DISUSUN OLEH :
NIM : 1702095
KELAS : 2C D3 KEPERAWATAN
TA.2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/i keperawatan maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
KMB 1 dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID”. Dalam penulisan makalah
ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
A. Pengertian ....................................................................................................................... 2
B. Etiologi ............................................................................................................................ 2
C. Patofisiologi .................................................................................................................... 2
D. Manifetasi klinis.............................................................................................................. 2
E. Penatalaksanaan medis.................................................................................................... 3
F. Komplikasi ...................................................................................................................... 3
A. Pengkajian ....................................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Penyakit ini termasuk
penyakit endemik di indonesia, ada 2 sumber penularan dan typi yaitu pasien dengan
typhoid dan yang lebih sering disebut charie. Sumber penularannya dapat melalui
makanan, air yang tercemar dan tinja. Penyakit ini umumnya perkembang didaerah
tropis dan tidak tergantung musim serta tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam
insidensi.
Salmonella typhi/Eberthela thyposa merupakan kuman negatif yang
meyebabkan infeksi invasif yang ditandai oleh demam, toksemia, nyeri perut,
konstipasi/diare. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : perforasi usus,
pendarahan, toksemia dan kematian.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakangmasalah yang telah dikemukakan,
dirumuskan masalah umum makalah ini sebagai berikut :
1. Apakah pengertian demam typhoid?
2. Apakah yang menyebabkan terjadinya penyakit demam typhoid?
3. Bagaimana patofisiologis penyakit demam typhoid?
4. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit demam typhoid?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian demam typhoid
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit demam typhoid
3. Untuk mengetahui patofisiologis penyakit demam typhoid
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit demam typhoid
1
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan oleh
salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella
paratyphi C, Paratifoid biasanya lebih ringan dengan gambaran klinis sama.
( purnawan junadi,2001)
B. Etiologi
Penyebab dari demam tifoid adalah salmonella typhi, sedangkan demam
paratifoid disebabkan oleh organisme yang termasuk kedalam spesies salmonella
enteritidis, yaitu : S. Enteritidis bioserotipe paratyphi A,S.enteritidis bioseratipe B,S.
Enteritidis bioseretipe paratyphi C, kuman - kuman ini lebih dikenal dengan nama
S.paratyphi A.S seholt moellen dan S.hirsch feldri ( purnawan junadi,2001).
C. Patofisiologi
Penularan salmonella typhi melalui mulut oleh makanan yang tercemar,
sebagai kuman yang dimusnahkan oleh asam lambung, sebagian lagi masuk ke usus
halus, kejarigan lamford dan berkembangbiak, kemudian kuman masuk aliran darah
dan mencapai sel – sel retikulum dextral melepaskan kuman kedalam peredaran darah
dan menimbulkan bakterinia untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke
jaringan beberapa organ tubuh terutama limpa, usus dan kandung empedu pada
minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks peyer, minggu kedua terjadi dekrosis
dan minggu ketiga terjadi ulsenasi plaks peyer. Pada minggu keempat terjadi
penyembuhan ulkus – ulkus yang menimbulkan sikatriks, ulkus dapat menyebabkan
pendarahan, bahkan sampai perfarasi usus, selain itu hepar, kelenjar – kelenjar
mesenterial dan limpa membesar ( purnawan junadi,2001)
D. Manifetasi klinis
Gejala-gejala yang timbul bervariasi, dalam minggu pertama keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, anoreksia, mual muntah obstipasi/ diare, perasaan tidak enak
diperut, batuk dan epistaris pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan peningkatan
2
suhu tubuh. Dalam minggu kedua gejala – gejala terjadi lebih jelas berupa demam,
bradikardi relatif, lidar typhoid ( kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor).
Hepatomegali, splenomegali, metiorismes, gangguan kesadaran berupa salmonella
sampai koma, sedangkan residopi jarang ditemukan pada orang indonesia
( FKUI,1996).
E. Penatalaksanaan medis
1. Obat – obat anti biotika yang biasa digunakan adalah kloram penikol, tiam fenikal,
kotra maksazol, ampizilin dan amoksilin.
2. Anti piretika.
3. Bila perlu diberikan laksansia.
4. Tirah baring selama demam, untuk mencegah komplikasi pendarahan usus atau
perforasi usus.
5. Nemisasi tertahap bila tidak panas, sesuai dengan.
6. Diet pada permukaan, diet makanan yang tidak merangsang saluran cerna dalam
bentuk saring atau lemak.
7. Makanan dapat ditingkatkan sesuai perkembangan keluhan gastra intertinal
sampai makanan biasa.
8. Tindakan operasi bila ada komplikasi perforasi.
9. Transfusi bila diperlukan pada komplikasi pendarahan
F. Komplikasi
Komplikasi demam tyfoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Lleus paralitik
2. Komplikasi ekstraintertinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : miakarditis, trombosis, dan trombo flebitis
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombusta penia dan sindrom urenia
hemolitik
c. Komplikasi paru : preomonia, emfisema dan pleuritis
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan kolelitaris
e. Komplikasi ginjal : glomerulonetritis, prelene tritis, dan perine pitis
3
f. Komplikasi tulang : ostieomilitis, spondilitis, dan ortitis
Pada anak – anak dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi.
Komplikasi lebih sering terjadi pada keadaan tak semua berat dan kelemahan
umum, bila perawatan pasien kurang sempurna.
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama, status
perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medik.
2. Keluhan utama
Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun-turun,
nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi k dalam tubuh.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan
sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
b. Pola eliminasi
Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi
urine tidak mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi kuning kecoklatan.
Klien dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat
banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan
tubuh.
c. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
d. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh.
e. Pola persepsi dan konsep diri
5
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya.
f. Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidak
mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pada klien.
g. Pemeriksaan fisik
Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38 – 41°C muka kemerahan.
Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thyposa
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual,
muntah atau pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebihan akibat
diare
4. Gangguan pola defeksi : diare berhubungan dengan proses peradangan pada dinding
usus halus
5. Perubahan pola defeksi : konstipasi berhubungan dengan proses peradangan pada
dinding usus halus
6. Resiko tinggi trauma fisik berhubungan dengan gangguan mental, delirium/ psikosis
C. Intervensi keperawatan
1. Hipepertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thyposa
Batasan karakteristik
6
Faktor yang berhubungan :
NOC : thermoregulation
Kriteria hasil :
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing,merasa nyaman
NIC :
Fever treatment
7
o. Berikan pengobatan untuk menggigil
pencegahan terjadinya
Temperature regulation
8
i. Monitor pola pernapasan l. Monitor adanya cushing triad
abnormal (tekanan nadi yang melebar
bradikardi,peningkatan sistolik)
j. Monitor
suhu,warna,kelembapan kulit m. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
k. Monitor sianosis perifer
Batasan karakteristik :
NOC
9
b. Hydration
c. Nutritional status :food and fluid intake ( Status nutrisi : makanan dan keluaran)
Kriteria hasil
a. Memperhatikan urine output sesuai usia dan BB,BJ urine normal,HT normal
10
NIC
Fluid management
f. Lakukan terapi IV
h. Berikan cairan
11
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia, ataupun output yang berlebihan akibat
diare.
Definisi: intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
b. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (recomended daily
allowance)
j. Miskonsepsi
12
s. Kehilangan rambut yangcukup banyak (rontok)
Kriteria hasil:
Nutrition monitoring
13
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
p. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papila lidah dan cavitas oral
4. Gangguan pola defeksi: diare berhubungan dengan proses peradangan pada dinding
usus halus
NOC :
a. Bowel elimination
b. Fluid balance
c. Hydration
d. Electrolyte and acid base balance
14
Kriteria hasil :
NIC:
Diarhea management
j. Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
15
5. Resiko tinggi trauma fisik berhubungan dengan gangguan mental, delirium/psikosis
NOC:
NIC:
b. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
g. Batasi pengunjung
16
l. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan
status kesehatan dan penyebab penyakit
NOC:
a. Bowel elimination
b. Hydration
Kriteria hasil:
NIC:
Constipation/implaction management
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Penyakit ini termasuk
penyakit endemik di indonesia, ada 2 sumber penularan dan typi yaitu pasien dengan
typhoid dan yang lebih sering disebut charie. Sumber penularannya dapat melalui
makanan, air yang tercemar dan tinja. Penyakit ini umumnya perkembang didaerah
tropis dan tidak tergantung musim serta tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam
insidensi.
Cara pencegahan penyakit typoid yang dilakukan adalah cuci tangan setelah
dari toilet dan khususnya sebelum makna/mempersiapkan makanan, hindari minum
susu mentah, hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari
makanan pedas.
18
DAFTAR PUSTAKA
19