Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROSEDUR KETRAMPILAN PEMENUHAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT

Tugas ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar

Dosen Chori Elsera ,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Kelompok 9 Kelas 1C

Disusun oleh:

DHIAPRIFAL DZUHRI (1702095)

IKA DAMAYANTI (1702105)

RATRIAWAN ADI P (1702115)

WENY AFRININGSIH (1702125)

PRODI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH KLATEN

2017/2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
PROSEDUR KETRAMPILAN ...................................................................................................................... 5
1. Pemasangan Infus ....................................................................................................................... 5
B. Indikasi dan Kontraindikasi ..................................................................................................... 5
C. Hal-hal yang perlu Diperhatikan ............................................................................................. 5
D. Persiapan Alat dan Bahan ....................................................................................................... 6
E. Prosedur Plaksanaan ............................................................................................................... 7
F. Cheklist Prosedur .................................................................................................................... 9
G. Dokumentasi ........................................................................................................................... 9
2. Tranfusi Darah........................................................................................................................... 10
A. Tujuan ................................................................................................................................... 10
B. Indikasi dan Kontraindikasi ................................................................................................... 10
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan:........................................................................................... 11
D. Persiapan Alat dan bahan ..................................................................................................... 12
E. Prosedur Pelaksanaan ........................................................................................................... 13
F. Cheklist Prosedur .................................................................................................................. 14
BAB III .................................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 15
Refrensi ................................................................................................................................................. 16

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat limpahan dan Rahmat dari karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini digunakkan
sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Dasar.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dan


pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu diantaranya:

1. Chori Elsera ,S.Kep.,Ns,M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan


Dasar.

2. Kedua orang tua dan saudara-saudara kami tercinta yang telah memberikan dukungan
dalam menyusun makalah ini.

3. Teman-teman mahasiswa STIKes MUHAMMADIYAH KLATEN yang telah


membantu selama penyusunan makalah ini.

4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penuls untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini juga tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah yang selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kita.

Klaten, 13 Maret 2018

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homcostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangancairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan intersitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intravaskuler, dan sekresi saluran cerna.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur dan cara menghitung keseimbangan cairan tubuh.

2. Untuk mengetahui prosedur pemasangan, perawatan dan pelepasan infuse.

3. Untuk mengetahui prosedur cara memonitor dan menghitung tetesan infuse.

4. Untuk mengetahui prosedur tranfusi darah.

4
BAB II
PROSEDUR KETRAMPILAN

Prosedur Ketrampilan Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

1. Pemasangan Infus
A. Tujuan

1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut.
4. Pemberian obat intravena.
5. Perbaikan gangguan keseimbangan asam basa.

B. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Indikasi pemasangan Infus
Istilah pemasangan infus lebih tepat jika menggunakan istilah Kanulasi
intravena perifer atau kateterisasi intravena perifer atau dengan istilah
venipuncture.
1. Pasien yang mengalami dehidrasi
2. Pasien yang akan diberikan tranfusi.
3. Pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dan pasca bedah.
4. Untuk pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan dan minum.

2. Kontraindikasi pemasangan infus


Kontraindikasi relatif pada pemasangan kanulasi intravena perifer di lokasi
tubuh tertentu, termasuk:
a) Infeksi kulit sekitar.
b) Flebitis vena.
c) Sklerosis vena.
d) Infiltrasi intravena sebelumnya.
e) Luka bakar di sekitar lokasi venipuncture.
f) Cedera traumatis proksimal dari lokasi pemasangan.
g) Prosedur bedah yang mempengaruhi ekstremitas.

C. Hal-hal yang perlu Diperhatikan


1. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru.
2. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda-tanda infeksi.
3. Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain.

5
D. Persiapan Alat dan Bahan
1. Larutan sesuai kebutuhan atau kolaborasi (contohnya: Ringer Laktat (RL);
dekstrosa 5%; PZ/NS/NaCl 0,9%; dan lain-lain)

gambar 1 cairan infus

2. Jarum/pungsi vena yang terdiri dari kateter plastik dan stylet/mandrim


(contohnya: medicet, surflo, venflon, abocath) sesuai ukuran:
 Dewasa = 18, 20, 22
 Anak = 24, 22
 Bayi = 24, jarum kupu-kupu/wings/jarum bersayap

gambar 2 jarum infus

3. Set infus
Dewasa = makrodrip
Anak = mikrodrip (bila perlu dengan alat pengontrol volume/volutrol/buret)

6
gambar 3 set infus

4. Alkohol 70%
5. Kapas
6. Kasa steril
7. Tourniquet
8. Papan penyangga lengan (bila diperlukan)
9. Spalk bila perlu (untuk fiksasi pada pasien anak yang belum koorperatif)
10. Plester/hipafix
11. Perlak dan alas perlak
12. Tiang infus
13. Sarung tangan sekali pakai
14. Bengkok (nierbekken)
15. Gunting
16. Baki beralas/troli/dressing car

E. Prosedur Plaksanaan
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
2. Buka kemasan set infus
3. Tempatkan klem tepat 2-4 cm di bawah bilik tetesan, tutup klem/off.
4. Tusukan set infus ke dalam kantung cairan.
 Lepaskan penutup botol cairan (tanpa menyentuh ujung tempat masuknya
set infus).
 Lepaskan penutup ujung insersi selang dengan tidak menyentuh ujung
tersebut, kemudian masukkan ujung selang tersebut ke dalam botol cairan.
5. Isi selang infus
 Tekan bilik tetesan kemudian lepaskan, biarkan terisi ⅓ sampai dengan ½
bagian penuh.
 Buka pelindung jarum dan buka lem rol. Alirkan cairan ke adapter jarum,
tampung pada bengkok. Setelah semua selang terisi, tutup kembali klem.
 Pastikan bagian dalam selang infus bebas dari udara.
6. Identifikasi vena yang dapat diakses untuk pemasangan infus.
 Hindari daerah yang menonjol.
 Pilih vena distal lebih dahulu.

7
 Hindari pemasangan di pergelangan tangan, daerah peradangan, di ruang
antekubital, ekstrenitas yang sensasinya menurun, dan tangan yang
dominan.
7. Pasang perlak di bawah lokasi yang akan diinfus
8. Bila terdapat bulu ditempat intersi, gunting terlebih dahulu (jangan mencukur bulu
karena dapat menyebabkan mikroabrasi dan mejadi predisposisi infeksi).
9. Pasang tourniquet 10-12 cm di atas insersi.
10. Dilatasikan vena, dengan cara:
 Menepuk-nepuk venadari proksimal ke distal.
 Mengepal dan membuka tangan.
 Ketukan ringan di atas vena.
 Kompres hangat di atas vena.
11. Disinfeksi lokasi insersi dengan betadin, lalu bilas dengan kapas alkohol 70%
sampai bersih dan tunggu sampai kering.
12. Fiksasi vena dengan ibu jari di atas vena dan renggangkan kulit berlawanan
dengan arah insersi 5-7,5 cm dari distal ke tempat pungsi vena.
13. Lakukan pungsi vena dengan membentuk sudut 20-30º. Jika darah masuk ke
jarum, menandakan jarum telah masuk ke vena. Rendahkan jarum sampai hampir
menyentuh kulit. Masukan lagi ± 2-3 cm kemudian tarik stylet/mandrim sedikit
secara perlahan. Lanjutkan memasukkan kateter plastik sampai pangkal kateter.
(untuk jarum bersayap: masukkan jarum bersayap ke dalam vena sampai pangkal
insersi).
14. Stabilkan kateter dengan satu tangan, lepas tourniquet, tekan di atas ujung kateter
plastik (untuk mencegah darah mengalir keluar), kemudian tarik dan lepaskan
stylet/jarum mandrim.
15. Hubungkan adapter jarum infus (selang) ke pangkal kateter plastik.
16. Buka klem, atur aliran dengan kecepatan tertentu (observasi adanya ekstravasasi).
17. Fiksasi kateter IV (sarung tangan dilepas, agar plester tidak lengket ke sarung
tangan).
 Fiksasi menyilang pada pangkal kateter plastik.
 Letakkan bantalan kasa steril di atas tempat insersi, fiksasi dengan plester
di atasnya.
 Lekatkan selang infus pada balutan dengan plester. Untuk fiksasi jarum
bersayap, plester dilekatkan pada sayap. (untuk fiksasi tergantung
kebijakan institusi, ada pula yang langsung memakai fiksasi infus dalam
bentuk jadi, contohnya: curapor, Veca-C).
18. Atur kecepatan aliran sesuai kebutuhan.
19. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus pada plester.
20. Rapikan pasien dan bereskan alat.
21. Cuci tangan.

8
F. Cheklist Prosedur
No. KOMPONEN YANG DINILAI NILAI
0 1 2 3
1. Memperkenalkan diri
2. Mencuci tangan dengan teknik WHO
3. Persiapkan, cek alat dan bahan, dekatkan
4. Cek identitas, jelaskan prosedur dan sensasi yang
akan dirasakan selama pemasangan infus dan
informed consent
Identifikasi syok pada kasus
5. Atur posisi pasien/berbaring
6. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan
dengan selang infus dan gantungkan pada
standar infus
Tentukan jenis cairan yang diberikan
7. Menentukan area vena yang akan ditusuk,
pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas
vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Disinfeksi area yang akan ditusuk dengan
diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV chateter ke vena dengan jarum
menghadap ke jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian
plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis, lepas
sarung tangan
17. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi :
nama pelaksana, tanggal dan jam pelaksana
18. Bereskan alat
19. Mencuci tangan dengan teknik WHO
20. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi

Tabel 1 cheklist prosedur infus

G. Dokumentasi
Tulis di catatan perawatan pada catatan medis pasien tentang:
1. Jenis cairan
2. Tempat inversi
3. Kecepatan aliran
4. Ukuran dan tipe kateter IV
5. Waktu infus di mulai (tanggal dan jam)
6. Respons pasien setelah pemasangan
7.

9
Mengganti Botol Infus
 Dilakukan jika cairan sudah berada di leher botol dan tetesan masih berjalan.
 Satu botol infus yang telah dipasang tidak boleh >24 jam

Prosedur Pelakaksanaan
1. Siapakan botol baru
2. Tutup klem rol
3. Tarik jarum selang dari botol lama dan segera tusukkan pada botol yang baru.
(hindari memegang area streril).
4. Gantungkan botol
5. Buka klem dan hitung kembali tetesan, sesuaikan dengan order yang diberikan
6. Catat tindakan yang dilakukan

Melepas Infus
Dilakukan bila progam terapi telah selesai atau bila akan mengganti tusukan yang
baru.

Prosedur Pelaksanaan
1. Tutup klem infus
2. Buka plester dan kasa pada daerah tusukan sambil memegang jarum.
3. Tarik jarum secepatnya dan beri penekanan pada daerah bekas tusukan dengan
kapas alkohol selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan.
4. Tutup daerah bekas tusukan dengan kasa steril dan beri plester.
5. Catat waktu penghentian infus, serta jumlah caira yang masuk dan yang tersisa di
dalam botol.

2. Tranfusi Darah

A. Tujuan
1. Untuk menggantikan jumlah darah pasien yang hilang melebihi jumlah tertentu.

2. Untuk meningkatkan komponen darah di dalam tubuh.

3. Untuk menggantikan darah yang tidak cocok pada bayi neonatus (exchange
transfusion) dengan kadar bilirubin >20 mg/dL.

4. Untuk menggantikan darah pasien dengan darah baru yang disebabkan oleh
keracunan, dan lain-lain.

B. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Indikasi Tranfusi Darah

Indikasi Tranfusi Darah, diantaranya:

10
a) Pada pasien yang banyak kehilangan darah (operasi, melahirkan,
fraktur, dan lain-lain).

b) Pada penyakit tertentu (anemia, leukemia).

c) Pada neonatus yang hiper bilirubinemia, yang tidak dapat diatasi


dengan terapi lain.

2. Kontraindikasi Tranfusi Darah

Kontraindikasi dari tranfusi darah, diantaranya :


a) Acute pulmonary edema
b) Congestive heart failure
c) Pulmonary embolism
d) Hipertensi maligna
e) Hipercythemia
f) Gagal ginjal kronis
g) Alergi dan anafilaktik terhadap tranfusi darah

C. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Persetujuan dari pasien/keluarga

Sebelum diberikan transfusi darah tenaga medis dan perawat menjelaskan


kepada pasien dan keluarga tetang manfaat dari transfusi darah dan apa saja
reaksi (efek samping) dari transfusi darah, bila pasien dan keluarga sudah
memahami dan menyetujui maka pasien/keluarganya menandatangani lember
persetujuan yang juga ditanda tangani oleh dokter dan perawat.

 Pengisian formulir permintaan darah harus jelas dan lengkap

Sebelum formulir permintaan darah berserta contoh darah dikirim ke bank


darah harus diisi lengkap dan jelas formulir yang mencakup identitas pasien
(nama lengkap, alamat, nomor rekam medik, diagnosa penyakit), alasan
pemberian transfusi darah, berapa darah yang diminta, permintaan darah ini
bersifat segera diberikan atau biasa, dokter yang meminta transfusi darah dan
siapa yang mengambil contoh darah.

 Penyediaan contoh darah

Tindakan penyediaan contoh darah diambil berdasarkan SPO yang telah


diterapkan oleh rumah sakit pada umumnya meliputi cuci tangan enam
langkah, identifikasi identitas klien, jelaskan prosedur, ambil darah 3-5 ml,
masukan darah secara perlahan kedalam tabung yang sudah diberi label dan

11
mengirim ke bank darah RS atau PMI formulir permintaan darah dan contoh
darah beserta pernsyaratan.

 Penyimpanan darah

disimpan pada alat khusus yakni refrigator khusus (kipas) temperatur sekitar
2-6 celcius (WB & PRC). Container <10 celcius, darah tidak bisa dipakai
lebih dari 6 jam didalam temperatur ruangan.

D. Persiapan Alat dan bahan


1. Set transfusi

gambar 4 set tranfusi

2. NaCl 0,9%

3. Darah yang sudah sesuai dengan darah pasien dan kebutuhan pasien

4. Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran

5. Pengalas

6. Tourniquet/pembendung

7. Kapas alkohol 70%

8. Plester

9. Gunting

10. Kasa steril

11. Antiseptik/betadine

12. Sarung tangan

12
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.

3. Hubungkan cairan NaCl 0,9% dan tranfusi set dengan cara menusukkan.

4. Isi cairan NaCl 0,9% ke dalam tranfusi set dengan menekan bagian ruang tetesan
hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan
udaranya keluar.

5. Letakkan pengalas.

6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet.

7. Gunakkan sarung tangan.

8. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk.

9. Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.

10. Cek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah darah keluar melalui jarum
infus/abocath)

11. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang tranfusi.

12. Buka tetesan.

13. Lakukan disinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril.

14. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester.

15. Setelah NaCl 0,9% masuk, kurang lebih 15menit, ganti dengan darah yang sudah
disiapkan.

16. Sebelum dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis
golongan darah, dan tanggal kadaluwarsa.

17. Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian tranfusi.

18. Cuci tangan setelah selesai.

13
F. Cheklist Prosedur
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Pengertian
Tranfusi Darah adalah memasukkan darah yang berasal dari donor ke
dalam tubuh klien melalui vena.
Tujuan
Untuk melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan
klien terhadap darah sesui dengan program pengobatan.
Indikasi
 Klien yang banyak kehilangan darah.
 Klien dengan penyakit kelainan darah tertentu (misalnya
anemia, dan leukimia)
Persiapan Alat
 Tranfusi set.
 Cairan NaCl.
 Persedian darah yang sesuai dengan golongan drah klien,
sesuai dengan kebutuhan.
 Sarung tangan bersih
Prosedur pelaksanaan
1. Beri tahu dan jelaskan prosedur kepada klien.
2. Bawa alat ke dekat klien.
3. Cuci tangan.
4. Pakai sarung tangan bersih.
5. Buat jalur intravena, gunakan selang infuse yang memiliki
filter dengan tipe-Y.
6. Berikan cairan NaCl terlebih dahulu, kemudian darahnya.
7. Atur tetesan darah per menit sesuai dengan program.
8. Lepas sarung tangn dan cuci tangan.
9. Bereskan alat-alat

Tabel 2 cheklist prosedur tranfusi darah

14
BAB III
KESIMPULAN

Kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi pemasangan cairan infus atau pemberian
cairan infus. Terdapat juga tranfusi darah dalam pembahasan ini. Pemasangan infus
dan tranfusi darah menggunakan alat dan bahan serta prosedur yang berbeda.
Dokumentasi hasil pemasangan infus dan tranfusi darah perlu dilakukan untuk
mengetahui kebutuhan kondisi pasien.

15
Refrensi

Potter & perry, Fundamental of Nursing: Fundamental Keperawatan Buku Edisi


7.Jakarta:Salemba Medika

Hidayati, Ratna dkk.2014.Praktik Laboraturium Keperawatan Jilid 1. Jakarta:


Erlangga.

Hidayat Aziz Alimul, Musrifatul Uliyah.2015.Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia Edisi 2. jakarta

https://doktermuslim.com/indikasi-transfusi-darah/

http://husnahdiahhusada.blogspot.com/2012/08/pemasangan-infus.html

http://e-catalog.id/?p=2037

https://www.bastamanography.id/mengenal-jenis-dan-macam-ukuran-jarum-infus/

http://kaligisverlando.blogspot.co.id/2013/06/rumus-menghitung-tetesan-cairan-
infus.html?m=l

16

Anda mungkin juga menyukai