hn
bp
KETUA KELOMPOK KERJA:
1
KATA PENGANTAR
Perdata,
hn
Persekutuan Firma Dan Persekutuan Komanditer
menengah.
2
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
berikut:
hn
Ketua : Prof. Dr. L. Budi Kagramanto, S.H., M.H.,M.M.
Sekretaris : Tongam R Silaban, S.H., M.H.
Anggota : 1. Freddy Haris, S.H.,M.H.
bp
2. Dr. jur. Udin Silalahi, S.H.,LL.M.
3. Dr. Wiwik Sri Widiarty, S.H.,M.H.
4. Ady Kusnadi, S.H.,M.H.
5. Raja Marudut, S.H.,M.H.
6. Kadari Agus Rahardjo, S.H.
7. Nurhayati, S.H., M.Si.
Sekretariat : 1. Febri Sughiarto, S.H.
2. Indra Hendrawan, S.H.
3
naskah akademik ini akan dapat bermanfaat dalam proses
4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................ 8
B. Identifikasi Masalah .................................... 11
C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan
Penyusunan Naskah Akademik ................... 12
D. Metode ........................................................ 13
E. Jadwal Kegiatan .......................................... 14
BAB II
hn
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. Kajian Teoritik ............................................ 16
1. Teori Badan Hukum ................................ 18
2. Badan Usaha ........................................... 23
bp
3. Perusahaan ............................................. 25
B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip
Pembentukan Persekutuan Perdata, Firma
dan Komanditer .......................................... 27
1. Asas Hukum dalam Hukum Perusahaan 31
a. Asas-asas Hukum Perjanjian ............... 34
b. Asas Domisili ....................................... 37
c. Asas Kekeluargaan .............................. 37
C. Kajian Praktek Penyelenggaraan
Persekutuan Perdata, Firma dan
Komanditer dan Usaha Dagang serta
permasalahannya ........................................ 38
1. Persekutuan Perdata ............................... 38
5
2. Persekutuan Firma .................................. 46
3. Persekutuan Komanditer ......................... 54
D. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan
Sistem Baru dan Dampak terhadap Aspek
Beban Keuangan Negara ............................. 58
6
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN
MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
A. Sasaran ...................................................... 81
B. Arah dan Jangkauan Pengaturan ................ 81
C. Ruang Lingkup Pengaturan Dalam RUU
tentang Persekutuan Perdata, Persekutuan
Firma dan Persekutuan Komanditer ............ 82
1. Ketentuan Umum .................................... 83
2. Ketentuan Asas dan Tujuan .................... 88
hn 3. Materi Pengaturan ................................... 88
a. Pendirian ............................................. 88
b. Pertanggungjawaban ........................... 92
c. Hak dan Kewajiban Sekutu dalam
Persekutuan ........................................ 96
d. Perikatan Sekutu Terhadap Pihak
Ketiga dalam Persekutuan ................... 98
bp
e. Pembubaran dan Likuidasi................... 99
f. Kewajiban Pendaftaran ........................ 103
g. Ketentuan Peralihan ............................ 104
h. Ketentuan Penutup .............................. 104
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................. 106
B. Rekomendasi .............................................. 108
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
8
Undang Nomor 40 Tahun 2007. Dan untuk melindungi usaha kecil
badan usaha UKM. Dan hingga ini, usaha kecil dan menengah
9
Firma dan Persekutuan Komanditer (commanditaire
badan hukum dalam perolehan modal dan dalam kerja sama akan
10
dalam pengaturan CV, agar tanggung jawab para sekutu
pengaturan.
B. Identifikasi Masalah
1
Ratnawati Prosodjo, RUU tentang Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan
Badan Hukum, Disampaikan pada acara Sosialisasi RUU Usaha Perseorangan dan
Badan Usaha Bukan Badan Hukum Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal
Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Di Hotel Kartika
Chandra- Jakarta, tgl 21 Maret 2007.
11
1. Apa permasalahan pengaturan yang dihadapi Persekutuan
Komanditer .
12
Komanditer dalam menunjang perekonomian nasional serta
terkait.
D. Metode
13
(sosiolegal). Dengan demikian, penyusunan Naskah Akademik
No BULAN KEGIATAN
14
Akademik.
hn
bp
15
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. Kajian Teoritik
16
sebaliknya. 2 Jadi, teori hukum digunakan untuk menyelesaikan
2
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
2011, hal. 3
3
Ibid. hal. 4
4
Ibid., hal. 5
5
Petry Maentysaari, Organizing the Firm: Theories of Commercial Law, Corporate
Governance and Corporate Law, Finland: Springer-Verlag, 2012, hal. 57
17
harus dibedakan.6 Suatu teori hukum perusahaan dapat mencari
manusia.9
6
Ibid, hal. 58
7
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT Intermasa, 2005, hal. 19
8
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Kencana,
2008, hal. 40
9
Subekti, Op. Cit., hal. 21
18
Badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan menjadi
subjek hukum diawali oleh gagasan dari Otto von Gierke yang
negara. Oleh karena itu Friedrich Karl von Savigny menyebut hal
sesuatu yang fiksi, karena badan hukum tidak punya jiwa, tidak
10
Ron Harris, The Transplantation of the Legal Discourse, Washington and Lee Law
Review, Vol. 63 Issue 4, 2006, hal. 1429
11
Titik Triwulan Tutik, Op. Cit., hal. 49
19
atau fiksi, karena badan hukum dapat menyatakan kehendaknya
Saham (RUPS), direktur dan pengurus lainnya. Oleh karena itu hal
memenuhi
hn
kewajibannya-kewajibannya kepada pihak ketiga.
Selain tiga teori yang disebut sebelumnya ada dua teori lagi
12
Ibid.
13
Ibid.
20
Eigendoms Theorie. Menurut teori ini hak dan kewajiban para
anggota-anggotanya;
c. Mempunyai tujuan.
14
Ibid., hal. 50
15
Ibid., hal. 51
21
pergaulan hukum di masyarakat, meskipun dengan beberapa
pengecualian.
16
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia (Bentuk-Bentuk
Perusahaan), Djambatan, Jakarta, 2007., h. 63-64.
17
Ibid., h. 66.
18
Chidir Ali, Badan Hukum, Alumni, Bandung, 2005, h. 95.
22
tentang hal ini, terutama dikaitkan dengan kepastian hukum
dalam berusaha.19
19
Y. Sogar Simamora dalam Seminar tentang “Problematika dan Perspektif Badan-
badan Usaha di Luar Perseroan Terbatas”, oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional,
Rabu 17 Oktober 2012, Hotel Putri Gunung, Bandung. Guru Besar Fakultas Hukum
Universitas Airlangga Surabaya.
20
Dr. Herlien Budiono, S.H. Makalah pada Seminar Tentang Problematika dan Perspektif
Badan-Badan Usaha di Luar Perseroan Terbatas, Hotel Putri Gunung, Lembang-
Bandung, 17 Oktober 2012.
21
Makalah B.Wessels, Is Nederland toe aan een PMBA, Praktijk-Maatschap met
Beperkte Aanspraakelijkheid, pada Studieochtend oleh KNB “Naar een
vereenvoudigde BV”, 6 Mei 2003.
22
Di lingkungan pengacara telah ada Verordening op de praktijkrechtspersoon (1972)
23
diluar proporsi. Dengan cara pembatasan tanggung gugat ini
LLP.
hn
2. Badan Usaha
24
maupun yang tidak berbentuk badan hukum. Prinisip dasar
25
hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia.
c.
hn
Tujuannya adalah untuk mencari keuntungan atau laba.
26
usaha yang tidak berbentuk badan hukum antara lain,
ini.
27
2. asas negara berdasar asas hukum dan asas pemerintahan
asas materiil.
fundamental negara;
hukum; dan
24
Ibid.
25
Ibid.
28
Menurut Pasal 5 UU No. 12 tahun 2011 bahwa dalam
1. kejelasan tujuan;
4. dapat dilaksanakan;
6.
hn
kejelasan rumusan; dan
7. keterbukaan.
26
Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 tahun 2011 menetapkan bahwa jenis dan hirarkhi peraturan
perundang-undangan adalah: a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
29
yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan undang-
lebih rendah dan peraturan yang lebih tinggi (yang bersifat vertical
bp
atau hirarkhi).
30
(masuk akal). Ini artinya bahwa hukum dan teori hukum
ditafsirkan sebagai :
28
Black, Henry Campbell,Black’s Law Dictionary,West Publishing. Co, St. Paul Minn,
sixth edition,1990, hlm. 1193.
31
c. A settled rule of action, procedure or legal
menyimpulkan bahwa :
bp
“Asas hukum atau prinsip hukum adalah bukanlah peraturan
tersebut”. 29
29
Sudikno Mertokusumo,Mengenal Hukum, Suatu Pengantar,Penerbit Liberty,
Yogyakarta, cetakanketiga, 2002, hlm. 34.
32
Senada dengan pendapat di atas, Satjipto Rahardjo
hukum.30
30
Satjipto Rahardjo,Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, cetakan ke IV, 1996,,hlm.
45-47
33
dasar pembentukan hukum perusahaan yang berlaku. Asas-asas
tentang Perseroan
hn Terbatas Pasal 1 ayat (1)
1. Asas Kepercayaan
31
Lokakarya Hukum Perikatan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum
Nasional (BPHN), Departemen Kehakiman RI pada tanggal 17 – 19 Desember 1985
34
memenuhi setiap prestasi yang diadakan diantara mereka
dibelakang hari.
itikad baik.
5. Asas Moralitas
35
Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu
nuraninya.
6. Asas Kepatutan
sifat perjanjiannya.
7. Asas Kebiasaan
8. Asas Perlindungan
36
Asas perlindungan mengandung pengertian bahwa antara
c. Asas Kekeluargaan
37
Asas kekeluargaan ini merupakan suatu asas yang
Asas
hn
kekeluargaan dimaksud tidak diartikan sebagai
38
permasalahan yang dihadapi dan ditambah dengan jenis usaha
dagang dan kegiatan usaha lain seperti usaha mikro dan kecil.
membagi keuntungan.
hn
Apa yang dimaksud dengan “uang pemasukan” atau yang
didirikan persekutuan.
dalam persekutuan.
dalam bentuk uang, namun dapat pula dalam bentuk barang atau
39
kata aslinya adalah ”nijverheid”. Sebenarnya maksudnya adalah
“tenaga kerja”. Dengan kata lain, inbreng, selain bentuk uang atau
persekutuan.
a. Barang berwujud
40
Dalam pengertian “barang tidak berwujud” adalah barang
“good will”, misalnya dalam hal ini izin-izin yang telah dimiliki dan
41
Pembedaan kedua macam maatschap ini didasarkan pada
sekutu (Psl 1633 BW). Bagaimana jika ada sekutu yang hanya
42
memperjanjikannya secara lain. Misalnya sekalipun inbreng
telah tertentu, telah ada, hanya saja tidak dapat dilihat dalam
43
Dengan persetujuan semua persero, pemasukan seorang
44
Menurut H.M.N Purwosutjipto persekutuan perdata adalah
32
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2, Bentuk-Bentuk
Perusahaan, Jakarta: Penerbit Djambatan, Cet. Kesebelas, 2007, hal. 19
33
Ibid, hal. 21
45
dimaksud adalah bersifat konsensual, yaitu dianggap cukup
Hal ini adalah menjadi suatu masalah dalam era kemajuan badan
46
dalam Pasal 16 s/d Pasal 35 KUHDagang. Pasal 16 KUHD
yaitu:34
c.
hn
Pertanggungjawaban sekutu yang bersifat pribadi untuk
dengan akta otentik, dalam hal ini akta notaris. Hal ini sesuai
didirikan tanpa akta otentik atau dibawah tangan. Hal ini dapat
34
Ibid. hal. 46
47
Persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik, tetapi
a. Pembentukan
b. Pendaftaran
c. Pengumuman
35
Ibid., hal. 48
36
Ibid., hal. 52
48
didirikan secara lisan ataupun secara tertulis baik dengan akte
sebagai dalih untuk merugikan pihak ke tiga. Bunyi dari pasal ini
49
Perlu diketahui hal-hal apa saja yang di daftarkan dalam
sebagai berikut :
sekutu
khusus.
50
kewajiban untuk mendaftarkan dan mengumumkan adalah
sekutu pendiri harus memiliki izin usaha dan surat izin tempat
kabupaten
hn
atau kota dimana persekutuan firma tersebut
berdomisili.
baik (Pasal 1235 KUH Perdata). Hal ini diatur oleh Pasal 1630 KUH
51
memberi ganti kerugian terhadap persekutuan terhadap kerugian-
Firma diatur dalam Pasal 1633 – 1635 KUH Perdata. Pasal ini
52
hanya kepada salah seorang sekutu saja dan boleh diperjanjikan
diperbolehkan.
keharusan:
53
b. kepentingan yang menjadi tujuan adalah kepentingan
bersama;
singkatan CV, dalam praktik dua pesero atau lebih, yang terdiri
54
dan/atau secara tanggung menanggung (karena bertindak sebagai
pesero komanditer.
uang tidak perlu tunduk pada ketentuan itu, namun suatu ketika
55
disebut dengan pesero diam, sleeping partners.37 Jadi dalam
persekutuan
hn dan bertanggungjawab secara pribadi untuk
keseluruhan.38
37
M. Udin Silalahi, Badan Hukum dan Organisasi Perusahaan, Jakarta: Penerbit IBLAM,
2005, hal. 6
38
H.M.N. Purwosutjipto, Op. Cit., hal. 76
56
Ada juga yang berpendirian, bahwa larangan Pasal 20 ayat
dalam, tetap boleh sekutu diam bertindak sebab jika tidak, besar
jika larangan itu dilanggar? Dalam hal ini jika kita baca Pasal 21
hn
KUHD, maka akibatnya sekadar sekutu diam menjadi kehilangan
kuasa kepada orang lain. Dalam hal ini kita kembali kepada asas
57
merupakan sekutu diam, maka pemegang kuasa sekutu diam ini,
hal :
dengan PT.
Indonesia saat ini. Dan hingga ini, usaha kecil dan menengah
58
yang jumlahnya sangat banyak masih berbentuk badan usaha
Komanditer.
BAB III
hnEVALUASI DAN ANALISA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,
PERSEKUTUAN FIRMA, PERSEKUTUAN PERDATA,
DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER
bp
Pengaturan dalam KUHD dan KUH Perdata terkait dengan,
59
dihubungkan dengan keberadaan badan usaha berbadan hukum,
belas juta lima ratus ribu rupiah), dapat didirikan suatu Perseroan
60
usaha yang tidak berbadan hukum mempunyai modal melebihi
para pendiri.
61
Pengertian Perseroan, Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun
a. Modal Perseroan
62
(CV), yang tidak/bukan badan hukum dan tidak mempunyai
b. Organ Perseroan
pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
63
dimikiki, (ketentuan dalam ayat ini mempertegas ciri Perseroan
c. Pendirian Perseroan
64
mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau
sah oleh perseroan lain atau sama pada pokoknya dengan nama
hn
Pereroan lain; Bertentangan dengan ketertiban umum dan / atau
maksud dan tujuan Perseroan saja tanpa nama diri; Terdiri dari
65
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan
Menteri Hukum dan HAM, hal ini berarti bahwa pengesahan Akta
hukum.
hn
Pendirian Yayasan dilakukan dengan akta notaris dibuat
66
Pengurus dan Pengawas. Pembina merupakan organ Yayasan yang
67
ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
Koperasi.
dari:
pengurus;
c. Pengurus
hn adalah perangkat organisasi Koperasi yang
dan atau sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan
68
Anggaran Dasar dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Primer.
Perkoperasian).
69
Pendirian Koperasi dan Akta Perubahan Anggaran dasar yang
yaitu :
70
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
jumlah
hn
kekayaan besih atau hasil penjualan tahunan
71
banyak Rp. 2.500.000.000.- (dua milyar lima ratus juta rupiah)
rupiah).
hn
Dengan demikian dalam pengaturan terkait dengan Usaha
72
Berkaitan dengan bentuk usaha perseorangan ini, dalam
73
adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
74
yang berbentuk perusahaan meliputi bentuk badan usaha seperti
CV, PT, firma, dan lain-lain. Persyaratan yang diminta antara lain:
dan komisaris);
Dokumen
hn di atas akan digunakan oleh bank untuk
pembukuan lainnya.
75
dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber
sebagainya.
terhadap
hn
wajib pajak. Menurut Pasal 1 angka 3 yang
76
2007 Perubahan Ketiga atas UU No.6 Tahun 1983 tentang
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, YURIDIS DAN SOSIOLOGIS
A. Landasan Filosofis
hn
Pembangunan nasional merupakan pencerminan
77
oleh masyarakat Indonesia. Rumusan Pancasila terdapat di dalam
Indonesia (UUD 1945), yang terdiri dari empat alinea. Alinea ke-
B.
hn
Landasan Yuridis
78
2. Tidak ada pengaturan khusus bagi CV, sehingga pendirian CV
RI (Pasal 28 KUHD).
lebih
hn
yang mengikat diri untuk memasukkan sesuatu
C. Landasan Sosiologis
79
terutama mengingat banyaknya badan usaha kecil yang tidak jelas
badan usaha yang tidak jelas ini perlu menjadi perhatian agar
80
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN MATERI MUATAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
hn
A. Sasaran
Hukum Perdata (KUHPer) yang saat ini sudah tidak sesuai lagi
81
Badan usaha yang tidak berbadan hukum meliputi:
Komanditer.
Persekutuan Komanditer.
82
Komanditer. Pembatasan ini secara substansial memang
1. Ketentuan Umum
hn
a. Badan Usaha Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma
83
Perseroan (maatschap) dengan tanggung jawab terbatas
kekayaan anggota-anggotanya.
bp
b). Disahkan oleh yang berwenang.
84
dan pertanggungjawaban yang terpisah merupakan
85
menengah (UMKM) perlu diberi kepastian hukum dan
86
dibuat oleh rekan/sekutu tidak akan membebani
hukum.
tanggung-menanggung (renteng).
87
kerugian perseroan kecuali sebatas uang yang
dengan uang.
bp
a. Asas
b. Tujuan
88
bagian integral dari dunia usaha nasional yang memiliki
3. Materi Pengaturan
a. Pendirian
memuat:
Perdata;
89
e). kegiatan usaha Persekutuan Perdata;
memuat:
90
a). nama lengkap, pekerjaan dan tempat tinggal para
sekutu firma;
hn
3). Pendirian Persekutuan Komanditer
Indonesia.
suatu usaha.
sekutu komplementer.
91
Nama Persekutuan Komanditer harus didahului
Vennootschap).
memuat:
bp
a). nama lengkap, pekerjaan dan tempat tinggal para
sekutu;
b. Pertanggungjawaban
92
Sesungguhnya bentuk Persekutuan Perdata
Usaha Perseorangan.
93
Dengan suatu perkecualian, yaitu asas tersebut
(lastgeving).
hn
2). Pertanggung jawaban dalam Persekutuan Firma
ketiga.
94
Tanggung jawab sekutu baru terhadap semua
persekutuan firma.
bersangkutan keluar.
secara notariil.
95
Tanggung jawab sekutu baru yang masuk
pernah diterimanya.
96
a). Kewajiban setiap sekutu untuk memberikan
diperjanjikan.
kerugian.
97
dahulu, perikatan yang dilakukan dengan itikad
persekutuan.
persekutuan.
98
bertanggung jawab atas perikatan yang dibuat oleh
99
f). putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
100
f). putusan pengadilan yang membubarkan
terbanyak.
101
pembubaran persekutuan dapat mengajukan tagihan
diumumkan.
sekutu;
atau
hukum tetap.
102
Persekutuan Komanditer yang didirikan untuk
dilakukan likuidasi.
bp
f. Kewajiban Pendaftaran
103
dan Persekutuan Komanditer ini ke pengadilan negeri perlu
Persekutuan Komanditer.
hn
g. Ketentuan Peralihan
Undang-Undang ini.
104
didirikan dan telah disahkan berdasarkan KUHD, harus
h. Ketentuan Penutup
diundangkan.
105
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
hn
BAB VI
bp
PENUTUP
A. Kesimpulan
106
undang itu dapat memperbaiki dan mengembangkan apa
107
dapat dilepaskan dari asas-asas hukum yang bersumber
B. Rekomendasi
108
1. Dalam pembaharuan hukum Persekutuan Perdata,
109
Ilmu Perundang undangan,Yogyakarta: Kanisius, 2007.
110
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 2011.
111