1. PENDAHULUAN
ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun
bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif
pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi
berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi,
bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu, biscuit,
bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada
tahun 2006, WHO (World Health Organization) mengeluarkan Standar
Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan di seluruh dunia yang isinya adalah
menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6
bulan.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau menyusui bayi dilakukan di berbagai
lapisan masyarakat diseluruh dunia, karena banyak manfaat yang diperoleh dari
ASI Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun.
2. PENGERTIAN
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja selama enam bulan
pertama tanpa minuman atau makanan tambahan lain. Setelah 6 bulan,
pemberian ASI dengan makanan pendamping ASI, lalu ASI dilanjutkan
sampai dengan dua tahun atau lebih
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 64,3 71,43 83,33 81,0
eksklusif
5. Mendapatkan pemantauan pertumbuhan 90,2 92,8 88,06 92,8
Perilaku ibu menyusui adalah respon atau reaksi ibu menyusui dalam
pemberian air susu (ASI) kepada bayinya secara alami yang disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal dan dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan,
Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Artinya setiap pemberian
ASI dari ibu kepada anaknya akan berhubungan dengan sosial budaya yang ada
dimasyarakat.
Perilaku dibentuk oleh kebiasaan yang diwarnai oleh sosial budaya. Setiap
orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan lingkungan serta mendapat
pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku
yang telah dibentuk dengan oleh kebiasaan dan kepercayaan akan pemberian ASI
Eksklusuif akan berdampak pada keingingan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada anak. Sosial budaya ini akan mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI
Eklusif
Faktor ekonomi Karena keterbatasan uang untuk membeli susu produk susu
yang bermutu baik, mereka terpaksa membeli produk susu yang lebih murah,
meskipun mutunya jauh lebih rendah
Tidak sedikit bayi baru berumur dua bulan sudah diberi makanan
pendamping karena ketidaktahuan ibu terhadap manfaat ASI. Berdasarkan riset
yang sudah dibuktikan di seluruh dunia, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi
hingga enam bulan, dan disempurnakan hingga umur dua tahun.
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek.
Seseorang menerima keperayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu
Adapun mitos tentang pemberian ASI bagi bayi, missal ibu yang menyusui
anaknya dapat menurunkan kondisi fisik dirinya merupakan suatu mitos yang sulit
diterima oleh akal sehat. Demikian halnya dengan kekhawatiran ibu yang
menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi, yang
akhirnya ibu mencari alternative lain dengan memberi susu pendamping/tambahan
Menyusu eksklusif selama enam bulan memang tidak mudah. Namun, beberapa
hal di bawah ini tak disangka dapat menambah kesulitan Anda sehingga tak
disangka-sangka menggagalkan usaha ASI eksklusif Anda untuk si kecil.
Ingat, ASI eksklusif artinya Anda hanya harus memberikan ASI saja ke bayi
selama enam bulan. Bahkan, pemberian air putih saja tidak diperbolehkan. Hal
yang masih boleh diberikan pada bayi selama ASI eksklusif adalah seperti obat-
obatan, vitamin, atau mineral tetes.
Banyak ibu bekerja yang memberikan ASI perah lewat botol agar anak
mereka tetap bisa mendapatkan ASI eksklusif. Meski begitu, terus-terusan memberi
ASI botolan pada bayi bisa membuat bayi mengalami bingung puting sehingga ia
akan menolak saat ditawarkan menyusu langsung dari payudara ibu.
Bingung puting dapat membuat bayi kesulitan mendapatkan ASI dari payudara ibu.
Ternyata pikiran dapat berpengaruh pada produksi ASI. Jika ibu terus-
terusan berpikir bahwa ASI yang keluar sedikit atau ASI tidak lancar (padahal
sebenarnya tidak ada masalah), tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini akan
benar-benar terjadi.
Stres karena ibu terus berpikir produksi ASI-nya sedikit dapat membuat
pelepasan hormon kortisol yang merangsang produksi ASI terhambat. Akibatnya,
produksi ASI dapat terganggu dan menjadi sedikit. Hal ini tentu dapat mengganggu
pemberian ASI eksklusif selama enam bulan.
Jika diet sampai mengganggu produksi ASI, hal ini tentu dapat menghambat
pemberian ASI eksklusif ke bayi selama enam bulan ke depan.
Setelah melahirkan bayi, tentu ibu belum siap untuk hamil lagi. Hal ini
membuat ibu memutuskan untuk segera memasang alat kontrasepsi (atau KB)
setelah melahirkan agar tidak kebobolan hamil.
I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas Data
Nama Ibu : Ny. G
Umur : 20 Th
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP
Status Pernikahan : Kawin
Alamat : Desa Srikuncoro, Kec. Pondok Kelapa, Kab.
Bengkulu Tengah
B. Anggota Keluarga
No Nama Umur L/P Hub.Kel Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 Tn. H 20 th L KK SD Petani
2 Ny. G 20 th P Istri SMP IRT
3 An. C 5 bl P Anak - -
DATA KHUSUS
H. (dinyatakan atau dpriksa langsung kepada ibu hamil)