berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki
anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1
tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan
alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
D. Patofisiologi
Perempuan
Laki-laki
Pada wanita perubahan siklus menstruasi dan ovulasi dapat merupakan suatu gejala penyakit
yang dihubungkan infertilitas. Gejala-gejala infertilitas pada wanita di antaranya :
1. Siklus haid tidak normal, dengan haid yang lebih banyak atau lebih sedikit dari haid
yang normal
2. Periode haid yang tidak teratur, dengan lamanya haid bervariasi di antara setiap
periode haid.
3. Tidak ada siklus haid. Seorang wanita mungkin pernah haid, atau siklus haid tiba-tiba
berhenti.
4. Nyeri hebat saat haid. Nyeri punggung, nyeri panggul dan rasa kram pada perut dapat
terjadi.
Kadang-kadang, infertilitas pada wanita dihubungkan dengan gangguan hormon. Pada kasus
seperti ini, gejala yang dapat ditemukan di antaranya :
3. Pertumbuhan rambut yaang berlebihan pada area bibir, dada dan dagu.
7. Keluarnya cairan putih dari puting susu yang tidak ada kaitannya proses menyusui
Dan gejala lainnya yang dapat menyebabkan infertilitas pada wanita dengan gejala-gejala
yang berbeda pula.
Gejala-gejala infertilitas pada pria tidak terlalu jelas. Gejala-gejala tersebut tidak terlalu
mendapatkan perhatian sampai seorang pria berusaha mempunyai anak.
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik:
- Galaktorea
b. Pemeriksaan penunjang
a) Analisis sperma
Bila dijumpai hasil analisis sperma yang kurang atau kurang baik, maka biasanya
diperlukan pemeriksaan ulang 1 minggu sesudahnya pada keadaan yang lebih sehat/ nyaman
guna mengkonfirmasi hal tersebut. Perlu diingat bahwa apapun hasil analis sperma, sangat
berguna untuk penentuan terapi, tindakan, dan pemilihan penatalaksanaan infertilitas.
b) Deteksi ovulasi
- Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1⁰C setelah ovulasi : Bifasik
- Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks
encer,daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi
Estradiol meningkat
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, bila belum dapat memberikan tentang sebab
infertilitas, dapat dilakukan pemeriksaan hormonal untuk mengetahui keterangan tentang
hubungan hipotalamus dengan hipofise dan ovarial aksis. Hormon yang diperiksa adalah
gonadotropin (follicle stimulation hormone (FSH), hormone luteinisasi (LH), dan hormone
(estrogen dan progesterone, prolaktin). Pemeriksaan hormonal ini diharapkan
dapat menerangkan kemungkinan infertilitas dari kegagalannya melepaskan telur (ovulasi)..
d) Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina
Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3
hr sebelum haid.
g) Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat
kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses
radang. Dilakukan secara terjadwal.
h) Laparoskopi
1) Perempuan
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang
tepat untuk coital
1) Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
4) Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini
yang adekuat
6) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
2) Laki-laki
b. Agen antimikroba
i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi,
tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
H. Pathways
BAB III
Konsep Keperawatan
A. PENGKAJIAN
3. Pemeriksaan yang dimulai demgan tes non-invasif seperti analisis semen dan
pemeriksaan US.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
2. Gangguan presepsi mengenai tubuh atau rasa percaya diri rendah yang situasional,
berhubungan dengan:
Fertilitas terganggu
C. INTERVENSI