Anda di halaman 1dari 11

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Pengertian

Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen setiap kali
bernafas masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
kardiovaskuler dan keasaan hematologi.

Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah yang membawa oksigen dari


sirkulasi paru sisi kiri jantung dan jaringan serta mengalirkan darah yang tidak
mengandung oksigen ke sistem pulmoner. Pemenuhan kebutuhan oksigen dapat
dilakukan dengan menggunakan kanula masker. Fisioterapi dada dan cara
penghisapan lendir (suctan) tujuan pemberian oksigenasi adalah untuk
mempertahankan oksigenasi yang adekuat pada jaringan.

B. Patofisiologi

Patofiologi secara umum fungsi sistem jantung ialah menghantarkan


oksigen, nutrilen dan subtansi lain ke jaringan dan embuang produk sisa
metabolisme seluler melalui pompa jantung, sistem vaskuler, sirkulasi dan
integritas sistem lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggu disebabkan
oleh penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama jantung, kekuatan
kontruksi, aliran darah melalui kamar pada jantung, di aliri darah melalui
miokard terjadi bila suplai darah ke miokard terjadi bila suplai darah ke
miokard dari arteri koroner tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan oksigen
organ. Selain itu perubahan fungsi pernapasan juga menyebabkan suatu
kondisi ventilasi yang lebih, yang diproduksi melalui metabolisme seluler.
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi yang lebih yang diproduksi melalui
metabolisme seluler, atau memenuhi kebutuhan oksigen tubuh akan
mengeliminasi CO2 secara adekuat. Apabila ventilasi alveora menurun, maka
paCO2 akan meningkat. Sementara hipoksia adalah oksigen yang tidak
adekuat pada tingkat jaringan.

C. Anatomi Fisiologi

Peristiwa bernapas terdiri dari :

a. Menghirup udara ( inpirasi ) adalah terjadi aliran udara dari sekeliling masuk
melalui saluran pernapasan sampai ke paru-paru.

b. Menghembuskan udara ( ekspirasi ) adalah suatu gerakan pasif terjadi relaxy otot
pernapasan.
Proses pemenuhan oksigen

1. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen daro atmosfer ke dalam


alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Faktor yang mempengaruhi :

- Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer

- Adanya kondisi jalan napas yang baik

- Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru

2. Difusi

Difusi gas merupakan petukaran antara oksigen dari alveoli ke kapiler paru-
paru dan karbondioksida dari kapiler alveoli. Faktor yang mempengaruhi :

- Luasnya permukaan paru

- Tebal membrane respirasi

- Perbedaan tekanan dan konsentrasi oksigen

3. Transportasi Gas

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian oksigen kapiler ke jaringan


tubuh dan karbondioksida jaringan tubuh ke kapiler. faktor yang
mempengaruhi :

- Curah jantung

- Kondisi pembuluh darah


D. Pathway

Sesak nafas ( dispnea )


E. Manifestasi klinis

1. Suara napas dtidak normal

2. Perubahan jumlah pernapasan

3. Batuk disertai dahak

4. Penggunaa otot tambahan pernapasan

5. Dipsnea

6. Penurunan pengeluaran urine

7. Penurunan ekspansi paru

8. Tarkhipnea

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Paru

Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara


efisiensi.

2. Pemeriksaan gas darah arteri

Untuk memberikan informasi tentang difusi gas.

3. Oksimetri

Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler.

4. Pemeriksaan sinar X dada

Untuk mengukur pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur dan proses abnormal.

5. Bronkoskopi

Untuk memperoleh sampel blospsy.

6. Endoskopi

Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

7. Fluoroskopi

Untuk mengetahui mekanisme radio pulmonal.

8. CT – Scan

Untuk mengidentifikasi adanya masa abnormal.


Pemeriksaan Fisik

a. Mata :

 Konjungtiva pucat (karena anemia)

 Konjungtiva sinosis (karena hipoksia)

 Konjungtiva (terdapat emboli lemak)

b. Kulit ( Sianosis perifer, penurunan turgor, edema )

c. Jari dan kuku ( sianosis, clubbing finger )

d. Mulut dan bibir

 Membran mukosa sianosis.

 Bernapas dengan mengerutkan mulut.

e. Hidung ( bernapas dengan cuping hidung )

f. Vena leher ( adanya distensi atau bendungan )

g. Dada

 Retralesi otot bantu pernapasan.

 Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.

 Suara napas normal vesikuler, bronchovaskuler bronchial

 Suara napas tidak nomal creklerir, ronkhi, wheezing

 Bunyi perkusi resonan, wiperesonal, dullnes

h. Pola Pernapasan

 Pernapasan normal ( Gupnea )

 Pernapasan cepat ( Tacypnea )

 Pernapasan lambat ( Bradypnea )


G. Penatalaksanaan medis atau terapi

a. Membersihkan jalan napas tidak efektif

 Pembersihan jalan napas

 Latihan batuk efektif

 Suctioning

 Jalan napas buatan

b. Pola nafas tidak efektif

 Atur posisi pasien ( semi fowler )

 Pemberian oksigen

 Teknik bernapas dan relaksasi

c. Gangguan pertukaran gas

 Atur posisi pasien ( posisi fowler )

 Pemberian oksigen

 Suctioning

H. Fokus pengkajian keperawatan

Riwayat keperawatan

a. Masalah pernapasan yang pernah dialami

 Pernah mengalami pola pernapasan

 Pernah mengalami batuk dengan sputum

 Pernah mengalami nyeri dada

 Aktivitas yang menyebabkan terjadi gejala

b. Riwayat penyakit pernapasan

 Mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC

 Frekuensi setiap kejadian


c. Gaya Hidup

 Merokok, keluarga perokok

 Lingkungan kerja dengan perokok

I. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihnya jalan napas tidak efektif berhubungan dengan abstruksi jalan napas

b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi dan hipoventilasi

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi


ventilasi

Penjelasan :

a. Definisi bersihnya jalan napas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan


sekresi atau abstruksi saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas
yang bersih.

Batasan Karakteristik

 Batuk yang tidak efektif

 Dispnea

 Gelisah

 Kesulitan verbalisasi

 Mata terbuka lebar

 Ortopnea

 Penurunan bunyi napas

 Perubahan frekuensi napas

 Perubahan pola napas

Faktor yang berhubungan

 Lingkungan : perokok, perokok pasif, terpajan asap

 Abstruksi jalan napas : adanya jalan napas buatan, mokus berlebihan,


penyakit paru obstruksi kronis

 Fisiologis : asma, infeksi, jalan napas alergik


b. Definisi ketidakefektifan pola napas adalah inspiras dan atau ekspirasi yang
tidak memberi ventilasi adekuat.

Batasan Karakteristik

 Bradipnea

 Dispnea

 Fase ekspirasi memanjang

 Ortopnea

 Takipnea

Faktor yang berhubungan

 Anseitas

 Cedera medula spinalis

 Hiperventilasi

 Keletihan

 Nyeri

c. Definisi gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau defisit oksigenasi dan
atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolar-kapiler

Batasan Karakteristik

 Diaforesis

 Dispnea

 Gangguan penglihatan

 Gelisah

 Hiperkapnia

 Hipoksemia

 Hipoksia

Faktor yang berhubungan

 Ketidakseimbangan ventilasi perfusi

 Perubahan membaran alveolar – kapiler


J. Perencanaan

1. - Bersihnya jalan napas tidak berefektif berhubungan dengan obstruksi jalan


napas.

- Tujuan dan kriteria hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien


diharapkan bersihan jalan napas efektif sesuai dengan kriteria hasil :

a. Menunjukan jalan napas bersih

b. Suara napas normal tanpa suara tambahan

c. Mampu melalukan perbaikan bersihan jalan napas

- Intervensi

a. Memberikan posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler

b. Mengauskultasi dada untuk karakter bunyi napas dan adanya secret

c. Kolaborasi penggunaan nebulizer

2. - Ketidakefektifan pola napas

- Tujuan dan kriteria hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan


pola napas efektif sesuai dengan kriteria hasil :

a. Menunjukkan pola napas efektif dengan frekuensi napas 16-20


kali/menit dengan irama teratur

b. Mampu menunjukkan perilaku peningkatan fungsi paru

- Imtervensi

a. Mengkaji frekuensi pernapasan pasien

b. Meninggikan kepala dan bantu mengubah posisi

c. Mengajarkan teknik bernapas dan relaksasi yang benar

d. Kolaborasi dalam pemberian obat

3. - gangguan pertukaran gas

- Tujuan dan kriteria hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan


gangguan pertukaran gas sesuai dengan kriteria hasil :
a. Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

b. Tidak ada sianosis

- Intervensi

a. Mengauskultasi dada untuk kateter bunyi napas dan adanya secret

b. Menganjurkan untuk bedrest batasi dan bantu aktivitas sesuai


kebutuhan

c. Mengajarkan teknik bernapas dengan relaksasi yang benar

d. Memberikan posisi yang nyaman seperti semi fowler

K. Evaluasi

a. Diagnosa bersihkan jalan napas tidak efektif

Menunjukkan adanya kemampuan dalam :

- Menunjukan jalan napas pasien bersih

- Tidak ada suara tambahan

- Melakukan perbaikan bersihan jalan napas

b. Diagnosa ketidakefektifan pola napas

Menunjukan adanya kemampuan dalam :

- Pola napas efektif dengan frekuensi dan kedalaman napas

- Tidak ada sianosis

c. Dioagnosa gangguan pertukaran gas

Menunjukkan adanya kemampuan dalam :

- Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

- Tidak ada gejala distres pernapasan

Anda mungkin juga menyukai