Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

Pengaruh Rapat Arus Dan Temperatur Elektrolit


Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Efisiensi Katoda
Pada Elektroplating Tembaga Untuk Baja Karbon Sedang

Harnowo Supriadi 1 , Zulhanif 2 , Khoiril Fadlil 3


Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung
Gedung H Fakultas Teknik , Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1
Bandar Lampung, 35145 Telp: (0721) 3555519 Fax: (0721) 704947
Email : harnowo@unila.ac.id

Abstract

Acid copper electroplating has a quite wide current density and electrolyte temperature
range, allowing the diversity of the coating result. The specimen is medium carbon steel AISI 1045,
pure copper has a role as anode, and sulfuric acid plays the role of electrolyte.
Electroplating process conducted by the variations of current density 2, 3, 4, and 5 A/dm 2,
and electrolyte temperature 30, 40, and 50 oC, which lasted for 10 minutes. The layer resulted was
measured its mass and thickness, and then we can obtain its cathode efficiency.
From the research, the actual coating thickness deviation obtained against its theoretical
value is 0.42 to 18.37%. While the cathode efficiency resulted is between 78.33 to 97.78%. Based on
coating thickness and cathode efficiency, the optimum conditions for electroplating process is
gained at current density 3 A/dm2 and electrolyte temperature 40oC.
Keywords : electroplating, copper, current density, electrolyte temperature, coating thickness,
cathode efficiency.

yang baru. Pada proses elektroplating, tidak


PENDAHULUAN
terjadi pemanasan pada komponen yang akan
Untuk meningkatkan masa pakai dari sebuah dilapisi, sehingga tidak ada resiko kerusakan
produk logam, ditempuhlah berbagai macam sifat mekanik yang mungkin terjadi (Daryanto,
cara, mulai dari heat treatment terhadap 1999).
permukaan sampai dengan proses pelapisan.
Proses pelapisan (coating) sendiri selain Salah satu material pelapis yang dapat
bertujuan untuk meningkatkan usia pakai suatu digunakan dalam proses pelapisan dengan
produk juga berfungsi sebagai unsur dekoratif. metode elektroplating adalah tembaga.
Dengan pelapisan permukaan, suatu produk Pelapisan elektroplating tembaga dapat
akan dapat menyuguhkan penampilan yang diaplikasikan guna mencapai kondisi
lebih menarik. Salah satu proses pelapisan permukaan yang dikehendaki, baik dari segi
permukaan yang dikenal luas, yang sesuai kepentingan dekoratif maupun yeng berkenaan
untuk melapisi baja karbon sedang, baik di dangan elektrifikasi.
kalangan industri maupun masyarakat awam
adalah metode pelapisan dengan menggunakan Pelapisan tembaga asam memiliki range rapat
elektroplating. Prinsip dasar dari metode arus dan temperatur proses yang cukup lebar
pelapisan ini dengan mengalirkan arus DC yang memungkinkan terjadinya keberagaman
melalui sebuah penghantar, dimana penghantar lapisan yang dihasilkan. Hal ini sangat
tersebut dihubungkan dengan anoda dan mungkin dapat terlihat pada kisaran nilai
katoda, yang keduanya dibenamkan ke dalam ketebalan lapisan dan juga efisiensi katodanya.
suatu larutan elektrolit. Ion dari anoda akan Oleh sebab itu, perlu adanya suatu
terlepas melapisi katoda, sehingga lapisan luar penyederhanan dan penentuan titik operasi
katoda akan terlapisi dengan partikel benda optimum dalam rangka mencapai hasil

30
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

pelapisan yang terbaik yang sesuai dengan apa


3 Solderability Min. 5,08
yang kita kehendaki dari proses pelapisan
tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk melihat masing- 4 Solderability 2,54 – 5,08
masing pengaruh rapat arus dan temperatur
elektrolit, serta mempelajari pengaruh dari
kombinasi keduanya terhadap besaran Proses Elektroplating
ketebalan lapisan dan efisiensi katoda yang Proses elektroplating merupakan proses
dihasilkan. Serta mampu menentukan perpindahan ion logam dengan bantuan arus
kombinasi rapat arus dan temperatur elektrolit listrik melalui elektrolit sehingga ion logam
optimum dalam rangka memperoleh efisiensi tersebut mengendap pada benda padat
elektroda terbaik. konduktif dan membentuk lapisan logam
(Purwanto,2006). Ion logam diperoleh
TINJAUAN PUSTAKA langsung dari elektrolit atau dengan pelarutan
anoda logam ke dalam elektrolit. Lapisan
Tembaga merupakan salah satu logam non- logam yang mengendap disebut juga sebagai
ferrous yang memiliki kekuatan yang cukup deposit. Proses pelapisan logam secara
tinggi untuk dapat digunakan tanpa harus elektroplating merupakan fenomena kebalikan
berupa paduan. Tembaga yang tingkat dari korosi.
kemurniannya sangat tinggi memiliki massa
jenis sebesar 8,933 g/cm3 (Purwanto, 2006). Prinsip utama proses elektroplating dapat
Tegangan tarik dari tembaga dirol berat dilihat pada gambar 1 (Van Vlack,1994).
mencapai 375 N/mm2, sehingga untuk
kebutuhan pemesinan yang kekuatannya lebih
besar, tembaga harus dalam bentuk paduan
(Daryanto, 1999). Sifat lunaknya membuatnya
mudah untuk dibentuk menjadi batangan,
serabut, dan pipa. Tembaga memiliki
konduktivitas panas dan listrik yang sangat
baik, dan mempunyai ketahanan korosi yang
baik pula. Penggolongan lapisan tembaga pada
suatu material baja karbon dipengaruhi oleh
ketebalan lapisan tembaga yang menutupi
permukaan baja. Dari penggolongan ini
nantinya dapat dispesifikasikan aplikasi yang
mungkin digunakan (Wahyudi,1999).
Gambar 1. Skema sederhana proses elektroplating
Tabel 2. Kaitan ketebalan lapisan dengan
pengkelasan dan aplikasi lapisan tembaga
Dalam pelapisan elektroplating diperlukan dua
Ketebalan buah elektroda, larutan elektrolit dan sumber
Kelas Aplikasi Lapisan elektron. Dalam prakteknya, elektron
(μm) dihasilkan oleh suatu sumber arus listrik searah
25,4 – (DC), dapat berupa batu baterai, accumulator,
0 Heat treat shield atau pengubah arus (rectifier) yang
139,7
Carburizing dihubungkan dengan elektroda. Sumber arus
shield, listrik DC dihubungkan dengan dua buah
1 Min. 25,4 elektrolit, yaitu anoda dan katoda. Anoda
decarburizing
shield, PCB terhubung dengan kutub positif dari sumber
arus, sedangkan katoda terhubung dengan
2 Undercoat Min. 12,7 kutub yang berlawanan. Arus listrik, yeng
bermuatan elektron, mengalir dari anoda ke

31
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

katoda melalui elektrolit, sehingga benda yang Hukum Faraday.


diposisikan sebagai anoda adalah logam yang
digunakan untuk melapisi. Sementara sebagai Kondisi plating dikatakan baik bila diperoleh
katodanya benda yang akan dilapisi. efisiensi katoda sama dengan efisiensi anoda,
sehingga konsentrasi larutan bila menggunakan
Ion logam (Mn+) dalam elektrolit yang anoda aktif akan selalu tetap.
bermuatan positif menuju benda kerja sebagai
katoda yang bermuatan negatif, sehingga ion Efisiensi arus katoda sering dipakai sebagai
logam (Mn+) akan tereduksi menjadi logam M pedoman menilai apakah semua arus yang
dan mengendap di katoda membentuk lapisan masuk digunakan untuk mengendapkan ion
logam (deposit). Menurut reaksi: logam pada katoda sehingga didapat efisiensi
plating sebesar 100% ataukah lebih kecil.
Mn+ + n e- M0
Adanya kebocoran arus listrik, larutan yang
Posisi ion logam dalam elektrolit yang telah tidak homogen dan elektrolisis air merupakan
tereduksi dan menempel di katoda akan beberapa penyebab rendahnya efisiensi.
digantikan oleh anoda logam yang teroksidasi
dan larut dalam elektrolit atau dari Efisiensi katoda dituliskan sebagai berikut :
penambahan larutan senyawa logam. Sehingga
η = W’/ W
pada anoda terjadi oksidasi menurut reaksi:
dengan
M0 Mn+ + n e-
W’ : berat nyata endapan pada katoda
Apabila proses elektroplating berjalan W : berat teoritis endapan pada katoda
seimbang maka konsentrasi elektrolit akan menurut Hukum Faraday.
tetap, anoda makin lama makin berkurang, dan
terjadi pengendapan logam yang melapisi
METODE PENELITIAN
katoda sebagai benda kerja.
Bahan uji/benda kerja yang digunakan dalam
Tebal lapisan yang terbentuk pada katoda dapat penelitian ini adalah baja karbon sedang AISI
dihitung dengan persamaan berikut (Hakim, 1045 dengan dimensi spesimen uji 40 x 25 x 4
2005) : mm. Sehingga luas permukaannya adalah
sebesar 0,252 dm2. Dengan bahan pelapis
d = V/A
tembaga murni.
dengan :
d = Tebal lapisan (cm) Penelitian dilakukan dengan melalui
V = volume lapisan yang menempel serangkaian urutan kegiatan, diawali dengan
pada katoda kegiatan preparasi alat, bahan dan komponen
A = Luas permukaan katoda yang penelitian lainnya, sampai dengan pengujian
terlapisi (cm2). hasil penelitian, guna memperoleh data data
akurat mengenai penelitian yang dilakukan.
Efisiensi plating pada umumnya dinyatakan Secara rinci, penelitian yang dilakukan dapat
sebagai efisiensi arus anoda maupun katoda. dijabarkan sebagai urut-urutan kegiatan
Efisiensi katoda yaitu arus yang digunakan sebagai berikut :
untuk mengendapkan logam pada katoda yaitu 1. Penyediaan dan Perakitan Alat Pelapisan
disebandingkan dengan total arus masuk. Arus 2. Pembuatan Larutan Elektrolit
yang tidak dipakai untuk pengendapan 3. Persiapan Benda Kerja
digunakan untuk penguraian air membentuk a. Pengkondisian kerataan permukaan
gas hidrogen, hilang menjadi panas atau b. Pembersihan Alkali dan Pengompleks
pengendapan logam-logam lain sebagai c. Pencelupan asam (acid dipping)
impuritas yang tak diinginkan. Efisiensi anoda 4. Proses Pelapisan dan Pengujian Hasil
yaitu perbandingan antara jumlah logam yang Pelapisan
terlarut dalam elektrolit sebanding dengan
jumlah teoritis yang dapat larut menurut Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas

32
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

data, yakni rapat arus dan temperatur elektrolit. 40 0.15 0.147 97.78
Untuk sampai pada nilai efisiensi katoda, maka 50 0.15 0.14 93.33
dibutuhkan massa aktual lapisan dan massa 30 0.2 0.157 78.33
teoritis lapisan. Besaran massa aktual lapisan 4 40 0.2 0.18 90.00
didapat dari pengurangan massa akhir 50 0.2 0.177 88.33
spesimen setelah dilapisi dikurangi massa awal 30 0.25 0.223 89.33
spesimen sebelum dilapisi. Sementara besaran 5 40 0.25 0.233 93.33
massa teoritis lapisan diperoleh dari rumusan 50 0.25 0.223 89.33
hukum Faraday. Ketebalan aktual lapisan
adalah ketebalan lapisan rata-rata yang Untuk kemudian diperjelas dengan media
diperoleh dari hasil pengujian ketebalan grafik seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.
lapisan di beberapa titik pada sampel yang
diukur menggunakan mikroskop. Sedangkan
ketebalan teoritisnya didapat dari penerapan
hukum Faraday pula.

Secara teorits, pelapisan electroplating


tembaga asam dapat dilakukan pada range
rapat arus 2 – 5 A/dm2 dan temperatur
elektrolit 30 – 50 oC. Sehingga dalam
penelitian ini rapat arus yang digunakan
bervariasi pada empat nilai, yakni 2, 3, 4, dan 5
A/dm2. Sedangkan temperatur dibedakan
menjadi tiga variasi, yakni 30, 40, dan 50oC.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 2. Grafik hubungan antara rapat arus
Tinjauan Efisiensi Katoda dengan efisiensi katoda
Nilai massa lapisan aktual yang didapat pada
tabel 3 dan gambar 3 akan sangat diperlukan Berdasarkan tabel 2 dan gambar 2, didapat
untuk diperbandingkan dengan massa lapisan informasi bahwa sebaran tingkat efisiensi
menurut kajian teoritis berdasarkan hukum katoda pada proses pelapisan tembaga pada
Faraday, guna menghasilkan sebuah nilai baja karbon sedang AISI 1045 dengan
efisiensi elektroplating, yang diwakili dengan elektrolit tembaga asam berada pada angka
efisiensi katoda-nya. Yang mana efisiensi minimum 78,33 % pada kondisi rapar arus 4
katoda adalah persentase perbandingan antara A/dm2 dan temperatur elektrolit 30 oC, dan titik
massa lapisan aktual dengan massa lapisan maksimum 97,78 % pada keadaan rapat arus
teoritis hasil perhitungan dengan 3 A/dm2 dan temperatur elektrolit 40 oC.
pengaplikasian hukum Faraday. Sebaran efisiensi katoda yang demikian
terpisah sejauh 19,45 %.
Tabel 2. Nilai efisiensi katoda berdasarkan
massa teoritis dan aktual Lapisan. Tren kurva yang dihasilkan dari hubungan
rapat arus dan efisiensi katoda tidak dapat
Massa Rata-Rata didefinisikan sebagai sebuah tren kurva
Rapat Efisiensi
Lapisan tertentu. Angka perubahan efisiensi katoda
Arus T (oC) Katoda
(gram) yang naik turun tidak sebanding dengan
(A/dm2) (%)
Teoritis Aktual perbesaran rapat arus yang digunakan, untuk
30 0.1 0.083 83.33 tingkat temperatur elektrolit yang sama.
2 40 0.1 0.097 96.67 Sebagai contoh, pada tingkat temperatur
50 0.1 0.08 80.00 elektrolit 30 oC, perubahan rapat arus dari 2 ke
3 30 0.15 0.13 86.67 3 A/dm2 menyebabkan kurva efisiensi katoda

33
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

bergerak naik, tapi tidak demikian dengan Tinjauan Perbandingan Berdasarkan


kurva efisiensi katoda ketika rapat arus Ketebalan Lapisan
diperbesar menjadi 4 A/dm2, dimana justru
Dilihat dari tinjauan yang berbeda, kajian dapat
bergerak turun, sebelum kembali naik pada
ditelaah dari data ketebalan lapisan masing-
tingkat rapat arus yang terakhir, 5 A/dm2.
masing spesimen yang dilapisi. Serupa dengan
data massa lapisan, ketebalan lapisan juga
Fenomena yang demikian menunjukkan bahwa
dirujuk dari kondisi rapat arus dan temperatur
rapat arus tidak mempunyai pengaruh langsung
elektrolit yang berbeda. Pada setiap tingkat
terhadap efisiensi katoda yang dihasilkan.
rapat arus dan temperatur elektrolit tertentu,
Artinya tidak dapat diartikan bahwa semakin
guna mengoptimalkan hasil yang didapat,
tinggi rapat arus maka semakin tinggi efisiensi
diukur ketebalan lapisan di beberapa titik uji
katodanya, dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi
dengan mengambil data dari tiga spesimen
dikarenakan efisiensi katoda merupakan
berbeda, yang kemudian dari ketiganya ditarik
variabel terikat yang tergantung pada massa
sebuah nilai rata-rata.
teoritis dan aktual lapisan yang dihasilkan, dan
tidak terhubung langsung dengan rapat arus.
Sebagai data pembanding bagi ketebalan aktual
Pada praktiknya, rapat arus memang
lapisan adalah harga ketebalan teoritisnya.
menentukan nilai massa lapisan, baik secara
Besarnya ketebalan teoritis lapisan diperoleh
teoritis maupun hasil aktualnya. Sehingga yang
dari rangkaian persamaan berdasarkan aplikasi
menentukan pergerakan kurva efisiensi katoda
hukum Faraday, dimana melibatkan variabel
adalah sejauh mana perubahan massa aktual
konstanta elektroplating.
lapisan yang dihasilkan mampu mengimbangi
pergerakan massa teoritis lapisan seiring
dengan peningkatan rapat arus yang digunakan. 1. Tebal Teoritis Lapisan
Tebal teoritis lapisan tercantum pada tabel 3.
Alih-alih terlihatnya hubungan tententu antara
rapat arus dengan efisiensi katoda, justru Tabel 3. Tebal teoritis lapisan
terdapat sebuah hubungan yang terlihat lebih
spesifik, yaitu nilai efisiensi katoda antar Rapat
Kuat Arus Tebal Teoritis
temperatur elektrolit yang berbeda pada rapat Arus
(A) Lapisan (mm)
arus yang sama. Dimana ditunjukkan bahwa (A/dm2)
kurva efisiensi katoda pada suatu rapat arus 2 0,5 0,0176
yang sama akan naik seiring perubahan 3 0,75 0,0265
temperatur elektrolit dari 30 ke 40 oC, dan akan 4 1 0,0353
kembali turun ketika temperatur elektrolitnya 5 1,25 0,0441
diperbesar dari 40 menjadi 50oC. Hal ini
berlaku untuk seluruh tingkat rapat arus yang 2. Tebal Aktual Lapisan
digunakan.
a. Rapat Arus 3 A/dm2 dan Temperatur
Elektrolit 30 oC.
Tren pergerakan kurva efisiensi katoda yang
demikian memunculkan fakta bahwa pada
proses elektroplating pada temperatur 40 oC
memiliki kemungkinan untuk menghasilkan
nilai efisiensi katoda yang lebih besar
dibandingkan dengan kedua tingkat temperatur
lainnya. Jika mengkombinasikan hubungan
antara rapat arus – efisiensi katoda dan
temperatur elektrolit – efisiensi katoda, maka
didapat sebuah titik kerja optimum, guna
menghasilkan efisiensi katoda terbaik, yakni
pada rapat arus 3 A/dm2 dan temperatur Gambar 3. Lapisan tembaga pada J = 3 A/dm2, Te=
elektrolit 40oC. 30 oC

34
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

b. Rapat Arus 3 A/dm2 dan Temperatur


Elektrolit 40 oC

Gambar 4. Lapisan tembaga pada J = 3 A/dm2, Te =


40 oC

c. Rapat Arus 3 A/dm2 dan Temperatur


Elektrolit 50 oC
Gambar 6. Perbandingan tebal teoritis dan aktual
lapisan

Dari gambar 6, terlihat bahwa kurva ketebalan


aktual lapisan yang didapat cenderung linier
seiring dengan besarnya rapat arus, dengan
harga ketebalan yang lebih kecil dari ketebalan
teoritisnya. Pada rapat arus 3, 4, dan 5 A/dm2,
tren kurva ketebalan lapisan yang demikian
terjadi di setiap tingkatan temperatur elektrolit,
baik 30, 40, maupun 50 oC. Hanya saja, pada
kondisi rapat arus 2 A/dm2 terukur ketebalan
Gambar 5. Lapisan tembaga pada J = 3 A/dm2, Te = aktual yang lebih besar daripada nilai tebal
50 oC teoritisnya, terlebih pada kondisi temperatur
elektrolit 40 dan 50 oC.
Ketebalan aktual lapisan yang didapat dari
pengukuran dengan menggunakan mikroskop Terjadinya penyimpangan pola ketebalan
optik, dikomparasikan dengan nilai tebal aktual pada kondisi rapat arus 2 A/dm2,
teoritis lapisan, untuk kemudian ditarik nilai sepatutnya tidak terjadi, dikarenakan nilai
penyimpangan yang terjadi antara keduanya. ketebalan teoritis lapisan merupakan nilai
Data-data yang tertera pada tabel 3, ketebalan yang menunjukkan efisiensi katoda
divisualisasikan dalam bentuk grafik, 100 %. Artinya, ketika pencapaian efisiensi
ditunjukkan pada gambar 6. katoda mendekati 100 %, maka ketebalan
aktual lapisan juga akan mendekati angka
Berdasarkan tabel 3, terdapat nilai ketebalan teoritis, dengan persentase
penyimpangan (error) yang bervariasi antara penyimpangan mendekati 0 %. Dengan kata
0,42 – 18,37 %. Penyimpangan terrendah lain, tebal aktual lapisan selayaknya tidak lebih
terjadi pada rapat arus 3 A/dm2 dan temperatur besar daripada tebal teoritisnya. Anomali yang
elektrolit 40 oC. Sedangkan error terbesar demikian dimungkinkan terjadi disebabkan
didapat pada pengambilan data dengan rapat oleh beberapa faktor kesalahan.
arus 2 A/dm2 dan temperatur elektrolit 40 – 50
o
C. Ketebalan lapisan aktual hasil pelapisan
dengan rapat arus 2 A/dm2 yang begitu tipis
memungkinkan ketidakakuratan pembacaan

35
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

pada skala mikroskop. Tebal lapisan pada rapat arus terhadap tebal teoritis lapisan,
kondisi tersebut hanya mencapai 1 – 2 strip dimana kedudukan tebal lapisan (d) sebanding
pada skala mikroskop. Kesalahan penentuan dengan rapat arus yang diwakili oleh kuat arus
antara 1 atau 2 strip pada skala memberi (I). Sehingga tidak mengherankan apabila
pengaruh yang begitu signifikan. Jika tebal kurva ketebalan aktual lapisan mengikuti pola
aktual seharusnya 1 strip dan terbaca 2 strip, yang demikian.
itu sudah mengandung arti terdapat kesalahan
pembacaan sebesar 100 %. Sedemikian Sedangkan kaitan antara temperatur elektrolit
signifikannya sehingga sedikit kesalahan dengan ketebalan lapisan yang dihasilkannya,
penentuan ketebalan akan sangat mungkin tidak merupakan suatu hubungan yang terlibat
membuat nilai ketebalannya melebihi tebal dalam suatu persamaan teoritis, sehingga
teoritis yang diajukan. penentuan adanya hubungan tertentu antara
keduanya murni merupakan hasil dari tindakan
Masih dengan masalah tipisnya lapisan, tapi praktis yang yang dilakukan. Sama halnya
dengan tinjauan penentuan titik pengukuran. dengan pada tinjauan massa lapisan, pengaruh
Perbedaan titik pengukuran ketebalan sangat temperatur elektrolit terhadap tebal lapisan
mungkin akan menghasilkan data hasil juga didasari temperatur optimum bagi aktivasi
ketebalan yang berbeda. Andaikan pengukuran partikel tembaga yang terkandung dalam ion
ketebalan yang dilakukan digeser dari titik A, Cu2+, dan juga berdasarkan temperatur
B, C menjadi titik D, E, F, besar kemungkinan optimum bagi terjadinya kedua proses di kedua
akan didapat hasil ketebalan yang juga sisi elektroda. Baik proses oksidasi di sisi
berbeda. anoda, maupun peristiwa reduksi di bagian
katoda.
Selain karena masalah tipisnya lapisan,
dimungkinkan juga terjadi akibat begitu
reaktifnya elektrolit tembaga asam yang SIMPULAN
digunakan. Pada praktiknya, begitu spesimen Dari data-data yang diperoleh dan pembahasan
tersebut dibenamkan ke dalam elektrolit, yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
partikel tembaga dari elektrolit akan langsung 1. Massa lapisan aktual rata-rata yang
melekat dengan substrat. Sifat reaktif elektrolit dihasilkan dari proses elektroplating
ini menimbulkan peluang ketidakidealan sebanding dengan tingkat penambahan
variabel waktu (t) pada persamaan ketebalan rapat arus yang mengalir.
lapisan, sehingga memungkinkan 2. Untuk setiap varian data rapat arus yang
dihasilkannya lapisan yang lebih tebal dari berbeda, didapat nilai efisiensi katoda
yang seyogyanya terjadi. optimum pada proses pelapisan
bertemperatur 40 oC, yakni berkisar pada
Jika dilihat secara keseluruhan, secara umum, tingkat 90 – 97,78 %. Sedangkan secara
pola kurva ketebalan lapisan terhadap rapat keseluruhan, efisiensi katoda maksimum
arus dan temperatur elektrolit serupa dengan didapat pada kondisi pelapisan dengan
tren kurva massa lapisan terhadap rapat arus rapat arus 3 A/dm2 dengan temperatur
dan temperatur elektrolit. Pergerakan kurvanya elektrolit 40 oC, yakni sebesar 97,78 %.
sebanding dengan peningkatan rapat arus, 3. Secara tinjauan ketebalan lapisan, lapisan
tetapi tidak begitu dengan hubungannya aktual dan teoritis mengalami
dengan temperatur elektrolit yang digunakan. penyimpangan harga sebesar 0,42 – 18,37
Dimana hubungan antara ketebalan aktual %. Dengan nilai penyimpangan terkecil
lapisan dengan temperatur elektrolit tidak pada kondisi pelapisan dengan rapat arus 3
begitu menunjukkan perbedaan yang kentara A/dm2 dengan temperatur elektrolit 40 oC,
dan terjadi secara acak, tanpa dapat yakni sebesar 0,42 %, dan penyimpangan
dikategorikan sebagai suatu pola tertentu. terbesar pada rapat arus 2 A/dm2
bertemperatur 40 dan 50 oC, yakni sebesar
Tren kurva tebal lapisan yang mengikuti 18,37 %.
pergerakan rapat arus sejalan dengan pengaruh

36
Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013

4. Temperatur elektrolit secara matematis


tidak memiliki pengaruh pada lapisan yang
dihasilkan pada suatu proses elektroplating,
akan tetapi pada praktiknya memiliki
dampak yang cukup kentara.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Daryanto, Amanto, H.,1999,”Ilmu
Bahan”, Bumi Aksara, Jakarta.
[2] Hakim, R.,2005,”Menentukan Modulus
Elastis Lapisan Chromium dan Nickel
pada Substrat Baja Karbon Rendah
Menggunakan Metode Getaran Bebas”,
Universitas Lampung, Lampung
[3] Purwanto, Syamsul H, 2006,”Teknologi
Industri Elektroplating”, Universitas
Diponegoro, Semarang
[4] Van Vlack, Lawrence. 1994. Ilmu
dan Teknologi Bahan. Erlangga.
Jakarta.
[5] Wahyudi,S.,1999,”Buku Saku
Elektroplating”, Technic, Bandung.

37

Anda mungkin juga menyukai