I. PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) dikenal masyarakat sebagai kencing manis. Dalam keadaan normal air kencing
seseorang tidak berasa manis tapi pada penderita DM akan terasa manis. Ini terbukti apabila seseorang
penderita DM berkemih tidak berapa lama air kencingnya akan dikerumuni semut. Air kencing yang
berasa manis ini akibat dari berlebihnya kadar gula darah melampaui nilai ambang batas (180 mg %)
kemampuan ginjal untuk tetap menahan gula dalam darah. Akibatnya gula akan ikut diekskresi
(dikeluarkan) bersama air kencing.
Gula (Glukosa) adalah suatu bentuk sederhana dari karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh
sebagai sumber energi utama untuk menopang segala aktifitas organ-organ tubuh, baik yang terkendali
maupun otonom. Nilai normal kadar glukosa darah 80-120 mg % . Hormon utama yang terlibat dalam
pengaturan kadar gula dalam darah ini adalah Insulin dan Glukagon. Sesuai kondisi dalam tubuh insulin
akan bekerja menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara memasukkan gula kedalam intarsel.
Sebaliknya apabila kadar gula darah turun maka glukagon merangsang penghancuran cadangan glikogen
maupun pembetukan gula baru sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Demikian sinergiisnya
kerjasama kedua hormon ini, sehingga kadar gula darah tetap terjaga dalam kisaran normal.
Pada penderita DM terjadi kekurangan hormon insulin baik secara absolut atau relatif (gangguan
produksi insulin), disamping itu dijumpai juga adanya ketidaksempurnaan fungsi reseptor insulin di
jaringan perifer (resistensi insulin).
Dengan semakin majunya peradaban manusia terjadi efek positif dan negatif. Pola makan yang salah,
kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya tekanan hidup (stres), makin meningkatkan angka kejadian
penyakit-penyakit degeneratif antara lain : penyakit jantung koroner, osteoarthritis, tumor, dan diabetes
melitus.
Penderita DM di Indonesia semakin hari semakin bertambah bahkan termasuk Negara dengan penderita
DM cukup besar dibandingkan dengan Negara-negara lain di dunia.
Ada 4 tipe DM jumlah terbanyak adalah DM tipe 2 (> 90%). Oleh karena itu pengetahuan yang perlu
dimiliki masyarakat maupun masyarakat umum adalah jenis tipe 2 ini. Bukan berarti tipe yang lain tidak
penting, hanya berdasarkan prioritas masalah saja DM tipe 2 yang lebih diperhatikan.
II. DEFINISI
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 adalah sindroma klinik yang ditandai adanya hiperglikemia disesabkan oleh
karena gangguan produksi insulin absolut atau relatif dan atau resistensi insulin. Hiperglikemi ini akan
diikuti oleh gangguan metabolism lemak dan protein.
Hormon insulin diproduksi oleh sel beta kelenjar pankreas yang terletak melintang dibagian atas tengah
perut dibelakang gaster (lambung). DM tipe 2 ini termasuk penyakit keturunan, apabila salh satu
orangtuanya menderita DM tipe 2 maka 25% dari jumlah anaknya beresiko menderita DM tipe 2 juga.
Apabila kedua orang tuanya maka 50% beresiko menderita DM tipe 2.
Faktor resiko yang dapat memicu manifestasi DM tipe 2 antara lain:
Obesitas (kegemukan)
Kurang aktifitas fisik
Makan berlebihan
Hipertensi
Obesitas dan kurangnya aktifitas akan meningkatkan resistensi reseptor insulin.
Makan berlebihan akan meningkatan beban kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin untuk
merespon tingginya jumlah karbohidrat yang harus diproses masuk ke intraseluler.
Pada penderita hipertensi dijumpai resistensi insulin yang meningkat akibat pengaruh dari angioten sin
II, sehingga hampir 50% penderita hipertensi disertai DM
IV. DIAGNOSIS
V. TATALAKSANA
Dalam mengobati DM tipe 2 tidak hanya ditujukan pada kadar gula darah saja, melainkan juga terhadap
kelainan yang menyertai maupun komplikasi yang terjadi.
Tujuan pengobatan adalah :
1. Membuat orang merasa sehat dan bertenaga lagi
2. Mencegah tenjadinya komplikasi
3. Mengobati komplikasi yang terjadi dan penyakit yang menyertainya
Ada 4 pilar tatalaksana DM tipe 2 yaitu :
1. Edukasi
Edukasi meliputi pengetahuan tentang diabetes umumnya, masalah yang harus dihadapi dan
tanda-tanda kegawatan serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan harus dilaksanakan berulang-ulang
karena penyakit ini sepanjang hayat dan merupakan pembunuh terselebung.
2. Pengaturan makan/Diet
Merupakan pilar terpenting dalam pengobatan DM. pengaturan makan adalah merancang
sedemikian rupa makanan yang sesuai dengan kebutuhan sehingga insulin yang tersedia
mencukupi dan susunan zat gizi harus sehat dan seimbang. Penderita diabetes (diabetesi) boleh
makan seperti orang sehat tetapi jumlah dan ukurananya harus dihitung sesuai dengan
kebutuhan. Diabetesi harus membatasi masukan gula, lemak dan garam.
3. Olahraga
4. Obat hipoglikemik baik oral maupun suntikan