Anda di halaman 1dari 15

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Karakteristik Rheologi: Viskositas)

Oleh :

Nama : Abella Yogi Setyo Budi


NPM : 240110170077
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 12 November 2018
Waktu / Shift : 09.30-11.30 WIB / B1
Co. Ass : 1. Agnes Klarasitadewi
2. Dina Aprilia
3. Intan Siti Sa’adah
4. Rini Nurul Fauziyah

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pascapanen pertanian saat ini sangat membutuhkan adanya
teknologi untuk meningkatkan kualitas mutu agar diterima di pasaran, untuk itu
berbagai uji dilakukan untuk mengetahui karakter dari bahan hasil pertanian dan
meningkatkan mutunya. Salah satu pengujian yang sering dilakukan pada produk
pertanian adalah pengujian warna bahan hasil pertanian. Warna merupakan salah
satu parameter yang sering diperhatikan pada kegiatan panen, sortasi, grading dan
lain-lain. Warna dari bahan hasil pertanian sangat dipengaruhi oleh
kematangannya yang biasanya semakin matang bahan tersebut maka warna bahan
akan semakin cerah dan hal ini hanya berlaku pada buah-buahan.
Proses penentuan warna dibagi menjadi beberapa model yaitu Hue dan
Chrome. Model Hue adalah penentuan warna sesuai dengan warna sebenarnya
seperti merah, jingga, biru, hijau dan lain sebagainya. Model chrome yaitu
menyatakan kemurnian warna atau seberapa banyak warna putih yang dimiliki.
Salah satu alat yang dapat digunakan dalam pengukuran warna adalah
menggunakan pengambil citra digital. Praktikan sebagai mahasiswa Teknik
Pertanian diharapkan dapat memahami materi ini dan dapat mengaplikasikannya
untuk penganganan pascapanen kedepannya.

1.2 Tujuan Praktikum


1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan instruksional umum dari praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat
mempelajari viskositas dalam unit operasi industri pertanian secara umum.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan instruksional khusus pada praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat
mengukur viskositas beberapa bahan hasil pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. K
2.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. kecap ( 2 merek);
2. Minyak goring; dan
3. Saos tomat ( 2 merek).

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur dari praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan sampel sebanyak 10 ml dengan gelas ukur dan meletakkan
sampel pada cawan.
2. Mengambil foto setiap sampel menggunakan kamera.
3. Memastikan format gambar dengan JPG.
4. Membuka gambar dengan aplikasi Adobe Photoshop.
5. Mengubah format keluaran nilai dengan mengklik edit, pilih convert to
profil, pada destination space pilih profil LAB COLOR, klik oke.
6. Memilih pilihan lab slider pada menu color.
7. Menentukan tiga titik sembarang untuk penentuan nilai L a* b*.
8. Mencatat nilai L a* b* pada setiap sampel.
9. Melakukan perhitungan nilai C dan H pada masing – masing sampel dengan
rumus dibawah ini:
 b* 
H = tan  a * 
-1 
C=
  a   b  
* 2 * 2
1
2

10. Mencari daerah kisaran kromatisasi berdasarkan nilai H masing – masing


sampel.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengukuran Viskositas
Jenis Pembacaan Faktor
Nama Suhu Viskositas
Spindle Perlakuan di Pengali
Bahan (0C) (Mpa.s)
Viskometer
Spindle Dingin 14 9,4 10 94
2 Minyak Sedang 26 4,5 10 45
10
Speed Goreng
Panas 36 3 30
30
Spindle Dingin 16,1 55,6 40 2224
3 Kecap Sedang 25,6 29,4 40 1176
40
Speed ABC
Panas 56,9 6,4 256
30
Spindle Spindle 3 = Spindle 3
3 100 = 40 Spindle 3 = 4000
Dingin 16,3
Speed Kecap Spindle 4 = Spindle 4 Spindle 4 = 5700
30 Borobudur 28,5 = 200
Sedang 26 66,5 40 2660
Panas 51,5 8 40 320
Spindle Dingin 9,9 49,3 200 9860
4 Sedang 24,1 33,5 200 6700
Saos ABC
Speed 200
Panas 33,7 34 6800
30
Spindle Dingin 9 60 200 1200
4 Saos Del Sedang 24,6 54 200 10800
Spindle Monte 200
Panas 35 43,9 8780
30

4.2 Perhitungan
1. Minyak Goreng
Dingin = 9,4 10 = 94 mPa.s

Sedang = 4,5 10 = 45 mPa.s

Panas =3 10 = 30 mPa.s

2. Kecap ABC
Dingin = 55,6 40 = 2224 mPa.s

Sedang = 29,4 40 = 1176 mPa.s

Panas = 6,4 40 = 256 mPa.s

3. Kecap Borobudur
Dingin (Spindle 3) = 100 40 = 4000 mPa.s

Dingin (Spindle 4) = 28,5 x 200 = 5700 mPa.s


Sedang = 66,5 40 = 2660 mPa.s

Panas =8 40 = 320 mPa.s

4. Saus ABC
Dingin = 49,3 200 = 9860 mPa.s

Sedang = 33,5 200 = 6700 mPa.s

Panas = 34 200 = 6800 mPa.s

5. Saus ABC
Dingin = 60 200 = 12000 mPa.s

Sedang = 54 200 = 10800 mPa.s

Panas = 43,9 200 = 8780 mPa.s


4.3 Grafik
4.3.1 Kelompok 1

4.3.2 Kelompok 2

4.3.3 Kelompok 3
4.3.4 Kelompok 4
4.3.5 Kelompok 5
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas mengenai karakteristik optik dalam


pengukuran warna bahan hasil pertanian menggunakan alat pengambil citra
digital. Bahan yang digunakan sudah dalam bentuk foto dan tinggal dicari nilai L,
a*, b*, C, Dan H menggunakan Adobe Photoshop agar bahan yang digunakan
oleh setiap kelompok sama akan tetapi letak yang akan diamati ditentukan secara
bebas pada bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan berbeda buah
sehingga memiliki warna yang berbeda pula karena buah pada dasarnya memiliki
karakter khasnya serta praktikan dapat membandingkan hasil data pengukuran
yang diperoleh pada setiap bahan. Setiap bahan dilakukan pengukuran tiga kali di
titik yang berbeda karena agar data yang digunakan lebih teliti.
Hasil nilai dari L, a*, dan b* sangat berbeda-beda tiap bahan. Nilai L
berguna untuk mengetahui nilai terang gelapnya warna dari bahan, apabila nilai L
yang didapat dikurangi standar bernilai positif maka bahan tersebut dapat
dikatakan terang dan jika sebaliknya dikatakan gelap. Nilai a* berguna berguna
untuk mengetahui perbedaan warna merah dan hijau dari bahan, apabila nilai a*
yang didapat dikurangi standar bernilai positif maka bahan tersebut dapat
dikatakan merah dan jika sebaliknya dikatakan hijau. Nilai b* berguna untuk
mengetahui perbedaan warna kuning dan biru dari bahan, apabila nilai b* yang
didapat dikurangi standar bernilai positif maka bahan tersebut dapat dikatakan
kuning dan jika sebaliknya dikatakan biru. Hasil yang didapatkan sebagian besar
nilai L pada bahan termasuk terang kecuali pada jus manga, kemudian nilai a*
pada semua baha termasuk kedalam merah, dan nilai b* sebagian besar bahan
termasuk kuning yang diperoleh dari penglihatan mata kecuali pada jus guava dan
jus campuran apel dengan guava.
Hasil pada jus leci setelah dilakukannya perhitungan memiliki nilai
kromatis (C) sebesar 12,49 dan nilai Hue (H) sebesar 80,79 pada rata-ratanya.
Nilai tersebut menandakan bahwa jus leci memiliki daerah kirasan warna kromatis
yaitu yellow red (YR) namun secara kasat mata jus leci berwarna putih kemerahan
dan tidak terdapat warna kuning. Kejadian seperti ini mungkin terjadi karena
warna kromatisnya terbilang cerah sehingga warna yang lebih dominan adalah
putih.
Hasil pada jus apel memiliki nilai kromatis (C) sebesar 40,14 dan nilai Hue
(H) sebesar 78,5 pada rata-ratanya. Hasil tersebut menandakan bahwa jus apel
memiliki daerah kirasan warna kromatis yaitu yellow red (YR) dan sesuai dengan
dilihat dengan mata telanjang. Nilai kromatisnya masih diantara terang dan gelap
sehingga warna aslinya sesuai dengan perhitungan.
Hasil pada jus guava setelah dilakukannya perhitungan memiliki nilai
kromatis (C) sebesar 56,69 dan nilai Hue (H) sebesar 48,81 pada rata-ratanya.
Hasil tersebut menandakan bahwa jus guava memiliki daerah kirasan warna
kromatis yaitu red (R) dan sesuai dengan dilihat dengan mata telanjang. Nilai
kromatisnya masih diantara terang dan gelap sehingga warna aslinya sesuai
dengan perhitungan.
Hasil pada jus mangga setelah dilakukannya perhitungan memiliki nilai
kromatis (C) sebesar 70,63 dan nilai Hue (H) sebesar 70,71 pada rata-ratanya.
Hasil tersebut menandakan bahwa jus mangga memiliki daerah kirasan warna
kromatis yaitu yellow red (YR) dan sesuai dengan dilihat dengan mata telanjang.
Nilai kromatisnya sedikit ke gelap namun warna aslinya masih terlihat sesuai
dengan perhitungan.
Hasil pada jus campuran apel dan guava setelah dilakukannya perhitungan
memiliki nilai kromatis (C) sebesar 67,36 dan nilai Hue (H) sebesar 49,21 pada
rata-ratanya. Hasil tersebut menandakan bahwa jus campuran ini memiliki daerah
kirasan warna kromatis yaitu red (R) dan sesuai dengan dilihat dengan mata
telanjang. Nilai kromatisnya sedikit ke gelap namun warna aslinya masih terlihat
sesuai dengan perhitungan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Pengukuran nilai L, a*, dan b* dilakukan memakai aplikasi Adobe
Photoshop dan memilih menu LAB COLOR.
2. Hasil yang didapatkan pada semua sampel terdapat warna merah dan
sebagian besar juga terdapat warna kuning terkecuali jus guava dan jus
campuran apel dan guava.
3. Nilai Hue dari bahan akan menentukan daerah kisaran warna kromatis
bahan tersebut sehingga dapat diketahui tingkat kematangannya setelah
dibandingkan dengan standar kematangan bahan yang digunakan.
4. Nilai C dan H berbeda-beda tiap jenis buah serta tingkat kematangan buah
tersebut juga mempengaruhi besar kedua nilai tersebut.

6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Praktikan sebaiknya mengoperasikan aplikasi yang digunakan agar dapat
berguna dimasa mendatang; dan
2. Bahan yang digunakan untuk dimasukkan kedalam aplikasi sebaiknya
praktikan sendiri yang memfoto agar praktikan tahu bagaimana cara yang
baik dalam pengambilan data sampel untuk perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 5. Jus Mangga Gambar 6. Jus Apel

Gambar 7. Jus Guava Gambar 8. Jus Leci

Gambar 9. Jus C+B Gambar 10. Bahan yang Diukur

Gambar 11. Pengukuran Nilai L, A*, dan B* pada Jus Guava

Anda mungkin juga menyukai