Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.

” H ”
TERHADAP Ny. ” N ” DENGAN MASALAH KURANGNYA PEMAHAMAN
TENTANG ASI EKSLKUSIF DI DESA SRIKUNCORO ,
KEC.PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH

NAMA NPM
1. Andina Novratilova HP 1826041024. P
2. Fitriyanti 1826041025. P
3. Gita Kartika 1826041006. P
4. Ida Cahyati 1826041044. P
5. Lydia De viga 1826041029. P
6. Lispikawati 1826041003. P
7. Megawati 1826041005. P
8. Nita Haryanti 1826041023. P
9. Nur Okto Ferianty 1826041002. P
10. Nova Fetriany 1826041001. P
11. Nova Marliza 1826041004. P
12. Resti Dwi Sari 1826041030. P
13. Rika Mahdalena 1826041022. P

KELAS : GENAP C

DOSEN PENGAMPU:
RURY MEISEPTYA SARI,S.ST, M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan
Komunitas pada keluarga Tn ” H ” terhadap Ny. ” N ” dengan masalah kurangnya
pemahaman tentang ASI Eksklusif diDesa Srikuncoro, kec. Pondok Kelapa, Kab.
Bengkulu Tengah
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa penyusunan laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharap saran dan kritik
yang kontruktif demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuanbagi semua, khususnya Mahasiswa Tri Mandiri Sakti

Bengkulu, Maret 2009

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sudah menjadi pandapat umum bahwa kondisi gizi yang optimal dari
anak – anak sekarang, terutama pada bayi adalah sesuatu hal yang mutlak
demi kesehatan dan pertumbuhan yang baik pada masa mendatang.
Disamping itu diakui pula bahwa untuk bayi, air susu ibu (ASI) adalah satu –
satunya sumber zat makanan alamiah yang perlu dilindungi serta si
promosikan di seluruh negara (Resolusi WHA 34, 22)
Pengalaman telah menunjukkan bahwa terbentuknya cara
pemberian makanan bagi yang tepat serta lestarinya pemakaian ASI sangat
tergantung kepada informasi yang diterima oleh ibu – ibu (WHO, 1979; Baer
1981)
Khusus mengenai kekurangan kalori dan protein pada bayi di
pedesaan, disamping penakaran susu yang kurang tepat juga sering
disebabkan karena penyapihan yang terlalu dini. Pada masyarakat yang buta
gizi dimana air susu ibu diganti dengan air tajin/pisang. Kekurangan kalori
dan protein pada bayi ini sangat berbahaya karena jumlah sel otak dan juga
luas permukaan otak yang sebenarnya masih dalam taraf terganggu/terhenti
sehingga menyebabkan penurunan kapsitas mental, intelektual dan juga fisik
dimasa mendatang.
Dari Hasil Survey di Desa Srikuncoro banyak ditemukan Masyarakat
yang mmepunyai bayi 0-6 bulan yang tidak memberikan Asi sejak lahir.
Selian masalah kurangnya pengetahuan tentang asi eksklusif masalah yang
lain adalah mengenai kesehatan lingkungan dan ekonomi penduduk yang
rendah, pendidikan yang rendah, karena mengacu pada 9 SKA maka kami
mengambil/mengangkat masalah kurangnya pengetahuan tentang ASI
eksklusif yang ada di Desa Srikuncoro, Kec.Pondok Kelapa. Dengan
menerapkan materi yang telah didapat dibangku kuliah terutama mata kuliah
kebidanan kemunitas pada keluarga, dimana mahasiswa mendapatkan
pengalaman nyata tentang peran dan fungsi bidan di masyarakat dan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kebidanan serta dapat
mengembangkan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga dengan
menggunakan manajemen kebidanan dan pengorganisasisan masyarakat.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam peran fungsi dan tugas
bidan serta dapat mengembangkan sikap etis, nasionalisme dan
profesionalisme dalam melaksanakan praktek kebidanan
1.2.2. Tujuan khusus
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasikan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah – masalah kesehatan dasar dalam keluarga
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
 Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kebidanan terhadap anggota keluarganya yang sakit dan dalam
mengatasi masalah produktivitas anggota keluarganya
 Meningkatkan produktivitas keluarga dan meningkatkan mutu
hidupnya

1.3. Manfaat Penulisan


1.3.1. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan komunitas di dalam praktek kerja lapangan yang
telah di dapat diperkuliahkan
1.3.2. Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
1.3.3. Bagi klien
Menambah pengetahuan tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif
dan usia 0-6 bulan dan masalah kesehatan pada keluarganya
1.3.4. Bagi lahan praktek/masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah
kesehatan yang ada pada masyarakat

1.4. Metode Penulisan


Asuhan Kebidanan komunitas ini disusun setelah penulis melakukan
penulisan secara deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan
keadaan dan dalam situasi yang nyata. Dan tertuju pada pemecahan masalah
dengan menggunakan metode :
1.4.1. Studi kepustakaan
Mengumpulkan data melalui bahan ilmiah dengan cara membaca yang
terkait dengan pemberian ASI Eksklusif dan kesehatan Masyarakat
1.4.2. Wawancara dan observasi
Mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung pada pasien,
keluarga maupun tim kesehatan yang terkait
1.4.3. Pemeriksaan fisik
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perfusi untuk mendapatkan data obyektif
1.4.4. Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat catatan medik
keluarga dan lain – lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebidanan Komunitas


1. Pengertian
Adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. (Dr. JH. Syahlan, skm)
Adalah para praktisi bidan oleh wanita selama masa kehamilan,
persalinan, yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa kehamilan,
perslianan, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif. (United Kingdom
Central Council For Nursing, Midwifery and Health)
Adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang
telah diakui pemerintah setempat yang telah menyelesaikan pendidikan dan
lulus serta terdaftar/ mendapat ijin melakukan praktek kebidanan yang
melayani keluarga atau masyarakat di wilayah tertinggal (WHO)
2. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah komuniti didalam
komuniti terdapat kumpulan individu yang membantu keluarga atau
kelompok dalam suatu mayarakat.
Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak
dalam keluarga
Ibu : Calon ibu/masa pranikah, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu meneteki, ibu masa interval,
menopause
Anak : Bayi, balita, masa sekolah
Keluarga berencana : Nucler familly (suami, istri, anak), extended familly
(keluarga besar, kakek, nenek dll)
Masyarakat : masyarakat desa kelurahan dalam batas wewenang
kerja
3. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh bidan
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh Bidan
meliputi :
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita
c. Konsep keluarga berencana
d. Imunisasi gizi Keluarga Berencana
e. Memberikan pelayanan kesehatan ibu di rumah
f. Membina dan membimbing kader dan dukun bayi
g. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan
h. Membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral
i. Melakukan rujukan medik
j. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakai
kontrasepsi

2.2.Konsep Keluarga
1. Pengertian
Adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama sebagai suatu
kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil dan sebagainay. Tetapi tidak
selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan dan ikatan – ikatan lain.
Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya di
bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk.
(Dep. Kes. RI. 1993)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinetraksi satu sama lain di
dalam peranannya masing – masing dalam keadaan saling ketergantungan.
(Dep. Kes. RI. 1998)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup di dalam peranannya masing – masing danmenciptakan serta
merpertahankan seuatu kebudayaan (Salvicion G. Balion dan Maklaya
1989)
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
itu adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi satu sama lain
g. Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing – masing
h. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan
2. Struktur keluarga
Struktur keluarga dan bermacam – macam diantaranya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama sedarah ayah
e. Keluarga kawasan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga adanya
hubungan dengan suatu atau istri
Ciri – ciri struktur keluarga – Anderson Carter
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan fungsi dan tugasnya
masing – masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing – masing
3. Tipe/bentuk keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak – anak
b. Keluarga Besar (Extended Family) : keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) : keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah labih dari satu kali dan merupakan satu
kaluarga inti
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) : keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian
e. Keluarga berkomposisi (Composite) : keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga Kabitas (Kahabitation) : dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
4. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi 1 situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Sebagai suami, ayah, pencari kerja, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh pendidik anak – anaknya, pelindung serta berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya
c. Peranan anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
5. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarganya
a. Fungsi biologis
1. Untuk meneruskan keturunan
2. Memelihara dan memebsarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4. Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosial
1. Membina sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan keluarga
perkembangan anak
3. Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga
4. Menruskan nilai – nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1. Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga
dimana yang akan datang misalnya pendidikan angka – angka,
jaminan hari tua dan sebaginya.
e. Fungsi pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinyad
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya

2.3. Konsep Dasar ASI Eksklusif


1. Pengertian
ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu
sebagai makanan utama bagi bayi
ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi usia 0 – 6 bulan
tanpa makanan pendamping ASI
2. Komposisi air susu ibu
a. Protein
Protein dari susu (curd) disebut kasein kadar protein yaitu laktal bumil
dan laktal globulin lebih besar pada air susu ibu dibanding air susu sapi
b. Lemak
Air susu ibu mengandung lemak jenuh dan lemak tidak jenuh yang
sama kadarnya, yang dapat diabsorbsi oleh bayi secara lebih mudah
daripada butir-butir lemak yang terdapat pada susu sapi. Kadar
kolesterol alebih tinggi dari pada susu sapi
c. Karbohidrat
Mengandung faktor bifidus, dan faktor ini tidak terdapat di dalam air
susu sapi. Faktor-faktor pelindung ini semua ada di dalam air susu ibu
yang matur dan di dalam kolostrum. Kadar faktor ini berubah selama
masa laktasi bayi mulai membentuk sistem imunilogisnya sendiri.
Perlu diulangi disini bahwa :
a. Pemberian kolostrum secara awal dan pemberian air susu ibu yang
terus menerus, paling tidak selama 4 bulan, merupakan
perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap
penyakit
b. Bahkan hanya dengan sekali minum air susu sapi dapat
menyebabkan kerusakan faktor pelindung alami
d. Garam mineral
Natrium  dalam kadar yang ideal untuk bayi manusia
Kalsium, fosfor, magnesium  kadarnya dalam air susu ibu lebih
cocok untuk bayi dibandingkan kadarnya yang lebih tinggi pada air
susu sapi
e. Zat besi
Kadar zat besi yang rendah tidak mengurangi sifat anti infeksi dan
laktofenin
f. Vitamin
Kadar vitamin Asphixia, B, C, D dan E lebih tinggi dibandingkan
kadarnya dalam air susu sapi, tetapi terdapat lebih sedikit vitamin K
dalam air
g. Faktor pelindung
Terdapat di dalam air susu ibu maupun di dalam kolostrum
1. Imunoglobin protektif
2. Laktofenin
3. Lisosom
4. Faktor antitripsin
5. Faktor bifidus
3. Keuntungan ASI bagi bayi
a. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena :
- Mudah dicarna dan diserap
- Selalu bersih dan segar
- Aman
b. Menyempurnakan pertumbuhan bayi menjadi lebih sehat
c. ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi
d. ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
e. Untuk menjalani hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
4. Keuntungan meneteki bagi ibu
a. Mencegah perdarahan pada masa nifas
b. Membantu segera mengembalikan alat-alat kandungan
c. Tidak merepotkan atau tidak perlu merebus botol dan membuat susu
d. Menghemat biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli
e. Praktis karena itu tidak perlu membawa botol bila bepergian
f. Menjalin hubungan yang akrab antara ibu dan bayi
g. Menunda masa kehamilan
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI antara lain :
1. Perubahan sosial budaya
a. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
b. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan
susu botol
2. Faktor psikologis
a. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
b. Tekanan batin
3. Faktor fisik ibu
Ibu sakit, misalnya mastitis, panas, dsb
4. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang
mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI
5. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI
6. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri
yang menganjurkan pengganti ASI dengan susu kaleng
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
1. Susuilah bayi segera setelah melahirkan
2. Bayi harus diberi minum bila lapar dan tidak perlu jadwal secara padat
3. Berilah ASI pada bayi sampai umur 2 tahun
4. Cuci tangan sebelum dan sudah meneteki
5. Sebelum dan sesudah meneteki puting susu dibersihkan
6. Setelah meneteki, mulut bayi dibersihkan
7. Selama meneteki usahakan bayi selalu menghisap
8. Hindarkan agar hidung bayi tidak tertutup oleh payudara ibu
9. Meneteki tidak boleh tergesa-gesa agar tidak tersedak, kemudian bayi
disendawakan dengan cara menepuk punggung bayi
7. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
1. Makanan ibu
Ibu makan secara teratur dan cukup gizi, selain itu dianjurkan minum
lebih banyak, kira-kira 8 – 12 gelas sehari, misal susu, air, kacang
hijau, air buah
2. Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu selalu
dalam kondisi tenang. Apabila ibu dalam keadaan tertekan, sedih,
kurang percaya diri dan ketegangan emosional akan menurunkan
produksi ASI
3. Frekuensi menyusui
4. Istirahat yang cukup
5. Perawatan payudara yang teratur
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal untuk mendapatkan data dengan cara
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan
ibu melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diklasifikasikan sebagai data subyektif dan data obyektif. Data subyektif
diperoleh dari anamnesa yang mencakup semua keluhan-keluhan dari
klien. Data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan, baik fisik maupun
penunjang.
A. Data Subyektif
Diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada klien, keluarga dan
tim kesehatan lain, mencakup semua keluhan-keluhan dari klien
terhadap masalah kesehatan yang lain. Dalam hasil anamnese terhadap
klien tentang masalah kesehatan yang lain. Dalam anamnese terhadap
klien masalah kesehatan yang dialami, meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Biodata
Berisi tentang identitas klien beserta suaminya yang meliputi
nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
status perkawinan yaitu kawin ke, umur kawin, lama kawin.
b. Keluhan Utama
Hal yang ditanyakan apa yang dirasakan sekarang setelah ibu
meneteki bayinya.
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu ditanyakan apakah klien menderita suatu
penyakit, sejak kapan dan apakah sudah diperiksakan ke
petugas kesehatan atau belum, sejak kapan merasakan
sakit.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Yang perlu ditanyakan apakah klien pernah menderita
penyakit keturunan, menular.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu ditanyakan apakah dari keluarga pasien dan
suami ada yang menderita penyakit menurun dan menular,
bila ada siapa, juga ditanyakan apakah ada keturunan
kehamilan kembar.
a. Riwayat obstetri
1) Riwayat haid
Terdiri dari menarche umur berapa, siklus haid teratur/
tidak, berapa kali siklus haid, berapa lama haid, berapa
banyak, bagaimana warnanya, konsistensinya (cair/
gumpal), bagaimana baunya, apakah merasa nyeri/ tidak
saat haid, banyak/ tidak, bila ya kapan apakah sebelum/
sesudah haid bagaimana, gatal atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
 Riwayat kehamilan sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah telah hamil berapa bulan,
kapan HPHT, kapan HPL, berapa umur kehamilannya,
berapa kali dan dimana melakukan pemeriksaan hamil,
keluhan selama hamil baik trimester I, II, dan III, obat
yang sudah didapat, kapan dan dimana, berapa kali
mendapat suntikan TT, penyuluhan yang sudah didapat.
 Riwayat persalinan sekarang
Yang perlu ditanyakan jenis persalinannya bagaimana,
siapa yang menolong, dimana bersalinnya, kapan dan
apa penyulitnya, berapa berat badan lahir bayi, jenis
kelamin, panjang badan dan apabila anak hidup berapa,
berapa usianya, bila mati kapan dan apa penyebabnya.
 Riwayat nifas sekarang
Yang perlu ditanyakan apakah nifas berjalan normal,
apakah ibu meneteki bayinya.
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Yang perlu ditanyakan merasakan gerakan janin pada usia
kehamilan berapa, jenis persalinan, penolong, jenis
kelamin, berat badan, dan panjang badan bayi yang
dilahirkan yang lalu, nifas berjalan normal atau tidak.
b. Riwayat KB
Yang perlu ditanyakan adalah apakah klien pernah ikut KB,
bila ya metode KB apa yang digunakan, kapan
menggunakannya, berapa lama pemakaiannya dan rencana KB
apa yang akan digunakan mendatang. Bila klien mengganti
metode KB, apa alasannya, kapan menggantinya.
c. Keadaan Psikososial
Yang perlu ditanyakan apakah kehamilan ini direncanakan,
diharapkan, hubungan dengan suami, keluarga, tetangga
sekitar dan bayinya.
d. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Saat hamil : berapa kali makan, bagaimana porsinya,
minum berapa gelas per hari.
Saat pengkajian : berapa kali makan, bagaimana porsinya,
minum berapa gelas per hari.
2) Pola aktivitas
Apa yang dikerjakan ibu saat meneteki bayinya.
3) Pola istirahat
Berapa jam istirahat siang dan malam saat hamil dan saat
pengkajian, bisa tidur nyenyak atau tidak.
4) Pola eliminasi
Berapa kali BAK dan BAB saat hamil dan saat pengkajian,
bagaimana warnya, bau, konsistensinya.
5) Pola personal hygiene
Berapa kali mandi, gosok gigi, ganti pakaian dalam dan
luar, ganti pembalut saat pengkajian dan saat hamil.

A. Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi serta pemeriksaan yang
terdiri dari :
1. Keadaan umum
Bagaimana tingkat kesadarannya, postur tubuh, cara berjalan,
berat badan saat hamil, dan sesudah melahirkan berapa
kenaikan berat badan selama hamil dan berapa LILA nya.
2. TTV
Tekanan darah : 100
/70 mmHg – 130/80 mmHg
Nadi : 76 – 92 x /menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
RR : 16 – 24 x /menit.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : bentuk kepala, jenis rambut, kulit
kepala, ketombe atau tidak, kering
atau tidak.
Muka : pucat atau tidak, oedem atau tidak,
ada cloasma gravidarum atau tidak.
Mata : simetris atau tidak, strabismus atau
tidak, warna sklera atau warna
konjungtiva, ada oedem, palpebra
atau tidak.
Hidung : ada pernapasan cuping hidung atau
tidak, ada polip atau tidak, ada
pengeluaran sekret atau tidak.
Telinga : simetris atau tidak, ada serumen atau
tidak, bersih atau tidak, ada
gangguan pendengaran atau tidak.
Mulut dan Gigi : mukosa bibir kering atau tidak, pucat
atau tidak, ada stomatitis atau tidak,
ada caries gigi atau tidak, memakai
gigi palsu atau tidak.
Leher : ada pembesaran kelenjar tyroid atau
tidak, ada pembendungan vena
jugularis atau tidak.
Dada : simetris atau tidak, ada
hiperpigmentasi areola mamme atau
tidak, puting susu menonjol atau
tidak, ASI sudah keluar atau belum.
Abdomen : ada linea nigra atau tidak, simetris
atau tidak, ada bekas luka operasi
atau tidak.
Axilla : ada lesi atau tidak, ada pembesaran
kelenjar limfe atau tidak, bersih atau
kotor.
Genetalia : bersih atau tidak, adakah
pengeluaran pervaginam, adakah
oedem, condiloma akuminata,
varices.
Anus : bersih atau tidak, terdapat hemorroid
atau tidak.
Exstremitas atas : simetris atau tidak, ada kelainan
gerak atau tidak, jumlah jari lengkap
atau tidak.
Exstremitas bawah : simetris atau tidak, ada kelainan
gerak atau tidak, jumlah jari lengkap
atau tidak.
b. Palpasi
Kepala : ada benjolan atau tidak.
Leher : apakah ada pembesaran kelenjar
tyroid atau tidak, pembendungan
vena jugularis atau tidak.
Dada : adakah benjolan, nyeri tekan pada
mammae atau tidak, ASI lancar atau
tidak
Abdomen : TFU sesuai masa nifas atau tidak,
ada nyeri tekan atau tidak, ada
bemjolan atau tidak
c. Perkusi
Abdomen : meteorismus atau tidak.
Ekstremitas bawah : reflek patella +/+ atau /
d. Auskultasi
Dada : adakah wheezing, ronchi pada dada.
Abdomen : berapa bising usus yang terdengar.
2.3.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Langkah kedua merupakan pengembangan masalah dari
interprestasi data dasar ke dalam identifikasi yang spesifik
mengenai masalah atau diagnosa. Diagnosa adalah hasil dari
perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditetapkan
oleh bidan.

Diagnosa : Ny. N umur 29 thn dengan meneteki


DS : Ibu mengatakan selalu meneteki bayinya sejak bayinya
berumur 0 bulan sampai. 5 bulan
DO : – Keadaan umum : Baik
– TTV
TD : 110
/70 – 130/80 mmHg
N : 76 – 92 x /menit
S : 36,5 – 37,5 0C.
RR : 16 – 24 x /menit
– ASI keluar lancar atau tidak
2.3.3 Antisipasi Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial berdasarkan
rangkaian dan diagnosa yang ada merupakan antisipasi, pencegahan
bila mungkin. Masalah potensial adalah masalah yang timbul dan
tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan.
2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan langkah yang menggambarkan sifat
kesinambungan dari proses penatalaksanaan bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga saat
bidan bersama klien.
2.3.5 Intervensi
Merupakan suatu pengembangan rencana yang menyeluruh
meliputi apa yang diidentifikasi oleh indikasi klien, setiap masalah
yang berkaitan, gambaran besar tentang apa yang terjadi berikutnya,
konseling dan rujukan.
Rencana asuhan haruslah disetujui bersama antara bidan dan
pasien serta keluarga dalam intervensi, terdiri dari:
Diagnosa : Ny N umur 29 dengan meneteki
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari
diharapkan pasien dapat mengerti penjelasan yang
diberikan oleh Nakes.
Kriteria :
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36o C
RR : 20 x/menit
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu
R/ Membuat ibu lebih keooperatif
2. Anjurkan ibu untuk tidak tarak makanan dan minuman
R/ Menambah produksi Asi bertambah banyak
3. Berikan penjelasan tentang ASI Eksklusif
R/ Menambah pengetahuan ibu.
4. Berikan penjelasan tentang manfaat ASI eksklusif
R/ Pemenuhan nutrisi bayi
5. Ajurkan makan makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna)
R/ Menambah produksi ASI

2.3.6 Implementasi
Merupakan perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap
perencanaan pelaksanaan akan terealisasi dengan baik apabila
ditetapkan berdasarkan masalah atau diagnosa.

2.3.7 Evaluasi
Merupakan seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk
mengatur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria, guna
evaluasi ini menilai kemampuan dalam memberikan asuhan
kebidanan untuk menyusun langkah baru evaluasi dalam asuhan
kebidanan ditulis dalam bentuk:
S (subyektif) : Data yang diperoleh dari wawancara langsung
O (obyektif) : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan
pemeriksaan.
A (assesment) : Pernyataan gangguan yang terjadi atas subyektif dan
obyektif
P (planning) : Perencanaan tindakan yang ditentukan dengan
masalah yang terjadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Data Umum


3.1.1. Identifikasi Keluarga
Kecamatan : Pondok Kelapa Kepala keluarga : Tn ”H”
Kelurahan : - Nama : Tn ”H”/ Ny ”N”
RT/RW : 0/0 Umur : 30 thn/ 29 thn
Alamat : Ds. Srikuncoro Pendidikan : SMA/SMP
Kec.Pondok Kelapa Agama : Islam/Islam
Pekerjaan : Buruh tani/Ibu RT
Penghasilan : Tidak pasti
N Hubu- L Pendi- Pekerja- Sehat
Nama anggota Umur Agama KB
o ngan P dikan an sakit
1 Tn. Halim Suami L 30 SMP Islam Dagang - Sehat
2 Ny. Nanik Istri P 29 SD Islam IRT Suntik Sehat
3 M.Faizal Anak L 6 thn SD Islam - - sehat
4 Lia Puspita Anak P 5 bln - Islam - - sehat

Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam
pengambilan keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga.
Hubungan dalam keluarga cukup harmonis
3.1.2. Denah rumah
U
B T
4 S
1 Ket :
2 1,2,3 : kamar tidur
4 : ruang tamu
3 5 : dapur
5
3.1.3. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturuna
: Garis perkawina

3.1.4. Situasi lingkungan


a. Rumah
Luas : 12 m x 4 m
Jenis rumah : Tersendiri
Letak : Jauh dari vektor
Dinding : Tembok
Atap : Genteng
Lantai : Tekel semi plester
Cahaya : Terang
Ventilasi : Cukup
Jendela : Ada
Kebersihan : Cukup bersih
Jumlah ruangan :3
b. Air minum
Asal : Sumur
Kualitas air : Cukup baik
Konsumsi air : Bersih
c. Pembuangan sampah
Sampah : Dibakar di belakang rumah
d. Jamban dan kamar mandi
Jenis jamban : Cemplung
Jarak dengan sumber air : 6 m
Kebersihan : Cukup
Kamar mandi : Ada
e. Pekarangan dan selokan
Pengaturan : Teratur
Kebersihan : Bersih
Air limbah : Teratur
Tanaman peneduh : Ada
Peralatan pekarangan : Ada
f. Kandang ternak
Bangunan : Tidak punya
Letak :-
Kebersihan :-
3.1.5. Kegiatan keluarga sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur dan tergantung kepada
kemauan masing-masing anggota keluarga
b. Kebiasaan makan
Makan 3 x/ hari dengan makanan pokok beras (nasi), sayur, lauk.
Untuk bayi minum ASI + pisang dan nasi tim (lumat), keadaan
fisik anggota keluarga baik
c. Penggunaan waktu senggang (luang)
 Penggunaan waktu luang oleh ibu digunakan untuk mengasuh
bayinua ibu tidak aktif dalam kegiatan ibu-ibu RT/RW
 Ayah sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, waktu luangnya
biasanya digunakan untuk menonton TV, bercengkrama
dengan tetangga
d. Situasi sosial dan budaya
Keluarga mengatakan menjaga kebersihan diri dengan teratur dengan
memanfaatkan air sumur. Kebiasaan keluarga yang dapat menghambat
kesehatan yaitu pemberian pisang setelah bayi baru lahir
3.1.6. Keadaan kesehatan keluarga
a. Imunisasi
Bayinya dari sejak lahir sudah mendapatkan imunisasi langsung
yaitu hepatitis B
b. Keluarga Berencana
Ibu menggunakan suntik 3 bulan
c. Keadaan gizi keluarga
Pertumbuhan fisik keluarga baik, berat badan sesuai dengan umur
d. Penyakit yang diderita keluarga
Keadaan ibu saat ini baik-baik saja dan tidak ada keluhan begitu
juga keadaan bapak sehat, tidak merokok, keadaan nenek dan
kakeknya juga baik
e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke Puskesmas yang
dekat dengan tempat tinggal. Pemeriksaan kehamilan dilakukan di
bidan baik kelahiran maupun atau proses persalinan
3.2. Data Khusus
3.2.1. Biodata
Nama : Ny ”N”
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
3.2.2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan memberikan pisang + nasi sebagai pendamping ASI
3.2.3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sejak lahir anaknya langsung diberi ASI dan pisang
kepok, sebagai pendamping ASI karena anaknya sering menangis
3.2.4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan
menahun
3.2.5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular dan menahun
3.2.6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan : + 3 x/hari, menu nasi, lauk, sayur
Minum : + 6-7 gelas /hr, air putih, teh
b. Pola Istirahat
Siang :
Tidak terjadwal
Malam :
c. Pola Eleminasi
BAK : + 3-4 x/hari warna kuning, jernih, bau khas.
BAB : + 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas.
d. Pola Personal Hygene
Mandi + 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hr, ganti pakaian dalam + 2 x/hr
3.2.7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Normal, tidak ada kelainan
TB : 154 cm
BB : 48 kg
Lila : + 23,5 cm
Takanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 oC
Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit
a. Inspeksi
Kepala : Rambut hitam panjang, tidak rontok, tidak
ada ketombe, bersih
Muka : Tidak pucat, tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
tidak icterus, tidak oedem
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut/gigi : Simetris, bersih, tidak stomatitis, tidak ada
caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiriod dan
tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada/Payudara : Simetris, tidak ada retraksi interoostae,
payudara membesar, hyperpigmentasi pada
areola, dan puting susu bersih
Abdomen : Terdapat linea nigra, striealbican, tidak ada
luka bekas operasi
Punggung : Tidak ada kelainan
Genetalia : Bersih, tidak oedem, tidak ada condiloma
akuminata
Anus : Tidak ada hemoroid
Exs. Atas & bawah : Simetris, tidak oedem -/-, tidak ada
gangguan pergerakan
b. Palpasi
Leher : Tidak ada perbesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembendungan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada benjolan
Payudara : Colostrum +/+, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati, turgor kulit baik
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
3.2.8. Analisis Data
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn ”H”
disebabakan oleh faktor ketidaktahuan/ketidak pahaman, hal ini
terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan keluarga dan didukung
dengan usia ibu yang terlalu muda, disamping itu ditunjang oleh
faktor lingkungan, sosial, budaya, masyarakat dan keluarga, tetapi
meskipun begitu ibu sudah menyadari bahwa tenaga kesehatan yaitu
bidan berperan penting dalam mencapai kesehatan keluarga. Hal ini
dapat dilihat pada ibu sudah/telah melahirkan dan ditolong oleh bidan
dan anaknya juga mendapatkan imunisasi dari bidan. Namun sanitasi
lingkungan keluarga kurang memenuhi syarat kesehatan, hal ini
merupakan ancaman kesehatan, terhadap keluarga. Demikian pula
pandangan ibu tentang ASI ekslusif pada bayi akan dapat
mempengaruhi kesehatan bayi
Tingkat pendidikan yang rendah dan adat kebiasaan yang
melekat merupakan hambatan yang berat yang harus dihadapi oleh
tenaga kesehatan dalam membina perawatan kesehatan pada keluarga
Tn ”H”. Oleh karena itu intervensi yang pertama yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah melakukan penyuluhan
kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang
dilakukan secara berhadap dalam membangkitkan motivasi ibu dalam
memberikan ASI secara ekslusif. Serta penyuluhan tentang
pentingnya gizi pada kelhidupan keluarga sehingga membawa hasil
yang nyata dan dirasakan manfaatnya oleh keluarga sendiri sehingga
timbul kemandirian keluarga dalam memelihara keluarga.
3.2.9. Perumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka
permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn ”H” yang disebabkan
faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan keluarga dalam
menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan sehingga timbul
masalah-masalah keluarga sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman tentang ASI ekslusif
2. Status ekonomi rendah
3. Kesehatan Lingkungan.
3.2.2 Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah pada keluarga Tn ”H” secara
keseluruhan tidak mungkin, oleh karena itu dilakukan prioritas
masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan dan kebidanan yan
mengancam kesehatan keluarga itulah yang menjadi prioritas utama.
Agar dapat melakukan prioritas keluarga secara tetap, maka
dilakukan pembobotan dengan sebagai berikut :
 Kurangnya pengetahuan tentang ASI ekslusif

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah
Ancaman kesehatan bagi bayi,
1. ancaman 2/3 x1 2/3
bila MP-ASI terus diberikan
kebersihan
Kemungkinan
Keluarga menyadari masalah
2. masalah dapat di ½x2 2/2 = 1
dapat diubah karena selama
ubah sebagian
Keluarga menyadari masalah
Potensi masalah
cukup mudah diubah karena
untuk dicegah :
3. 2/3 x 1 2/3 adanya penyuluhan yang telah
cukup.
diberikan ibu diharapkan bisa
mengerti
Menonjolnya Keluarga menganggap masalah
masalah. kurangnya pengetahuan tentang
4. Masalah berat 2/2 x 1 1 ASI ekslusif merupakan
harus segera masalah yang harus segera
ditangani ditangani
Jumlah Skor 3 1/3

 Status Ekonomi Rendah


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Keluarga menyadari bahwa
Sifat Masalah masalah status ekonomi rendah
1. 1/3 x1 1/3
Keadaan sejahtera dapat mempengaruhi
kesejahteraan keluarga.
Keluarga menyadari bahwa
Kemungkinan masalah sosial ekonomi dapat
½
2. masalah dapat di ½x2 sebagian di ubah dengan
ubah peningkatan penghasilan
keluarga.
Keluarga menyadari masalah
Potensi masalah
sosial ekonomi rendah cukup
3. untuk diubah CKP 2/3 x 1 2/3
bisa dicegah dengan
meningkatkan penghasilan.
Penonjolan
Keluarga menganggap masalah
masalah ada
4. ½x1 ½ sosial ekonomi tidak harus
masalah tapi tidak
segera ditangani.
perlu ditangani
Jumlah Skor 2½
 Kesehatan Lingkungan

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah Kesehatan lingkungan dapat
1. 2/3 x1 2/3
Ancaman kesh mengancam kesehatan.
Kemungkinan
0 Keluarga tinggal dalam
2. masalah dapat di 0/2 x 2
lingkungan yang kumuh
ubah
Potensi masalah Keluarga sulit untuk mengubah
3. 1/3 x 1 1/3
untuk dicegah keadaan (tempat tinggal tetap).
Penonjolan
masalah. Keluarga sadar masalah
4. Ada masalah tapi ½x1 ½ keshling tidak dapat ditangani
tidak perlu segera.
ditangani

Jumlah Skor 1 5/6

Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan


prioritas masalah kesehatan dan keperawatan pada keluarga
Tn. ”H” dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas 1 : Kurangnya pemahaman tentang ASI ekslusif
Prioritas 2 : Sosial Ekonomi rendah.
Prioritas 3 : Kesehatan Lingkungan.
3.2.10. Rencana Tindakan dan Evaluasi Perawatan Keluarga
Data : Ibu mengatakan sejak lahir anaknya sudah diberi pisang
untuk pendamping ASI
Masalah : Kurang mengerti dan memahami tentang pemberian ASI
ekslusif
Tujuan : Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI
ekslusif keluarga mengerti tentang arti pentingnya
pemberian ASI ekslusif
1. Ibu mengerti tentang keuntungan ASI bagi bayi
2. Keluarga mengerti tentang keuntungan meneteki bagi
ibu
3. Keluarga mengerti tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan waktu meneteki
4. Keluarga mengerti pola pemberian makanan anak
0-24 bulan
5. Keluarga dapat mengetahui tentang makanan bagi ibu
menyusui
Rencana :
Memberikan penyuluhan tentang :
- ASI dan manfaatnya
- Pola makanan bayi dan ibu menyusui
- Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Tindakan :
Tanggal : 16 Maret 2009 Jam : 10.00 WIB
Memberikan penyuluhan tentang
- ASI dan manfaatnya
- Pola makanan bayi dan ibu menyusui
- Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Evaluasi
S : Keluarga mengatakan memahami apa yang dijelaskan oleh
petugas kesehatan
O : Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh
petugas kesehatan dan ingin membahas dulu dengan keluarga
A : Rencana belum berhasil
P : Mengadakan kunjungan rumah 1 minggu lagi

Anda mungkin juga menyukai