Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh
1. Anwar syahida()
2. Faris Almajid (1702103)
3. Ratriawan Adi P.
4. Zogy Pangestu

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkankepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan BBL

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah maternitas. Dalam
penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bimbingan yang sangat berguna. Maka tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada pengampu mata kuliah maternitas yang saya hormati

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pelayanan bayi baru
lahir. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar bisa dijadikan pertimbangan demi
terwjudnya makalah yang lebih baik

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1
B. TUJUAN .................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
KONSEP DASAR ................................................................................................................................. 2
A. PENGERTIAN .......................................................................................................................... 2
B. ETIOLOGI ................................................................................................................................ 2
C. PATOFISIOLOGI .................................................................................................................... 2
D. TANDA DAN GEJALA............................................................................................................ 5
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ............................................................................................ 6
F. PENATALAKSANAAN ........................................................................................................... 7
G. PATHWAY............................................................................................................................ 9
BAB III................................................................................................................................................. 10
KONSEP KEPERAWATAN ............................................................................................................. 10
A. PENGKAJIAN ........................................................................................................................ 10
BAB IV ................................................................................................................................................. 21
PENUTUP............................................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSATAKA ....................................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan lahir
dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000 gram. Neonatus (BBL) adalah masa
kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature anak.
Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung
pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling
besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua system
organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan
hepar. Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi BBL
2. Untuk mengetahui bounding attachement BBL
3. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui adaptasi BBL
5. Untuk mengetahui cara pemberian ASI pada BBL
6. Untuk mengetahui kebutuhan BBL
7. Untuk mengetahui pemeriksaan bagi BBL
8. Utuk mengetahui pengobatan bagi BBL
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan BBL
10. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari BBL

1
BAB II
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan
2.500-4.000 gram (Vivian, N.L.D, 2010). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram (Depkes, RI, 2005)
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai 4 minggu lahir biasanya
dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, DL, 2003). Jadi asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri
hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

B. ETIOLOGI
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. PATOFISIOLOGI
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta
Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat
dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya
tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan
oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya
surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen
tertahan di dalam.Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abdominal Sedangkan respirasi setelah beberapa
saat kelahiran yaitu 30 – 60 x/menit.

2
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta
masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke
vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang
miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan
dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen
ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.Absorpsi air ketuban terjadi
melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir
simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur
(belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum
aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide
Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi
dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus fisiologis.

5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan

3
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi
daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin
tanpa kontak secara langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti
yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin
dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru
lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah
dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk
sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.
Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif
kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat
bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada
janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru
terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih
sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar
kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi

4
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada
traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan,
imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A,
Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan
pasif dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur kulit
ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan
erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak
sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari nilai
normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 –
7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung
sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu
kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran
tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk
kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak
terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku
jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup
bulan.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 – 4000 gram

5
3. Panjang lahir 48 – 52 cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
15. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang.
16. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang
,serta labia mayora menutupi labia minora.
17. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
18. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
19. Refleks grasping sudah baik
20. Refleks morro
21. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai
61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-
antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

6
F. PENATALAKSANAAN
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir,
adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan hidung,
rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa
steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain.
2. Memotong dan Merawat Tali pusat di potong sebelum atau sesudah plasenta lahir
tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril
dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi pendarahan dapat dibuat
ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau
povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut digantu setiap hari
dan atau setiap tali basah/ kotor. Sebelum memotong tali pusat telah diklem dengan
baik, untuk mencegah terjadinya pendarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi
resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara
hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah
dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam
bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di
kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.

7
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak
mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal
lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di setiap tempat
tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir
yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru

8
G. PATHWAY

Bayi baru lahir

Perubahan Fisiologis

Sistem respirsai S.kardiovaskular S.Gastrointestinal Termoregulasi Pemotongan Tali Pusat

Sistem respirasi alveolus terisi O2 Asam lambung adaptasi hangat ke port de entry bacteri
dingin
Hipoksia, tekanan resistensi vascular kolik meningkatkan panas resiko
Resikoinfeksi
Infeksi
Rongga dada paru
Kegagalan peningkatan
Peningkatan
Merangsang saraf tekanan pylmonalis distress antara aktivitas otot panas
suhu tubuh
pernafasan waktu makan
menangis, Hipotermi
pegeluaran cariran aliran darah paru resiko nutrisi menggigil Hipertermi
paru masuk jantung kurang dari
kebutuhan tubuh
ketidakefektifan gangguan perfusi Resiko
Ketidakefektifan Gangguan
Cedera
bersihan jalan Perfusi jaringan
napas

9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum

MRS19-5-2008 PUKUL 11.00, dengan diagnosis mdiedis BBLC No.register 234567, tanggal
pengkajian 19-5-2008 pukul 11.00.WIB

2. Data Demografi

Bayi X perempuan, lahir 19 Mei 2008 pukul 10.50, ibu Ny X islam,jawa,SD,Ibu rumah tangga
,ayah Ny S 25 tahun,islam ,jawa,swasta,penghasilan Rp1.000.000 perbulan, jember .

3. Riwayat Keperawatan

RPS: Lahir pukul 10.45.dengan section caesarea indikasi CPD, AS7-8, BB 300 gr,PB 50
cm,.ketuban jernih

Riwayat perinatal:status paritas ibu P1-1 A0,ANC 6X di PKM,BB awal hamil 55 kg, BB akhir
kehamilan 67 kilo keluhan mual mual selama hamil 2 bulan ,hanya biasa makan pagi saja
kadang kadang siang .pernah mendapatkan terapi Fe,Kalk ,fitamin C.lahir dalam umur
kehamilan 9 bulan.

4. Riwayat imunisasi:Status BBL

Riwayat tumbang: status BBL

Riwayat keluarga:anak ke satu dari keluarga dengan tipe keluarga inti.

5. Pola Fungsi kesehatan

Tidak ada kebiasaan ke dukun /tabib. Rencana lahhir di bidan, tetapi karena pinggulnya sempit,
kemudian oleh petugs kesehatan di sarankan melahirkan di RS.

Meconium belum keluar, aktifitas aktif, menangis keras. Skala ketergantungan 5.seksualitas:
bayi masuk fase oral.hubungan dengan orang tua:bayi termasuk anak yang di inginkan.Koping
keluarga selama anak di rawat di ruang perinatologi baik biasa, menerima kondisi anak ,dan
berusaha untuk mendapat perawatan yang tepat .keluarga kooperatif terhadap tindakan
keperawatan yang akan di lakukan dengan menandatangani informet consent.

10
6. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis suhu 36,50 C ,nadi 150x/m ,RR 32X/m PB
50cm, LK34cm, LD32cm LLA9 cm, BB saat ini 3000gr, Ballard score 38 minggu (terlampir),
lanugo bersih verniks sangat minimal.

Kepala: UUB belum menutup datar, lunak, berdenyut: sutura sagitalis tampak: rambut gundul:
alis mata ,hitam merata, simetris: mata simetris bersih,jarak kantus mata 1,5 cm: kelopak mata
tidak edema: bulu mata warna hitam: konjung tiva merah muda: seklera putih: lidah
bersih,merah muda: mukosa bucal bersih: palatum utuh: gusi bersih,merah muda; gigi tidak
ada yang tumbuh, bibir bersih, dan utuh, lembab, warna merah cherry: sudut mulut utuh: daun
telinga simetris tulang rawan terbentuk utuh, setinggi garis khayal sudut mata, bersih: liang
telinga bersih dan kering.leher tidak ada pembesaran, trachea terletak di temgah

Dada: bentuk bundar, ictus cordis tidak tampak, gerakan fremitus raba menyebar rata, perkusi
sonor,ICS 3-4 diameter 1cm, suara nafas vesikuler,tidak ada suara nafas tambahan,BJ 1-2
tunggal

Perut flat, soepel, gerakan napas regular,tali pusat basah dan bersih,bising usus (+), hepar
teraba setengah cm jari bawah arcus costae ,tugor kulit <1 detik, perkusi timpani.

Ekstermitas utuh kulit bersih, kemerahan, jari–jari lengkap, akral dingin. anus dan genetalia:
bersih,anus ada,meconium belum keluar,labia mayora menutupi labia minora

Hasil pemeriksaan fisik pada ibu: TB:155 cm,BB 58 kg,LILA 29 cm, konjungtiva merah muda,
payudara lunak, ASI keluar sedikit masih encer

7. Pemeriksaan Refleks Primitif

REFLEKS HASIL PEMERIKSAAN


Mata Berkedip(+)
Reaksi pupil(+),isokor
Hidung Bersin(+)
Glabella(+)
Mulut dan tenggorokan Menghisap(+)kuat
Rooting(+)
Ekstruksi(+)

11
Ekstermitas Menggengam(+)kuat
Babinski(+)
Tubuh Morro(+)
Perez(+)
Tonik leher(+)
Melangkah(+)simetris
Plancing(+)
Pemeriksaan Skala Ballard Baru

a. Maturitas Neuromuskuler
ITEM KONDISI BAYI NILAI
Postur Fleksi tangan dan kaki 4
Sudut pergelangan tangan 45 2
Membaiknya lengan 90 3
Sudut popliteal 110 3
Tanda selempang Siku tidak mencapai garis tengah 4
Tumit ke telinga Lutut fleksi 4
TOTAL 20

b. Maturitas Fisik

ITEM KONDISI BAYI NILAI

Kulit Daerah pucat retak-retak, vena jarang 3


Lanugo Menghilang 3
Lipatan plantar Lipatan diseluruh telapak 4
Payudara Areola jelas, tonjolan 3-4 mm 3
Daun telinga Bentuk sempurna, membalik seketika 3
Alat kelamin Klitoris dan labia minora ditutupi labia mayora 4
TOTAL 20
Tabel 84. Maturitas Fisik

12
Totas scora = 40, umur kehamilan 40 mingggu = ATERM

Berat badan = 3000 gr = sesuai masa kehamilan

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

ANALISIS DATA
TANGGAL PENGELOMPOKAN DATA MASALAH KEMUNGKINAN
PENYEBAB
19-5-2018 DS: - Oksigenasi
DO: AS 7-8, napas spontan, adekuat
suara napas bersih.
DS: - Risiko Perubahan
DO: kulit kemerahan, akral hipotelemi lingkungan intra
dingin, lanugo tidak ada, uterin ke ekstra
vemik tidak ada uterin
DS: - Nutrisi adekuat
DO: BB lahir 3000 g, PB 50
cm, LK 34 cm, LD 32 cm,
LLA 9 cm
DS: - Risiko infeksi Luka terbuka
DO: Tali pusat basah dan umbilikus
bersih, warna kepucaran
DS: - Perilaku adaptif
DO: Penerimaan selama anak terhadap
dirawat baik, menerima perawatan anak
kondisi anak, dan berusaha
untuk mendapat perawatan
yang tepat. Keluarga
kooperaktif terhadap tindakan
keperawatan yang akan
dilakukan
DS: - Risiko Pemisahan ibu pasca
DO: -Ibu di ruang post SC, ketidakefektifan SC
bayi di ruang perinatologi. menyusui
Payudara ibu lembek, ASI
keluar sedikit, masih encer.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

TANGGAL DIAGNOSIS KEPERAWATAN PARAF


19-5-2008 Oksigenasi adekuat
Risiko hipotelemi ybd perubahan lingkungan intra
uterin ke ekstra uterin
Nutrisi adekuat

13
Risiko infeksi ybd luka terluka umbilikus
Perilaku adaptif terhadap perawatan anak
Risiko ketidak efektifan menyusui ybd pemisahan
ibu pasca-SC
Tabel 85. Diagnosis Keperawatan

PERENCANAAN

Tanggal Diagnosis Keperawatan/ RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF


Tujuan/ Kriteria hasis
19-5 Oksigenasi adekuat 1. Lakuakan observasi 1. Pada masa transisi
2008 Tj: bayi dapat terhadap fungsi observasi fungsi
mempertahankan pernapasan pernapasan sangat
oksikanasi adekuat 2. Hindari posisi fleksi diperlukan untuk
selama tahap transisi. kepala mengidentifikasi
KH: nadi 100-160 3. Hisap lendir bila kemampuan bayi
x/mnt, RR 30-60 diperluakan dalam bernapas
x/mnt secara mandiri
2. Fleksi kepala
dapat memperkecil
diameter trachea
3. Produksi secret
urofaringeal tidak
selalu ada, bila ada
pengisapan akan
membantu
bersihan jalan
napas
19-5 Risiko hipotelemi 1. Bersihkan badan 1. Perubahan suhu
2008 Tj: bayi tidak bayi dari sisa cairan intra uterine
mengalami hipotelemi ketuban dan darah, dengan lingkungan
dalam 24 jam pertama mandikan dengan ekstra uterin
KH: suhu 36,5-37,5°C air hangat setelah 6 memerlukan
jam kelahiran penyesuaian, pada
2. Berikan selimut bayi yang stabil
penghangat/ memerlukan
bedongan dan bila waktu 6 jam
diperlukan lampu 2. Bedongan
ekstra diperlukan untuk
3. Jaga kebersihan dan membantu
kekerinagn popok/ mempertahankan
linen suhu tubuh bayi
4. Observasi suhu 3. Pokok yang kering
tubuh bayi tiap 8 mengurangin
jam kesempatan

14
kontak dengan
benda yang dingin
4. Penurunan/
peningkatan suhu
dapat diketahui
dengan observasi
kontinu
19-5 Nutrisi adekuat 1. Segera berikan ASI 1. ASI adalah
2008 Tj: bayi dapat sekehendak bayi makanan terbaik
mengkonsumsi nutrisi bila mungkin bagi bayi
sesuai kebutuhan 2. Bila ibu masih 2. Bayi harus
dalam 24 jam pertama belum bisa mendapatkan
KH: Refleksi isap kuat memberikan ASI, nutrisi yang sesuai
porsi yang disediakan berikan susu selama belum
habis. 60cc/kgBB/hari menetek langsung
BB tetap 3000 gr. 3. Obserfasi refleks pada ibunya
isap dan timbang 3. BB dan refleks
BB setiap hari isap merupakan
indikator
terpenuhnya
nutrisi per oral
19-5 Resiko infeksi 1. Lakukan perawatan 1. Tali pusat harus
2008 TJ: Bayi tidak tali pusat. dirawat setiap hari
mengalami infeksi 2. Jaga kebersihan sampai lepas
selama tali pusar kulit dan linen. karena merupakan
belum lepas 3. Observasi suhu dan pot de entry yang
KH: suhu 36,5-37,5, tali pusat baik bagi kuman
tali pusar bersih, 2. Kulit dan linen
kering, tidak berbau yang kotor
meninggalkan
potensi
pertumbuhan
kuman
3. Suhu yang normal
dan tali pusat yang
kering merupakan
indikasi bebas
infeksi

19-5 Perilaku adaptif 1. Berikan kesempatan 1. Bonding


2008 terhadap perawatan keluarga untuk attackment
anak melihat bayi dan terbentuk sejak
TJ: keluarga dapat memberikan doa bayi dalam
belajar perawatan pertama bagi kandingan dan
anak dengan baik kelahiran anak kontak bayi
KH: keluarga belajar 2. Ajarkan kepada dengan keluarga
perawatan bayi sehari- keluarga tentang 2. Keterampilan
hari perawatan bayi merawat bayi perlu
3. Belajar umpan balik difasilitasi selama
balik positif

15
terhadap hasil keluarga berada di
belajar yang telah rumah sakit
dicapai 3. Umpan balik yang
positif akan
meningkatkan
harga diri dan
motivasi belajar
keluarga
19-5 Ketidakefektifan 1. Kolaborasi pada 1. Perawatan
2008 menyusui. sejawat di ruang payudara dan
TJ: bayi dapat nifas untuk keterampilan
menyusui secara mengajari ibu meneteki yang
efektif setelah tentang perawatan benar diperlukan
dilakukan rooming in. dan cara menyusui sebelum bayi dan
KH: bayi mengisap yang benar ibu dilakukan
efektif, menetek 2. Bila kondisi bayi rooming in
dengan puas, tertidur stabil segera lakukan 2. Bayi yang lahir
setelah meenetek rooming in cukup bulan dalam
3. Observasi terhadap kondisi stabil
kemampuan bayi segera dilakukan
menetek rooming in
3. Observasi
diperlukan untuk
mengetahui adanya
bingung puting
Tabel 86. Perencanaan

PELAKSANAAN

NO. TGL/PIKUL TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


DK
1 19/5/2008 Menghitung AS :8-10.
11.00
Memberikan badan bayi, melakukan
pemeriksaan fisik dan refleks (hasil terlampir)
Merawat tali pusat: tali pusat basah, warna putih
pucat.
Mengukur Ballard score: masa gestasi 40 mgg.
Menimbang BB: 3000 g, PB: 51 cm( ukuran lain
terlampir)

16
Mengukur suhu, 36,5 anus (+), nadi 120 kali/
menit, RR 50 kali/menit.
Membedong bayi, mempersilahkan keluarga
untuk melihat dan memberikan doa
11.20 Bayi tertidur.
13.00 Bayi terbangun, menangis keras, meconium
keluar, kencing (+), mengganti popok dan
bedong, memberi susu 20cc, dihabiskan, bayi
tidak muntah
13.30 Bayi tertidur lagi
14.00 Kolaborasi sengan sejawat diruang nifas untuk
mengajarkan perawatan payudara dan cara
meneteki yang benar. Ibu dan ayah klie sudah
pernah ikut kelas prenatal di RS sehingga siap di
rooming in setelah 6 jam post operasi
17.30 Memandikan dan merawat tali pusat,
menyiapkan bayi untuk rooming in.
18.00 Mengantar bayi ke ruang postpartum
Tabel 87. Pelaksanaan

EVALUASI

TANGGAL/ DIAGNOSIS PERKEMBANGAN PARAF


PUKUKL KEPERAWATAN
19/5/2008 Oksigen adekuat S:-
O : RR 50 kali/ menit, nadi 120 kali/ menit
kuat dan teratur
A : Tujuan tercapai
P : Rencana dihentikn
Risiko hipotelemi S:-
O : Suhu 36,6 0C
A : Tujuan tercapai
P : Rencana tindakan dihentikan

17
Nutrisi adekuat S:-
O : Refleks isap kuat, susu20 cc dihabiskan
A : Tujuan tercapai
P : Rencana dihentikan
Risiko infeksi S:-
O : Tali pusat basah, bersih
A : Tujuan belum tercapai
P : Rencana tindakan dilakukan di ruangan
postpartum
Perilaku adaptif S:-
terhadap perawatan O : keluarga sudah mengikuti kelas
anak prenatal, sudah terampil melakukan
perawatan payudara dan tahu cara
menyusui yang benar
A : Tujuan teercapai
P : Rencana tindakan dihentikan
Risiko ketidak S:-
efektifan menyusui O:-
A:-
P:-
(diagnosa ini belum bisa dievaluasi diruang
perinatologi, dan diserahkan evaluasinya
pada sejawat diruang postpartum)
Tabel 88. Evaluasi

PELAKSANAAN

NO. TGL/PIKUL TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF


DK
1 8-2-3008 Mengganti pakaian dengan baju yang mudah
10.30 menyerap keringat dan longgar, menempatkan anak
pada posisi low fowler, dengan mempertahankan
kepala ekstensi

18
Mengukur suhu : 38,80 C, RR 60 kali/ menit, nadi 120
kali/ menit
Memberikan nebulizer selama 10 menit, melakukan
suction, keluar cairan putih jernih,. Memberikan O2
melalui nasal kateter 2 L/menit
Memberikan penjelasan pada keluarga salah satu
gejala dari penyakit campak adalah batuk dan pilek
akibat adanya rangsangan virus pada mukosa saluran
nafas sehingga produksi sekret akan bertambah.
Keluarga dapat mengulangi penjelasan perawat
dengan benar
Memberikan obat paracetamol 70 mg PO ,tidak
tumpah, mengukur suhu : 380C, RR 60 kali / menit,
gerakan dada dangkal, ekspansi dada belum adekuat,
retraksi sub costa dan ronchi minimal, suara nafas
vesikuler, tidak ditemukas stridor
Tabel 89. Pelaksanaan

EVALUASI

MASALAH KEPERAWATAN/ TANGGAL/ CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


MASALAH KOLABORATIF PUKUL
Ketidakefektifan bersihan 8-2-2008 S : anak masih terlihat sesak, tapi
jalan napas 13.30 suara grok grok sudah berkurang
O : RR 60 kali/menit
 Tidak ada stridor
 Ronchi (+)
 Retraksi subcosta
 Gerakan dada dangkal
 Ekspansi belum adekuat
A : ketidaefektifan bersihan jalan
nafas masih terjadi

19
P:
 Rencana tindakan 1,2,3
dilanjutkan
 Rencana tindakan 4
dihentikan
Tabel 90. Evaluasi

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai 4 minggu lahir
biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, DL, 2003). Jadi asuhan keperawatan
pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-
4.000 gram.

21
DAFTAR PUSATAKA

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Dan Anak Balita. Jakarta: CV
Trans Info Media
Devi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Susilaningrum, Rekawati dkk.2013. Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta: Salemba
Medika

22

Anda mungkin juga menyukai