ELEKTROLIT
Tugas ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar
Kelompok 9 Kelas 1C
Disusun oleh:
MUHAMMADIYAH KLATEN
2017/2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB II PROSEDUR KETRAMPILAN ............................................................................................................ 5
1. Pemasangan Infus ....................................................................................................................... 5
B. Indikasi dan Kontraindikasi ..................................................................................................... 5
C. Hal-hal yang perlu Diperhatikan ............................................................................................. 5
D. Persiapan Alat dan Bahan ....................................................................................................... 6
E. Prosedur Plaksanaan ............................................................................................................... 7
F. Cheklist Prosedur .................................................................................................................... 8
G. Dokumentasi ........................................................................................................................... 9
2. Tranfusi Darah........................................................................................................................... 10
A. Tujuan ................................................................................................................................... 10
B. Indikasi dan Kontraindikasi ................................................................................................... 10
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan:........................................................................................... 11
D. Persiapan Alat dan bahan ..................................................................................................... 11
E. Prosedur Pelaksanaan ........................................................................................................... 12
F. Cheklist Prosedur .................................................................................................................. 12
G. Dokumentasi ......................................................................................................................... 13
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................................. 14
Refrensi ................................................................................................................................................. 15
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat limpahan dan Rahmat dari karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini digunakkan
sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Dasar.
2. Kedua orang tua dan saudara-saudara kami tercinta yang telah memberikan dukungan
dalam menyusun makalah ini.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penuls untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini juga tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah yang selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kita.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homcostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangancairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan intersitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intravaskuler, dan sekresi saluran cerna.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur dan cara menghitung keseimbangan cairan tubuh.
1. Pemasangan Infus
A. Tujuan
1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut.
4. Pemberian obat intravena.
5. Perbaikan gangguan keseimbangan asam basa.
Gambar 2 jarum/pungi
3. Set infus
Dewasa = makrodrip
Anak = mikrodrip (bila perlu dengan alat pengontrol
volume/volutrol/buret)
(GAMBAR)
4. Alkohol 70%
5. Kapas
6. Kasa steril
7. Tourniquet
8. Papan penyangga lengan (bila diperlukan)
9. Spalk bila perlu (untuk fiksasi pada pasien anak yang belum koorperatif)
10. Plester/hipafix
11. Perlak dan alas perlak
12. Tiang infus
13. Sarung tangan sekali pakai
14. Bengkok (nierbekken)
15. Gunting
16. Baki beralas/troli/dressing car
E. Prosedur Plaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
2. Buka kemasan set infus
3. Tempatkan klem tepat 2-4 cm di bawah bilik tetesan, tutup klem/off.
4. Tusukan set infus ke dalam kantung cairan.
Lepaskan penutup botol cairan (tanpa menyentuh ujung tempat masuknya
set infus).
Lepaskan penutup ujung insersi selang dengan tidak menyentuh ujung
tersebut, kemudian masukkan ujung selang tersebut ke dalam botol cairan.
5. Isi selang infus
Tekan bilik tetesan kemudian lepaskan, biarkan terisi ⅓ sampai dengan ½
bagian penuh.
Buka pelindung jarum dan buka lem rol. Alirkan cairan ke adapter jarum,
tampung pada bengkok. Setelah semua selang terisi, tutup kembali klem.
Pastikan bagian dalam selang infus bebas dari udara.
6. Identifikasi vena yang dapat diakses untuk pemasangan infus.
Hindari daerah yang menonjol.
Pilih vena distal lebih dahulu.
Hindari pemasangan di pergelangan tangan, daerah peradangan, di ruang
antekubital, ekstrenitas yang sensasinya menurun, dan tangan yang
dominan.
7. Pasang perlak di bawah lokasi yang akan diinfus
8. Bila terdapat bulu ditempat intersi, gunting terlebih dahulu (jangan mencukur bulu
karena dapat menyebabkan mikroabrasi dan mejadi predisposisi infeksi).
9. Pasang tourniquet 10-12 cm di atas insersi.
10. Dilatasikan vena, dengan cara:
Menepuk-nepuk venadari proksimal ke distal.
Mengepal dan membuka tangan.
Ketukan ringan di atas vena.
Kompres hangat di atas vena.
11. Disinfeksi lokasi insersi dengan betadin, lalu bilas dengan kapas alkohol 70%
sampai bersih dan tunggu sampai kering.
12. Fiksasi vena dengan ibu jari di atas vena dan renggangkan kulit berlawanan
dengan arah insersi 5-7,5 cm dari distal ke tempat pungsi vena.
13. Lakukan pungsi vena dengan membentuk sudut 20-30º. Jika darah masuk ke
jarum, menandakan jarum telah masuk ke vena. Rendahkan jarum sampai hampir
menyentuh kulit. Masukan lagi ± 2-3 cm kemudian tarik stylet/mandrim sedikit
secara perlahan. Lanjutkan memasukkan kateter plastik sampai pangkal kateter.
(untuk jarum bersayap: masukkan jarum bersayap ke dalam vena sampai pangkal
insersi).
14. Stabilkan kateter dengan satu tangan, lepas tourniquet, tekan di atas ujung kateter
plastik (untuk mencegah darah mengalir keluar), kemudian tarik dan lepaskan
stylet/jarum mandrim.
15. Hubungkan adapter jarum infus (selang) ke pangkal kateter plastik.
16. Buka klem, atur aliran dengan kecepatan tertentu (observasi adanya ekstravasasi).
17. Fiksasi kateter IV (sarung tangan dilepas, agar plester tidak lengket ke sarung
tangan).
Fiksasi menyilang pada pangkal kateter plastik.
Letakkan bantalan kasa steril di atas tempat insersi, fiksasi dengan plester
di atasnya.
Lekatkan selang infus pada balutan dengan plester. Untuk fiksasi jarum
bersayap, plester dilekatkan pada sayap. (untuk fiksasi tergantung
kebijakan institusi, ada pula yang langsung memakai fiksasi infus dalam
bentuk jadi, contohnya: curapor, Veca-C).
18. Atur kecepatan aliran sesuai kebutuhan.
19. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus pada plester.
20. Rapikan pasien dan bereskan alat.
21. Cuci tangan.
F. Cheklist Prosedur
No. KOMPONEN YANG DINILAI NILAI
0 1 2 3
1. Memperkenalkan diri
2. Mencuci tangan dengan teknik WHO
3. Persiapkan, cek alat dan bahan, dekatkan
4. Cek identitas, jelaskan prosedur dan sensasi yang
akan dirasakan selama pemasangan infus dan
informed consent
Identifikasi syok pada kasus
5. Atur posisi pasien/berbaring
6. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan
dengan selang infus dan gantungkan pada
standar infus
Tentukan jenis cairan yang diberikan
7. Menentukan area vena yang akan ditusuk,
pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas
vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Disinfeksi area yang akan ditusuk dengan
diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV chateter ke vena dengan jarum
menghadap ke jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian
plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis, lepas
sarung tangan
17. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi :
nama pelaksana, tanggal dan jam pelaksana
18. Bereskan alat
19. Mencuci tangan dengan teknik WHO
20. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi
G. Dokumentasi
Tulis di catatan perawatan pada catatan medis pasien tentang:
1. Jenis cairan
2. Tempat inversi
3. Kecepatan aliran
4. Ukuran dan tipe kateter IV
5. Waktu infus di mulai (tanggal dan jam)
6. Respons pasien setelah pemasangan
Prosedur Pelakaksanaan
1. Siapakan botol baru
2. Tutup klem rol
3. Tarik jarum selang dari botol lama dan segera tusukkan pada botol yang baru.
(hindari memegang area streril).
4. Gantungkan botol
5. Buka klem dan hitung kembali tetesan, sesuaikan dengan order yang diberikan
6. Catat tindakan yang dilakukan
Melepas Infus
Dilakukan bila progam terapi telah selesai atau bila akan mengganti tusukan yang
baru.
Prosedur Pelaksanaan
1. Tutup klem infus
2. Buka plester dan kasa pada daerah tusukan sambil memegang jarum.
3. Tarik jarum secepatnya dan beri penekanan pada daerah bekas tusukan dengan
kapas alkohol selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan.
4. Tutup daerah bekas tusukan dengan kasa steril dan beri plester.
5. Catat waktu penghentian infus, serta jumlah caira yang masuk dan yang tersisa di
dalam botol.
2. Tranfusi Darah
A. Tujuan
1. Untuk menggantikan jumlah darah pasien yang hilang melebihi jumlah tertentu.
3. Untuk menggantikan darah yang tidak cocok pada bayi neonatus (exchange
transfusion) dengan kadar bilirubin >20 mg/dL.
4. Untuk menggantikan darah pasien dengan darah baru yang disebabkan oleh
keracunan, dan lain-lain.
Penyimpanan darah
disimpan pada alat khusus yakni refrigator khusus (kipas) temperatur sekitar
2-6 celcius (WB & PRC). Container <10 celcius, darah tidak bisa dipakai
lebih dari 6 jam didalam temperatur ruangan.
2. Sarung tangan
1. Set transfusi
(GAMBAR)
2. Sarung tangan
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2. Untuk contoh darah (menentukan golongan darah), ambil darah dari vena sebanyak ±3
cc, lalu beri etiket atau identitas pasien yang jelas.
3. Formulir permintaan darah diisi dan dikirim bersama contoh darah ke bank darah PMI
4. Bila darah di perlukan sudah ada, sebelum darah dittransfusikan, suhu darah transfusi
disesuaikan dengan suhu tubuh pasien.
Bila aliran atau tetesan sudah lancar, selang infus dipindahkanke botol darah
dengan memindahkan selang terlebih dahulu, lalu membuka selang udara
Atur tetesan darah sesuai dengan kebutuhan dengan yang telah ditentukan
Bila pada tranfusi darah ini tidak ada kesulitan, pemberian selanjutnya sampai
jumlah yang ditentukan. Bila jumlah tersebut habis, pengatur tetesan dimatikan,
selang darah/infus dipindahkan ke botol infus. Pengatur tetesan dibuka,
kemudian tetesan diatur.
Setelah pemberian selesai, infus distop. Plester yang mengikat dilepas, jarum
dicabut, bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol, kemudian ditutup dengan
plester.
F. Cheklist Prosedur
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Pengertian
Tranfusi Darah adalah memasukkan darah yang berasal dari donor ke
dalam tubuh klien melalui vena.
Tujuan
Untuk melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan
klien terhadap darah sesui dengan program pengobatan.
Indikasi
Klien yang banyak kehilangan darah.
Klien dengan penyakit kelainan darah tertentu (misalnya
anemia, dan leukimia)
Persiapan Alat
Tranfusi set.
Cairan NaCl.
Persedian darah yang sesuai dengan golongan drah klien,
sesuai dengan kebutuhan.
Sarung tangan bersih
Prosedur pelaksanaan
1. Beri tahu dan jelaskan prosedur kepada klien.
2. Bawa alat ke dekat klien.
3. Cuci tangan.
4. Pakai sarung tangan bersih.
5. Buat jalur intravena, gunakan selang infuse yang memiliki
filter dengan tipe-Y.
6. Berikan cairan NaCl terlebih dahulu, kemudian darahnya.
7. Atur tetesan darah per menit sesuai dengan program.
8. Lepas sarung tangn dan cuci tangan.
9. Bereskan alat-alat
G. Dokumentasi
BAB III
KESIMPULAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi pemasangan cairan infus atau pemberian
cairan infus. Terdapat juga tranfusi darah dalam pembahasan ini. Pemasangan infus
dan tranfusi darah menggunakan alat dan bahan serta prosedur yang berbeda.
Dokumentasi hasil pemasangan infus dan tranfusi darah perlu dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan kondisi pasien.
Refrensi
https://doktermuslim.com/indikasi-transfusi-darah/