Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA MENOPOUSE

DISUSUN OLEH :

1. DHIAPRIFAL DZUHRI (1702095)


2. KISMI HANDAYANI (1702107)
3. SITI NUR ASIYAH (1702119)

PRODI DIII KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA MENOPOUSE” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah maternitas.
Ucapan terimakasih kepada dosen Maternitas, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam hal struktur maupun penyusun
makalah ini., sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
baik.
Penulis menyadari dan penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dan kelemahan, untuk ini saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

Klaten, 30 september 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
KONSEP DASAR MENOPOUSE ............................................................................................ 2
A. Pengertian ....................................................................................................................... 2
B. Etiologi ............................................................................................................................ 2
C. Patofisiologi .................................................................................................................... 5
D. Tanda dan Gejala ............................................................................................................ 6
E. Pemeriksaan Diagnostik.................................................................................................. 7
F. Penatalaksanaan & Terapi Medis.................................................................................... 7
G. Pathways ....................................................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 12
KONSEP KEPERAWATAN .................................................................................................. 12
A. Pengkajian ..................................................................................................................... 12
B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................................. 14
BAB IV .................................................................................................................................... 16
PENUTUP................................................................................................................................ 16
KESIMPULAN .................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya.
Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar
seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai
melewati umur 50 tahun.
Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat
menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu
untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat
menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH)
serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses
menopause ini. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian menopause
2. Meningkatkan pengetahuan tentang menopause
3. Mengetahui patofisiologi menopause
4. Mengetahui konsep Asuhan Keperawatan Menopause

1
BAB II

KONSEP DASAR MENOPOUSE


A. Pengertian
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai
periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50
tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid
sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi.Masa
pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas.Pada premenopause timbul
kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti
panas, berkeringat dan palpitari, gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan
organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Menopause adalah tahap biologis dalam kehidupan seorang wanita ketika dia
tidak lagi lagi subur dan ditandai dengan berhentinya menstruasi.Menopause bukanlah
penyakit menopause adalah normal.Seorang wanita didefinisikan sebagai menopause
dimulai dari 1 tahun setelah menstruasi terakhir.

Anwar ruswana dkk.Asuhan Kebidanan Pada ibu menopause. 2017. Jakarta : Cv.
Sagung seto.

B. Etiologi
Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium yang
berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun
pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001).
Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan
atausatu tahun. Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48
hingga 52 tahun (Rachmawati, 2006).
Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogen mengakibatkan
penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit
juga akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi dan tidak adanya
darah kapiler berakibat permukaan vagina menjadi pucat.
a. Prematur Pembedahan

2
Jika kedua ovarium diangkat, menopause terjadi dengan segera.Gejala
yang dialami mungkin cukup parah walaupun hanya terjadi dalam waktu
singkat.Terapi sulih hormon diberikan tidak hanya untuk mencegah
timbulnya gejala, tetapi juga untuk membantu melindungi dari penyakit
kardivaskuler dan osteoporosis. Histerektomi (yaitu dengan
mempertahankan salah satu atau kedua ovarium) terbukti dapat
mempercepat usia terjadinya menopause pada beberapa wanita (Siddle et
al,,1987). Oleh karena itu, wanita tidak perlu diberi penjelasan yang
membuat mereka yakin bahwa ovarium mereka yang tidak diangkat dapat
tetap menjalankan fungsinya hingga usia normal menopause. Tenaga
kesehatan profesional sekarang harus mendengarkan dengan seksama
keluhan wanita.
b. Alami
Pada laki-laki, spermatogenesis terus berlanjut sampai tua, sedangkan pada
wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu
dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan
saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial folikel secara bermakna.
Pada saat seorang anak wanita lahir, primordial folikel tinggal 500.000
sampai 1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang
jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat berbeda pada setiap
wanita. Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak
100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya
memiliki 10.000 folikel. Penyebab berkurangnya jumlah folikel terletak
pada folikel itu sendiri. Seperti sel-sel tubuh yang lain, oosit juga
dipengaruhi oleh stres biologik seperti radikal bebas, kerusakan permanen
dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses
metabolisme tubuh. karena oosit selalu mengalami kendali mutu yang
ketat, oosit yang telah mengalami kelainan akan melalui proses apoptosis
(kematian sel yang terprogram). Bila jumlah primordial folikel mencapai
jumlah yang kritis, akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon, yang
berakibat terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik,
dan pada akhirnya terjadi oligomenorea. Bila sudah tidak tersedia lagi
folikel, berarti wanita tersebut telah memasuki usia pascamenopause.
Setiap wanita yang masih mengalami haid, meskipun sudah tidak teratur,

3
ovariumnya masih memiliki kurang lebih 1000 folikel dan kemungkinan
hamil selalu ada.
c. Iatrogenik
Menopause dini iatrogenik, yaitu disebabkan oleh pengaruh luar, seperti
kemoterapi atau radioterapi, dapat cukup traumatis, terutama jika wanita
tersebut berhasil menghadapi penyakit keganasan, tetapi harus menghadapi
menopause dini akibat pengobatan tersebut.Untuk memahami mengapa
terjadi menopause, mengapa dan bagaimana menopause itu mempengaruhi
perempuan, pertama-tama kita harus memiliki pemahaman dasar tentang
sistem endokrin perempuan.Sistem endokrin adalah sistem yang mengatur
semua zat penting didalam tubuh perempuan yang dikenal sebagai
hormon.Dua hormon penting yang dihasilkan perempuan adalah esterogen
dan progesteron.Salah satu bagian tubuh perempuan yang menghasilkan
hormon estrogen adalah indung telur.Keduanya berfungsi dan diperlukan
untuk pelepasan jaringan dinding rahim. Meskipun saling berhubungan
dan berkaitan satu sama lain, hormon-hormon ini berbeda.
Faktor Predisposisi
a. Usia saat haid pertama kali ( menarche )
Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang
dalam usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi
semakin lama.
b. Faktor psikis
Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat
mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan
mereka yang tidak menikah dan tidak bekerja.Hal ini sangat
mempengaruhi keadaan psikis wanita.
c. Jumlah anak
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan
banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami
penuaan dini dan mereka makin dekat dengan masa menopause.
d. Usia melahirkan
Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam
usia yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka
semakin lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini

4
disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan
di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambannya proses
sistem kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses penuaan
dini
e. Pemakaian kontrasepsi
Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi
seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause.
f. Merokok
Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak
penyakit.Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami
masa menopause.
g. Sosial ekonomi
Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai
penyebab menopause.Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal
mengungkapkan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial
ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan.

Anwar ruswana dkk.Asuhan Kebidanan Pada ibu menopause. 2017. Jakarta : Cv.
Sagung seto.

C. Patofisiologi
Pada usia ≥ 51 tahun, sel granulosa ovarium tidak lagi berfungsi menghasilkan
ovulasi karena usia sel menua, tidak berespon dengan rangsangan hormone FSH, FSH
akan naik ≥25 u/I menandakan masuk masa menopause.
Pada masa ini terjadi perubahan karena ada penurunan hormone estrogen,
sehingga berbagai keluhan dapat dirasakan.Bagi beberapa perempuan keluhan
tersebut sangat menganggu aktivitas kegiatan sehari-hari dan keharmonisan rumah
tangga. Keluhan dan ketidaknyamanan yang terjadi sering disebut “sindrom
klimakterik”. Periode menopause ini umunya dimulai pada usia 40 tahun.
Menopause merupakan kejadian normal dalam hidup perempuan dan ditandai
dengan berakhirnya menstruasi selama 12 bulan. Beberapa hasil studi tentang
kesehatan perempuan pada usiamenengah (middle-age) menunjukan bahwa sebagian
besar perempuan menyatakan menopause adalah pengalaman negative. Pada masa ini
banyak keluhan muncul yang disebabkan factor biologis, psikologis, dan social

5
budaya. Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi saat ini dapat menimbulkan stress
yang berlebihan.
Menopause dapat terjadi secara alami ataupun karena alasan mdis, disebut
menopause dini ketika terjadi pada usia ≤ 40 tahun. Di Amerika Serikat, terjadi pada
sekitar 1% wanita. Menopause dini yang tidak diinduksi dapat terjadi karena genetic,
metabolisme, autoimun. Menopause dini harus dievaluasi secara menyeluruh.

Anwar ruswana dkk.Asuhan Kebidanan Pada ibu menopause. 2017. Jakarta :


Cv. Sagung seto.

D. Tanda dan Gejala


Tanda Awal Menopause
a. Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah :
merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut
tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan
menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan
(orgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu,
merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
b. Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit.Lemak
bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan
lembek.Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan
menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi
sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus
menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus
halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar
berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa
kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi
(infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk
dirangsang.Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.Perubahan pada tulang
terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid.Tulang mengalami

6
pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi
patah tulang terutama terjadi pada persendian paha.
Gejala menopause meliputi:
a. Hot Flushes
b. Gangguan tidur
c. Sakit Kepala
d. Penurunan memori
e. Vagina kering
f. Penurunan libido
g. Masalah penuaan kulit
h. Sulit menahan berkemih
i. Kesulitan dalam menurunkan berat badan
j. Sakit lutut
k. Rambut rontok
l. Mata gatal dan berair
m. Masalah pada gigi dan gusi

Anwar ruswana dkk.Asuhan Kebidanan Pada ibu menopause. 2017. Jakarta : Cv.
Sagung seto.

E. Pemeriksaan Diagnostik
Tanda-tanda dan gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan
wanita telah mulai melewati transisi menopause. Jika wanita mempunyai keluhan
mengenai menstruasi tidak teratur atau hot flashes dapat memeriksakan ke dokter.
Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat dilakukan dengan cara
memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen (estradiol)
dengan tes darah. Dikatakan menopause, jika hormon FSH dan estradiol menunjukan
tingkat penurunan.Dokter mungkin juga merekomendasikan tes darah untuk
menentukan tingkat kemampuan thyroid-stimulating hormone, karena hypotiroidisme
dapat menyebabkan gejala mirip dengan menopause.

F. Penatalaksanaan & Terapi Medis


Untuk mengatasi keluhan-keluhan yang ada, para wanita dalam menopause
dapat datang ke dokter penyakit dalam untuk memeriksa kemungkinan terjadinya

7
arteriosklerosis dan osteoporosis.Seorang ahli jiwa dapat membantu para wanita
menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan yang terjadi pada menopause.
Secara medik dasar penatalaksanaan menopause meliputi :
a. Penatalaksanaan umum meliputi wawancara dan pendidikan.
Dalam langkah pertama ini perlu ditekankan pada penderita bahwa berlalunya
masa ini dalam kehidupan tidak berarti berakhirnya kehidupan yang baru
hubungan antara penderita dengan dokter yang saling percaya mempercayai akan
dapat memberikan sokongan yang besar dalam mencegah terjadinya banyak salah
paham sehubungan dengan masalah yang peka ini. Penanganan non spesifik lain
dapat berupa psikoterapi pendidikan dan penyebarluasan pengetahuan tentang
menopause ini bahwa menjadi tua adalah wajar
b. Pengobatan gejala hormonal
Gejala-gejala menopause yang cukup berat harus diobati secara selektif
dengan medika mentosa (obat-obatan) yang sesuai dengan keadaan perorangan.
Dalam prakteknya pengobatan akan sangat ditunjang oleh latihan-latihan jasmani
yang teratur. Istirahat yang cukup, serta diet yang sesuai.Pemberian obat penenang
sebagai usaha mengatasi masalah tidak dianjurkan.
c. Pengobatan hormonal
Walaupun menopause merupakan peristiwa normal, namun merupakan pula
suatu keadaan kekurangan hormon.Sasaran dalam pengobatan ini adalah
mengembangkan keseimbangan hormonal oleh karena itu sebagai tambahan
langkah pertama dan kedua kekurangan estrogen harus diperbaiki pula, obat-
obatan yang dipakai tersedia dalam bentuk tablet.
d. Pembedahan
Sekitar 40-70% wanita yang mengalami perdarahan abnormal sebelum
menopause akan sembuh dengan tindakan kureta sel (pengerokan selaput lendir
rahim) dan tidak membutuhkan pengobatan hormon pengganti tergantung hasil
pemeriksaan. Secara mikroskopis menunjang. Proses yang buruk kadang-kadang
harus dilakukan pengangkatan rahim. Ada atau tidak keluhan dalam menopause,
hendaknya wanita merencanakan untuk diperiksa secara berkala, paling sedikit
enam bulan sekali pemeriksaan ini penting sekali untuk mengetahui dan
mengobati adanya kelainan yang mungkin terjadi pada usia 40 an,khususnya
keganasan. Banyaknya kelainan-kelainan yang ada dapat disembuhkan dengan
pengobatan sederhana, terutama bila diketahui dini (Bromwich, 1992).

8
Terapi Hormon
Hormone pengganti merujuk kepada penggunaan hormone bio-identik yang
secara kimiawi dibuat mirip dengan hormo yang diproduksi tubuh wanita.
Penggantian ekstrogen selalu dikombinasikan dengan progesterone, dan keduanya
memiliki efek yang sama dengan hormone alami. Ekstrogen adalah hormone untuk
mengontrol sistem reproduksi, hormone ini juga memengaruhi bagian tubuh lainnya
seperti tulang, pembuluh darah, jantung dan otak.Sebagian besar estrogen dibuat di
indung telur.Sebagai kecil estrogen tambahan dihasilkan oleh jaringan parifer seperti
lemak.Wanita yang terkena menopause memerlukan hormone progesterone terutama
untuk mencegah hyperplasia endometrium dan kanker endometrium.Progesterone
menghalangi sintesis DNA, pembelahan sel, dan mengurangi reseptor estrogen.
Hasil dari hormone pengganti, antara lain:
a. Mengurangi depresi, kelelahan, mengigil dan susah tidur
b. Meningkatkan kelembaban kulit, mengurangi peradangan pada kulit, rambut
yang lebih tebal dan berkilau
c. Meningkatkan konsentrasi dan daya ingat
d. Meningkatkan kepadatan tulang saat digunakan bersamaan dengan kalsium
dan olahraga teratur
Terdapat beberapa kontraindikasi pengunan terapi hormone pada ibu menopause,
yaitu pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit hati akut,
penyakit arteri coroner, thrombosis vena dan kanker endometrium. Terapi hormone
adalah obat yang paling sering digunakan untuk mengobati hot flushes dan sindrom
genotourinari menopause (GSM), yang meliputu kekeringan vagina, setelah
menopause. Untuk hot flushes, hormone diberikan dalam pil, patch, semprotan, gel,
atau cincin vagina yang dapat memberikan hormone diseluruh tubuh lebih dikenal
sebagai terapi “sistemik”.Untuk gejala urogenital, hormone diberikan dalam bentuk
cream, pil, atau cincin yang dimasukan kedalam vagina.Terapi estrogen vagina untuk
GSM pada wanita menopause diberikan dalam vagina dan efektif untuk jaringan baik
melembabkan dan regenerasi jaringan.Sangan sedikit masuk kedalam sirkulasi darah,
sehingga resiko yang muncul jauh lebih rendah.
Efek samping hormone pengganti, antara lain:
a. Pendarahan pada vagina terjadi cukup sering dan menyebabkan beberapa
wanita berhenti menggunakan program HRT

9
b. Nyeri di dada muncul selang beberapa hari setelah menerima hormone
pengganti
c. Sakit kepala migren
d. Berat badan bertambah

10
G. Pathways

11
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas Klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status
pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, Tanggal MRS, Tanggal
Pengkajian, Diagnosa medis
Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan
keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Keluhan Utama : alasan kenapa pasien memutuskan untuk datang ke RS
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah dialami dan tindakan pengobatan yang dilakukan?Penggunaan
obat?Pernah dirawat/dioperasi? Lamanya dirawat? Alergi?Status imunisasi?Riwayat
kehamilan dan persalinan
d. Riwayat penyakit sekarang:
- Provocatif atau paliatif: Apa yang menyebabkan gejala dan apa yang
menguranginya.
- Quality/quantity: Bagaimana rasanya, tampilannya, atau suaranya?Bagaimana
anda merasakan sekarang?
- Regio / Radiasi:Di bagian mana gejala dirasakan?Bagian kepala, bercak
diseluruh tubuh, edema pada kelopak mata Apakah menyebar?
- Saveruty / Keparahan (scala) : Bagaimana intensitasnya (skala)?Bagaimana
pengaruhnya terhadap aktivitas?
- Time / Waktu : Kapan hal itu mulai timbul dan bagaimana terjadinya?Berapa
lama terjadinya?Frekwensi?Durasi
e. Riwayat Psikososial
Meliputi bahasa yang sering digunakan, persepsi pasien tentang penyakitnya konsep
diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran diri, personal identity, keadaan emosi,
perhatian terhadap orang lain/lawan bicara, hubungan dengan saudara,
kegemaran/hobby, mekanisme pertahanan diri, danj interaksi sosial.
f. Pola Kebiasaan sehari-hari meliputi:
a. Pola nutrisi

12
Sebelum dan sedah sakit disini yang harus dikaji adalah frekuensi,jumlah,jenis nafsu
makan sebelum dan setelah sakit harus di kaji apakah ada perubahan
b. Pola eliminasi
Sebelum sakit Yang harus dikaji adalah frekuensi,waktu,konsitensi, waarna, BAB
terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji sebelum sakit adalah frekuensi,
warna dan bau.
Saat Sakit: yang harus dikaji pada BAB adalah frekwensi,waktu, konsistensi, warna,
BAB terakhir, penggunaan pencahar, riwayat perdarahan, terdapat ada tidaknya
diare, sedangkan pada BAK yang harus dikaji adalah frekwensi,warna, bau, jumlahj,
nyeri/rasa terbakar, riwayat penyakit ginjal/kandung kemih,penggunaan
deuretika,penggunaan alat bantu, adanya penyakit saluran kemih dll.
c. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Sebelum sakit : Kegiatan dalam pekerjaan, jenis olahraga dan frekwensinya
Saat Sakit: kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum,
mobilisasi, ambulasi, dilakukan secara mandiri , di bantu sebagian, perlu bantuan
orang lain, menggunakan alat atau tidak mampu sama sekali.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit: harus dikaji waktu tidur, waktu bangun, masalah tidur, hal-hal yang
mempermudah tidur, hal-hal yang mempermudah bangun.
Saat sakit: harus dikaji waktu tidur, waktu bangun, masalah tidur, hal-hal yang
mempermudah tidur, masalah tidur.
e. Pola Kebersihan
Sebelum sakit: Mandi (x/hari),keramas (x/minggu), ganti pakaian (x/hari), sikat gigi
(x/hari), memotong kuku( x/minggu).
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda vital : Tensi, RR, nadi,suhu, BB, T
c. Pemeriksaan ABC Head to toes
- Kepala dan rambut
- Mata
- Hidung
- Telinga
- Mulut, Gigi, Lidah, tonsil, dan Pharing
- Leher dan tenggorkan

13
- Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi,
payudara dan ketiak, abdomen
- Ekstremitas/ muskoluskletal
- Genetalia dan anus
- Integumen
- Neurologi
B. Diagnosa Keperawatan
a. Difungsi Seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual
Tujuan : Mengakui dan menerima identitas seksual personal.
Kriteria hasil:
 Klien mampu menunjukan perasaan yang jelas tentang orientasi seksual
 Klien mampu mencari dukungan social
 Klien mampu menggunakan pencegahan untuk meminimalkan resiko
berhubungan dengan aktifitas seksual
Intervensi Rasional
Dorong pasien untuk Mendorong pasien untuk mengungkapkan ketakutan dan
mengungkapkan ketakutan untuk bertanya mengenai fungsi seksual
dan untuk bertanya
mengenai fungsi seksual

Tentukan durasi difungsi Menentukan durasi difungsi seksual dan penyebab


seksual dan penyebab potensial
potensial
Monitor timbulnya stress, Memonitor timbulnya stress, kecemasan, dan depresi
kecemasan, dan depresi sebagai kemungkinan penyebab dari disfungsi seksual
sebagai kemungkinan
penyebab dari disfungsi
seksual

Diskusikan bentuk Mendiskusikan bentuk alternative ekspresi


seksual yang dapat diterima pasien sesuain kebutuhan
alternative ekspresi
seksual yang dapat
diterima pasien sesuain

14
kebutuhan

b. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang


alternative yang berhubungan dengan seksual
Tujuan: Dapat menerima perubahan pola seksualitas
Kriteria hasil :
 Klien mampu menunjukan kenyaman dengan orientasi seksual
 Klien mampu menginterprestasikan orientasi seksual dalam peran kehidupan
 Klien mampu menggambarkan sistem nilai seksual perorangan
Intervensi Rasional
Berikan privasi dan jaminan Memberikan privasi dan jaminan
kerahasiaan kerahasiaan

Instruksikan pasien untuk Menginstruksikan pasien untuk


menggunakan medikasi dan alat untuk menggunakan medikasi dan alat untuk
meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan untuk melakukan
melakukan aktivitas social sesuai aktivitas social sesuai kebutuhan
kebutuhan
Dahului pertanyaan tentang Mendahului pertanyaan tentang seksualitas
dengan mengatakan bahwa banyak orang
seksualitas dengan mengatakan bahwa
yang mengalami kesulitan seksual
banyak orang yang mengalami
kesulitan seksual
Libatkan pasangan pasien pada saat Libatkan pasangan pasien pada saat
konseling sesering mungkin, sesuai konseling sesering mungkin, sesuai
kebutuhan kebutuhan

15
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Monopause ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.Diagnosis


menopouse dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu
tahun.Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan
pendarahan yang berkurang.Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi oleh
keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan


Keluarga, Edisi 18. Jakarta: EGC
2. Nanda (2015).Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2015-2017 edisi 10
editor T Heather Herdman,Shigemi Kamitsuru Jakarta : EGC
3. Wilkinson,J., & Ahern, n. R. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9.
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC , Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
4. Anwar ruswana dkk.Asuhan Kebidanan Pada ibu menopause. 2017. Jakarta : Cv.
Sagung seto.

17

Anda mungkin juga menyukai