DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA INTERTILITAS” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah maternitas.
Ucapan terimakasih kepada dosen Maternitas, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam hal struktur maupun penyusun
makalah ini., sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
baik.
Penulis menyadari dan penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dan kelemahan, untuk ini saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai infertilita.
2. Mengetahui tanda dan gejala dari infertilitas
3. Mengetahui faktor penyebab infertilitas
1
BAB II
KONSEP DASARINFERTILITAS
A. Pengertian
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami
istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakanalat kontrasepsi dalam bentuk apapun. (Djuwantono, Tono.
2008. Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas. Bandung : PT Refika Aditama)
Infertilitas adalah masalah medis penting yang mempengaruhi kualitas hidup
dan merupakan masalah dari 10-15% pasangan usia reproduktif (American Society
for Reproductive Medicine [ASRM], 2009a; Nelson dan Marshall, 2007).
Istilah infertilitas mengaplikasikan subfertilitas, yaitu butuh waktu lama untuk
konsepsi, dan bukan sterilitas, yang berarti tidak bisa berkontrasepsi. Normalnya
pasangan fertil mempunyai kesempatan konsepsi sebesar 20% setiap siklus ovulasi.
B. Etiologi
Berbagai gangguan atau penyebab yang dapat memicu terjadinya infertilitas
antara lain : (Djuwantono, Tono. 2008. Hanya 7 Hari Memahami
Infertilitas. Bandung : PT Refika Aditama)
Faktor penyebab infertilitas pada wanita
a. Penyumbatan kedua tuba
Saluran telur (tuba fallopii) mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses
kehamilan, yaitu sebagai tempat saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya
konsepsi, tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi menuju rahim, untuk
dapat bernidasi. Gangguan fungsi saluran telur (tuba fallopii) akan menyebabkan
pasangan infertil. Contoh gangguan tersebut antara lain terjadi perlengketan,
penyempitan dan pembuntuan saluran.
b. Gangguan ovulasi
Gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis akan mengganggu
pengelauran sel telur dari ovarium yang mengakibatkan gangguan proses konsepsi
c. Masalah serviks
Bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi) akan mengakibatkan sulitnya
spermatozoa masuk kedalam saluran telur yang mengakibatkan sulit terjadi proses
konsepsi.
d. Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek)
e. Masalah vagina (vaginismus, vaginistis dan lain-lain)
f. Rahim (mioma, endometritis, endometriosis, uterus bicornis, arculatus, prolaps
rahim)
g. Ovarium
2
Tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore, oligomenore dengan atau tanpa
ovulasi
h. Masalah endokrin
Gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan, gangguan
pelepasan sel telur, gangguan pada korpus luteum, gangguan implantasi hasil
konsepsi dalam rahim, hiper/hipotoroid.
i. Faktor lain Rolaktinemia (tumor pada hipofisis)
a. Aarikokel
Suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga
jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi
kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
b. Hipospadia
Muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan bauh
zakar
c. Ejakulasi retrograd
Ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih
d. Buah zakar tidak turun
e. Kegagalan testikuler
Dapat terjadi karena buah zakar atrofi atau bauh zakar tidak turun
f. Kegagalan fungsional
Kemampuan ereksi kurang, kelainan pembentukan spermatozoa, gangguan pada
sperma
Faktor lainnya
C. Klasifikasi / Stadium
Secara medis infertilitas dibagi menjadi 2, yaitu: (Al-Haija, 2011)
a. Infertilitas primer berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertilitas sekundar berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau
metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
3
D. Patofisiologi
a. Patofisiologi Infertilitas (Al-Haija, 2011)
- Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan
FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan
folikel di ovarium.Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan
gangguan padaovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga
penyebab mayor dariinfertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba
sehingga ovum tidak dapatlewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan
sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang normal walapun sebelumnya terjadifertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik
mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi
infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak
lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa
infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imunsehingga
terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan,infeksi
juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
- Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya
hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas
dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang
berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi
alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya
pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas
spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan
sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan
komposisi sperma terganggu. (Al-Haija, 2011)
4
d. Nyeri hebat saat haid. Nyeri punggung, nyeri panggul dan rasa kram pada perut
dapat terjadi.
Kadang-kadang, infertilitas pada wanita dihubungkan dengan gangguan hormon. Pada
kasus seperti ini, gejala yang dapat ditemukan di antaranya :
a. Perubahan pada kulit, misalnya jerawat yang berlebihan.
b. Perubahan dorongan dan hasrat seksual.
c. Pertumbuhan rambut yaang berlebihan pada area bibir, dada dan dagu.
d. Rambut mudah rontok
e. Bertambahnya berat badan
f. Gejala yang lain termasuk
g. Keluarnya cairan putih dari puting susu yang tidak ada kaitannya proses
menyusui
h. Rasa nyeri saat berhubungan badan.
Dan gejala lainnya yang dapat menyebabkan infertilitas pada wanita dengan gejala-
gejala yang berbeda pula.
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik:
1) Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat
2) Pembesaran kel tiroid
3) Galaktorea
4) Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus
5) PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa
b. Pemeriksaan penunjang
1) Analisis sperma
Bila dijumpai hasil analisis sperma yang kurang atau kurang baik, maka biasanya
diperlukan pemeriksaan ulang 1 minggu sesudahnya pada keadaan yang lebih sehat/
nyaman guna mengkonfirmasi hal tersebut. Perlu diingat bahwa apapun hasil analis
sperma, sangat berguna untuk penentuan terapi, tindakan, dan pemilihan
penatalaksanaan infertilitas.
2) Deteksi ovulasi
a) Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur :siklus
ovulatoar
5
b) Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1⁰C setelah ovulasi :
Bifasik
c) Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir
serviks encer,daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran
daun pakis dan terjadi Estradiol meningkat
3) Hormonal : FSH, LH, E2, Progesteron, Prolaktin
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, bila belum dapat memberikan tentang
sebab infertilitas, dapat dilakukan pemeriksaan hormonal untuk mengetahui
keterangan tentang hubungan hipotalamus dengan hipofise dan ovarial aksis.
Hormon yang diperiksa adalah gonadotropin (follicle stimulation hormone
(FSH), hormone luteinisasi (LH), dan hormone (estrogen dan progesterone,
prolaktin). Pemeriksaan hormonal ini diharapkan dapat menerangkan
kemungkinan infertilitas dari kegagalannya melepaskan telur (ovulasi)..
4) Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina
5) Uji pasca senggama
Pemeriksaan uji pasca senggama dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan tembus
spermatozoa menyerbu lender serviks.
6) Biopsy endometrium terjadwal
Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada
2-3 hr sebelum haid.
7) Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat
kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat
proses radang. Dilakukan secara terjadwal.
8) Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.
9) Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan,
perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uteri
6
e) GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
f) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak
secara luas
g) Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
h) Pengangkatan tumor atau fibroid
i) Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterap
b. Laki-laki
1) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
2) Agen antimikroba
3) Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
4) HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
5) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
6) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
7) Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopati
8) Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
9) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan
ketat
10) Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisi
7
Pada pria
H. Pathway intertilitas
Pada wanita
Disfungsi hipotalamus dan
hipofisis, gaya hidup,
Gg. Hipoalamamus dan terpapar radiasi, toksik.
hipofisis, terpapar
radiasi,toksis, gaya hidup
Ketidakseimbangan
hormonal
Mempengaruhi hormon
dalam tubuh (produksi Pembentukan FSHdan LH
hormon tidak seimbng )
Fungsi Obstruksi Ketidakmampuan
Terjadi gg pada testis duktus untuk
pembentukan folikel di dan koitus/ejakulasi
ovarium tubulus
Produksi
Abnormalitas serviks sperma Ketidakmampu
Gg bentuk anatomi
sistem reproduksi Obstruksi an untuk
duktus & koitus/
tubulus ejakulasi
Bentuk tuba palopi yang Mempengaruhi
tidak sesuai akibat proses pemasukan
cedera/infeksi
8
Produksi
Mempengaruhi
Bentuk tuba palopi yang sperma Ketidakmampu
proses pemasukan
tidak sesuai akibat Obstruksi an untuk
cedera/infeksi duktus & koitus/
tubulus ejakulasi
Bentuk sperma
menjadi abnormal
Sperma tidak dapat lewat Mempengaruhi
dan tidak terjadi fertilisasi MK : resiko faktor psikologis
dari ovum dan sperma infeksi
9
BAB III
A. Pengkajian
a. Pengkajian infertilitas wanita:
1. Riwayat lengkap mengenai durasi infertilitas, kejadian obstetrik sebelumnya,
riwayat menstruasi dan seksual, kondisi medis dan operatif, riwayat terpajan
dengan bahaya reproduktif dirumah atau tempat kerja, penggunaan alkohol
dan obat lainnya, dan stres emosional.
2. Penilaian saluran reproduksi secara spesifik diikuti pemeriksaan fisik lengkap.
3. Pemeriksaan darah dan urine rutin dan pemeriksaan lainnya.
b. Pengkajian infertilitas pria:
1. Riwayat lengkap mengenai defisiensi gizi; penyakit kronis; trauma; pajanan
terhadap bahaya lingkungan seperti radiasi, panas dan substansi toksik; serta
penggunaan tembakau, alkohol, dan mariyuana.
2. Pemeriksaan fisik lengkap.
3. Pemeriksaan yang dimulai demgan tes non-invasif seperti analisis semen dan
pemeriksaan US.
B. Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan fertilitas terganggu adalah
sebagai berikut :
1. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostik
2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
fertilitas
3. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk
4. Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostik
5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis
6. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping induvidu / keluarga berhubungan
dengan metode yang digunakan dalam investigasi fertilitas
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan:
Kriteria Hasil:
10
2. Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertil
3. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan test dan prosedur Menurunkan cemas dan takut terhadap
diagnosis dan prognosis
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
Kriteria Hasil:
INTERVENSI RASIONAL
11
kebutuhan dan maslah serta strategi
koping pasien dan seberapa efektif
Diagnosa Keperawatan:
Kriteria Hasil:
1. Menunjukan rasa pergerakan kearah resolusi dan rasa berduka dan harapan
untuk masa depan
2. Klien menunjukkan fungsi pada tingkat adekuat, ikut serta dalam pekerjaan
INTERVENSI RASIONAL
Dengarkan dengan aktif pandangan Proses berduka tidak berjalan dalam cara
pasien dan selalu sedia untuk yang teratur, tetapi fluktuasainya dengan
membantu jika diperlukan berbagai aspek dari berbagai tingkat yang
muncul pada suatu kesempatan yang lain
12
tingkat aktivitas dan hasrat seksual
Diagnosa Keperawatan:
Kriteria Hasil:
INTERVENSI RASIONAL
13
Bimbingan imajinasi Mengontrol aktivitas terapeutik
Diagnosa Keperawatan:
Kriteria Hasil:
INTERVENSI RASIONAL
Hindari melaukan sesuatu untuk pasien Pasien ini mungkin menjadi sangat
yang dapat dilakukan pasien sendiri, ketakutan dan sangat tergantung dan
tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan meskipun bantuan yang diberikan
bermamfaat dalam mencegah frustasi,
adalah penting bagi pasien untuk diri
sendiri untuk mempertahankan harga diri
14
DiagnosaKeperawatan:
Kriteria Hasil:
INTERVENSI RASIONAL
15
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17