Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MESIN BUBUT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Totok Sunyoto Ismail, S.H., M.S.

Oleh:
Ahmad Syafiq
C2A017052
Teknik Mesin Karyawan

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019

1
A. Pengertian Mesin Bubut
Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong
relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan
mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar
bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi
maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan
karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Gambar 1. mesin bubut. Gambar 2. mesin bubut.

B. Prinsip Kerja Pada Mesin Bubut


Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari
benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

2
Gambar 3. Proses pengerjaan pembubutan.

Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck


yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar
benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros
spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi
poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak
translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

C. Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut


1. Sumbu Utama (Main Spindle)
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu
sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam),
plat pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain.
(Gambar 3a) adalah sebuah sumbu utama mesin bubut yang
terpasang sebuah chuck atau cekam diamana didalamnya terdapat susunan
roda gigi yang dapat digesergeser melalui handel/tuas untuk mengatur
putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.
(Gambar 3b) adalah jenis lain sumbu utama mesin bubut yang
ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap (G), yang berfungsi sebagai
tempat dudukan benda kerja pada saat pembubutan dintara dua senter.
Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan
putaran lambat.

3
Gambar 3a .Sumbu utama mesin bubut yang terpasang sebuah chuck

Gambar 3b. sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang terpasang sebuah
senter tetap (G)

2. Meja Mesin (bed)


Meja mesin bubut ( Gambar 4) berfungsi sebagai tempat dudukan
kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan
gaya pemakanan waktu pembubutan.
Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang
salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.

Gambar 4 . Meja Mesin (Bed)

4
3. Eretan (carriage)
Eretan (Gambar 5) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal
carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross
carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top
carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan d atas eretan
melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang
besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan
ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya.

Gambar 5. Eretan

4. Kepala Lepas (tail stock)


Kepala lepas sebagaimana (Gambar 6) digunakan untuk dudukan
senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan
bor tangkai tirus dan cekam bor sebagai menjepit bor.
Kepala lepas ini terdiri dari terdapat dua bagian yaitu alas dan
badan.

Gambar 6. Kepala Lepas (Tail Stock)

5
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar 7, digunakan untuk
mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan
kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi
digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan
penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan
pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off).

Gambar 7. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

6. Pelat tabel
Pelat tabel (B) pada gambar 7, adalah tabel besarnya kecepatan
yang ditempel pd mesin bubut yg menyatakan besaran perubahan antara
hubungan roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda
pulley di dalam kepala tetap (headstock).
Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan
sehingga dapat dipilih kecepatan yang sesuai dengan besar kecilnya
diameter
benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan.
7. Tuas pengubah pembalik transporter dan sumbu pembawa
Tuas pembalik putaran (C) pada gambar 8, digunakan untuk
membalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana
hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut
permukaan.

6
Gambar 8 . Tuas Pengubah Pembalik Transporter dan Sumbu Pembawa

8. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama


Plat tabel kecepatan sumbu utama (E) pada Gambar 9,
menunjukkan angka-angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat
dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.

Gambar 9. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama

9. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama


Tuas pengatur kecepatan sumbu utama (Gambar 10) berfungsi
untuk mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau
pembacaan dari tabel putaran.

7
Gambar 10. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

10. Penjepit Pahat (Tools Post)


Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat,
yang bentuknya ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkan pada
gambar 11. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah
sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat)
macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 11. Penjepit Pahat (Tools Post)

11. Eretan Atas


Eretan atas sebagaimana gambar 12, berfungsi sebagai dudukan
penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur
besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer
(pingul) dan lain-lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.

8
Gambar 12. Eretan Atas

12. Keran pendingin


Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant)
kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan
pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan
panjang umurnya. Hasil bubutannyapun halus.

Gambar 13. Keran Pendingin

13. Roda Pemutar


Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk
menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang
yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca
cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakkan ini
diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau
mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.
14. Transporter dan Sumbu pembawa

9
Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat
atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk
membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut
ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu
pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk
membawa atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 14. Transporter dan Sumbu pembawa

15. Tuas Penghubung


Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan
roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan
akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung
ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah
gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah
berarti gerak putaran searah jarum jam.
16. Eretan Lintang
Eretan lintang sebagaimana ditunjukkan pada berfungsi untuk
menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan
atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada
roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa
panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.
D. Fungsi Mesin Bubut
Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/
memproduksi benda-benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus

10
(Gambar 1), poros bertingkat (step shaft) (Gambar 2), poros tirus (cone shaft)
(Gambar 3), poros beralur (groove shaft) dan poros berulir (screw thread)
(Gambar 4) dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya
anak buah catur (raja, ratu, pion dll).
1. membuat poros lurus

2. membuat poros bertingkat (step shaft)

3. poros tirus (cone shaft)

11
4. poros beralur (groove shaft) dan poros berulir (screw thread)

E. Jenis-Jenis Mesin Bubut Dari Segi Dimensi


Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalam
beberapa kategori, yaitu : mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin
bubut standar, dan mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk
pembuatan benda kerja yang berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas
panjang, mesin bubut lantai, mesin bubut tegak.
1. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ringan (Gambar 5) dapat diletakan di atas meja, dan
mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi
kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda

12
kecil dan biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga (home
industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari,1200 mm, dan
karena bebanya ringan dapat diangkat oleh satu orang.

Gambar 15. Mesin Bubut Ringan

2. Mesin Bubut Sedang


Jenis mesin bubut sedang (Gambar 16 ) dapat membubut diameter
benda kerja sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm
cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan pembuatan
komponen. Umumnya digunakan pada 230 dunia pendidikan atau pusat
pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan.

Gambar 16. Mesin Bubut Sedang

3. Mesin Bubut Standar


Jenis mesin bubut standar (Gambar 17) disebut sebagai mesin bubut
standar karena disamping memiliki komponen seperti pada mesin ringan

13
dan sedang juga telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu
keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram dan rem untuk
menghentikan mesin dalam keadaan darurat.

Gambar 17: Mesin Bubut Standar

F. Alat Kelengkapan Mesin Bubut


1. Chuck (Cekam)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda
kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering Chuck) dan
ada juga yang berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independenc
Chuck).
a. Cekam rahang tiga sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris,
dimana gerakan rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau
dibuka.
b. Rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak
sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya
untuk mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan pada
saat pembubutan eksentrik.
2. Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar
pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar
dengan poros mesin, permukaannya ada yang beralur , dan ada yang hanya
berlubang.

14
3. Pembawa
Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan
pembawa berujung bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan
berpasangan dengan plat pembawa rata sedangkan pembawa berujung
bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur.
Caranya adalah benda kerja dimasukkan ke dalam lubang
pembawa, terbatas dengan besarnya lubang pembawa kemudian dijepit
dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan dapat
berputar bersamasama dengan sumbu utama. Hal ini digunakan bilamana
dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.
4. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest),
dan penyang jalan (follower rest). Penyangga ini digunakan untuk
membubut benda-benda yang panjang, karena benda kerja yang panjang
apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi
berpenampang elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.
5. Kolet (Collet)
Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus
dan biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher
tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.
Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya yang
menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya kolet
berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja
berukuran ∅8 mm.
6. Senter
Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk
mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu
senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar
pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap
pemasangannyapada sumbu utama mesin (main spindle).

15
Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut
60°, dan dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar
senternyapun ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk
penggunaan pembubutan dantara dua senter, benda tersebut hanya ikut
berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan
ujung benda kerja yang sudah diberi lubang senter.
7. Taper Attachment (Kelengkapan tirus)
Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan
alat ini membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser
kedudukan kepala lepas ataupun menggunakan eretan atas.
G. Proses Pengerjaan Pada Mesin Bubut
1. Membubut Muka
Membubut permukaan hendaklah diperhatikan beberapa hal
berikut ini :
a. jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam.
b. pahat harus setinggi senter
c. gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran
benda kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu
benda kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam
(putaran mesin harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong).
2. Membubut Rata
Pekerjaan membubut rata untuk jenis pekerjaan yang panjangnya
relatif pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung .
3. Membubut Tirus
Membubut tirus serupa dengan membubut rata hanya bedanya
gerakan pahat disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan
atas, atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper
attachment (perlengakapan tirus). Jenis pahatnyapun serupa yang
digunakan dalam membubut rata. Penyetelan peralatan eretan atas, atau
penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment pada

16
saat membubut tirus tergantung pada sudut ketirusan benda kerja yang
akan dikerjakan. Cara membuat tirus dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Eretan Atas
Cara ini digunakan apabila variasi sudut ketirusannya besar
yakni antara 0-90 derajat dengan ketirusannya pendek, maksimum
sepanjang gerakan eretan atas. Pembubutan dengan cara ini tidak
dapat dilakukan secara otomatis, tetapi dengan cara memutar spindel
eretan atas, sehingga pahat bergerak maju. Pemutaran eretan atas,
sebesar ½ sudut ketirusan. Artinya jika sudut ketirusan 90 , maka
eretan atas diputar sebesar 45 .
b. Pembubutan Tirus Dengan Menggeser Kepala Lepas
Cara ini dilakukan apabila variasi sudut ketirusan berkisar
antara 0-30 derajat dengan ketirusan yang melebihi panjang atau lebih
pendek dari pergerakan eretan atas. Pembubutan ini dapat dilakukan
secara manual maupun secara otomatis. Dalam operasinya, benda
kerja dijepit diantara dua senter. Dengan demikian, cekam diganti
dengan pelat pembawa yang berfungsi untuk memutar benda kerja
dengan bantuan lathdog.
c. Pembubutan Tirus Dengan Menggunakan Perlengkapan Tirus
Pembubutan ini dilakukan jika variasi sudut ketirusan yang
akan dibuat berada pada kisaran 0-60 derajat dengan panjang
ketirusan melebihi jarak pergerakan eretan atas.
4. Membubut Ulir
Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir luar/baut
dan ulir dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat membuat ulir segitiga,
segi empat, trapesium dan lain-lain.
5. Membubut Dalam
Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan
pengeboran atau sudah ada lubang terlebih dahulu, adi pembubutan dalam
hanya bersifat perluasan lubang atau membentuk bagian dalam benda.
Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka pada saat awal mata

17
pahat hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas sehingga
tidak setiap saat harus mengukur kedalaman atau jarak tempuh pahatnya.
6. Mengebor
Sebelum dilakukan pengeboran benda kerja dibor senter terlebih
dahulu. Pada saat pengeboran besarnya putaran mengikuti besar kecilnya
diameter mata bor yang digunakan dan harus diberi pendinginan untuk
menjaga mata bor tetap awet dan hasilnya pengeboran bisa maksimal.
7. Membubut Alur (Memotong)
Pada pekerjaan memotong benda kerja, harus diperhatikan tinggi
mata pahat pemotongnya harus setinggi senter, bagian yang keluar dari
penjepit pahat harus pendek, kecepatan putaran mesin harus perlahan-
lahan (kerja ganda), bagian yang akan dipotong harus sedikit lebih lebar
dibandingkan dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak terjepit.
8. Mengkartel
Yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang
bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang
digunakan adalah pahat khusus (kartel).
H. Alat Potong Pada Mesin Bubut
Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan
untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu
alat potong yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut
yang banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain
baja karbon, HSS, karbida, diamond dan ceramik.
1. Pahat Bubut Rata Kanan
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut
bebas lainnya sebagaimana gambar 31, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kanan ke
arah kiri mendekati posisi cekam.
2. Pahat Bubut Rata Kiri
Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut
bebas lainnya sebagaimana Gambar 32, pada umumnya digunakan untuk

18
pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah
kanan mendekati posisi kepala lepas.
3. Pahat Bubut Muka
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas
lainnya sebagaimana pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat dimulai dari
luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari
titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.
4. Pahat Bubut Ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir
yang akan dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis
whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak
pahat ulirnya dibuat 60°. Gambar 34 menunjukkan besarnya sudut potong
pahat ulir metrik.
5. Pahat Bubut Dalam
Tangkai pahat pada proses pembubutan juga sering menggunakan
pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian
dalam atau memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan
mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam dapat berupa pahat potong,
pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai
pahat.Bentuknya ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat.
Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan
membubut rata bagian dalam Pahat.
6. Pahat Potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan
tangkai digunakan untuk memotong benda kerja.
7. Pahat Bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda
kerja, bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang
dikehendaki operatornya.
8. Bor Senter

19
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung
benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang
kedalamannnya disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari
panjang bagian yang tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang
senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif
panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.
9. Bor
Bor adalah alat untuk membuat lubang. Bentuknya bulat
mempunyai alur dan ukurannya berbeda-beda . Alurnya pun bermacam
macam, alur lurus dan alur spiral. Bor alur lurus biasa digunakan untuk
membuat lubang pada logan yang lunak seperti kuningan, tembaga dan
sebagainya. Bor alur spiral biasa digunakan untuk keras seperti besi, baja
dll.
10. Reamer
Digunakan untuk melakukan proses penghalusan setelah
dilakukan proes pengeboran pada benda kerja. Reamer yang digunakan
harus sesuai dengan tinggkat kehalusan lubang yang diminta.
11. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur
kecil pada permukaan benda kerja. Hasil pengkartelan ada yang belah
ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya.
I. Kecepatan Potong Pada Mesin Bubut
Kecepatan putar benda kerja ditunjukkan pada suatu titik yang
berputar dalam satuan waktu. Jika benda kerja dengan garis tengah d1 membuat
1 putaran tiap menit, maka panjang tatal (beram) yang terpotong dalam 1 menit
adalah d x p = keliling. Jika benda kerja berputar lebih dari 1 putaran dalam 1
menit, misalnya n putaran, maka panjang tatal yang terpotong dalam 1 menit
adalah = d x p x n. Panjang tatal ini diukur dalam satuan meter tiap menit dan
disebut dengan kecepatan potong. Makin besar garis tengah benda kerja, maka
makin panjang perbandingan tatal yang dibentuk. Kita liha, bahwa kecepatan
potong itu dipengaruhi langsung oleh besarnya garis tengah benda kerja dan

20
banyaknya putaran tiap menit. Banyaknya putaran tiap menit = r.p.m (rotasi per
menit).
Pada gambar-gambar teknik, ukuran garis tengah itu dinyatakan dalam
mm, tetapi kecepatan potong dalam membubut dinyatakan dalam m/menit.
Olehnya itu kita harus membaginya dengan 1000 untuk memperoleh satuan
meter.
Kecepatan potong ini dipersiapkan untuk pemotongan secara terus
menerus selama 1 jam atau terputus-putus degnan jumlah waktu 1 jam tanpa
mempertajam (mengasah) pahat potongnya.
Waktu 1 jam ini relatif, karena kadang-kadang kurang, kadang-kadang
lebih dari 1 jam (secara praktis). Contoh : Bahan yang akan dikerjakan adalah
St.37 dengan kecepatan potong = 20-25 m/menit ; V = 20 m/menit, artinya
bahan ini dikerjakan dengan pahat potong HSS yang dipersiapkan untuk
pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus dengan
jumlah waktu 1 jam, tanpa mengasah pahatnya kembali.
Semakin naik kecepatan potong (untuk bahan yang sama), maka
semakin berkurang umur pahatnya, dan semakin turun kecepatan potongnya
maka semakin bertambah umurnya tetapi permukaan benda kerja kasar
(perhatikan grafik)
Perlu diingat :
Untuk mengerjakan benda kerja di mesin bubut, tidak hanya kecepatan potong
saja yang mempengaruhi, tetapi harus diperhatikan kecepatan pemakanan dan
sudut-sudut pahatnya harus tepat untuk bahan yang dikerjakan serta proses
pendinginannya (air pendingin).
Kecepatan potong dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 ukuran bahan yang dikerjakan
 ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x kecepatan
pemakanan).
 tingkat kehalusan yang diinginkan
 bahan pahat yang digunakan
 bentuk pahat

21
 pencekaman/penjepitan benda kerja
 macam dan keadaan mesin bubut
Gerakan-gerakan dalam membubut
1. Gerakan berputar
Kecepatan putar benda kerja digerakkan pada pahat, dan disebut
kecepatan potong.
2. Gerakan memanjang
Jika pemotongan itu arahnya sejajar dengan sumbu benda kerja,
gerakan ini disebut gerakan memanjang atau pemakanan.
3. Gerakan melintang
Jika pemotongan itu arahnya tegak lurus terhadap sumbu benda
kerja, maka disebut gerakan melintang atau pemotongan permukaan
(facing).
J. Pahat Bubut dan Jenis-Nya
Berdasarkan arah pemakanannya, pahat bubut terbagi atas :
1. pahat kanan, bila pahat dipegang pada permukaannya menghadap pekerja
dengan ujung menunjuk ke bawah dan ujung potong berada di sebelah
kanan atau memotong dari arah kanan ke kiri.
2. pahat kiri, memotong dari arah kiri ke kanan.
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, pahat bubut terbagi atas:
 pahat kasar
 pahat halus (penyelesaian)
 pahat sisi
 pahat potong
 pahat alur
 pahat ulir (ulir luar dan dalam)
Sudut-sudut pada pahat bubut :
1. Sudut-sudut pahat bubut
Sudut-sudut pahat bubut tergantung dari bahan benda kerja dan
bahan pahat itu sendiri. Pahat-pahat tersebut mungkin dibuat dari baja
perkakas, baja kecepatan tinggi atau carbide. Pahat yang terbuat dari baja

22
kecepatan tinggi sangat keras (liat) dan tahan panas sampai 600 oC. Pahat
jenis ini umum digunakan karena dapat melayani hampir semua keperluan.
Pahat-pahat bubut mempunyai kesamaan patokan bentuk seperti pada
pahat-pahat lainnya, misalnya pada bentuk bidang baji.
2. Sudut-sudut pahat dari bahan baja kecepatan tinggi

Untuk kuningan, perunggu, bahan yang rapuh dan keras.

Untuk bahan lunak dan aluminium murni.

Untuk perunggu liat dan lunak

Untuk baja tuang yang berkualitas 34 - 50 kg/mm2

Untuk baja tuang yang berkualitas 50 - 70 kg/mm2

Untuk baja tuang yang berkualitas lebih dari 70 kg/mm 2, seperti
kuningan merah dan perunggu
3. Mengatur letak tinggi pahat bubut
Letak ujung sisi pemotong pahat harus disesuaikan tepat pada
gerakan sumbu benda kerja. Jika letak pahat di atas sumbu, maka garis
sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut lebih besar dan sudut bebasnya
berkurang.
Akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan bagian bawah akan
masuk lebih dalam pada benda kerja. Jika letak pahat di bawah sumbu,
maka besarnya sudut antara garis sumbu dan sudut tatal akan berkurang,
dan sudut bebasnya menjadi besar. Kedudukan pahat yang demikian akan
mengakibatkan benda kerja rusak dan terangkat. Untuk menghindari
getaran pada pahat, maka pahat harus diikat sependek mungkin pada
tempat pahat. Mengatur tinggi rendahnya pahat ialah dengan keping baja
yang berbentuk cekung. Kedudukan pahat harus rata, sejajar dengan
tempat pahat.
K. Mengatur Ketirusan Pada Mesin Bubut
Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel,
misalnya untuk pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum
ketirusan ini sudah dinormalisasikan.
Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara:

23
1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas

3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus


1. Mengatur eretan atas dengan skala derajat
Eretan atas harus diatur searah dengan arah ketirusan yang akan dibuat.
Eretan atas digerakkan dari posisi nol pada skala sampai menunjukkan setengah
dari sudut ketirusan (a/2) dan dikencangkan dengan baut.
2. Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirus
Pemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan
atas. Dial indicator ditempatkan pada ereta atas dan ujung dial disentuhkan pada
sepanjang sisi pemeriksa tirus. Pengaturan yang benar adalah bila dialnya tidak
menunjukkan perbedaan.
3. Mengatur sudut
Untuk operasi pembubutan, pengaturan sudutnya adalah sudut dari
kemiringan atau setengah dari sudut ketirusannya (a/2).
Sudut (a/2) adalah = tg (a/2) =
L. Kontrol Utama Pada Mesin Bubut

Kontrol utama mesin bubut berupa :


1. Spindle Change Switch

24
2. Spindle Change Lever A
3. Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mrngatur kecepatan
pada speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah
posisi handle-handlenya.
4. Left and Right Thread Change Lever
pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau
kiri.
5. Pitch and Feed Selector Lever
6. Pitch and Feed Selector Lever
7. Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8. Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10. Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam
arah longitudinal.
12. Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.
13. Saddle Lock Screw
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
14. Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam
arah longitudinal maupun melintang.
15. Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada
pembubutan tirus.

25
16. Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
17. Tailstock Eccentric Locking Lever
18. Tailstock Quil Clamping Lever
19. Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
20. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.
M. Langkah Kerja Dalam Membubut
Berikut langkah kerja dalam proses membubut :
1. Persiapan sebelum membubut :
1. Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Pasang pahat yang akan digunakan pada tool post, posisikan tepat pada
center.
3. Ukur dimensi benda kerja sebelum dibubut.
4. Pasang benda kerja pada chuck dengan bantuankunci chuck dan
disenterkan.
5. Pilih kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja.
6. Nyalakan mesin bubut.
7. Tentukan titik nol dengan menyinggungkan pahat pada benda kerja hingga
benda kerja tergores sedikit.
8. Kerjakan apa yang harus dibubut terlebih dahulu (pilih bagian yang paling
mudah dahulu).
9. Lakukan proses membubut sesuai gambar benda kerja yang direncanakan.
2. Selama proses pembubutan :
1. Ratakan ujung benda kerja.
2. Matikan mesin saat hendak mengganti kecepan atau mengganti posisi pahat.
3. Untuk awal pembubutan lakukan secara manual untuk menghemat waktu
dan saat telah mendekati dimensi yang diinginkan lakukan pembubutan
secara otomatis untuk hasil yang benda kerja halus.
3. Setelah proses pembubutan :
1. Matikan mesin bubut.
2. Lepaskan benda kerja dari chuck.
3. Bersihkan mesin dari sayatan-sayatan besi bekas proses bubutan.

26
4. Berikan penomoran pada hasil benda kerja dan kumpulkan ke dosen
pembimbing..
5. Bereskan alat-alat yang telah digunakan pada proses membubut.

27

Anda mungkin juga menyukai