DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRAK
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul : Pengoptimuman Fase Gerak KLT Menggunakan Desain Campuran untuk
Pemisahan Komponen Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri)
Nama : Mega Dewina Anggraeni Puspita
NIM : G44050802
Menyetujui
Mengetahui :
Ketua Departemen,
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya ilmiah. Karya ilmiah ini
disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus
2009 di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia FMIPA IPB, dan
Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka IPB, Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, nenek, serta keluarga
yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, dan doa kepada penulis selama
menempuh studi, penelitian, dan penulisan karya tulis ini. Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohamad Rafi S.Si., M.Si selaku
pembimbing pertama dan Ibu Utami Dyah Syafitri S.Si., M.Si selaku pembimbing
kedua yang telah banyak memberi arahan, saran, dan solusi setiap permasalahan
yang dihadapi penulis selama melaksanakan penelitian. Penghargaan juga penulis
sampaikan kepada Bapak Atep, Ibu Wulan, dan Mbak Salina atas segala diskusi
dan saran berkaitan dengan penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eman, Ibu Nunung,
Ibu Nunuk, Mas Zaim, Mas Endi, dan Mas Neo atas segala bantuannya selama
penelitian. Tak lupa, ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-
rekan peneliti di Laboratorium Analitik dan Pusat Studi Biofarmaka, rekan-rekan
kimia 42 (Rita, Vicky, Dwi, Leni, Jayanti, Deri, Ida, dan Riki), rekan-rekan
Basket FMIPA (Lena, Eyyi, Riken, Ami, dan Wiwid), serta rekan-rekan Basket
IPB atas kebersamaan selama penulis menempuh studi dan menjalankan
penelitian.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Amin.
\
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................iii
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ...................................................................1
Fase Gerak......................................................................................................2
Desain Campuran ..........................................................................................2
Meniran ..........................................................................................................2
Evaluasi Kinerja Analitik ..............................................................................3
BAHAN DAN LINGKUP KERJA
Alat dan bahan ...............................................................................................3
Lingkup Kerja ................................................................................................3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air .......................................................................................................5
Rendemen Ekstrak .........................................................................................5
Pelarut Terbaik ..............................................................................................5
Penentuan titik Optimum dari 3 Pelarut Menggunakan Desain
Campuran.......................................................................................................7
Limit Deteksi .................................................................................................8
Evaluasi Kinerja Analitik ..............................................................................8
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ......................................................................................................10
Saran ............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
LAMPIRAN ..........................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Bejana berisi pelat KLT dan larutan pengembang.................................22
.............................................................................................Tanaman meniran
........................................................................................................................3
3 Titik selektivitas berdasarkan rancangan simplex centroid......................4
4 Jumlah bercak yang dihasilkan ekstrak refluks dan maserasi mengguna-
kan deteksi UV 254 dan 366 nm ...................................................................6
5 Jumlah bercak yang dihasilkan ekstrak refluks dan maserasi mengguna-
kan deteksi vanilin-asam sulfat dan anisaldehida .........................................6
6 Hasil elusi ekstrak refluks (kiri) dan maserasi (kanan) menggunakan
pelarut asam asetat (A), aseton (B), etanol (C), n-butanol (D),
kloroform (E), diklorometana (F), n-heksana (G), dan toluena (H)
menggunakan deteksi UV 366 nm ................................................................7
7 Jumlah bercak yang dihasilkan deteksi vanilin-asam sulfat dan UV 366
nm menggunakan 10 jenis komposisi fase gerak ..........................................7
8 Daerah optimum untuk deteksi UV 366 nm (A) dan deteksi vanilin-
asam sulfat (B)................................................................................................8
9 Hasil deteksi UV 366 nm untuk ekstrak 2500 (A), 5000 (B), 7500 (C),
dan 10000 mg/L (D).......................................................................................8
10 Interaksi antara banyaknya bercak yang tampak selama 5 hari dengan
nilai Rf setiap bercak untuk deteksi vanilin-asam sulfat ...............................9
11 Interaksi antara banyaknya bercak yang tampak selama 5 hari dengan
nilai Rf setiap bercak untuk deteksi UV 366 nm ..........................................9
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
iii
Perkembangan penggunaan obat-obatan prosedur kerja, biaya operasional yang rendah
tradisional khususnya dari tumbuh-tumbuhan (relatif murah) karena sampel dan standar
sudah cukup meluas. Salah satu jenis dapat diujikan dalam waktu yang sama,
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat volume pelarut yang digunakan sedikit,
ialah meniran (Phyllanthus niruri) (Osward selektif dan sensitif, serta kromatogramnya
1995). Meniran merupakan salah satu dapat diamati secara visual (Kimura et al.
tumbuhan obat yang efektif mengobati 2008).
beragam penyakit, di antaranya batu ginjal Suatu metode percobaan yang tepat
atau empedu, infeksi saluran pernafasan atas, diperlukan untuk menggambarkan fase gerak
diabetes, diare, malaria atau demam, radang yang optimum. Berbagai macam rancangan
ginjal, epilepsi atau ayan, influenza, hepatitis, percobaan dibangun untuk menentukan
gonorhoe, dan TBC (Kardinan & Kusuma kondisi optimum guna memberikan hasil
2004). Akhir-akhir ini meniran banyak diteliti respons yang baik, di antara lain rancangan
karena bersifat immunostimulan atau dapat faktorial (factorial design), rancangan respons
menjaga kekebalan tubuh. Oleh karena permukaan (respons surface design), dan
banyaknya manfaat dari meniran, kendali desain campuran (mixture design) (Nutan
mutu meniran perlu dilakukan agar lebih 2004). Desain campuran menitikberatkan pada
efektif pemanfaatannya. Kendali mutu nilai yang konstan dari penjumlahan tingkatan
tumbuhan obat sangat sulit dilakukan karena faktor untuk setiap kombinasi. Metode
selain banyaknya komponen kimia penyusun simplex centroid merupakan salah satu bagian
didalamnya juga antara komponen aktif yang dalam desain campuran yang dirancang untuk
berguna maupun komponen yang bersifat melengkapi ulasan percobaan mengenai
racun sulit dibedakan. respons permukaan pada bagian tengah bidang
(Anderson & McLean 1974). Metode ini
Dilatarbelakangi sulitnya melakukan
memiliki beberapa keunggulan, yaitu cepat,
kendali mutu tumbuhan obat dengan adanya
mudah, dan biaya lebih efektif. Oleh karena
ratusan komponen kimia di dalamnya maka
itu, desain campuran dipilih dalam penelitian
diperlukan suatu metode analisis untuk
ini dengan menggunakan metode simplex
mengatasi masalah tersebut. Menurut
centroid. Berdasarkan metode tersebut kondisi
Delaroza & Scarminio (2008) analisis sidik
optimum dari fase gerak dapat dilihat baik
jari merupakan metode analisis yang dapat
secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara
mengatasi masalah tersebut. Analisis sidik jari
kualitatif dengan melihat penampakan kurva
membantu dalam hal klasifikasi dan validasi
dan secara kuantitatif berdasarkan persamaan
spesies botani serta kendali mutu dari
regresi yang dihasilkan.
tumbuhan obat (Borges et al. 2007). Beberapa
hal yang diperlukan untuk menunjang metode
analisis sidik jari, di antaranya pemilihan fase TINJAUAN PUSTAKA
diam, metode derivatisasi, pemilihan bejana
kromatografi, dan pemilihan fase gerak yang Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
tepat. Oleh karena itu, pada penelitian ini
dilakukan pemilihan fase gerak sebagai salah KLT
satu cara mendapatkan pemisahan komponen merupakan salah satu teknik pemisahan.
yang baik yang akan menunjang metode Cuplikan yang akan dipisahkan akan
analisis sidik jari. Penelitian ini bertujuan terdistribusi diantara 2 fase, yaitu fase diam
menentukan pelarut yang digunakan sebagai dan fase gerak sehingga akan terurai menjadi
fase gerak serta komposisi fase gerak yang komponen-komponen tunggal (Stoenoiu et al.
paling optimum menggunakan desain 2006). Secara luas KLT banyak digunakan
campuran untuk ekstrak meniran. untuk berbagai tugas analisis tumbuhan obat.
Penelitian mengenai pengoptimuman fase Penciri berupa kromatogram, kromatogram
gerak sudah banyak dilakukan di antaranya yang dihasilkan merupakan pola yang
oleh Cano et al. (2006), Borges et al. (2007), menggambarkan senyawa dalam setiap
Delaroza & Scarminio (2008), dan Nyiredy et tumbuhan obat sehingga bermanfaat dalam
al. (2003). Semua teknik analisis yang kendali mutu tumbuhan obat baik untuk
digunakan ialah kromatografi cair kinerja pencirian bahan mentah maupun produk akhir.
tinggi (KCKT). Teknik kromatografi lapis Beberapa faktor yang menunjang teknik
tipis (KLT) dipilih pada penelitian ini karena KLT di antaranya 1) fase diam, ukuran
memiliki beberapa keunggulan, yaitu mudah partikel penunjang fase diam berperan
dalam preparasi sampel, kesederhanaan dalam penting, semakin kecil dan seragam akan
2
meningkatkan daya pemisahan, fase diam banding campuran dinyatakan dalam bagian
yang paling banyak digunakan untuk KLT volume total 100 (Nyiredy 2002). Pelarut
adalah silika gel karena silika mempunyai pengembang dikelompokkan ke beberapa
kekuatan pemisahan yang sangat baik golongan oleh Snyder’s berdasarkan kekuatan
(Nyiredy 2002), 2) penotolan cuplikan, pelarutnya (Lampiran 4).
penotolan dapat dilakukan secara manual Menurut Stahl (1985) eluen atau fase
ataupun otomatis, untuk mendapatkan resolusi gerak yang digunakan dalam KLT
optimum maka penotolan sampel baik berupa dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu
bercak ataupun pita harus sekecil mungkin untuk pemisahan senyawa hidrofil dan lipofil.
sehingga untuk mengatasi volume cuplikan Eluen untuk pemisahan senyawa hidrofil
saat penotolan, penggunaan penotol otomatis meliputi air, metanol, asam asetat, etanol,
lebih disukai, 3) fase gerak, pemilihan fase isopropanol, aseton, n-propanol, tert-butanol,
gerak sangat penting dalam teknik KLT, fenol, dan n-butanol sedangkan untuk
dipilih berdasarkan adsorben yang digunakan pemisahan senyawa lipofil meliputi etil asetat,
pada fase diam dan struktur komponen yang eter, kloroform, benzena, toluena,
akan dipisahkan, komposisi yang digunakan sikloheksana, dan petroleum eter.
harus sesederhana mungkin, 4) bejana
kromatografi, berbagai macam bejana Desain Campuran
kromatografi dapat digunakan, disesuaikan
dengan metode yang ada, dan 5) derivatisasi, Desain campuran adalah desain dalam
dalam kendali mutu tumbuhan obat, suatu percobaan jika terdapat campuran dari
derivatisasi sangat diperlukan untuk beberapa faktor, maka penjumlahan tingkatan
memunculkan komponen yang telah faktor untuk setiap kombinasi perlakuan
dipisahkan dan untuk memberikan hasil konstan atau tetap. Terdapat 3 metode yang
spesifik dari analisis sidik jari, derivatisasi termasuk dalam desain campuran, yaitu
dapat dilakukan dengan pencelupan ataupun simplex lattice, simplex centroid, dan extreme
penyemprotan dengan suatu reagen (Koll et vertices (Scheffe 1958). Simplex lattice dan
al. 2003). Gambar 1 memperlihatkan simplex centroid adalah salah satu metode
penggunaan teknik KLT. rancangan yang terkenal dari penentuan ciri
respons permukaan. Titik tengah ditempatkan
dalam model dengan menemukan rata-rata
Penutup gelas tingkatan dari semua faktor yang terlibat
simplex. Rancangan 3 komponen dapat
digambarkan dalam segitiga sama sisi dalam
dua dimensi (Anderson & McLean 1974).
Bejana Setiap dimensi menggambarkan variabel dan
Pelat KLT
koordinat dari setiap faktor yang
Garis awal
menggambarkan kondisi untuk satu
penotolan
percobaan. Beberapa persamaan polinomial
yang dihasilkan dari rancangan simplex,
Pelarut misalnya linear, kuadratik, spesial kubik,
Bercak
kubik, dan kuartik.
Meniran
Gambar 1 Bejana berisi pelat KLT dan
larutan pengembang. Meniran (Phyllanthus niruri) merupakan
tumbuhan liar yang berasal dari Asia Tropik
Fase Gerak yang tersebar di seluruh Asia, termasuk
Indonesia (Kardinan & Kusuma 2004).
Fase gerak merupakan medium angkut Meniran memiliki batang berbentuk bulat,
yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut. basah, dan tingginya kurang dari 50 cm. Daun
Fase gerak bergerak dalam fase diam karena bersirip genap dan setiap satu tangkai daun
adanya gaya kapiler. Pelarut yang digunakan terdiri dari daun mejamuk yang mempunyai
sebagai fase gerak hanyalah pelarut bertingkat ukuran kecil dan berbentuk lonjong (Gambar
mutu analitik dan bila diperlukan sistem 2). Bunga terdapat pada ketiak daun
pelarut multikomponen ini harus berupa suatu menghadap ke arah bawah. Di Jawa tanaman
campuran yang sesederhana mungkin yang ini disebut meniran tetapi di tempat lain,
terdiri atas maksimum 3 komponen. Angka disebut gasau madungi (Ternate), child pick a
3
back (Inggris), kilanelli (India), dan ye xia zhu diuretik, ekspektoran, hipoglikemik, serta
(Cina) (Yuniarti 2008). sebagai immunostimulan. (Kardinan &
Kusuma 2004).
Gambar 4 Jumlah bercak yang dihasilkan ekstrak refluks dan maserasi menggunakan deteksi UV
254 dan 366 nm.
Keterangan :
= Ekstrak refluks menggunakan deteksi UV 254 nm
= Ekstrak maserasi menggunakan deteksi UV 254 nm
= Ekstrak refluks menggunakan deteksi UV 366 nm
= Ekstrak maserasi menggunakan deteksi UV 366 nm
Gambar 5 Jumlah bercak yang dihasilkan ekstrak refluks dan maserasi menggunakan deteksi
vanilin-asam sulfat dan anisaldehida.
Keterangan :
= Ekstrak refluks menggunakan deteksi vanilin-asam sulfat
= Ekstrak maserasi menggunakan deteksi vanilin asam-sulfat
= Ekstrak refluks menggunakan anisaldehida
= Ekstrak maserasi menggunakan anisaldehida
menunjukkan bercak terlalu tertarik mendekati garis akhir. Selain itu, bercak yang
dihasilkan berekor.
A B C D E F G H
Gambar 6 Hasil elusi ekstrak refluks (kiri) dan maserasi (kanan) menggunakan pelarut asam asetat
(A), aseton (B), etanol (C), n-butanol (D), diklorometana (E), kloroform (F), n-heksana
(G), dan toluena (H) menggunakan deteksi UV 366 nm.
asam sulfat (Lampiran 10). Terlihat pada nilai R2 sebesar 95.16% (Lampiran 14). Dapat
8
Gambar 7 bahwa komposisi terbanyak dilihat R2 tertinggi dihasilkan saat
memunculkan bercak, yaitu yang banyak menggunakan deteksi vanilin-asam sulfat
mengandung kloroform dan diklorometana walaupun bercak terbanyak dihasilkan dengan
dan sedikit aseton. Jika komposisi aseton deteksi UV 366 nm. Hal ini dikarenakan
terlalu banyak, bercak yang muncul antara faktor A, B, dan C serta respons yang
cenderung sedikit dan berekor. dihasilkan sudah membentuk model yang
Berdasarkan jumlah bercak yang ideal untuk deteksi tersebut.
dihasilkan Gambar 7, daerah dan titik
optimum ditentukan dengan menggunakan Limit Deteksi
piranti lunak Minitab 14. Terlihat pada
Gambar 8, daerah optimum ditunjukkan Limit deteksi metode yang diuji untuk
dengan daerah yang berwarna hijau tua baik melihat konsentrasi ekstrak yang
untuk deteksi UV 366 nm maupun vanilin- memunculkan bercak sebanyak saat optimum,
asam sulfat. yaitu 16 bercak. Konsentrasi ekstrak yang
digunakan 2500, 5000, 7500, dan 10000
mg/L. Pada Gambar 9 terlihat bahwa beberapa
bercak tidak muncul pada setiap
konsentrasinya.
Konsentrasi ekstrak 2500 mg/L
menunjukkan 11 bercak, 5000 mg/L 13
bercak, 7500 mg/L 15 bercak, dan 10000
mg/L 16 bercak. Ternyata dengan konsentrasi
10000 mg//L, bercak yang dihasilkan sama
seperti titik optimum, yaitu 16 bercak
A B sehingga dapat dikatakan limit deteksi metode
10000 mg/L.
Gambar 8 Daerah optimum untuk deteksi UV
366 nm (A) dan deteksi vanilin-
asam sulfat (B).
dilihat pada Lampiran 15 dan 16. Setiap 11 merupakan rerata dari pengujian pagi,
bercak yang dihasilkan pada Gambar 10 dan siang, dan sore hari setiap harinya.
10
Tiga pelarut didapat sebagai fase gerak Fernand VE. 2003. Initial characterization of
terbaik, yaitu kloroform, diklorometana, dan crude extracts from Phyllanthus amarus
aseton. Titik optimum didapat saat kloroform Schum. and Thonn. and Quassia amara L.
dan diklorometana, yaitu 0.6553:0.3447 using normal phase thin layer
untuk deteksi UV 366 dengan nilai R2 sebesar chromatography [tesis]. Lousiana:
91.56% dan 0.0741:0.9259 untuk deteksi Program Pascasarjana, University of
vanilin-asam sulfat dengan nilai R2 sebesar Suriname.
95.16%
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia.
Saran Bandung: Penerbit ITB.
Anderson VL, McLean RA. 1974. Design of Nyiredy Sz. 2002. Planar chromatographic
Experiments. New York: Marcel Dekker. method development using the prisma
optimization system and flow charts. J
Borges CN, Bruns RE, Almeida AA, Chromatogr Sci 40:1–10.
Scarminio IS. 2007. Mixture design for the
Fingerprint optimization of Osward TT. 1995. Tumbuhan Obat. Jakarta:
chromatographic mobile phases and Baratha.
extraction solutions for Camellia sinensis.
Anal Chim Acta 595:28-37.
11