PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana perkembangan dan penyebaran pencak silat?
4. Apa yang menjadi tantangan terhadap perkembangan pencak silat?
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka kami dapat mengambil tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pencak silat.
2. Untuk mengetahui sejarah pencak silat.
3. Untuk mengetahui perkembangan dan penyebaran pencak silat.
4. Untuk mengetahui tantangan yang terdapat dalam perkembangan pencak
silat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan
Bali, sedangkan kata Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah
Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta
di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina.
3
pada tujuan tersebut akan lebih menekankan pada salah satu aspek
tertentu dengan tidak meniadakan aspek-aspek yang lain.
4
Membedakan aliran-aliran Pencak Silat tidak mudah dan hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang ahli dan betul-betul memahami berbagai
"jurus" Pencak Silat. Perbedaan aliran hanya menyangkut segi praktek
fisikal dan tidak menyangkut segi mental-spiritual dan falsafah.
5
1. Perguruan Pencak Silat Mental-Spiritual, yang menekankan
pendidikannya secara intensif pada aspek mental-spiritual Pencak
Silat dengan tujuan untuk membentuk kemampuan pengendalian diri
yang tinggi kepada murid atau anggotanya.
2. Perguruan Pencak Silat Beladiri, yang menekankan pendidikannya
pada aspek beladiri Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk
kemahiran teknik beladiri yang tinggi tanpa atau dengan
menggunakan berbagai macam senjata kepada murid atau
anggotanya.
3. Perguruan Pencak Silat Seni, yang menekankan pendidikannya pada
aspek. seni Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk
keterampilan mempertunjukkan keindahan gerak Pencak Silat
kepada murid atau anggotanya, tanpa atau dengan iringan musik
tradisional serta tanpa atau dengan menggunakan senjata, sesuai
dengan ketentuan "wiraga" (teknik gerak), "wirama" (irama gerak
yang selaras, serasi dan seimbang) dan "wirasa" (pelembutan dan
penghalusan teknik dan irama gerak melalui kreativitas dan
improvisasi yang dilandasi rasa penghayatan).
4. Perguruan Pencak Silat Olahraga, yang menekankan pendidikannya
pada aspek olahraga Pencak Silat dengan tujuan untuk membentuk
kemampuan mempraktekkan teknik- teknik Pencak Silat yang
bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesegaran jasmani
atau pertandingan. Bagi kepentingan pertandingan, pendidikan
disesuaikan dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
6
dipertandingkan tetapi dilombakan dalam bentuk pertunjukan dan
peragaan. Ditinjau dari segi tuntutan perkembangan jaman, perguruan
Pencak Silat dapat dikategorikan dalam 3 kelompok, yakni:
7
3. Perguruan Pencak Silat: peralihan (transisional), dengan ciri-ciri
pokoknya antara lain:
Pucuk pimpinan turun-temurun tetapi anggota pengurus
perguruan dipilih dari antara kader-kader perguruan yang handal
sebagai calon.
Penerimaan calon murid melalui seleksi dan yang diterima diberi
Status sebagai anggota sementara.
Metoda pendidikan bersifat dialogis terbatas dalam arti tidak
menyangkut hal-hal yang prinsipil.
Disiplin perguruan ditegakkan melalui wejangan-wejangan.
Mempunyai atribut-atribut dan bentuk-bentuk tulisan yang
menyangkut perguruan dan pendidikannya secara terbatas.
Tidak memungut iuran tetapi tidak menolak sumbangan dari
anggotanya.
Kegiatan perguruan dibiayai oleh pimpinan dan dari dana
sumbangan.
Setia Hati (SH), Setia Hati Terate (SHT), Perisai Diri (PD),
Perisai Putih, Phasadja Mataram, PERPI Harimurti, Tapak Suci,
Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI), Nusantara dan Putra
Betawi.
8
Di lingkungan perguruan modern, istilah pendekar telah digunakan
sebagai gelar untuk tingkat penguasaan kemahiran Pencak Silat,
diantaranya ada yang sifatnya berjenjang.
2.2. Sejarah Pencak Silat
Masyarakat pribumi Asia tenggara pada umumnya merupakan
masyarakat agraris yang hubungan sosialnya dilaksanakan dengan sistem
peguyuban. Warga masyarakat yang demikian mempunyai dasar pandangan
dan kebijaksanaan hidup yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai serta
kaidah-kaidah agama dan moral masyarakat. Dengan dasar itulah sistem
paguyuban yang diperlukan bagi kehidupan agrarisnya dapat dilaksanakan
dan ditegakkan.
Dengan demikian jatidiri Pencak Silat ditentukan oleh tiga hal pokok
sebagai satu kesatuan yakni :
Pencak Silat dengan jatidiri yang demikian baru ada sekitar abad ke-4
Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan yang merupakan pusat
pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng. Pada
jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu,kemudian Budha dan terakhir Islam,
Pencak Silat dikembangkan dan menyebar luas.
9
Pada waktu sebagian besar kawasan hidup masyarakat pribumi Asteng
berada di bawah kekuasaan penjajah asing dari Eropa Barat, pendidikan
Pencak Silat yang dipandang menanamkan jiwa nasionalis, telah dibatasi dan
kemudian dilarang.
10
Jakarta dibentuk Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT).
Menurut konstitusinya, PERSILAT mempunyai 3 macam anggota, yakni :
1. Anggota Pendiri, yang terdiri dari IPSI, PESAKA, PERSISI dan PERSIB.
2. Anggota Gabungan, yang terdiri dari organisasi nasional Pencak Silat
lainnya yang telah diakui oleh suatu badan tingkat nasional yang
berwenang menangani masalah Pencak Silat di negara yang bersangkutan
dan telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
3. Anggota Bersekutu, yang terdiri dari organisasi Pencak Silat yang belum
diakui oleh badan tingkat nasional yang berwenang menangani masalah
Pencak Silat tetapi dinilai oleh PERSILAT dapat mewakili negaranya dan
telah diterima menjadi anggota PERSILAT.
Pengembangan dan penyebaran Pencak Silat diusahakan untuk dapat
dilaksanakan secara simultan, meliputi segi fisik dan non-fisik (mental-
Spiritual dan falsafah). Tetapi hal ini belum sepenuhnya terlaksana. Yang
sudah terlaksana baru Pencak Silat olahraga. Ini pun segi non-fisiknya belum
mantap.
Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Olahraga
dilaksanakan antara lain dengan menyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Di
Indonesia setiap tahun diadakan kejuaraan nasional Pencak Silat untuk pesilat
dewasa dan remaja secara berselang- seling, kecuali apabila dalam tahun yang
bersangkutan diadakan PON (Pekan Olahraga Nasional) di mana Pencak Silat
Olahraga juga diikutsertakan. Sejak tahun 1987, Pencak Silat Olahraga juga
diikutsertakan dalam SEA Games. Dalam tahun- di mana Pencak Silat
Olahraga ikutserta dalam SEA Games, IPSI juga tidak menyelenggarakan
kejuaraan nasional. Setiap kejuaraan nasional selalu dimulai dari kejuaraan
tingkat kecamatan. Upaya pengembangan dan penyebaran Pencak Silat Seni
dilaksanakan dengan menyelenggarakan festival atau lomba. Di Indonesia
IPSI baru melaksanakannya secara nasional pada tahun 1982. Untuk
mengefisienkan penyelenggaraan, festival atau lomba tersebut diintergrasikan
dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Lomba Pencak Silat Beladiri sedang
diusahakan untuk juga dapat diselenggarakan, yang akan diintegrasikan juga
11
dengan kejuaraan Pencak Silat Olahraga. Pada setiap kesempatan kejuaraan
nasional Pencak Silat Olahraga, di Indonesia selalu diadakan pertemuan dan
pernbicaraan dalam rangka peningkatan upaya pengembangan dan
penyebaran Pencak Silat. Pembicaraan serupa dalam tingkat kebijaksanaan,
dilakukan dalam Munas (Musyawarah Nasional) yang diadakan setiap 4
tahun sekali. Upaya lainnya yang telah dan akan dilakukan adalah Penataran
Pelatih dan Wasit-Juri, penyempurnaan peraturan pertandingan, merumuskan
standar nasional Pencak Silat Olahraga, kriteria penilaian lomba Pencak Silat
Seni dan Pencak Silat Beladiri serta metoda pendidikan dan latihan Pencak
Silat. Kejuaraan Pencak Silat Olahraga yang berskala internasional telah 6
kali dilaksanakan. Yang pertama dan kedua di Jakarta pada tahun 1982 dan
1984, yang ketiga di Wina pada tahun 1986, yang keempat di Kuala Lumpur
pada tahun 1987, yang kelima di Singapura pada tahun 1988 dan yang
keenam di Den Haag pada tahun 1990. Pada kesempatan itu juga
dilaksanakan festival dan lomba Pencak Silat Seni dan pertemuan. Seminar
Intemasional tentang Pencak Silat pernah diadakan, yakni pada kesempatan
kejuaraan Internasional yang ke-IV di Kuala Lumpur. Tujuannya adalah
untuk mengumpulkan informasi- informasi sekitar Pencak Silat di berbagai
negara, antara lain tentang pengembangan dan penyebarannya.
Pencak Silat sekarang ini terdapat dan berkembang di 20 negara, yakni
di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda, Austria,
Jerman , Belgia, Denmark, Swiss, Perancis, Yugoslavia, Spanyol, Inggris,
Turki, Amerika Serikat, Suriname, Thailand, Filipina dan Australia.
Di beberapa negara lain sedang dirintis pengembangannya, antara lain
di Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam. Negara-negara ini berkeinginan
untuk mengikuti pertandingan Pencak Silat Olahraga dalam SEA Games,
diantaranya ada yang meminta bantuan pelatih dari Indonesia.
2.4. Tantangan terhadap Pencak Silat
Pencak Silat yang "terdapat di luar negara sumbernya belum seluruhnya
berkualifikasi sebagai Pencak Silat, dalam arti memenuhi kriteria jatidirinya
maupun kaidah pelaksanaannya yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga
12
sebagai satu kesatuan. Di antara peminat Pencak Silat di luar negara
sumbernya, ada yang berkecenderungan mempelajari Pencak Silat hanya segi
fisikalnya saja dan kurang berminat mengetahui apalagi menghayati nilai-
nilai falsafahnya yang menjiwainya dan nilai-nilai budaya yang mendasari
maupun mewarnainya. Selama ini penyebaran pengetahuan tentang jatidiri
Pencak Silat dan kaidah Pencak Silat sebagai aturan dasar dalam praktek
pelaksanaan Pencak Silat yang bernilai etis, teknis, estetis dan olahraga
sebagai satu kesatuan memang belum pernah dilakukan secara khusus. Usaha
kearah itu sedang dirintis oleh IPSI, yanq juga akan dilakukan melalui
PERSILAT. Sesuatu yang bernama Pencak Silat tetapi ujud prakteknya tidak
menurut kaidah Pencak Silat (yang dijiwai nilai-nilai jatidiri Pencak Silat),
dengan sendirinya tidak bernilai Pencak Silat menurut pengertian yang
sebenarnya. Hal ini pada gilirannya akan menjatuhkan citra Pencak Silat.
Disinilah letak tantangannya. Tantangan yang kedua berkaitan dengan mutu
pertandingan Pencak Silat Olahraga yang masih belum memadai, bahkan
kadang-kadang diwarnai oleh kericuhan , Kritik tajam mengenai hal ini sering
terdengar. Hal itu akan dapat, bahkan mungkin telah menjatuhkan Citra
Pencak Silat. Faktor penyebab yang utama adalah karena kurang dihayati dan
dilaksanakannya kaidah Pencak Silat oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
pertandingan. Penghayatan kaidah Pencak Silat harus dilandasi dengan
pemahaman jatidiri Pencak Silat serta nilai- nilai-nilainya.
13
terutama mereka yang akan diikutsertakan dalam kejuaraan. Hanya pesilat
yang telah mendapat latihan dari pelatih IPSI inilah yang boleh mengikuti
kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI. Nantinya gagasan ini akan di
internasionalkan melalui PERSILAT. Gagasan lainnya adalah penciptaan
Pertandingan Sistem Baru (PSB), yang sekarang ini sedang diujicoba. Di
samping tantangan yang bersifat umum, masih terdapat tantangan yang
bersifat khusus dalam kaitan dengan pengembangan dan penyebaran Pencak
Silat secara utuh maupun pemeliharaan dan peningkatan citra Pencak Silat.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik
kesimpulan umum sebagai berikut :
15