Anda di halaman 1dari 2

Jenis obat yang dapat diberikan dalam bentuk inhalasi lebih terbatas

dibandingkan dengan obat yang diberikan secara sistemik. Jenis obat yang diberikan secara inhalasi
harus disesuaikan dengan indikasinya agar respon

klinis yang diharapkan akan optimal. Beberapa jenis obat yang sering diberikan

secara inhalasi adalah sebagai berikut:

1. Bronkodilator12

Obat inhalasi yang memiliki efek bronkodilator adalah golongan beta 2

agonis dan golongan antikolinergik, obat ini umumnya diberikan sebagai

tata laksana utama asma sebagai obat pereda (reliever) gejala atau pereda

serangan. Namun beberapa penelitian in vitro mendapatkan efek lain untuk

beta 2 agonis yaitu perannya untuk meningkatkan gerakan cilia sehingga

dapat membantu bersihan saluran napas. Selain itu efek bronkodilatasinya

akan meningkatkan aliran udara ekspirasi (expiratory flow) yang diperlukan

untuk refleks batuk yang optimal.

2. Antiinflamasi

Steroid hirupan sudah lama dikenal sebagai terapi utama sebagai tata

laksana jangka panjang asma. Obat ini diberikan sebagai obat pengendali

(controller) pada asma.

3. Vasokonstriktor13

Pada kondisi edema berat laring seperti pada laringitis atau sindrom croup.

Inhalasi epinefrin atau adrenalin dapat diberikan untuk menurunkan

permeabilitas vaskular sehingga akan mengurangi edema. Epinefrin yang

dapat digunakan antara lain adalah:

1. Racemic epinefrin 2,25% (campuran 1:1 isomer d dan l epinefrin)

diberikan sebanyak 0,5 ml dan dilarutkan dalam 3 ml larutan normal

salin.

2. L-epinefrin 1:1000 dengan dosis 0,5 ml/kg dengan dosis maksimal

sebanyak 5 ml.

4. Zat Mukoaktif (mucoactive agent)14

Tujuan utama pemberian zat mukoaktif adalah untuk mempermudah

pengeluaran mukus dan mengurangi sekresi mukus yang berlebihan


sehingga akan memperbaiki bersihan saluran napas. Beberapa obat jenis

ini tersedia dalam bentuk inhalasi, yang paling sederhana adalah normal

salin (isotonic saline). Inhalasi dengan normal salin akan melembabkan

jalan napas dan mengencerkan mukus karena meningkatkan konsentrasi

air pada lapisan sol mukus. Kombinasi normal salin dan beta 2 agonis dapat

meningkatkan bersihan jalan napas.

Salin hipertonik terbukti dapat membantu merangsang pengeluaran

sputum sehingga selain digunakan untuk mendapatkan spesimen

diagnostik, inhalasi dengan salin hipertonik pada kasus bronkiolitis dapat

memperpendek masa rawat di RS.

5. Antimikroorganisme

Beberapa jenis antimikroorganisme (antibakteri, antivirus dan antijamur)

tersedia dalam bentuk inhalasi. Namun penggunaannya masih terbatas dan

harganya cukup mahal, sehingga terutama hanya diberikan pada kondisi

khusus.

Anda mungkin juga menyukai