Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan suatu indikator yang paling menentukan
dalam hidup ini. Status kesehatan merupakan suatu keadaan seseorang
dalam batasan rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi
oleh perkembangan, sosial kultural, pengalaman masa lalu, harapan
seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.
(Hidayat : 2004).
Influenza adalah penyakit yang paling sering dialami oleh siapa
saja, baik orang tua maupun anak-anak. Penyakit ini sangat mudah
menular, terutama jika kondisi tubuh sedang menurun.
Virus Influenza juga dapat menyebabkan epidemi global yang
dikenal sebagai pandemi. Selama ini sudah terjadi 31 pandemi influenza
yang terdokumentasi sejak pertama kali dilaporkan tahun 1580, termasuk
3 pandemi yang terjadi pada abad kedua puluh yaitu tahun 1918, 1957
dan 1969. Pandemi tahun 1918-1919 yang dikenal sebagai "flu Spanyol"
disebabkan oleh virus yang sangat virulen dan telah menelan korban
kurang lebih 40 juta orang meninggal di seluruh dunia. Sejak tahun 1997
di Hong Kong ditemukan kasus influenza yang mematikan, akhirnya
dikenal sebagai "flu Hong Kong".Virus influenza dapat menyebabkan sakit
pada semua golongan umur, namun yang paling sering terkena anak-
anak. Sedangkan infeksi serius dan kematian terutama terjadi pada
pasien berusia > 65 tahun dan pasien yang mempunyai kondisi kesehatan
tertentu yang berisiko tinggi terkena komplikasi dari influenza.
Berdasarkan uraian diatas tentang influenza, kelompok tertarik untuk
membahas tentang penyakit influenza secara lebih mendalam dalam
sebuah makalah, sehingga mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh
mengenai influenza dan dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap
klien dengan baik dan benar.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaiamana definisi Influenza ?
2. Apakah etiologi influenza ?
3. Bagaimanakah manifestasi klinis influenza ?
4. Bagaimanakah patofisiologi influenza ?
5. Bagaimana pathway dari influenza ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis influenza ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang influenza ?
8. Bagaimana komplikasi influenza ?
9. Bagaimana pencegahan influenza ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan influenza ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami definisi influenza
2. Mahasiswa mampu etiologi influenza
3. Agar mahasiswa mampu menmahami manifestasi klinis influenza
4. Agar mahasiswa memahami patofisiologi influenza
5. Agar mahasiswa mampu membuat dan memahami pathway
influenza
6. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan medis
influenza
7. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang influenza
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui komplikasi influenza
9. Agar mahasiswa dapat mengetahu pencegahan influenza
10. Agar mahasiswa dapat membuat dan memahami asuhan
keperawatan klien dengan influenza

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Influenza adalah infeksi virus akut pada saluran pernapasan.
Influenza biasanya terjadi secara musiaman dan menular. Orang yang
paling beresiko adalah anak kecil, orang tua, orang yang tingga di asrama,
orang dengan penyakit kronis, dan staf kesehatan. Viru influenza telah
diidentifikasi menjadi tipe A, B, dan C (Hawks, 2014)

Influenza adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus


influenza, dan menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Virus ini
beredar di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa
memandang usia dan jenis kelamin (WHO, 2009). Flu sendiri merupakan
suatu penyakit yang self-limiting, dimana bila tidak terjadi komplikasi
dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit akan sembuh
sendiri. Daya tahan tubuh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap
berat ringannya penyakit tersebut. Daya tahan tubuh dipengaruhi oleh
pola hidup seseorang (BPOM, 2006).

B. ETIOLOGI
Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus influenza. Virus ini
menyerang saluran pernapasan dan bisa mengakibatkan peradangan.
Terdapat tiga jenis virus utama yang dinamai virus influenza A, B, dan C.
Virus influenza jenis A ini yang paling banyak ditemui dan dinyatakan
"bertanggungjawab" terhadap kejadian epidemik. Virus tipe ini juga sering
mengalami perubahan.
Influenza tipe A menginfeksi manusia dan hewan, influenza tipe B
menginfeksi manusia, sedangkan influenza tipe C menginfeksi manusia
dan babi

3
Pada saat ini dikenal tiga tipe virus influenza yaitu A,B dan C. Ketiga
tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixaton test. Tipe A
merupakan virus penyebab Influenza yang brsifat Epidemik, Tipe B
biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan d aripada tipe A
dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan Epidemik. Tipe C adalah
Tipe yang diragukan Patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya
menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab Influenza,
merupakan suatu Orthomyxoviruz golongan RNA dan berdasarkan
namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai Afinitas untuk Myxo atau
Musin. (Sudoyo & dkk, 2006)

C. MANIFESTASI KLINIS

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari
setelah infeksi. Gejala influenza dapat meliputi:

1. Gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin


2. Demam sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh
berkisar 38-39 °C, dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil,
gemetar)
3. Rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, banyak orang merasa begitu
sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama
beberapa hari.
4. Batuk
5. Hidung tersumbat
6. Kelelahan
7. Nyeri kepala
8. Iritasi mata, mata berair
9. Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada
mulut, tenggorok, dan hidung
10. Ruam petechiae

4
11. Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen,
(dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B)

D. Patofisiologi
Gejala influenza mulai timbul setelah 24—48 jam penderita
terserang virus. Gejala ini biasanya akan hilang setelah 3—5 hari,
sedangkan batuk dan kelelahan masih tetap. Pada anak- anak, suhu
badan biasanya lebih tinggi daripada orang dewasa. Beberapa kasus
influenza (terutama pada orang dewasa) akan mengalami keletihan dan
kehilangan tenaga selama beberapa minggu. Jika suhu badan tetap tinggi
lebih dari tiga hari menunjukkan adanya komplikasi.
Masa inkubasi (sejak bibit penyakit masuk sampai timbul gejala)
penyakit ini selama 1-4 hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa,
infeksi terjadi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga
lima hari setelah terjadinya penyakit ini. Anak-anak dapat menyebarkan
virus ini sampai lebih dari 10 hari. Bahkan, anak-anak yang lebih kecil
dapat menyebarkan virus enam hari sebelum tampak gejala pertama
penyakit ini.
Penularan penyakit influenza dapat melalui dua cara, yaitu :
1. Penularan pernafasan
Ketika seorang penderita influenza batuk, bersin, atau
berbicara, virus influenza akan dikeluarkan dan menyebar ke
udara. Akibatnya, orang yang sehat dapat tertular virus dengan
cara mengirup udara yang tercemar oleh virus influenza. Pada rute
penularan udara, ukuran droplet yang cukup kecil untuk dihirup
berdiameter 0,5 sampai 5 μm dan inhalasi satu droplet mungkin
cukup untuk menimbulkan infeksi.
2. Penularan Kontak
Jika orang yang sehat secara tidak sengaja bersentuhan
dengan orang yang terinfeksi seperti berjabat tangan, menyentuh
benda-benda yang tercemar virus kemudian menyentuh hidung

5
atau mulutnya, maka virus akan masuk ke saluran napas orang
sehat tersebut. Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh,
virus ini juga dapat ditularkan lewat permukaan yang
terkontaminasi seperti lembaran uang, gagang pintu, saklar lampu,
dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya waktu virus
dapat bertahan pada suatu permukaan beragam, virus dapat
bertahan selama satu atau dua hari pada permukaan yang keras
dan tidak berpori seperti plastik atau metal, selama kurang lebih
lima belas menit pada kertas tissue kering, dan hanya lima menit
pada kulit. Namun, apabila virus terdapat dalam mukus/lendir,
lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga bertahan dalam
waktu yang lama

6
E. Patway
Virus

Endotoksin

Proses peradangan

Hipertermi
Histamin Bradikinin

Peningkatan sekret Vasodilatasi

Batuk Peningkatan permeabilitas kapiler

Peningkatan tekanan osmotik


Bersihan jalan nafas tidak
efektif Pembengkakan sel

Penyumbatan hidung, sinus,

dan saluran udara

Lemah & Lemas

Intoleransi aktivitas

F. Penatalaksanaan Medik

a. Pengobatan

Hingga kini, influenza masih belum ada obatnya. Obat


influenza yang sekarang beredar bukan untuk menyembuhkan
penyakit influenza atau membunuh virus penyebabnya. Obat
tersebut hanya ditujukan untuk meringankan gejala influenza
sehingga dapat mengurangi penderitaan yang dialami.

7
Mengurangi keluhan akibat influenza dapat dilakukan
dengan cara mengonsumsi obat influenza yang mengandung
penurun panas, analgesik, dekongestan, dan antihistamin. Obat
analgesik akan mengurangi rasa sakit di otot dan kepala.
Dekongestan untuk membantu melegakan hidung tersumbat,
sedangkan antihistamin dapat membantu mengatasi hidung yang
terus-menerus berair dan mata gatal. Jika penderita mengalami
batuk boleh mengonsumsi obat penekan batuk. Mengingat efek
samping obat tersebut, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi
semua obat tersebut. Namun, cukup disesuaikan dengan gejala
yang tampak. Contohnya, influenza yang tidak disertai batuk tidak
perlu mengonsumsi obat influenza yang mengandung penekan
batuk.
Pengobatan influenza yang tidak mengalami komplikasi
sangat sederhana. Penderita harus istirahat yang cukup dan
menghentikan semua aktivitas olahraga. Selain itu, penderita harus
lebih banyak minum cairan dan makan makanan bergizi. Cairan
akan membantu menghilangkan cairan hidung yang keluar dan
menghindari dehidrasi. Istirahat yang cukup bertujuan untuk
menyimpan tenaga guna mengurangi kelelahan dan lemas.
Dengan demikian, diharapkan pertahanan tubuh cepat pulih dan in-
fluenza akan segera sembuh dengan sendirinya. Penderita juga
disarankan untuk mandi air panas atau memanaskan badan untuk
mengurangi rasa sakit di otot. Mandi uap atau air hangat juga
berguna untuk merangsang keluarnya keringat sehingga demam
turun.

b. Antibiotik
Penggunaan antibiotik tidak berguna karena tidak
mempengaruhi virus. Antibiotik diperlukan hanya jika ada

8
komplikasi. Penggunaan ini hanya terjadi 5% dari semua kasus
influenza. Pemakaian antibiotik yang berlebihan dan tidak pada
tempatnya dapat menyebabkan kekebalan kuman dan membuat
kuman tubuh yang jinak menjadi ganas. Mengonsumsi obat yang
mubazir karena tidak efektif dan dapat menimbulkan reaksi yang
berbahaya sangat bertentangan dengan pertimbangan "manfaat
risiko" dalam prinsip pengobatan. Jika seluruh masyarakat terus
rnelakukan kekeliruan ini, risiko menjadi sangat besar. Kekebalan
terhadap kuman menyebabkan hilangnya keampuhan antibiotik
ketika benar-benar dibutuhkan.

C. Vitamin C
Peranan vitamin C dosis tinggi untuk menanggulangi influenza
masih kontroversi. Pertahanan tubuh alamiah akan mengembalikan
tubuh ke keadaan normal setelah 3—5 hari.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
Test Diagnostik Penemuan
Kultur jaringan nasal atau Positif untuk virus infuenza
sekret pharyngeal.
Kultur sputum. Positif untuk bakteri pada
infeksi sekunder
Fluorescent antibody yang Positif untuk virus infuen
mengotori sekret.
Hemagglutination inhibition or Meningkat 4 x pada antibody
complement fixation test antara tahap akut dan
pemulihan.
Urinalysis Albuminuria

9
Kecepatan sedimentasi Erythrosit
meninggi
Jumlah WBC Leukopenia (< 5000 mm3) atau
leukositosis (11.000-15.000
mm3).
Hemoglobin Meningkat
Hematocrit Meningkat

H. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah pneumonia atau
penyakit radang paru. Bahaya komplikasi akan lebih parah jika terjadi
pada anak-anak atau pasien yang menderita penyakit kronis. Sebagai
gambaran, setiap tahun 10-20% penduduk Amerika terserang influenza.
Sebanyak 114.000 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit
karena penyakitnya berkembang menjadi komplikasi. Sebanyak 36.000
orang yang mengalami komplikasi berakhir dengan kematian. Selain
bersifat epidemik (menyebar di suatu daerah), influenza juga dapat
bersifat pandemik (menyebar ke seluruh negara atau dunia). Influenza
bersifat epidemis terutama pada musim dingin. Bahaya kematian
disebabkan adanya komplikasi penyakit yang berhubungan dengan
influenza.
I. Pencegahan
Virus influenza mudah menyebar ke udara ketika penderita bersin
atau batuk. Karena itu, penderita sebaiknya memakai masker agar tidak
menulari orang sehat. Jika malu menggunakan masker, ketika batuk
atau bersin penderita bisa menggunakan sapu tangan sekali pakai (tisu).
Jangan lupa membuang tisu bekas ke tempat sampah.
Agar terhindar dari serangan influenza, orang yang sehat
sebaiknya mencuci tangan sesering mungkin. Usahakan untuk
menghindari tempat yang sedang terjadi wabah influenza. Selain itu,
sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh dengan cara

10
rnelakukan olahraga dan diet seimbang.
Cara mencegah terjadinya influenza adalah dengan rnelakukan
vaksinasi influenza. Orang yang sudah rnelakukan vaksinasi influenza
tidak berarti terbebas dari influenza. Sesekali dia bisa terserang
influenza, tetapi gejala yang dialaminya lebih ringan dibandingkan
dengan orang yang tidak mendapatkan vaksinasi.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN INFLUENZA

Kasus :
Ny. A berusia 24 tahun datang ke Puskesmas Poasia dengan
keluhan,sulit bernafas,batuk, demam sejak 3 hari yang lalu,pusing,
klien juga mengatakan dadanya terasa panas. Klien nampak lemah
dan wajahnya memerah dan matanya berair. Setelah dilakukan pemerik-
saan fisik didapatkan TTV ; TD : 100/70mmHg, S : 38.5 0C, N :
76x/menit, RR : 22X/menit.
A. Pengkajian
Tgl Pengkajian : 6 April 2019 Dx. Medis : Influenza
No. Register : 1200

1. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin :P
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Tolaki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Amoito
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin :L
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis

12
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Amoito
Hubungan dengan klien : Suami Klien
3. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien megeluh demam dan sulit bernafas
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. A berusia 24 tahun datang ke Puskesmas Poasia dengan
keluhan demam sejak 3 hari yang lalu,sulit bernafas,batuk,
pusing, klien juga mengatakan dadanya terasa panas. Klien
nampak lemah dan wajahnya memerah dan matanya berair.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TTV; TD :
100/70mmHg, S : 38.50C, N : 76x/menit, RR : 13X/menit
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah mengalami influenza sebelumnya
4. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Kurang baik
b) Kesadaran : compos metis
c) TTV : TD : 100/70
N : 76X/menit
RR : 22x/menit
S :38,50C
d) Sistem Integumen
Warna rambut hiyam, bentuk bulat, kulit kepala bersih,
tidak ada benjolan, warna kulit merah, tidak ada sianosis
e) Sistem Pencernaan
Bibir tampak kering, fungsi menelan baik, tidak memakai
gigi palsu, tidak stomatitis
f) Sistem Kardiovaskuler
Turgo Nadi rendah 76x/menit

13
g) Sistem Muskuloskeletal
1. Ekstremitas atas :Terpasang infus Nacl 28 tetes/menit
pada lengan kiri terdapat keterbatasan gerak pada lengan
kiri
2. Ektremitas bawah : penurunan aktivitas tubuh
h) Sistem Perkemihan
Tidak terpasang kateter urine
i) Sistem Indera
1. Mata
Simetris kiri dan kanan tidak ada udem, konjungtiva tidak
anemis
2. Hidung
Simetris kiri dan kanan, radang, adanya sekret,memerah
dan gatal
3. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran
4. Lidah
Tampak bersih
5. Perabaan
Dapat merasakan sentuhan
j) Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, pergerakan dada tidak simetris,
bunyi napas wheezing, frekuensi Nadi 13x/menit
k) Data Psikologis
Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya

14
5. Klasifikasi Data
Data Subyektif Data Obyektif
1. Klien mengatakan sulit 1. Klien nampak sesak
bernapas 2. Klien nampak batuk
2. Klien mengatakan batuk 3. Klien nampak pusing
3. Klien mengatakan demam 4. Klien tampak lemah
4. Klien Mengatakan pusing 5. wajah klien nampak
5. Klien mengeluh panas memerah
6. Mata klien terlihat berair
7. Hidung klien tampak
memerah
8. Klien tampak tirah baring
7. TTV : TD :100/70mmHg, S :
38,50C, N : 76x/menit, RR
:22x/menit

6. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. DS : Virus influenza Bersihan jalan
nafas tidak efektif
1. Klien mengatakan
sulit bernapas Droplet/partikel udara
2. Klien mengatakan
batuk Masuk ke aliran napas
3. Klien mengatakan
pusing Masuk ke sel epitel pada
DO: dinding lubang hidung
1. wajah klien tampak dan bronkus
memerah
2. Hidung klien tampak
memerah Merusak sel mukosa

15
3. RR : 13x/menit hidung
4. Bunyi napas tidak
normal Produksi secret berlebih

Bersihan jalan nafas tidak


efektif

2. DS : Virus influenza Hipertermi


1. Klien mengatakan
dadanya terasa panas Droplet/partikel udara
2. Klien mengatakan
demam sejak 3 hari Masuk ke aliran napas
yang lalu
DO : Masuk ke sel epitel pada
1. Klien tampak dinding lubang hidung
dehidrasi dan bronkus
2. Hangat saat
disentuh
3. S : 38,50C Kerusakan epitelium silia

Terjadi proses
peradangan infeksi

Hipertermi
3. DS : Virus influenza Intoleransi
aktivitas
1. Klien mengatakan
lemah Droplet/partikel udara
DO :
1. Klien tampak tirah Masuk ke aliran napas
baring

16
2. Klien tampak lemah Masuk ke sel epitel pada
dinding lubang hidung
dan bronkus

Kerusakan epitelium silia

Terjadi proses
peradangan

Bradikinin

Vasodilatasi

Peningkatan
permeabilitas kapiler

Pembengkakan sel

Penyumbatan
hidung,sinus dan saluran
udara

Lemas dan lemah

Intoleransi aktivitas

17
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi
secret berlebih
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan

C. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC

1. Bersihan jalan  Respiratory status : ventilation Airway Management


nafas tidak  Respiratory status : airway 1. Buka jalan nafas
efektif patency 2. Posisikan pasien untuk
berhubungan  Vital sign status memaksimalkan ventilasi
dengan Setelah dilakukan tindakan 3. identifikasi pasien
penumpukan keperawatan 2x24 jam klien perlunya pemasangan alat
secret menunjukkan jalan nafas yang jalan nafas buatan
efektif, dengan 4. Lakukan fisioterapi
Kriteria hasil : dada
1. Mendemonstarsikan batuk 5. Keluarkan secret
efektif dan suara nafas yang dengan batuk/suction
bersih, tidak ada sianosis dan 6. Auskultasi suara nafas,
dispneu (mampu mengeluarkan catat adanya ssuara
sputum, mampu bernafas dengan tambahan
mudah, tidak ada pursed lips 7. Berikan pelembab
2. Menunjukkan jalan nafas yang udara kassa basa Nacl
paten ( klien tidak terasa tercekik, lembab
irama nafas frekuensi pernapasan 8. Atur intake untuk cairan
dalam rentan normal, tidak ada mengoptimalkan
suara nafas abnormal keseimbangan
3. TTV dalam rentang normal 9. Monitor respirasi dan

18
(TD,N,RR) status O2
Oxygen Therapy
1. Bersihkan mulut, hidung
dan secret trakea
2. Pertahankan jalan nafas
yang paten
3. Atur peralatan
oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi
klien
6. Observasi adanya
tanda-tanda hipoventilasi
7. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital Sign Monitoring
1. Catat adanya fliktuasi
tekanan darah
2. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
3. Monitor tekanan darah,
nadi, RR sebelu, selama
dan setelah aktivitas
4. Monior kualitas dari
nadi
5. Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
6. Moitor pola pernapasan
abnormal

19
7. monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
2. Hipertermi  Thermoregulation Fever Treatment
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu sesering
dengan proses keperawatan 2x24 jam klien mungkin
peradangan menunjukkan suhu tubuh dalam 2. Monitor warna dan suhu
infeksi batas normal, dengan kulit
Kriteria Hasil : 3. Monitor tekanan darah,
1. Suhu tubuh dalam rentang nadi dan RR
normal 4. Monitor penurunan
2. Nadi dan RR dalam rentang tingkat kesadaran
normal 5. Tingkatkan sirkulasi
3. Tidak ada perubahan warna udara
kulit dan tidak ada pusing 6. Kolaborasi cairan
intravena
7. Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil
Temperature Regulation
1. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
3. Monitor tekanan darah,
nadi, dan RR
4. Monitor warna dan suhu
kulit
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
6. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi

20
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien
cara mencegah keletihan
akibat panas
9. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
10. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
emergency yang
diperlukan
11. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang digunakan
12. Berikan anti piretik

Vital Sign
1. Monitor TD, nadi suhu
dan RR
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Auskultasi tekanan
darah pada kedua lengan
dan bandingkan
4. Monitor tekanan darah,
nadi,pernapasan, sebeu,

21
selama dan setelah
aktivitas.
5. Monitor kualitas dari
nadi
6. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
7. Monitor suara paru
8. Monitor pola
pernapasan abnormal
9. Monitor suhu, warna
dan kelembaban kulit
3. Intoleransi  Energy consevation Activity therapy
aktivitas  Activity tolerance Kolaborasikan
dengan tenaga
berhubungan  Self care : ADLS rehabilitasi medik dalam
dengan Setelah dilakukan tindakan merencanakan program
terapi yang tepat
kelemahan keperawatan 2x24 jam klien
. Bantu klien untuk
meunjukkan mampu mengidentivikasi
beraktivitas dengan normal. aktivitas yang mampu di
lakukan
Dengan 3. Bantu untuk memilih
Kriteria Hasil : aktivitas konsisten yang
sesuai dengan
1. Berpartisipasi dalam aktivitas
kemampuan fisik,
fisik tanpa disertai peningkatan psikologi dan sosial
tekanan darah, nadi dan RR 4. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
2. Mampu melakukan aktivitas mendapatkan sumber
sehari-hari (ADLs) secara yang di perlukan untuk
aktivitas yang di
mandiri
inginkan
3. TTV normal 5. Bantu untuk
4. Energi psikomotor mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti
5. Level kelemahan kursi roda dan krek
6. Mampu berpindah dengan 6. Bantu untuk
mengidentivikasi
atau tanpa bantuan alat

22
aktivitas yang di sukai
7. Bantu pasien atau
keluarga untuk
mengidentivikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
8. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktifitas
9. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
10. Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spritual

23
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Influenza adalah suatu infeksi saluran nafas atas yang
disebabkan oleh virus influenza yang tersebar di udara bebas yang
dapat menyerang semua tingkat usia yang sering terjadi saat musim
dingin yang ditandai dengan gejala demam mendadak, otot-otot sakit ,
badan terasa dingin, sakit kepala ,batuk, pilek, dan badan terasa
lemah.
Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus influenza. Virus ini
menyerang saluran pernapasan dan bisa mengakibatkan peradangan.
Penularan penyakit influenza dapat melalui dua cara, yaitu
penularan pernafasan dan penularan kontak.

B. Saran
Agar terhindar dari serangan influenza, orang yang sehat
sebaiknya mencuci tangan sesering mungkin. Usahakan untuk
menghindari tempat yang sedang terjadi wabah influenza. Selain itu,
sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh dengan cara
rnelakukan olahraga dan diet seimbang.
Bagi penderita sebaiknya memakai masker agar tidak menulari
orang sehat. Jika malu menggunakan masker, ketika batuk atau bersin
penderita bisa menggunakan sapu tangan sekali pakai (tisu). Jangan
lupa membuang tisu bekas ke tempat sampah.

24
25
DAFTAR PUSTAKA
Hawks, J. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Singapore: Elseiver.

Sudoyo, A. W., & dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

26

Anda mungkin juga menyukai