Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

Disusun oleh

1. Anwar Sahida (1702091)


2. Faris Almajid (1702103)
3. Ratriawan Adi P. (1702100)
4. Zogy Pangesstu (1702128)

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

2018/2019

i
KATA PENGANTAR

puji syukur penulisan ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kami. Shalawat serta salam juga
penulis kirimkan kepada junjungan umat Nabi Muhammad SAW. Makalah ini merupakan bahan
materi untuk proses belajar mengajar D3 Keperawatan. Dimana makalah ini membahas tentang
pemeriksaan fisik pada ibu nifas.

Akhir kata Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
dengan rendah hati dan lapang dada, Penulis menerima segala saran dan kritikan yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah
ilmu dan wawasan bagi Penulis sendiri dan pembaca sekalian, terimakasih.

Padang, 11 November 2013

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Tujuan .............................................................................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN ................................................................................................................................ 3
B. TUJUAN .......................................................................................................................................... 3
C. INDIKASI ........................................................................................................................................ 3
D. BAHAN/ ALAT ............................................................................................................................... 3
E. PROSEDUR KERJA ...................................................................................................................... 3
BAB III......................................................................................................................................................... 7
PENUTUP.................................................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir kira-
kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil) dalam
waktu kurang lebih 3 bulan. dimulai dengan kehamilan, persalinan dan di lanjutkan dengan masa
nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah dan
penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan
kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Untuk itu pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu
dilakukan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini
adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan
kesehatan pada ibu dan bayi.

Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. pelayanan atau asuhan merupakan
cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara
dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya
dengan selamat dan bayi sehat.

Menurut Varney (1997), penatalaksanaan menajemen kebidanan sebagai proses pemecahan


masalah yang digunakan sebagai metode mengorganisasikan fikiran dan tindakan melibatkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk pengambilan
suatu keputusan yang berfokus pada klien.

B. Tujuan
Tujuan umum

Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas asuhan keperawatan
masa nifas.

1
Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui keadaan umum ibu post partum


2. Untuk mengetahui keadaan ASI
3. Untuk melihat proses involusi rahim ibu post partum
4. Untuk melihat kembalinya fungsi sistem pencernaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Masa nifas adalah suatu peride dalm minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya
peride ini tidak pasti sebagian besar menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu. Walaupun
merupakan masa yang relative tidak kompleks dibandingkan dengan kehanilan, nifas ditandai
dengan banyak perubahahan fisiologis. Masa nifas merupakan masa yang dimulai setelah lahir
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

B. TUJUAN
1. Deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
2. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
3. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat,
tak ada perdarahan abnormal, tak ada bau.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit

C. INDIKASI
Ibu pasca persalinan, mulai dari 24 jam pertama hingga 6 minggu.

D. BAHAN/ ALAT
1. Tensi
2. Stetoskop
3. Sarung tangan (handscoon)
4. Bengkok

E. PROSEDUR KERJA
1. Salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja

3
3. Menyiapkan peralatan
4. Menjaga privasy
5. Mencuci tangan secara efektif dan memakai handscoon.
6. Melakukan infrome consent
7. Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
a. Pemeriksaan tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan sementara
tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara spontan kanan darah
sebelum hamil selama beberapa hari bidan bertanggung jawab mengkaji resiko
preeklamsi pascaparum, komplikasi yang relatif jarang, tetapi serius, jika
peningkatan tekanan darah signifikan. Tekanan darah normal 120/80 mmHg
b. Pemeriksaan suhu
Suhu badan pasca persalinan (periode intrapartum) dapat naik lebih dari 0,5°C
dari keadaan normal dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum. Tetapi tidak
lebih dari 39°C sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan. Umumnya suhu badan
kembali normal. Bila lebih dari 38°C kemungkinan ada infeksi. Suhu Normal 36-37’C.
c. Pemeriksaan nadi
Denyut nadi meningkat selama persalinan akhir, kemabali normal setelah
beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan, dan
nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses ini. Nadi umumnya 60-80
x/menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi
dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan/penyakit jantung.
Apabila denyut nadi di atas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal dan
mungkin menunjukkan adanya infeksi atau hemoragi pascapartum lambat. Pada
nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu badan. Nadi normal 60-90
kali per menit.
d. Pemeriksaan pernafasan
Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam pertama
pascapartum. Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi

4
adanya kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, seperti eksaserbasi asma, dan
emboli paru. Nafas normal 16-24 kali permenit.
8. Mengatur posisi pasien tidur terlentang
9. Membuka pakaian atas pasien
10. Memeriksa payudara secara inspeksi dan palpasi
 inspeksi
a. Adanya pembesaran atau tidak
b. Putting susu menonjol atau tidak
c. Simetris atau tidak
d. Hiperpigmentasi atau tidak
e. Aerola bersih atau tidak
f. Pengeluaran kolostrum ada atau tidak
 palpasi
a. Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala, kemudian palpasi
payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya masa, benjolan yang
membesar, pembengkakkan ata abses.
b. Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga ketiak.
11. Menutup pakaian bagian atas dan membuka pakaian bagian perut
12. Memeriksa abdomen secara inspeksi
a. Periksa bekas luka jika operasi baru.
b. Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diatas pubis (involusi uteri).
c. Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan (konsistensi uterus)
13. Melakukan pemeriksaan involusi uterus FU dan kontraksi
Pengukuran involusi dapat dilakukan dengan mengukur TFU, kontraksi uterus dan juga
dengan pengeluaran lokia
14. Mengukur diastasis rektus abdominalis
a. Atur posisi wanita terlentang berbaring tanpa bantal dibawah kepala
b. Tempatkan ujung ujung jari salah satu tangan anda pada garis abdomen dengan ujung
jari telunjuk tepat pada bawah umbilikus dan jari yang lain berbaris longitudinal ke
bawah arah simpisis pubis

5
c. Minta wanita menaikkan kepalanya berupaya meletakkan dagunya di dada diantara
payudara. Pastikan tidak menekan tangannya ketempat tidur atau mencengkram matras
untuk embantu dirinya, karena hal ini mencegah penggunaan otot otot abdomen
d. Ketika wanita berupaya ketika wanita berupaya meletakkan dagunya diantara
payudara, tekan ujung ujung jari anda perlahan dekat ke abdomennya. Anda akan
merasaka otot otot abdomen layaknya 2 bebat karet mendekati garis tengah dari kedua
sisi
e. Ukur celah tersebut dengan jangka sorong ketika otot otot tersebut berkontraksi. Catat
jarak kedua celah
f. Minta wanita untuk menurunkan kepalanya
g. Ketika menurunkan kepala, otot abdomen akan bergerak lebih jauh memisah dan
kurang dapat dibedakan ketika ptpt relaksasi . ujung ujung akan mengikuti otot rectus
memisah ke sisi lateral masing masing abdomen
h. Ukur jarak antara kedua otot rectus ketika dalam keadaan relaksasi
i. Catat hasil pengukuran tersebut
15. Melakukan auskultasi bising usus
Letakkan diafragma stetoskop pada dinding abdomen, lalu pindahkan ke seluruh
bagian abdomen. Suara bising usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara didalam
usus. Frekuensi normalnya berkisar 5-34 kali/menit

16. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.


17. Merapikan dan membereskan alat.
18. Melakukan evaluasi

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa nifas atau puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Pada masa nifas
juga terjadi perubahan pada alat reproduksi yaitu pada serviks dan endometrium. Pada
psikologi ibu nifas juga terjadi perubahan yaitu masa taking in, taking hold, dan letting go.
Pada masa nifas TFU 2 jari di bawah pusat, pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebuh
setinggi 7 cm atas symfisis/ setengah sympisis pusat. Setelah 12 hari uterus sudah tidak teraba
lagi.
Pada masa nifas dapat terjadi masalah – masalah yang dapat berakibat fatal karena dapat
menyebabkan kematian ibu. Maka ibu perlu perhatian yang lebih banyak dimana seorang bidan
harus bisa memberikan dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Supriyadi, Teddy-Gunawan, Johanes. 1994. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Buku Kedokteran.

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai